OLEH :
Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara
bertahap.
Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh
kebahagian, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan.
Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang
sebenarnya dari pasangan.
Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya
perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan
dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema
keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka
fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan
antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta
kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan
dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian
perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak bisa menerima
perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif
menyelesaikan masalah, perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun
istri tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan,
perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam perkawinan,
yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga
masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
Sebagai contoh :
Suku Rote atau Orang Rote berdiam di Pulau Rote, Ndao dan sebagian pantai barat Pulau
Timor. Suku Rote menjunjung tinggi adat perkawinan sebagai salah satu bagian penting dalam
kehidupan orang Rote. Dalam adat perkawinan suku Rote yang unik, terdapat beberapa tahap
yakni :
a. Melamar
Mbotik berbentuk bungkusan yang dibungkus rapi dan dalamnya berisi sirih, pinang,
kapur, tembakau serta kain batik. Utusan yang mengantarkannya berjumlah ganjil yakni
3, 5, 7 dan seterusnya. Setelah pihak laki-laki menerimanya, mbotik dibuka dan isinya
berupa sirih dan kelengkapannya dimakan bersama.
b. Persiapan pernikahan
Bila keluarga wanita telah menyutujui dengan mantap peminangan yang dilakukan pihak
pria, maka selanjutnya pria tersebut harus memberikan belis kepada saudara lelaki dari
ibu sang gadis yang dinamakan baihuk. Bila semuanya dibayar lunas, keluarga membawa
kedua calon pengantin menghadap kepala adat. Acara ini dinamakan netudu.
c. Upacara pernikahan
Upacara pernikahan dilakukan secara adat yang berlangsung di rumah keluarga pria.
Semua keluarga dari keduabelah pihak tampak hadir disamping para undangan. Biasanya
keluarga pria menjemput terlebih dahulu calon pengantin wanita untuk dihadirkan di
rumah keluarga pria. Selanjutnya keluarga kedua belah pihak melakukan pesta
perkawinan kemudian makan bersama. Setelah acara selesai dibagi-bagikan pula daging
kepada para undangan sebagai tanda terima kasih.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk
menjaga kesehatan janin dan menjaga pertumbuhan. Memahami perawatan kehamilan adalah
penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang
biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa tidak perlu memerikasakan dirinya secara rutin
ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu ibu yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor resiko tinggi yang
mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui pada saat persalinan yang sering kali
karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain
dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-
permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah diusia muda
yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu dengan masih adanya
preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku yang menyebabkan
istri mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang relatif pendek,
menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal
ini disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa
makanan. Sementara kegiatan mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan
pantangan pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh
wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heraan
kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama dipedesaan. Dikatakan
pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan
karena kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.
Contohnya :
b. Ibu hamil dilarang keluar malam. Karena masyarakat percaya hewan/setan akan mengikuti
ibu tersebut
c. Tidak boleh membunuh hewan. Kepercayaan setempat jika membunuh hewan, bayi yang
akan dilahirkan akan cacat
d. Tidak boleh memakan makanan yang pedas. Karena ASI yang di hasilkan ibu akan terasa
pedas.
f. Tatobi (Spa)
Dengan merebus dedaunan seperti daun johar, daun asam, daun damar putih
sampai mendidih. Kemudian dedaunan yang masih panas ditekan-tekan pada
tubuh, dibagian punggung, tangan, kaki dan perut.
Tujuannya adalah untuk merilekskan tubuh ibu.
g. Panggang ibu dan bayi
Biasanya dipanggang menggunakan arang dari kayu kusambing.
Ibu dan bayi masuk ke dalam rumah bulat (beratap alang-alang) kemudian ibu dan
bayi berbaring diatas tempat tidur yang hanya tersisa kayunya saja, kemudian
arang tersebut dtaruh di bawah tempat tidur.
Dampak negatif : ibu dan bayi bisa sesak napas.
Contohnya :
a. Memberikan minuman kopi hitam kepada bayi kental kepada bayi.
Kopi hitam dipercaya dapat membuat daya tahan tubuh si bayi menjadi kuat
.
b. Tidak boleh duduk di depan pintu saat menggendong bayi.
Kepercayaan masyarakat setempat bahwa setan atau roh jahat sangat menyukai bayi dan
mereka akan berusaha untuk mendekat ke bayi itu.
c. Tidak boleh menyisir rambut bayi. Karena kepala bayi masih lunak.
d. Tidak boleh melihat bayi dari atas kepala. Karena nanti bayi tersebut akan juling
e. Berjemur di pagi hari karena matahari pagi mengadung vitamin D yang baik untuk
pertumbuhan tulang bayi
f. Selalu sematkan kayu ganuak dan bawang putih di baju bayi yang merupakan wangi-
wangian bayi. Dipercaya dapat mengusir roh jahat.