Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

MENDENGAR AKTIF

Dosen Pengampuh: Ignasensia D. Mirong, SST, M.Kes

OLEH:

Nama : Angelin Amalo

Tingkat :1A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkann Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat sehingga dapat menyelesaikan makalahini tepat waktu.Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai mendengarkan aktif dan bertanya efektif dalam komunikasi efektif.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Kupang, 23 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Ketrampilan Mendengarkan................................................................................5
B. Jenis Pertanyaan ..................................................................................................9
C. Bertanya Efektif ..................................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah
komunikasi yang efektif dapat dilakukan oleh seseorang bila menginginkan
terjalinnya komunikasi secara efektif. Mendengarkan bukan hanya secara harafiah
menggunakan alat pendengaran, tetapi memiliki arti yang lebih luas.
Kemampuan dasar dapat mendengarkan dibawa sejak lahir dan akan
berkembang melalui proses belajar. Proses belajar yang dilaluinya itu akan
menjadikan yang bersangkutan memilki kemampuan mendengarkan yang efektif.
Dari hassil penelitian di temukan bahwa manusia hanya dapat mengingat 20% dari
apa yang didengarkan. dari hasil penelitian tersebut tentunya menjadi tantangan bagi
seorang bidan yang harus mendapat informasi tentang pasien lebih banyak,
menjadikan bidan harus lebih peka dalam mendengarkan segala keluhan dari pasien.
Maka dari itu mendengarkan secara aktif sangat diperlukan agar bidan dapat
membantu pasien dalam menyelesaikan masalanya dengan hubungan komunikasi
efektif yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ketrampilan mendengar aktif ?
2. Apa jenis pertanyaan yang di ajukan?
3. Bagaimana cara bertanya efektif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami ketrampilan mendengar aktif.
2. Memahami tentang pertanyaan yang di ajukan.
3. Memahami cara bertanya efektif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketrampilan Mendengarkan
1. Apa yang dimakud dengan mendengar aktif
Mendengar aktif (active listening) adalah mendengar lebih dari pasif,
tetapi mendengarkan sambil berpikir mengevaluasi apa yang dikatakan.
Mendengar aktif berasal dari teori Carl Rogers “terapi-berpusat-orang”. Pada
metode mendengarkan ini seseorang mendengarkan seseorang dan kemudia
menenggapinya dengan menggunakan seperti parafrase dimana pendengar
menyatakan kembali apa yang telah dikatakan untuk menunjuk empati,
menunjukan bahwa ia mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan,
dan memberikan umpan balik/ merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien.
Dalam proses konseling, klien tidak hanya menyampaikan perasaan-
perasaanya kepada konselor saja tetapi juga meraba-raba bagaimana kesan
koselor sebenarnya. Mendengar secara aktif akan dapat membantu konselor
untuk mengenal pribadi, sikap, perasaan, atau dunia klien. Dalam hal ini
konselor dapat melakukan pengamatan sikap dan perilaku klien pada saat
menyampaikan masalah atau perasaan-perasaan.
Ungkapan konselor dengan berketa hmm, ok, ya atau pemakaian
bahasa non-verbal dengan menganggukkan kepala dapa membuat klien merasa
diperhatikan, diterima dan klien akan lebih terbuka, kliean sering takut atau
cemas ketita menyampaikan masalah kepada konselor seperti bidan, perawat
atau petugas kesehatan lainnya. Misalnya, klien dengan masalah persiapan
endoskopi datang ke klinik konselng untuk menyampaikan rasa takutnya
karena akan dilakukan tindakan endoskopi, maka konselor harus benar-benar
memperhatikan sikap dan perasaan klien saat itu. Konselor dengan penerimaan
yang ramah, hangat dan dengan menggunakan bahasa verbal dan non-verbal.
Konselor harus mendengarkan apa yang disampaikan klien dengan persiapan
endoskopi tersebut dengan penuh perhatian dan jangan sampai lengah.
Dengarkan dengan sikap baik dan pandangan mata yang merikan rasa tenang.

5
2. Tiga komponen untuk mendengarkan aktif
a. Memahami. pendengar memperhatikan bahasa verbal dan noverbal
pembicara untuk sepenuhnya memahami apa yang mereka coba
komunikasikan.
b. Menahan. Pendengar mencoba mengingat pola kunci dari pesan pembicara
menggunakan ingatn merekan atau melalui pencatatan.
c. Menanggapi. Anda merespons pembicara unrtuk mengkorfimasi pehaman
anda tentang pesan mereka dan untuk melanjutkan diskusi anda tentang
masalah tesebut. Ini hanya terjadi setelah menganalisis dan mengingat apa
yang mereka katakan (komponen satu dan dua)
3. Proses dari mendengarkan aktif.
Dalam mendengarkan aktif, terjadi 5 proses yang berjalan bersamaan yaitu :
a. Menerima, anda memulai mendengarkan psan secra fisik dan mengajui
bahwa anda memang mendengarkan penerimaan secara fisik dapa
terganggu olebh suara bising, pendengara yang kurang baik atau kurang
menaruh perhatian. Beberapa ahli juga menyertakan pesan nonverbal
sebagai bagian dari tahap ini, karena faktor-faktor tersebut juga
mempengaruhi proses mendengarkan.
b. Menafasirkan (decoding), langkah anda berikutnya adalah memberikan arti
terhadap arti suara, yang dapat anada lakukan melalui nilai-nilai,
kepercayaan, ide, harapan, kebutuhan, dan sejarah pribadi anda.
c. Mengingat, sebelum anda dapat bertindak berdasarkan informasi tersebut,
anda perlu menyimpannya terlebih dahulu untuk diproses diwaktu yang
akan datang. Anda perlu menangkap informasi tersebut dalam memori
jangka pendek, kemusian mentransferkan ke memori jangka panjang untuk
disimpan dengan aman.
d. Mengevaluasi, dengan diterimanya pesan dari pembaca, langkah anda
berikutnya, adalah mengevaluasi pesan tersebut dengan menerapkan
kemapuan berpikir kritis. Pisahkanlah fakta dan opini dan evaluasilah
kualitas bukti tersebut.
e. Merspon, setelah anda melakukan evaluasi terhadap pesan pembicara,
anda sekarang bereaksi. Bila anda berkomunikasidari satu orang ke satu
orang lainnya atau dalam kelompok kecil, respon awal biasanya umpan
balik lisan. Bila anda salah satu dari banyak audiens, respon awal anda

6
mungkin berupa tepuk tangan, tertawa atau diam. Baru kemudian anda
mungkin bertindak berdasarkan apa yang ada dengar.

4. Manfaat mendengarkan aktif


Banyak ahli konseling mengungkapkan bahwa model mendengarkan aktif ini
efektif dan banyak bermanfaat dalam prakteknya. Pada tataran praksis model
mendengarkan aktif memberikan banyak manfaat. Manfaat-manfaat tersebut
yaitu :
a. Mendorong terjadinyya katarsis (perasaan negatif berkurangatau
hilangdengan jalan mengungkapkan secara terbuka)
b. Menolonh orang untuk menjadi tidak terlalu takut terhadap perasaan-
perasaan negatif
c. Mengembangkan hubungan yang hangat atau intim.
d. Memudahkan memecahkan masalah.
e. Mempengaruhi oeang untuk lebih meu mendengarkan pendapat orang lain.
f. Melatih orang untuk mengarahkan dirinya, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri.
5. Cara meningkatkan keterampilan mendengarkan aktif
Menjadi pendengar yang terlibat merupakan keterampilan komunikasi yang
sangat penting untuk dimiliki.
Setiap orang memiliki kemampuan tersendiri dalam meningkatkan teknik
pendengaran mereka. Tetapi ada cara yang mungkin dapat membantu
seseorang menjadi pendengar yang baik, berikut ini merupakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengar :
a. Dengar baik-baik setiap orang yang anda temui dalam sehari
b. Menciptakan suasana mendengarkan yang terbuka
c. Tingkatkan kesabaran
d. Jaga keseimbangan
e. Memberikan umpan balik dan dengarkan secara aktif
f. Jika pembicara memang membosankan, fokuslah pada isi pembicaraan
g. Tetap mengikuti bahan percakapan si pembicara
h. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan

7
6. Faktor pendukung dan faktor penghambat dari mendengarkan aktif
a. Faktor penghambat
1) Tidak dalam suasana hati mau mendengarkan
2) Terlalu sibuk
3) Tidak tersedia cukup waktu
4) Mempunyai masalah sendiri yang belum terselesaikan
5) Menggunakan 12 hambatan komunikasi
Hambatan-hambatan tersebut dapat digolongkan ke dalam :
a) Mengatur, memerintah, mengarahkan, memberi komando
b) Memberi peringatan, mengancam
c) Berkhotbah, membeberkan kewajiban moral
d) Memberi nasihat, saran atau pemecahan masalah
e) Membujuk dengan logika, mendebat, memberi kuliah
f) Mengadili, memberi kritik, tidak menyetujui, mempermasalahkan
g) Memuji, menyetujui, memberi evaluasi positif
h) Mengejek, merendahkan, mempermalukan
i) Memberikan interpretasi, menganalisa, mendiagnosa
j) Bersikap simpatik, membesarkan hati, memberikan dukungan
k) Menggali, mengajukan pertanyaan, menginterogasi
l) Menarik diri, mengalihkan perhatian, membuat ringan
m) Keterampilan yang dibutuhkan yang menunjang pemahaman yang
tepat dan mendalam dalam proses komunikasi dua arah adalah
mendengar aktif
b. Faktor pendukung
1) Kepercayaan, adanya kepercayaan antara komunikator dan komunikan
2) Perhubungan, keberhasilankomunikasi berhubungan erat dengan
situasi dan kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung
3) Kepuasan, apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikan
dan sebaliknya pihak kondisi mau memberikan reaksi, respon kepada
pihak komunikator.
4) Kejelasan, yang dimaksudkan adalah kejelasan akan isi berita tersebut,
kejelasan, akan tujuan yang hendak dicapa, kejelasan istilah yang
digunakan dalam pengoperan lambang-lambang.

8
5) Kesinambunga dan konsistensi, harus dilakukan secara terus menerus
dan jangan saling bertentangan satu sama lain
6) Saluran pengirimanan berita, hendaknya digunkan saluran-saluran
pengiriman berita yang sudah biasa dipakai dan sudah dikenal oleh
umum.

B. Jenis Pertanyaan
Bertanya merupakan keterampilan yang cukup penting dan strategis dalam proses
komunikasi baik dalam memulai, selama proses atau dalam mengakhiri.
1. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup bertujuan untuk mengumpulkan informais yang faktual
(biasanya dilakukan pada awal-awal percakapan), yang menghasilkan jawaban
singkat (ya atau tidak). Pertanyaan tertutup menciptakan keadaan tidak nyaman
saat berkomunikasi dan dalam proses pengambilan keputusan, karena bidan
mengontrol jalannya percakapan dan klien hanya akan memberikan informasi
sebatas pertanyaan yang diajukan.
Contoh : untuk menanyakan biodata klien, riwayat kesehatan.
“apakah ibu bekerja?”
“apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelumnya”
2. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan menjawab dan
memungkinkan adanya berbagai macam jawaban. Pertanyaan terbuka akan dapat
memfasilitasi klien untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses
komunikasi.
Cara ini efektif untuk menggali informasi yang lebih lengkap dari klien, juga perlu
digunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.
Contoh : untuk mengetahui kepercayaan, pengetahuan, dan perasaan klien.
“Bagaimana dukungan suami dan keluarga ibu dengan kehamilan ini?”
3. Pertanyaan mendalam
Pertanyaan mendalam digunakan untuk menanggapi pertanyaan yang disampaikan
oleh klien.
Contoh : “Ibu tadi mengatakan bahwa kehamilan ini sangat menyulitkan, bisakah
ibu ceritakan lebih lanjut?”

9
4. Pertanyaan mengarahkan (bersifat sugestif)
Jenis pertanyaan ini sangat tidak tepat untuk digunakan dalam melakukan
komunikasi dengan klien, bahkan sebaiknya dihindari.
Contoh : “Pasti ibu tidak akan melupakan anjuran yang telah saya sebutkan
barusan?”

C. Bertanya Efektif
Keterampilan bertanya dapat dikembangkan dengan memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Perhatikan suasana konseling klien.
2. Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan.
3. Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan terarah, serta tidak keluar dari
topik.
4. Segera beri respon atau umpan balik terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan
dengan sikap yang baik dan empati.

Bertanya efektif kepada klien sangat penting karena :

1. Dapat menilai kebutuhan klien.


2. Dapat menilai pemahaman dan pengalaman klien berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, serta lingkup yang lain sehingga dapat mempermudah dalam
memberikan solusi atau dalam pemecahan masalah.
3. Dapat menghemat waktu klien dan bidan.

Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan agar bidan bisa bertanya secara efektif

1. Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban.


Jangan terlalu cepat/lambat atau terlalu keras/lemah. Karena suara yang terlalu
lemah dan lambat akan susah didengar dan sering membuat mengantuk karena
seolah-olah kita dibuai oleh suara seperti itu.
2. Gunakan kata-kata yang dipahami klien karena bahasa-bahasa ilmiah yang tidak
dipahami klien tidak akan bisa terjadi atau bahkan menyebabkan salah arti. Ini
sering terjadi pada bidan-bidan di awal pekerjaannyal. Istilah-istilah kebidanan

10
sering digunakan untuk berkomunikasi dengan klien yang tidak memahami istilah
tersebut.
3. Ajukan pertanyaan satu per satu. Jangan mengajukan beberapa pertanyaan
sekaligus. Karena ini tidak efektif kadang klien hanya ingat pertanyaan yang
terakhir saja sehingga kita harus mengulang-ulang lagi.
4. Tunggu jawaban dengan penuh minat, jangan memotong. Biarkan klien
menyelesaikan kalimatnya karena pemotongan di tengah kalimat bisa
menimbulkan salah persepsi.
5. Gunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicara. Dengan
demikian, klien merasa diperhatikan dan lebih semangat untuk mengungkapkan
pembicaraannya.
6. Bila harus menanyakan hal yang sangat pribadi, jelaskan mengapa hal itu harus
ditanya. Kadang-kadang klien malu untuk mengungkapkan dan menutupi hal-hal
tersebut. Dengan penjelasan bahwa hal itu untuk tujuan penyembuhan maka klien
akan mengungkapkan secara sukarela dan terbuka.
7. Hindari penggunaan kata tanya “mengapa” karena kemungkinan kita merasa
disahkan.

11
Contoh percakapan yang mengandung unsur komunikasi efektif :

Komunikator : Bidan

Komunikan : Ibu Sity

Masalah : anemia pada ibu hamil

Ibu hamil bersama suami pergi ke klinik untuk memeriksa kandungan yang mengalami
keluhan pada kehamilan yang berumur 5 bulan.

Ibu hamil dan suami : Selamat pagi ibu bidan

Bidan : Selamat pagi pak... bu (menyalami klien), silakan duduk pak..bu.

Ibu hamil dan suami : Baik bu, terima kasih

Bidan : Bapak, ibu perkenalkan saya bidan yanni yang bertugas di poli

kebidanan ini. ada yang bisa saya bantu ?

Bapak : Begini ibu bidan istri saya sudah hamil 5 bulan ini, mudah sekali

merasa lelah dan juga terlihat sangat pucat.

Bidan : Apa yang ibu rasakan sekarang ?

Ibu : Dada saya nyeri bu bidan bahkan kadang saya mengalami sesak

napas, kepala saya juga sakit.

Bidan : Sebentar ya bu, saya periksa dulu. (memeriksa tanda-tanda vital)

silakan ibu berbaring di tempat tidur untuk pemeriksaan selanjutnya.

Ibu : Baik bu bidan

Bidan : Baik bu setelah melakukan pemeriksaan ternyata tekanan darah ibu

rendah yaitu 90/60 mmHG, denyut jantung ibu juga tidak beraturan.

Ini terjadi karena ibu sendiri sedang mengalami anemia.

Bapak : Aduh ibu bagaimana ini? (cemas), apa yang harus dilakukan ?

12
Bidan : Bapak, ibu tenang yah anemia yang dialami ibu dapat disembuhkan

dengan cara, ibu harus banyak mengonsumsi makanan yang

mengandung zat besi, makan buah-buahan dan juga sayur-sayuran,

banyak minum air dan ibu harus banyak istirahat kurangi pekerjaan

yang berat. Saya juga akan memberikan obat penambah darah dan

beberapa obat yang mengandung zat besi minum sesuai resep yang

diberikan yah bu

Ibu : Baik bu bidan

Bidan : Bapak jangan lupa untuk dampingi ibunya terus yah pak, biar ibu

cepat sembuh

Bapak : Hehehe baik ibu bidan

Bidan : Baik kalo begitu apa ada yang belum dimengerti atau ingin di

tanyakan bapak atau ibu?

Ibu : Tidak ibu bidan penjelasan dari ibu bidan sudah sangat jelas.

Bidan : Kalau bigitu bapak atau ibu coba ulangi penjelasan saya tadi, untuk

memastikan apakah bapak, ibu sudah mengerti.

Ibu : Baik bu, untuk membantu penyembuhan saya harus makan-makan

yang mengandung zat besi, buah-buahan, sayur-sayuran, dan istirahat

yang cukup, banyak minum air juga.

Bidan : Oke baiklah kalo ibu dan bapak sudah mengerti. Jangan lupa pak, ibu

untuk beberapa hari kedepan kembali lagi untuk lebih mengontrol

keadaan ibu dan janin.

Bapak : Baik bu bidan, terima kasih (menyalami)

13
Bidan : Ia sama-sama. Hati-hati dijalan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, mendengar aktif
(active listening) adalah mendengar lebih dari pasif, tetapi mendengarkan
sambil berpikir mengevaluasi apa yang dikatakan. Tiga komponen
yangmembantu mendengarkan aktif adalah memahami,menahan dam
menanggapi. Mendengarkan aktif melalui lima langkah yang memberikan
manfaat yang baik dalam melakukan komunikasi efektif. Bertanya
merupakan keterampilan yang cukup penting dan strategis dalam proses
komunikasi baik dalam memulai, selama proses atau dalam mengakhiri.
Jenis pertanyaan terdiri dari pertanyaan tertutup, terbuka, mendalam dan
mengarahkan.

B. Saran
Dapat kita ketahui bagaiman petingnya mendengarkan aktif dan
bertanya efektif untuk ketrampilan dalam komunikasi efektif. Dengan
kemampuan tersebut seseorang dapat menjadi lebih bijaksana dalam
menentukan sikap dan keputusan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19732883/MENDENGARKAN_AKTIF

dosen.stikesdhb.ac.id > sitesDOC MODUL KOMUNIKASI DAN


KONSELING DALAM PRAKTIK KEBIDANAN.doc 2016

https://media.neliti.com > mediaPDF PENTINGNYA KETRAMPILAN


MENDENGAR DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF

http://kebidanan 11 .blogspot.com/2015/05/makalah-komunikasi.html

16

Anda mungkin juga menyukai