Anda di halaman 1dari 36

SPLIT-TICKET VOTING

DALAM PILPRES 2019

Temuan Survei Nasional:


16 – 26 Desember 2018
Pengantar
• Sistem pemilu yang dianut oleh Indonesia meniscayakan para
pemilih untuk dapat memilih pasangan calon presiden dan wakil
presiden serta memilih wakil rakyat secara langsung dalam pemilu
yang berbeda: Pilpres dan Pileg.
• Meski pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden
dicalonkan oleh partai politik, namun dalam sistem ini, sangat
terbuka kemungkinan bagi pemilih untuk mendukung paslon yang
berbeda dari yang dicalonkan oleh parpol yang ia dukung.
• Perilaku pemilih yang memberikan suara kepada paslon yang
berbeda dari yang dicalonkan oleh parpol yang ia dukung disebut
sebagai Split-Ticket Voting dalam konteks ini. Perilaku ini
berkebalikan dengan apa yang diharapkan oleh parpol, yakni
pemilih setia mendukung paslon yang sejalan dengan parpol yang
ia pilih.

Rilis Survei Nasional 2019 | 2


Pengantar
• Dari sudut pandang pemilih, Split-Ticket Voting ini menunjukkan
fleksibilitas pilihan. Pemilih dapat memilih parpol yang ia suka di
satu sisi, dan memilih paslon yang ia suka apapun partai
pendukungnya, di sisi lain. Namun, dari sudut pandang peserta
pemilu yakni parpol dan paslon, Split-Ticket Voting dapat
mengindikasikan setidaknya dua hal:
1. Keberhasilan parpol untuk menjaga loyalitas pemilihnya
2. Kekuatan personal paslon untuk menarik sebanyak mungkin
pemilih, bahkan dari basis parpol yang tidak mengusungnya
• Karena itu, di titik ini, penting untuk mengetahui Split-Ticket
Voting jelang Pemilu 2019. Seberapa banyak pemilih yang
melakukan Split-Ticket Voting? Berasal dari basis partai pendukung
paslon manakah mereka? Bagaimana gambaran sosio-demografis
mereka? Kemudian, sejauh mana isu tertentu berkaitan dengan
Split-Ticket Voting?
• Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan coba dijawab berdasarkan
temuan survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis kali ini.

Rilis Survei Nasional 2019 | 3


Metodologi
• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang
yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang
sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika
survei dilakukan.
• Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random
sampling) sebanyak 1220 responden sebagai sampel. Margin of
error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat
kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh
pewawancara yang telah dilatih.
• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random
sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali
mendatangi responden terpilih (spot-check). Dalam quality control
tidak ditemukan kesalahan berarti.
• Waktu wawancara lapangan 16 – 26 Desember 2018.

Rilis Survei Nasional 2019 | 4


Flow chart penarikan sampel
Populasi desa/kelurahan
tingkat Nasional

Prov 1 Prov k
Desa/kelurahan di tingkat
… Provinsi dipilih secara random dengan
… jumlah proporsional
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n

RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5


RT dengan cara random

Di masing-masing RT/Lingkungan
KK1 KK2 dipilih secara random dua KK

Di KK terpilih dipilih secara random


Laki-laki Perempuan Satu orang yang punya hak pilih
laki-laki/perempuan

Rilis Survei Nasional 2019 | 5


Validasi Sampel
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN
KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI
GENDER ETNIS
Laki-laki 50,1 50,1 Jawa 41,7 40,2
Perempuan 49,9 49,9 Sunda 15,5 15,5
DESA-KOTA Batak 3,5 3,6
Pedesaan 52,4 52,0 Madura 3,3 3,0
Perkotaan 47,6 48,0 Betawi 2,8 2,9
AGAMA Minang 2,9 2,7
Islam 88,1 87,5 Bugis 3,0 2,7
Katolik/ Protestan 9,3 9,9 Lainnya 28,8 29,4
Lainnya 2,6 2,6

Rilis Survei Nasional 2019 | 7


PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN
KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI
PROVINSI PROVINSI
ACEH 1,8 1,8 NTB 1,9 1,9
SUMATERA UTARA 5,3 5,3 NTT 1,7 1,7
SUMATERA BARAT 1,9 1,9 KALIMANTAN BARAT 1,9 1,9
RIAU 2,2 2,2 KALIMANTAN TENGAH 1,0 1,0
JAMBI 1,3 1,3 KALIMANTAN SELATAN 1,5 1,5
SUMATERA SELATAN 3,1 3,1 KALIMANTAN TIMUR 1,3 1,3
BENGKULU 0,8 0,7 SULAWESI UTARA 1,0 1,0
LAMPUNG 3,2 3,2 SULAWESI TENGAH 1,0 1,0
KEP. BANGKA BELITUNG 0,5 0,5 SULAWESI SELATAN 3,4 3,4
KEP. RIAU 0,7 0,7 SULAWESI TENGGARA 1,0 1,0
DKI JAKARTA 3,8 3,8 GORONTALO 0,4 0,4
JAWA BARAT 17,5 17,6 SULAWESI BARAT 0,5 0,5
JAWA TENGAH 14,5 14,5 MALUKU 0,6 0,6
D.I. YOGYAKARTA 1,5 1,5 MALUKU UTARA 0,4 0,4
JAWA TIMUR 16,3 16,3 PAPUA BARAT 0,4 0,4
BANTEN 4,2 4,2 PAPUA 1,7 1,7
BALI 1,6 1,6 KALIMANTAN UTARA 0,2 0,2

Rilis Survei Nasional 2019 | 8


Partai Politik &
Basis Koalisi Pilpres
Pilihan Partai (16 Partai Simulasi Surat Suara)
Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan
Ibu/Bapak pilih dari daftar partai berikut ini? … (%)
25

21,6

20

16,5

15

12,2
10,7
10 9,3

6,3
5,3
5 4,2 4,0
3,4
2,7

0,7 0,8 1,1


0,4 0,4 0,3
0
PDI-P

PPP
Golkar

PAN

Hanura
Gerindra

Garuda

Berkarya

PSI

PKPI
PKS

memilih
NasDem
PKB

PBB
Demokrat
Perindo

Belum
PDIP terbesar dengan total suara 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%,
Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4% dan PAN 2.7%. Partai lain
masih lebih rendah dukungannya, dan sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan.

Rilis Survei Nasional 2019 | 10


Basis Koalisi Partai
60
56,2

50

40

30
26,2

20
16,5

10

1,2
0

Koalisi Indonesia Kerja Koalisi Adil & Makmur Non Koalisi Non partisan

Berdasarkan dukungan terhadap parpol, sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai pengusung
dan pendukung pasangan Joko Widodo – KH. Ma’ruf Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung
pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan kelompok non partisan dan basis
partai di luar koalisi pengusung dan pendukung.

Rilis Survei Nasional 2019 | 11


Temuan
 Jika pemilihan diadakan ketika survei dilakukan, total suara partai
dan calon dalam simulasi surat suara, PDIP terbesar dengan total
suara 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%,
Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4%
dan PAN 2.7%. Partai lain masih lebih rendah dukungannya, dan
sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan.
 Secara total sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai
pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo – KH. Ma’ruf
Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung pasangan
Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan
kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan
pendukung.

Rilis Survei Nasional 2019 | 12


Pilihan Capres-Cawapres
Menurut Basis Partai
Simulasi Dua Pasangan

Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden
dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%)

Koalisi Jokowi - KH. Ma'ruf Amin

100,0
91,9
90,1
100

69,9
69,6
66,6

80

62,1

59,1
53,7
60

43,2

39,6
31,2

27,9
27,8
27,0

40

20

8,1
6,7
6,4

6,0
3,9

3,1
2,6

2,2
1,3

0,0

0,0
0,0
0
PKB PDIP Golkar NasDem PPP Hanura Perindo PSI PKPI

Jokowi - KH. Ma'ruf Amin Prabowo - Sandi TT/TJ

Pada kelompok partai koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin, basis PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada
oposisi.

Rilis Survei Nasional 2019 | 14


Simulasi Dua Pasangan

Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden
dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%)

Koalisi Prabowo - Sandi

100

81,5

73,7

71,9
80

54,1
60

44,8
42,1
40,5
40

26,0
21,1
14,1

13,1
20

5,4
5,2
4,4

2,1
0
Gerindra PKS PAN Demokrat Berkarya

Jokowi - KH. Ma'ruf Amin Prabowo - Sandi TT/TJ

Sementara pada basis koalisi Prabowo-Sandi, terutama Demokrat dan Berkarya paling besar terbelah ke
petahana.

Rilis Survei Nasional 2019 | 15


Split Ticket Voting

Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden
dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%)

100

75,9
80
71,8

60

40
28,2
24,1
20

Straight Split

Koalisi JOIN Koalisi PAS

Pada kedua basis partai, Split-ticket voting terjadi.

Rilis Survei Nasional 2019 | 16


Temuan
 Secara umum hampir tidak ada partai politik di mana basis
pemilihnya selalu linier dengan arah dukungan partai kepada capres-
cawapres.
 Pada kelompok partai koalisi pendukung Jokowi-KH. Ma’ruf Amin,
PDIP paling solid mendukung capres-cawapres yang diusung. PPP
dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi. Kemudian
Golkar, PKB, NasDem dan Perindo sekitar 27-31% basisnya tidak
searah dengan arah partai. PSI dan PKPI sangat solid mendukung
Jokowi-KH. Ma’ruf Amin, tapi basisnya masih rendah.
 Sementara pada kelompok partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi,
Demokrat dan Berkarya paling banyak terbelah mendukung
petahana, sekitar 40-42%.
 Secara total, split-ticket voting terjadi pada kedua basis partai
koalisi.

Rilis Survei Nasional 2019 | 17


Split Ticket Voting Menurut
Demografi
Split Ticket Voting Menurut Demografi

MENURUT GENDER MENURUT USIA


40 40

35 33,4 35 33,4

30 30 28,8
27,026,6
25,2 25,4
25 23,0 23,8 25 23,6 22,9 22,7

20 20

15 15

10 10

5 5

0 0

Laki-laki Perempuan <= 28 yo 29 - 38 yo 39 - 48 yo => 49 yo


(young (old (young (older)
millennials) millennials) older)

Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS

Berdasarkan gender dan usia, split-ticket voter cukup merata pada basis koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin (JOIN).
Sementara basis partai koalisi Prabowo-Sandi (PAS) lebih banyak split pada kelompok perempuan, juga
kelompok usia yang semakin tua.

Rilis Survei Nasional 2019 | 19


Split Ticket Voting Menurut Demografi

MENURUT AGAMA MENURUT ETNIS


45 45
41,6
40,7 40,7
40 40

35 35

30 27,7 30 28,5
27,0
25 25 23,4

20 20 18,2
15,9
15 15

10 10

4,9
5 5

0 0

Islam Lainnya Jawa Sunda Lainnya

Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS

Berdasarkan agama, basis JOIN sangat sedikit Split-ticket voter pada kelompok agama lainnya, sebaliknya
sangat besar pada basis PAS. Berdasar etnis, koalisi JOIN paling banyak Split pada etnis Sunda, sedangkan
PAS banyak Split voter pada etnis Jawa.

Rilis Survei Nasional 2019 | 20


Split Ticket Voting Menurut Demografi

MENURUT PENDIDIKAN MENURUT PENDAPATAN


45 35

40
39,0 30,4
30

35 26,0 25,8
25
23,2
30 21,7
25,2 26,025,7 19,9
24,4 24,4 20
25
21,4
20
17,1 15

15
10

10

5
5

0 0

<= SD SLTP SLTA PT < 2 Juta 2 Juta - < 4 Juta => 4 Juta

Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS

Berdasar pendidikan dan pendapatan, basis koalisi PAS lebih banyak terbelah pada kelompok pendidikan
dan pendapatan yang semakin rendah. Basis koalisi JOIN lebih solid di tiap kelompok pendapatan.

Rilis Survei Nasional 2019 | 21


Split Ticket Voting Menurut Demografi

MENURUT PROFESI

35

30,9
30
27,5 27,6
25,4 25,8
24,5
25 23,3 23,6

20

15

10

0
Petani, buruh kasar, kerja Pegawai (PNS/swasta), Ibu rumah tangga Lainnya
tdk tetap, supir/ojek, PKL, wiraswasta, guru/dosen,
menganggur profesional

Koalisi JOIN Koalisi PAS


Berdasar profesi, basis koalisi PAS lebih banyak terbelah terutama kalangan petani dan kerah biru.

Rilis Survei Nasional 2019 | 22


Split Ticket Voting Menurut Wilayah

MENURUT WILAYAH

60
54,9

50

40,6
40
38,9 38,1

31,7 32,0
29,2
30
25,2 26,2
24,7
23,2 22,7
20,6 19,9
20 18,3
16,7
15,4 14,4

10

0
Pedesaan Perkotaan Sumatera Banten DKI Jabar Jateng Jatim Lainnya
DIY

Koalisi JOIN Koalisi PAS


Basis koalisi PAS lebih banyak terbelah di sekitar wilayah tengah Pulau Jawa hingga ke Timur Indonesia,
terutama wilayah pedesaan. Sebaliknya basis JOIN lebih banyak terbelah di wilayah barat Pulau Jawa dan
Sumatera secara umum. Di DKI Jakarta, basis koalisi partai relatif imbang soliditasnya.

Rilis Survei Nasional 2019 | 23


Temuan
 Basis koalisi partai pengusung Jokowi-KH. Ma’ruf Amin lebih banyak
terbelah pada kelompok etnis non Jawa, terutama Sunda, karena
lebih menonjol di sekitar Banten dan Jawa Barat.
 Sementara basis koalisi Prabowo-Sandi lebih banyak terbelah pada
kelompok perempuan, usia semakin tua, etnis Jawa, agama non
Islam, pendidikan dan pendapatan yang semakin rendah, di
pedesaan, kalangan kerah biru, dan terutama di sekitar wilayah
tengah Pulau Jawa hingga Timur Indonesia.

Rilis Survei Nasional 2019 | 24


Split Ticket Voting Menurut
Awareness Isu
Split Ticket Voting Menurut Isu-isu Personal

45
MENURUT AWARENESS ISU-ISU JOKOWI 35 MENURUT AWARENESS ISU PRABOWO
40 38,2 30,2
30

35
26,0
29,2 25 23,9
30

20,0
25 20

20,9
19,6
20
15

15

10

10

5
5

0 0

Ya, tahu atau pernah Tidak tahu Ya, tahu atau pernah Tidak tahu
dengar dengar

Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS

Basis koalisi PAS lebih besar terbelah pada kelompok yang tidak tahu tentang isu personal Jokowi,
sebaliknya pada basis koalisi PAS yang lebih banyak terpapar isu-isu personal Jokowi lebih solid. Sementara
pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu.

Rilis Survei Nasional 2019 | 26


Split Ticket Voting Menurut Isu 212

45 MENURUT AWARENESS AKSI DAN REUNI 212 50 MENURUT DUKUNGAN AKSI DAN REUNI 212

40 38,7 45 43,7
41,4
40
35

35
30

26,0 26,0 30
25 23,3
25

20
20
18,9
15
14,4
15

10
10

5
5

0 0

Tahu Tidak tahu Mendukung Lainnya

Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS

Pada awareness isu 212 (baik Aksi 212 maupun Reuni 212), basis koalisi JOIN lebih solid.
Kecuali dalam dukungannya terhadap aksi atau reuni 212, basis koalisi koalisi Prabowo-Sandi jauh lebih
solid pada kelompok yang mendukung, sebaliknya pada sikap selain mendukung Aksi atau Reuni 212 basis
koalisi PAS jauh lebih solid.

Rilis Survei Nasional 2019 | 27


Temuan
 Isu-isu personal Jokowi, yaitu gabungan dari kelompok yang tahu
atau pernah dengar isu Jokowi terlahir dari orang tua non Islam, isu
Jokowi beretnis Cina/Tionghoa, isu Jokowi lebih memihak kelompok
Cina/Tionghoa, dan isu keterkaitan Jokowi dengan PKI.
 Sementara isu personal Prabowo yaitu kelompok yang tahu atau
pernah dengar isu keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan
aktivis 97/98.
 Pada isu-isu personal Jokowi, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih solid
pada kelompok yang lebih banyak terpapar, basis koalisi Jokowi-KH.
Ma’ruf Amin sebaliknya.
 Pada kelompok yang terpapar isu-isu personal Jokowi, basis koalisi
Prabowo-Sandi lebih solid ketimbang basis Jokowi-KH. Ma’ruf Amin.
Begitu sebaliknya pada kelompok yang tidak terpapar.

Rilis Survei Nasional 2019 | 28


Temuan
 Sementara pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih
solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu, dan basis
koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin lebih solid ketimbang basis koalisi
Prabowo-Sandi di tiap kelompoknya.
 Isu 212 yaitu gabungan dari kelompok yang tahu tentang aksi 212
pada akhir 2016 yang lalu dan kegiatan reuni akbar 212 akhir 2018
yang lalu.
 Pada level awareness isu 212, basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin
lebih solid ketimbang basis koalisi Prabowo-Sandi.
 Kecuali pada sikap warga terkait isu 212, pada kelompok yang
mendukung basis koalisi Prabowo-Sandi jauh lebih solid ketimbang
basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin. Sebaliknya, pada sikap selain
mendukung basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin jauh lebih solid
ketimbang basis oposisi.

Rilis Survei Nasional 2019 | 29


Kesimpulan
Kesimpulan
 Hingga sejauh ini, PDIP masih teratas dukungannya dibanding
partai-partai lain. Total suara PDIP dalam simulasi surat suara partai
sekitar 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%,
Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4%
dan PAN 2.7%. Partai lain masih lebih rendah dukungannya, dan
sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan.
 Secara total sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai
pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo – KH. Ma’ruf
Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung pasangan
Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan
kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan
pendukung.
 Di atas kertas, pasangan petahana sangat diuntungkan menurut
akumulasi basis koalisi partai karena biasanya basis pemilih partai
akan cenderung mendukung calon yang diusung oleh partainya. Tapi
pengalaman pemilu presiden di Indonesia, paling tidak dua pilpres
terakhir, memiliki informasi berbeda.

Rilis Survei Nasional 2019 | 31


Kesimpulan
 Pada pilpres 2009, SBY sangat dominan dibanding dua pesaingnya.
Perolehan suaranya jauh melampaui akumulasi suara partai yang
mengusungnya.
 Dan pilpres terakhir pada 2014, pasangan Jokowi-JK keluar sebagai
pemenang meski akumulasi basis partai pengusungnya jauh lebih
rendah ketimbang basis koalisi pesaingnya yang mayoritas.
 Kemungkinan besar pola serupa juga akan terjadi dalam pemilu
2019 mendatang, terlebih pemilihan presiden-wakil presiden dan
pemilihan anggota legislatif akan dilakukan serentak.
 Hingga Desember 2018 yang lalu, basis koalisi Prabowo-Sandi sedikit
lebih besar yang keluar dari arah dukungan partainya, sekitar
28.2%. Sementara basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin sekitar
24.1% yang tidak searah dengan arah dukungan partai.

Rilis Survei Nasional 2019 | 32


Kesimpulan
 Pada basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin, PPP merupakan anggota
koalisi di mana basisnya paling banyak keluar dari jalur dukungan
partai terhadap capres-cawapres, 43.2%. Kemudian Hanura 39.6%,
Golkar 31.2%, Perindo 27.9%, NasDem 27.8%, PKB 27%, PSI 8.1%
dan PDIP 6%.
 Sementara pada basis koalisi Prabowo-Sandi, Berkarya paling besar
terbelah kepada petahana, 42.1%. Kemudian Demokrat 40.5%, PAN
26%, PKS 21% dan Gerindra 14%.
 Secara sosiologis, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih banyak terbelah
pada kelompok perempuan, kelompok usia yang semakin tua,
kalangan kerah biru, di pedesaan, dan terutama di wilayah tengah
pulau jawa hingga timur Indonesia.
 Kelompok perempuan, usia semakin tua, warga pedesaan, kalangan
kerah biru, biasanya lebih pasif dalam masalah-masalah politik dan
pemerintahan.

Rilis Survei Nasional 2019 | 33


Kesimpulan
 Sementara basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin lebih banyak
terbelah pada kelompok etnis non jawa, terutama sunda, usia
cenderung semakin muda, agama islam, kelas bawah dan terutama
di sekitar Banten, Jawa Barat dan Sumatera secara umum.
 Kemudian dari sisi psikologis, paparan isu-isu personal capres
tampak menunjukkan pola yang bervariasi.
 Pada isu-isu personal Jokowi, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih solid
pada kelompok yang lebih banyak terpapar, basis koalisi Jokowi-KH.
Ma’ruf Amin sebaliknya. Pada kelompok ini basis koalisi Prabowo-
Sandi juga lebih solid ketimbang basis Jokowi-KH. Ma’ruf Amin.
Begitu sebaliknya pada kelompok yang tidak terpapar.
 Sementara pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih
solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu, dan basis
koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf Amin lebih solid ketimbang basis koalisi
Prabowo-Sandi di tiap kelompoknya.

Rilis Survei Nasional 2019 | 34


Kesimpulan
 Terakhir, isu tentang gerakan 212. Pada level awareness, kedua
basis koalisi tampak lebih solid pada kelompok yang lebih aware
dengan isu. Namun pada sikap warga basis koalisi terkait
pengetahuan tentang isu tersebut, pembelahan sangat besar terjadi.
Pada kelompok yang mendukung basis koalisi Jokowi-KH. Ma’ruf
Amin sangat besar keluar dari jalur partai, sementara pada kelompok
yang selain mendukung basis koalisi Prabowo-Sandi sangat besar
keluar jalur partai.
 Oleh karena itu, secara politis split-ticket voting adalah fakta yang
terjadi dalam pemilu di Indonesia. Namun demikian kita bisa melihat
bahwa faktor-faktor sosiologis, psikologis dan ideologis yang
menyertai munculnya split-ticket voting ini.

Rilis Survei Nasional 2019 | 35

Anda mungkin juga menyukai