Manajemen Masalah Kesehatan Di Masyarakat-2 PDF
Manajemen Masalah Kesehatan Di Masyarakat-2 PDF
KASUS
PENDAHULUAN
Pada awal bulan Desember 2013, Dokter Praktek Swasta di Desa Kusamba
mendapatkan 4 pasien dewasa dengan gejala yang hampir sama yaitu demam naik
turun, nyeri sendi yang dominan, ruam pada tangan dan kaki serta mual-mual. Kasus
semakin meningkat di pertengahan bulan Desember 2013 sehingga mencapai 10
kasus. Di lain pihak, poliklinik Puskesmas II Dawan juga mendapatkan kasus yang
serupa dan pasien semua berasal dari desa Kusamba. Hingga akhir bulan
Desember 2013, kasus mencapai 21 kasus, baik dewasa dan anak-anak.
(1) Apakah situasi di atas adalah suatu KLB? Jelaskan jawaban Anda disertai
dengan alasan yang evidence-based.
Jawaban.
1
3) Informasi dari yang bukan kasus (yaitu kasus yang dilaporkan tetapi
diagnosanya tidak dapat dipastikan) sehingga harus dikeluarkan dari
informasi kasus yang digunakan untuk memastikan ada/tidaknya suatu
KLB.
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa setiap kasus
benar-benar memenuhi kriteria kasus yang telah ditetapkan. Selanjutnya
dilakukan perhitungan awal dari kasus yang tengah berjalan untuk
memastikan bahwa kasus tersebut adalah kasus baru dan sama serta jumlah
insiden kasus yang sama dapat diketahui.
Setelah melakukan beberapa tahapan diatas baru bisa ditentukan secara pasti
apakah kejadian kesakitan tersebut merupakan KLB atau tidak.
2
Hingga pertengahan bulan Januari 2014, telah terlaporkan 45 kasus yang serupa.
Terdapat satu kasus balita mengalami kelumpuhan dan dirujuk ke RSUD Klungkung.
Kepala Puskesmas II Dawan memerintahkan petugas P2 puskesmas untuk
melakukan investigasi ke Desa Kusamba.
(2) Apakah informasi yang perlu digali di Desa tersebut oleh petugas P2
puskesmas? Siapa kiranya informan kunci yang dipandang layak memberikan
informasi?
Jawaban.
a. Karena pelaporan kasus berasal dari wilayah yang sama yaitu Desa
Kusamba, petugas P2 puskesmas harus menggali kasus-kasus yang
telah diketahui beserta orang-orang disekitarnya. Mereka merupakan
sumber informasi penting untuk mencari kasus tambahan yang mungkin
belum atau tidak terdiagnosis atau tidak dilaporkan. Selanjutnya kasus
temuan di wawancarai sehingga bisa memberikan petunjuk bagi petugas
P2 kearah terjadinya kasus subklinis maupun klinis diantara keluarganya,
sanak keluarga ataupun tetangga.Hasil wawancara tersebut mungkin
dapat menuntun petugas P2 puskesmas dalam penemuan sumber infeksi
atau kontak menjadi sakit dari kasus yang diwawancarai.
b. Petugas P2 puskesmaas harus mencari sumber pencatatan kasus
tambahan di daerah sekitar Desa Kusamba seperti praktek dokter dan
bidan, rumah sakit, klinik dan laboratorium. Kadang praktisi menemukan
kasus tetapi tidak dilaporkan atau penemuan kasus tersangka yang
diagnosisnya belum dapat ditegakkan, sehingga laporan rumah sakit dan
laboratorium dapat memberikan informasi klinis mengenai kasus-kasus
yang dirawat.
Jawaban.
Berdasarkan tanda dan gejala umum kasus diatas maka perlu dilakukan
beberapa langkah pemeriksaan yaitu:
3
a. Menggambarkan karakteristik kasus menurut variabel waktu, tempat dan
orang sehingga dapat disusun hipotesis terhadap sumber, cara penularan
dan lamanya kasus berlangsung. Setelah menegakkan hipotesis selanjutnya
dikumpulkan informasi lebih lanjut tentang kriteria klinis yang spesifik untuk
memastikan atau menolaknya dan menyingkirkan serta memastikan
penjelasan yang lain. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang
seperti laboratorium sesuai hipotesis kasus.
b. Melakukan pemeriksaan penunjang berupa;
1) Hematologi rutin meliputi;
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin.
Pemeriksaan Trombosit, untuk mengetahui adanya trombositopenia
Pemeriksaan Hematokrit, Ht normal atau meningkat bila penderita
mengalami dehidrasi akibat muntah
Pemeriksaan Leukosit, mungkin terjadi leukopenia atau juga
leukositosis sehingga bisa diidentifikasi penyebab penyakit virus atau
bakteri sesuai fase akut/kronis.
Pemeriksaan Laju Endap Darah, umumnya meningkat meningkat
karena adanya infeksi
2) Kimia Klinik seperti CK (Creatinin Kinase) yang meningkat karena adanya
nyeri otot.
3) Pemeriksaan serologis, deteksi Antibodi (IgM dan atau IgG) untuk
memastikan penyakit, karena gejala klinis mengarah pada beberapa
hipotesis penyakit infeksi mengingat gejala klinis secara umum mirip pada
beberapa penyakit infeksi virus, untuk memastikan apakah penyebab kasus
sehingga dapat diterima dan teruji dengan baik bahwa tersangka memiliki
penyakit infeksi akut tertentu.
Bila kriteria klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium atau kriteria lainnya bagi
penyakit tertentu yang dicurigai telah dipenuhi oleh setiap kasus dan tidak ada
penyakit lain yang dapat memenuhi kriteria yang ditegakkan untuk penyakit
tersebut.
(4) Apa kiranya pemeriksaan spesifik tambahan untuk pasien balita? Jelaskan
jawaban Anda.
Jawaban.
4
b. Pengkajian terhadap penyakit polio, karena secara umum tanda dan gejala
yang muncul adalah sama, ditambah adanya laporan satu kasus balita
mengalami kelumpuhan dan dirujuk ke RSUD Klungkung.
(5) Apa saja kira-kira kecurigaan diagnosis yang muncul dari informasi yang di dapat
oleh petugas tersebut?
Berdasarkan tanda dan gejala umum seperi demam mendadak, nyeri sendi yang
dominan, ruam pada tangan dan kaki serta mual-mual maka ada empat (4)
diagnosa yaitu demam dengue, demam berdarah dengue, demam Chik
(chikungungunya) dan campak.
5
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, hanya 10 orang yang bersedia di periksa dan
memenuhi kriteria (lebih dari 5 hari onset gejala), dimana semua hasil adalah negatif.
Hasil dari kuesioner, terdapat pada data [Data SPSS: UA KLB 2016].
(6) Apa saja tindakan yang harus dilakukan pada tahap ini?
Bila pada pemeriksaan laboratorium pertama memberikan hasil negatif IgM (-)
dan IgG (-) dengan gejala klinis jelas, maka pemeriksaan bisa diulang pada
10-14 hari kemudian karena antibodi IgM dapat dideteksi dari hari ke-4 infeksi
sampai beberapa minggu waktu lamanya serta antibodi IgG masih dapat
dideteksi pada hari ke-15 (Kemenkes RI, 2013). Dengan interpretasi bila hasil
pemeriksaan ulang IgM (+) IgG (-) berarti infeksi sedang terjadi infeksi akut
primer.
(7) Bagaimana pendapat Anda terhadap jumlah kasus tersebut? Apakah situasi
tersebut merupakan KLB?
6
Berdasarkan tabel. 2, maka ada empat (4) gejala klinis dominan berupa demam
dan nyeri sendi yang dialami oleh 249 orang (99.20%), nyeri otot sejumlah 181
orang (72.11%) serta ruam sejumlah 126 orang (50.20%).
a. Menetapkan diagnosis
Ada tiga (3) cara penetapan diagnosis kasus yang bisa dilakukan oleh
kepala puskesmas yaitu
1) Kasus Tersangka (Suspected case/ Possible case), penderita dengan
sebagian kriteria klinis.
2) Kasus mungkin (probable): penetapan kasus harus memenuhi semua
ciri klinis penyakit dan kriteria epidemiologis, tanpa pemeriksaan
laboratorium.
3) Kasus pasti (Confirmed): yang mana penetapan kasus harus
disertakan pemeriksaan lab hasil (+)
1) Kelemahan
Penetapan diagnosis kasus mungkin/probable yang dilakukan oleh kepala
puskesmas hanya berdasarkan atas pemeriksaan klinis saja sehingga
kemungkinan salah dalam penetapan kasus besar, dimana sensitifitas
tinggi tapi spesifisitas rendah sehingga kemungkinan positif palsu tinggi.
Hal ini disebabkan karena penetapan kasus lebih longgar dibandingkan
dengan penetapan kasus confirm. Tanda dan gejala kasus masih bersifat
umum/ tidak begitu khas untuk menegakkan suatu diagnosis. Beberapa
penyulit lain seperti banyaknya serotipe dari penyakit yang disebabkan
oleh virus bisa terjadi bersamaan di masyarakat. Oleh karena itu, bila
mungkin harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan
diagnosa confirm. Kondisi ini menyebabkan banyak orang yang
seharusnya tidak menjadi kasus tetapi ditetapkan sebagai kasus sehingga
akan mengganggu dalam identifikasi faktor risiko, penyebab, sumber dan
cara penularan.
7
2) Kelebihan.
Dibandingkan penetapan kasus meragukan/possible penetapan kasus
yang telah dilakukan oleh kepala puskesmas tentu lebih baik karena
dengan dilakukan penetapan diagnosis lapangan secara klinis sedini
mungkin, maka selanjutnya dapat ditetapkan orang-orang yang memenuhi
kriteria tanda dan gejala sesuai dengan definisi kasus sebaliknya orang-
orang yang tidak memenuhi kriteria/gejala dapat dikeluarkan dari kasus.
Setelah definisi kasus ditetapkan selanjutnya bisa dilakukan perhitungan
jumlah kasus sehingga bisa memastikan terjadinya KLB. Dengan
demikian bisa dibuat perencanaan penanganan KLB sedini mungkin.
Berdasarkan data awal tersebut, Dinkes dan Puskesmas menduga kejadian tersebut
adalah KLB Chikungunya dan memutuskan untuk melakukan investigasi secara
menyeluruh di wilayah Desa Kusamba.
(8) Dari hasil penelusuran kepustakaan, serta data yang ada, mengapa pihak Dinkes
dan puskesmas menduga kasus tersebut merupakan KLB Chikungunya?
Jelaskan alasannya dengan ditunjang bukti dan penelusuran pustaka.
Grafik1. Distribusi Kasus Menurut Onset (dalam hari) di Desa Kusamba 2013-2014
8
Tabel 3. Masa Inkubasi Penyakit Dengan Manifestasi Klinis Sama
Ada beberapa hal yang menyebabkan pihak Dinkes dan puskesmas menduga
kasus tersebut merupakan KLB Chikungunya diantaranya:
Beberapa uraian diatas menjadi dasar bagi pihak Dinkes dan puskesmas
menduga kasus tersebut merupakan KLB Chikungunya
9
(9) Idealnya, apa yang harus dilakukan oleh kepala puskesmas terhadap dugaan
KLB tersebut?
Kasus yang muncul terus meningkat. Hingga akhir bulan Februari 2016, tercatat 169
kasus dan hingga akhir April 2016 telah tercatat 251 kasus. Melihat situasi tersebut,
Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan segera mengambil sikap untuk menelusuri
faktor risikonya. Diambil sebanyak 133 kasus yang berhasil dideteksi awal oleh
petugas surveilans ditetapkan sebagai kasus, dan menetapkan tetangga kasus yang
tidak sakit sebagai kontrol [Data SPSS: UA case control 2016]
(10) Apa yang harus disiapkan untuk melakukan penelusuran faktor risiko?
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penelurusan faktor risiko
(Gregg edisi 3):
10
diinginkan dan perkiraan presisi serta variasi karakteristik yang diukur di
populasi.
7. Melatih pewawancara perlu dilakukan karena pewawancara yang akan
melakukan pengumpulan data. Pewawancara yang dipilih adalah yang
mudah berinteraksi dengan orang lain, memiliki sifat empati dan aman bagi
responden. Pada kondisi lain pewawancara yang dipilih memiliki
karakteristik sosial demografi yang mirip dengan responden misal dalam
hal umur maupun etnis. Ada beberapa hal yang perlu dilatih yaitu;
bagaimana cara mencari alamat responden, bagaimana cara melakukan
pendekatan dengan responden agar mendapatkan informed consent, cara
menjelaskan pada responden tentang aspek anonimus dan kerahasian
data yang diberikan, cara menanyatakan pertanyaan sesuai dengan
kuisioner, memberikan definisi terhadap istilah-istilah di kuisioner, cara
menghadapi situasi di lapangan bila ada kesalahan pada kuisioner atau
prosedur wawancara, cara mengisi kuisioner, penampilan dan cara
melakukan wawancara serta bagaimana cara memeriksa kuisioner yang
telah dilengkapi.
a.Membuat pertanyaan
Membuat definisi varibel/faktor risiko yang ingin diketahui, sehingga
membantu peneliti dalam mengembangkan pertanyaan yang dibutuhkan
dan sekaligus menghindari pertanyaan peneliti yang tidak perlu. Selain itu
peneliti juga harus mengetahui tipe analisis dan metode pengumpulan
data yang direncanakan karena akan menentukan bentuk respon dari
pertanyaan dalam kuesioner. Misal, jika yang akan dihitung suatu
proporsi, maka yang diinginkan adalah respon yang bersifat kategorikal.
Sebaliknya, jika akan dihitung suatu rata-rata, maka respon yang harus
dikumpulkan adalah berupa variabel skala (interval). Jika diinginkan suatu
analisis konten pada data kualitatif, maka yang harus dikumpulkan adalah
respon dari pertanyaan yang bersifat terbuka.
Metode pengumpulan data akan menentukan bagaimana pertanyaan
dituliskan, jenis respon yang akan muncul, panjang kuesioner dan format
keseluruhan dari kuesioner tersebut. Aturan dalam penulisan format
pertanyaan kuesioner:
1) Pertanyaan terstruktur (structured) atau tertutup (close-ended). Dalam
pertanyaan terstruktur ada alternatif jawaban untuk dipilih salah
satunya pilihan ganda (multiple-choice) serta benar salah. Prinsip
aturan dasarnya adalah opsi jawaban harus lengkap dan bernilai
sama.
2) Pertanyaan tidak terstruktur atau pertanyaan terbuka. Format ini akan
memberikan keleluasaan responden untuk menjawab sesuai dengan
11
versi mereka. Pertanyaan jenis ini memungkinkan munculnya respon
jawaban yang akurat karena akan mencegah kemungkinan
responden menebak atau salah paham terhadap obsi jawaban yang
telah dibuat oleh peneliti. Namun kelemahannya adalah pada proses
koding dan analisis jawaban pertanyaan terbuka sangat sulit dan
lama.
3) Pertanyaan terbuka yang telah dicoding (precoded open-ended).
Pertanyaan ini tidak menyediakan opsi jawaban untuk responden
tetapi menyediakan opsi jawaban untuk pewawancara untuk dilingkari
atau diberi tanda.
Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dari responden ada beberapa
yang harus diperhatikan dalam membuat kuesioner (1). Pertanyaan tidak
boleh bermakna ganda/ambigous;(2).Penggunaan kata-kata dalam
kuisioner dipersepsikan sama dengan responden;(3)Jika pewawancara
dilibatkan dalam pengisian kuesioner, mereka harus dilatih untuk tidak
mempengaruhi responden dalam memberikan jawaban;(4). Pertanyaan
dari kuesioner yang pernah dipakai sebelumnya pada populai target harus
digunakan sebanyak mungkin; (5) Perlu dilakukan uji coba kuesioner
untuk mengetahui dengan pasti bahwa responden mempunyai kesamaan
pemahaman dengan peneliti terhadap pertanyaan dan konsep yang ada
pada kuesioner.
12
yang ingin dicari. Uji coba ini juga mampu memperkiraakan kesediaan
responden, lama wawancara yang akan dilakukan dll.
(12) Bagaimana distribusi kasus tersebut menurut variabel orang, tempat, dan waktu
jika diketahui distribusi populasinya adalah sebagai tersaji dalam tabel berikut?
Untuk distribusi berdasarkan waktu, dapat dibuatkan kurva epidemiologinya.
Berikan interpretasinya untuk angka yang Anda peroleh.
13
Tabel 5. Distribusi Insiden Demam Chikungunya Berdasarkan kelompok Umur
di Desa Kusamba 2013-2014
Kelompok Jumlah Jumlah penduduk Attack rate
umur penderita (%)
- 0-5 th 0 487 0
- 6-12 th 1 977 0,1
- 13-18 th 9 733 1,22
- >18 th 123 5601 2,2
Total 133 7798 1,70
14
Tabel 7. Distribusi Jumlah Demam Chikungunya Berdasarkan Wilayah di Desa
Kusamba 2013-2014
Wilayah Jumlah penderita Persentase %
n=133
- Dalam Desa Kusamba 116 87,22%
- Luar Desa Kusamba 17 12,78%
Total 133 100%
48
44
40
40
30
Frequency
20
20
15 15
14
13
11
9
10
8
5 5
3
1
0
15
inkubasi maksimum dan minimum, lamanya KLB penyakit ini yang disebabkan
oleh paparan singkat yaitu 9 hari (10-1).
Berdasarkan definisi kasus yang dibuat oleh kepala puskesmas bahwa
ini merupakan kasus demam chikungunya berdasarkan penegakan diagnosis
kasus mungkin/ probable yaitu: demam mendadak > 38 derajat celcius, nyeri
sendi/otot (severe athralgia) hebat dan atau dapat disertai ruam (rash).
Berdasarkan distribusi kasus menurut karakteristik orang distribusi
insiden demam chikungunya lebih tinggi pada perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Kasus terjadi pada hampir semua kelompok umur sehingga
hal ini menunjukkan indikasi terjadinya penularan bersifat lokal/setempat
(indigenous), berdasarkan tempat distribusi kasus-kasus tersebut tampak
lebih terkelompok di Dusun Rame dan insiden kasus lebih tinggi di dalam
Desa Kusamba bisa saja menunjukkan kemungkinan sumber penularan ada
di wilayah ini dan waktu serta diketahui bahwa tipe kurva epidemik (epidemic
curve) adalah tipe propagated source, yang berarti terjadi penularan terus
menerus dalam satu tempat dan penularan dari orang ke orang. Hal ini
memberikan gambaran bahwa sumber penularan bukan merupakan faktor
tunggal dengan kata lain bahwa sumber penularan lebih dari satu orang atau
telah terjadi penularan penderita demam chikungunya secara terus menerus
dari kasus – nyamuk – orang sehat.
Kurve epidemik (grafik 2) menjelaskan:
1) Telah timbulnya suatu penyakit menular (demam chikungunya) yang
sebelumnya tidak ada di Desa Kusamba pada awal bulan Desember
2013.
2) Ada peningkatan kejadian kesakitan (demam chikungunya) terus menerus
selama 3 kurun waktu dalam minggu berturut-turut semenjak minggu ke 2
(bulan Desember 2013) sampai minggu ke 6 (akhir bulan Januari 2014).
3) Peningkatan kejadian kesakitan (demam chikungunya) dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu minggu
berturut-turut yaitu pada minggu ke -7 sejumlah 1 kasus dan kemudian
meningkat pada minggu ke 8 sejumlah 15 kasus dan minggu ke 9
sejumlah 44 kasus.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan telah terjadi suatu kejadian luar
biasa (KLB) demam chikungunya di Desa Kusamba Klungkung yang
ditularkan dari orang ke orang mulai awal Desember 2013 sampai Mei 2014.
Berdasarkan grafik 1. Maka selisih masa inkubasi maksimum dan minimum,
lamanya KLB penyakit demam chikungunya di Desa Kusamba yang
disebabkan oleh paparan singkat yaitu 9 hari (10-1).
16
(13) Bagaimana hasil penelusuran faktor risiko dengan studi kasus kontrol?
a. Interpretasikan hasil analisis chi-square dan OR-nya untuk faktor risiko
tersebut.
17
risiko tersebut adalah umur, kepadatan dalam satu rumah, anggota keluarga
yang sakit di rumah, perilaku PSN, penggunaan kasa nyamuk dan
gantungan baju di rumah, tumpukan sampah di rumah sebagai sarang
nyamuk, penggunaan bubuk abate dirumah dan keberadaan jentik di TPA di
rumah.
Setelah ditemukan beberapa faktor risiko yang secara statistik
bermakna (p< 0.25) selanjutnya dilakukan analisis logistik regresi untuk
semua faktor risiko tersebut. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar peranan faktor-faktor tersebut secara bersama-sama.
Selanjutnya ditentukan faktor mana paling dominan secara statistik terhadap
kejadian KLB demam chikungunya. Hasil uji multivariat faktor-faktor risiko
penularan Demam Chikungunya bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.
Variabel p- OR 95% CI
value
Umur 0,015 2,19 1,16-4,12
Kepadatan dalam satu rumah 0,206 1,63 0,76-3,50
Anggota keluarga yang sakit di rumah 0,000* 8,27* 3,72-18,38*
Perilaku PSN di rumah 0,217 1,83 0,70-4,81
Penggunaan kasa nyamuk 0,002* 3,99* 1,63-9,711*
Gantungan baju dirumah 0,058 2,11 0,97-4,57
Tumpukan sampah di rumah sebagai 0,242 1,43 0,78-2,62
sarang nyamuk
Penggunaan bubuk abate dirumah 0,130 1,94 0,82-4,58
Keberadaan jentik di TPA di rumah 0,337 1.81 0,53-0,02
18
nyamuk yang sudah terinfeksi virus chik menggigit orang lain/keluarga
terdekat maka dengan mudah akan menularkan. Biasanya penularan
terjadinya dalam satu rumah, tetangga dan dengan cepat menyebar ke
RT/RW/dudun/desa mengingat kemampuan terbang nyamuk aedes aegepty
betina rata-rata 40 meter. Nyamuk ini umumnya tersebar di daerah tropis
dan tersebar luas didaerah perumahan. Penggunaan kasa nyamuk terutama
bagi penderita yang sakit di rumah merupakan faktor risiko terjadinya
demam chikungunya karena memiliki kemampuan untuk memutuskan mata
rantai penularan kasus-nyamuk - orang lain.
Wilayah kerja tidak terbukti sebagai faktor risiko demam cikungunya
meskipun nilai OR=1,35 namun hasil secara statistik tidak bermakna dimana
nilai (p=0,206) dan CI 95%= 0,76-3,50 sehingga bukan merupakan faktor
resiko demam chikungunya.
Meskipun sumber dan cara penularan terjadi dalam satu wilayah
rumah/tetangga namun kejadian di dalam ataupun di luar desa bukan
merupakan faktor risiko pada penelusuran ini. Gantungan baju, tumpukan
sampah di rumah sebagai sarang nyamuk, perilaku PSN di rumah,
penggunaan bubuk abate dirumah dan keberadaan jentik di TPA di rumah
bukan merupakan faktor risiko kejadian demam chikungunya meskipun hasil
analisis secara statistik bermakna dengan nilai OR > 1, namun beberapa
nilai p>0,01 serta nilai CI 95% masih mencakup angka satu (tabel 9).
Namun demikian, perlu diingat bahwa perilaku PSN di rumah,
penggunaan bubuk abate dirumah dan keberadaan jentik di TPA, gantungan
baju, tumpukan sampah di rumah sebagai sarang nyamuk juga merupakan
kondisi yang mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty yang
berperan sebagai vektor penyebar dari virus chik. Sehingga bisa saja hal ini
juga mendukung mekanisme penularan demam chikungunya di Desa
Kusamba. Apalagi pada pada bulan-bulan musim penghujan dimana
populasi aedes aegypty akan meningkat karena telur yang tadinya belum
sempat menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakan mulai terisi
air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga
mampu meningkatkan penularan demam chikungunya.
19
mampu menurunkan 3,99 kali mengalami demam chikungunya
dibandingkan tanpa menggunakan kasa nyamuk. Penggunaan kasa
nyamuk merupakan faktor risiko terjadinya demam chikungunya
dengan CI 95%1,63-9,711.
20
berdasarkan distribusi gejala klinis pada tabel 2 dalam menegakkan
diagnosa lapangan (kasus mungkin/ probable) yaitu: demam mendadak > 38
derajat celcius, nyeri sendi/otot (severe athralgia) hebat dan atau dapat
disertai ruam (rash). Sehingga dapat disimpulkan pemeriksaan laboratorium
belum berperan dalam penelususran kasus demam chikungunya di Desa
Kusamba.
(15) Apakah kemungkinan kelemahan-kelemahan penelusuran KLB ini?
a. Menetapkan kriteria diagnosis yang sensitif dan spesifik secara klinis untuk
penyakit demam chikungunya sulit dilakukan. Karena banyaknya gejala klinis
bersifat umum serta mirip dengan beberapa penyakit lainnya disamping hal
tersebut untuk pemeriksaan serologis membutuhkan dana yang besar
sehingga sulit menegakkan diagnosa confirm. Beberapa penyulit lain
banyaknya serotipe dari penyakit yang disebabkan oleh virus bisa terjadi
bersamaan di masyarakat. Oleh karena itu, bila mungkin harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa confirm. Kondisi ini
menyebabkan banyak orang yang seharusnya tidak menjadi kasus tetapi
ditetapkan sebagai kasus sehingga akan mengganggu dalam identifikasi
faktor risiko, penyebab, sumber dan cara penularan
b. Penelusuran ini dilakukan pada rentang waktu yang cukup lama yaitu April
2014, sedangkan kasus awal sudah dilaporkan pada awal bulan Desember.
Pengambilan 133 sampel yang dilakukan dari dideteksi awal kasus oleh
petugas surveilans, sehingga konsekuensi sulitnya memperoleh hasil
pemeriksaan laboratorium yang akurat karena harus memenuhi kriteria lebih
dari 5 hari onset gejala. Sehingga pada akhirnya hanya 10 orang yang
bersedia di periksa dan harus memenuhi kriteria (lebih dari 5 hari onset
gejala), dengan hasil adalah negatif. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
ulang pada 10-14 hari kemudian karena antibodi IgM dapat dideteksi dari
hari ke-4 infeksi sampai beberapa minggu waktu lamanya serta antibodi IgG
masih dapat dideteksi pada hari ke-15 (Kemenkes RI, 2013). Keadaan ini
akan menghambat penerimaa hasil laboratorium untuk menegakkan
diagnosa comfirm dan mengghambat proses penyelidikan epidemiologi
kasus sehingga menyebabkan keterlambatan penanggulangan dan tidak
bisa melakukan pencegahan KLB berulang.
c. Data hasil penelusuran faktor risiko tidak akurat teruma antara kelompok
umur dengan jenis pekerjaan serta pendidikan sehingga akan
mempengaruhi hasil analisis data ketika menentukan faktor risiko kasus.
d. Tidak dijelaskan secara jelas tentang tehnik pengambilan sampel di
populasi, sehingga sulit ditentukan apakah hasil penelusuran ini bisa
digeneraliasaikan pada populasi atau tidak meskipun dari hasil analisis data
karakteristik responden comparable.
21
(16) Bagaimana tindak lanjut setelah ada hasil investigasi ini? Jelaskan dengan
detail!
Setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi yang meliputi penegakan
diagnosis kasus, distribusi kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat serta
pengkajian faktor risiko sampai ditetapkan sedang terjadi KLB demam
chikungunya. Maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
perencanaan upaya penanggulangan:
a. Upaya Penanggulangan
Penanggulangan KLB demam chikungunya dilaksanakan terhadap 3
kegiatan utama yaitu penyelidikan KLB, upaya pengobatan dan upaya
pencegahan KLB serta penegakan sistem surveilans selama periode KLB
demam chikungunya.
Demam chik belum ditemukan obat, sehingga pasien dapat sembuh
sendiri sehingga pengobatan bersifat simtomatis dengan pemberian obat
penurun panas dan obat pengghilang nyeri serta beristirahay selama fase
akut (pada umumnya pasien tidak memerlukan perawatan di rumah)
Untuk memeutuskan mata rantai penularan kasus-nyamuk-orang lain perlu
dilakukan tindakan yang sama dengan upaya pemberantasan KLB DBD
yaitu gerakan pemberantasan sarang nyamuk, pemberian larvasida,
memelihara pemakan jentik, perlindungan diri menggunakan obat nyamuk
dan penggunaan kelambu terutama penderita yang sakit dirumah agar
tidak digigit nyamuk dan menularkan pada orang sekitar. Pada daerah
terjadinya KLB (Desa Kusamba) dilakukan pengasapan (fogging) untuk
membunuh nyamuk dewasa terinfeksi yang dilakukan di daerah KLB
sebanyak 2 kali pengasapan dengan interval satu minggu.
22
(17) Cantumkan daftar pustaka yang telah Anda baca untuk mendukung
penelusuran kasus ini!
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Pedoman dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit
Menular dan Keracunan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Depkes RI, 2009.
Sitepu et.al. (2014). Faktor Risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Chikungunya
Di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun
2014
23
Lampiran analisa data
tab Demam
. tab Menggigil
. tab Nyeri_Sendi
. tab Nyeri_Otot
. tab Ruam
. tab Sakit_kepala
Sakit_kepal |
a | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
tidak | 129 51.39 51.39
ya | 122 48.61 100.00
24
------------+-----------------------------------
Total | 251 100.00
. tab Mual
. tab Muntah
. tab Gatal
. tab Mata_merah
tab cc jk
25
tab cc umur_kat
tab cc wil_kerja
tab Dusun
26
Analisis kejadian kasus menurut waktu
.04
.03
Density
.02
.01
0
48
44
40
40
30
Frequency
20
20
15 15
14
13
11
9
10
8
5 5
3
1
0
27
Uji normalitas
. sfrancia jk if cc ==1
. sum jk if cc ==0
. sum jk if cc ==1
28
Analisis Bivariat
. logistic cc jk
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
jk | .8848485 .2189163 -0.49 0.621 .5448501
1.437013
_cons | 1.054795 .1723085 0.33 0.744 .7658043
1.452841
-----------------------------------------------------------------------
-------
. logistic cc umur_kat
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
umur_kat | 2.208619 .6409162 2.73 0.006 1.250581
3.900586
_cons | .047753 .0540215 -2.69 0.007 .0052007
.4384694
-----------------------------------------------------------------------
-------
. logistic cc Pekerjaan
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
Pekerjaan | .945558 .0746777 -0.71 0.478 .809958
1.103859
_cons | 1.192818 .3307522 0.64 0.525 .6927036
2.054002
-----------------------------------------------------------------------
-------
29
. logistic cc Pendidikan
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
Pendidikan | .8729097 .2276804 -0.52 0.602 .5235414
1.455418
_cons | 1.095238 .2337471 0.43 0.670 .7208485
1.664076
-----------------------------------------------------------------------
-------
. logistic cc kepadatan_rmh
-----------------------------------------------------------------------
--------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
--------------+--------------------------------------------------------
--------
kepadatan_rmh | 2.097778 .7278392 2.14 0.033 1.062745
4.140855
_cons | .8898305 .1193779 -0.87 0.384 .6840876
1.157452
-----------------------------------------------------------------------
--------
. logistic cc wil_kerja
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
wil_kerja | 1.352411 .4721983 0.86 0.387 .682196
2.68107
_cons | .7727274 .24953 -0.80 0.425 .4103508
1.455115
-----------------------------------------------------------------------
-------
30
. logistic cc sakitdirumah
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
sakitdirumah | 7.896296 2.951425 5.53 0.000 3.795482
16.42782
_cons | .6585366 .0942323 -2.92 0.004 .4974833
.8717287
-----------------------------------------------------------------------
-------
. logistic cc perilaku_psn
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
perilaku_psn | 2.019157 .8722662 1.63 0.104 .8658749
4.708527
_cons | .5294118 .2182401 -1.54 0.123 .2359944
1.187642
-----------------------------------------------------------------------
-------
. logistic cc kasa_nyamuk
31
. logistic cc gantungan_baju
-----------------------------------------------------------------------
---------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
---------------+-------------------------------------------------------
---------
gantungan_baju | 2.039062 .691916 2.10 0.036 1.048557
3.965237
_cons | .5517241 .1718182 -1.91 0.056 .299668
1.015789
-----------------------------------------------------------------------
---------
. logistic cc sampah_menumpuk
-----------------------------------------------------------------------
----------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
----------------+------------------------------------------------------
----------
sampah_menumpuk | 1.435417 .3692299 1.41 0.160 .8670112
2.376464
_cons | .7924529 .163709 -1.13 0.260 .5286008
1.188007
-----------------------------------------------------------------------
----------
. logistic cc penggunaan_abate
-----------------------------------------------------------------------
-----------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95%
Conf. Interval]
-----------------+-----------------------------------------------------
-----------
penggunaan_abate | 1.829522 .6838594 1.62 0.106 .8793582
3.806356
_cons | .5909091 .2067149 -1.50 0.133 .2976795
1.172985
-----------------------------------------------------------------------
-----------
32
. logistic cc jentik
-----------------------------------------------------------------------
-------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf.
Interval]
-------------+---------------------------------------------------------
-------
jentik | 2.773333 1.501367 1.88 0.060 .9598358
8.013221
_cons | .9375 .1191246 -0.51 0.612 .7308231
1.202625
-----------------------------------------------------------------------
-------
Analisis Multivariat
-----------------------------------------------------------------------
-----------
cc | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95%
Conf. Interval]
-----------------+-----------------------------------------------------
-----------
umur_kat | 2.19387 .7075322 2.44 0.015 1.16599
4.127879
kepadatan_rmh | 1.635161 .6360051 1.26 0.206 .762923
3.504614
sakitdirumah | 8.270364 3.371041 5.18 0.000 3.720237
18.38563
perilaku_psn | 1.836386 .9033301 1.24 0.217 .700249
4.815878
kasa_nyamuk | 3.990053 1.810842 3.05 0.002 1.639344
9.711518
gantungan_baju | 2.110746 .833253 1.89 0.058 .9736655
4.57575
sampah_menumpuk | 1.434486 .4423948 1.17 0.242 .7837654
2.625466
penggunaan_abate | 1.940927 .8503655 1.51 0.130 .8223899
4.580791
jentik | 1.813363 1.124347 0.96 0.337 .5379114
6.113063
_cons | .0012029 .0018529 -4.36 0.000 .0000588
.0246259
-----------------------------------------------------------------------
-----------
33