D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang masalah
pokok perekonomian Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita dalam mengetahui masalah pokok perekonomian Indonesia. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Page | 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 1
3. TUJUAN MASALAH 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. MASALAH POKOK PEREKONOMIAN 2
2. PENGANGGURAN 3
3. INFLASI 12
BAB III PENUTUP 18
1. KESIMPULAN 18
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara – negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan,
pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi
masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan
masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi
negara yang lebih maju.
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan
bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan
harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan
dengan kemampuan daya beli. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-
negara berkembang seperti di Indonesia.Dua indikator kinerja perekonomian yang
terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran
kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan.
2. Rumusan Masalah
1) Penyebab masalah pokok perekonomian di Indonesia.
2) Apa yang dimaksud dengan pengangguran dan inflasi?
3) Bagaimana dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap perekonomian Indonesia?
3. Tujuan Makalah
1) Memahami konsep Pengangguran & Inflasi
2) Mempelajari hubungan antara Pengangguran & Inflasi
3) Mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan
Inflasi dan menurunkan Pengangguran.
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGANGGURAN
Masalah pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah ekonomi utama yang sampai saat
ini belum bisa diatasi. Sampai tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka masih berada pada
kisaran 9% dari jumlah Angkatan kerja berada pada kisaran 9 juta orang. Sebagaimana kita
Page | 6
ketahui, bahwa terjadi perubahan perekonomian paska krisis dari usaha yang padat karya ke
usaha yang lebih padat modal. Akibatnya pertumbuhan tenaga kerja yang ada sejak tahun
1998 s/d 2004 terakumulasi dalam meningkatnya angka pengangguran. Dilain sisi,
pertumbuhan tingkat tenaga kerja ini tidak di ikuti dengan pertumbuhan usaha (investasi)
yang dapat menyerap keberadannya. Akibatnya terjadi peeningkatan jumlah pengangguran di
Indonesia yang pada puncaknya tahun 2004 mencapai tingkat 10% atau sekitar 11 juta orang.
Definisi dan pengertian Pengangguran adalah orang yang masuk dalam Angkatan
kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah
smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan yaitu:
1. Tenaga kerja (man power)
Adalah penduduk dalam usaha kerja (berusia 15-64) atau jumlah seluruh penduduk dalam
suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
2. Angkatan Kerja ( labour fource)
Adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat
dalam kegiatan produktif yaitu produksi baran dan jasa.
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force participation rate)
Adalah menggambarkan jumlah Angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai
persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.
4. Tingkat Pengangguran (unemployment rate)
Adalah angka yang menunjukan beberapa dari jumlah Angkatan kerja yang sedang aktif
mencari pekerjaan. Pengertiaan menganggur disini adalah aktif mencari pekerjaan.
5. Pengangguran Terbuka (open unemployment)
Adalah bagian dari Angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari
pekerjaan.
6. Setengah Menganggur (underemployment)
Adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dsalam
pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakan.
7. Setengah Menganggur yang kentara (visible underemployment)
Adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) diluar keinginanya sendiri, atau bekerja
dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
Page | 7
8. Setengah menganggur yang tidak kentara (intime), tetapi pekerjaanya itu dianggap tidak
mencukupi karena pendapatannya yang (visible underemployment)
Adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full) terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak
memungkinkan ia untuk menggembangkan seluruh keahliannya.
9. Pengangguran Tidak Kentara (disguised unemployment)
Dalam Angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka
adalah penganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya.
10. Pengangguran Friksional
Adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai
penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan tersebut.
11. Pengangguran structural
Adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidak cocokan antara struktur para pencari
kerja, sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan
struktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi.
Page | 8
b) Pengangguran Siklika
Yaitu pengangguran terjadi karena naik turunnya aktivitas atau karena perekonomian
suatu negara
c) Pengangguran musiman
Yaitu pengangguran terjadi karena perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang
sifatnya berkala.
d) Pengangguran Friksional
Yaitu pengangguran terjadi karena pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja
e) Pengangguran konjungtural (CycleUnemployment) pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus.
f) Pengangguran teknologi. Adalah pengangguran yang terjadi karena mulai
digunakanya teknologi untuk mrnggantikan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh
manusia. Ini akibat kemampuan dan keahlian yang kurang mampu menyesuaikan
dengan harapan perusahaan.
g) Pengangguran siklus, pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian (karena terjadinya resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat (aggregate demand). Pengangguran juga dapat
dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntaryunemployment) dan duka lara
(involuntary unemployment), pengangguran sukarela adalah pengangguran yang
menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lainnya yang
lebih baik. Sedangkan pengangguran dukalara adalah pengangguran yang menganggur
karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Page | 9
Dampak Negatif Pengangguran Terhadap Kegiatan Perekonomian
1. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat maksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional real (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh, masyarakat pun akan lebih rendah.
2. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kwgiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun.
Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan
berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menerus menurun.
3. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran
akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan
terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak
merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian
industry baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan
ekonomi pun tidak akan terpacu.
Page | 10
Kebijakan-kebijakan Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu:
a) Mengatasi Pengangguran Struktural untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang digunakan adalah:
1. Peningkatan mobilitas dan tenaga kerja.
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)
kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industry padat karya diwilayah yang mengalami pengangguran.
b) Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Untuk mengatasi pengangguran
secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara tersebut:
1. Perluasaan kesematan kerja dengan cara mendirikan industry-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya.
2. Deregulasi dan Debirokratisasi diberbagai bidang industri untuk merangsang
timbulnya investasi baru.
3. Menggalakan pengembangan sector informal, seperti home industry.
4. Menggalakan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector agraris
dan sector formal lainnya pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah,
seperti pembanguna jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
c) Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja dissector lain, dan
2. Melakukan pelatihan dibidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu
ketika menunggu musim tertentu.
d) Cara mengatasi Pengangguran Siklus. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini
adalah:
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli masyakat
Page | 11
KETENAGA KERJAAN DAN PERMASALAHANNYA
Permasalahan ketenaga kerjaan dan pengangguran setiap tahunnya semakin
meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, mulai dari peningkatan lapangan
pekerjaan sampai pada perlindungan tenaga kerja.
Angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang terdapat dalam suatu perekonomian
pada suatu waktu tertentu, yaitu semua orang yang mampu dan bersedia bekerja setiap tahun,
ribuan bahkan jutaan masyarakat untuk bersaing untuk dapat ambil bagian bursa tenaga kerja.
Masalah kontemporer ketenaga kerjaan Indonesia saat ini menurut analisis dari
beberapa factor, yaitu:
1. Lapangan pekerjaan semakin sedikit
2. Tingginya jumlah pengangguran
3. Rendahnya tingkat pndidikan
4. Minimnya perlindungan hokum
5. Upah kurang layak
6. Eksternal factor (seperti krisis global)
7. Tidak memiliki kreaktifitas dan inovasi-inovasi.
Page | 12
Dalam pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan,
menyebutkan bahwa “Ketenaga kerjaan adalah hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelumnya, selama dan sesudah masa kerja”.
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum ketenaga kerjaan adalah
semua peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja, baik sebelum bekerja, selama
atau dalam hubungan kerja dan sesudah hubungan kerja.
Peraturan hukum yang berkaitan dengan hukum ketenaga kerjaan yang sebelum
hubungan kerja (pra employment) adalah bidang hukum yang berkenaan dengan kegiatan
mempersiapkan calon tenaga kerja sehingga memiliki keterampilan yang cukup untuk
memasuki dunia kerja, termasuk upaya memperoleh lowongan pekerjaan baik didalam
maupun diluar negeri dan mekanisme yang harus dilalui tenaga-tenaga kerja sebelum
mendapatkan pekerjaan.
Peraturan hokum yang berkaitan dengan hukum ketenaga kerjaan selama hubungan
atau masa kerja timbul karena adanya perjanjian kerja. Perjanjian kerja adalah seseuatu
perjanjian dimana pekerja menyatakan kesanggupan untuk bekerja pada pilah perusahaan atau
majikan dengan menerima upah dan majikan menyatakan kesanggupannya untuk
mempekerjakan pekerja. Dalam hubungan kerja diatur hukum yang berkaitan dengan :
1. Norma kerja, antara lain meliputi waktu kerja, istirahat
2. Pekerja anak
3. Pengawasan perburuhan
4. Perselisihan perburuhan
5. Perlindungan upah, pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan
masyarakat hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan ekonomi.
Peraturan hukum setelah hubungan kerja maksudnya adalah peraturan hukum yang
berkaitan dengan tenaga kerja pada saat pernah kerja, termasuk pada saat pemutusan
hubungan kerja dan hak-hak akibat terjadinya PHK tersebut. Pasal 153 ayat (1) UU Nomor
13/2003 menyebutkan bahwa pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja
dengan alasan antara lain:
a. Berhalangan masuk kerja, karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu
tidak melampaui 12 bulan secara terus-menerus.
b. Pekerja atau buruh menjalankan ibadah yang diperhatikan agamanya.
c. Pekerja atau buruh menikah.
d. Pekerja/buruh mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan
pengusaha yang tindak pidana kejahatan.
Page | 13
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana dimaksud diatas
setelah batal demi hokum dan pengusaha wajib memperkerjakan kembali pekerja atau buruh
tersebut. Dalam literatur dikenal ada beberapa jenis PHK yaitu:
1. PHK oleh majikan/pengusaha
2. PHK oleh buruh/pekerja
3. PHK demi hukum
4. PHK oleh pengadilan
Bila mana terjadi PHK, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
1. Buruh atau pekerja
2. Pengusaha
3. Organisasi pekerja atau buruh
4. Organisasi pengusaha
5. Pemerintah
Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarkat. Adapun masalah
yang ditimbulkan dari banyak nya tenaga kerja:
1. Masalah-masalah perluasaan kesempatan kerja
2. Pendidikan yang dimiliki Angkatan kerja
3. Pengangguran
C. INFLASI
Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi,
sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju
pertumbuhan ekonomi.
Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia
tinggi sekali dizaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiscal dan moneter sama sekali
tidak prudent (“kalua perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha
menekan inflasi, akan tetapi tidak bisa dibawah 10 persen setahun rata-rata, karena bank Bank
Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa
mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru dizaman reformasi, mulai di zaman Presiden
Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena
sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya
bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar dari pada 5 persen setahun.
Data pertumbuhan ekonomi dari inflasi Bank Sentral Republik Indonesia inflasi
merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir
ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menarik secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan
harga karena musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak
mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.
Jika sebagian dari harga barang diatur pemerintah, maka harga-harga yang dicatat oleh
Biro Statistik mungkin tidak menunjukan kenaikan apapun karena yang dicatat adalah harga
“resmi” pemerintah. Tetapi kenyataan yang terjadi ada kecenderungan bagi harga-harga untuk
terus menaik. Dalam hal ini inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diperlihatkan. Keadaan ini
Page | 15
disebut “suppressed inflation” atau “infla-si yang ditutupi”, yang pada suatu waktu akan
terlihat karena harga-harga resmi makin tidak relevan dalam kenyataan.
A. MACAM INFLASI
Berdasarkan para tingkat inflasi dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
c. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Page | 17
nada kenaikan permintaan yang berarti akan barang-barang, jadi tidak ada harga
kenaikan barang-barang.
Dalam keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% diikuti
oleh kenaikan harga-harga sebesar, misalnya 1%. Keadaan ini biasa dijumpai pada
waktu inflasi masih baru mulai dan masyarakat masih belum sadar bahwa inflasi
sedang berlangsung.
b. Keadaan kedua adalah dimana masyarakat atas dasar pengalaman di bulan-bulan
sebelumnya mulai sadar adanya inflasi.
Penambahan jumlah uang yang beredar oleh masyarakat untuk membeli barang-
barang (memperbesar pos aktiva barang-barang didalam neraca).
Kenaikan harga (inflasi) adalah suatu pajak atas saldo kas masyarakat, karena uang
semakin tidak berharga. Dan orang-orang berusaha menghindari pajak ini dengan
mengubah saldo kasnya menjadi barang. Sehingga permintaan akan barang-barang
melonjak, akibatnya harga barang-barang tersebut juga mengalami kenaikkan.
Pada keadaan ini kenaikan jumlah uang sebesar, misalnya 10% akan diikuti
dengan kenaikan harga barang mungkin sebesar 10% pula.
c. Keadaan Ketiga adalah tahap Hiperinflasi
Orang-orang sudah kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Keadaan
ini ditandai oleh makin cepatnya peredaran uang (velocity of circulation yang
menaik). Uang yang beredar sebesar misalnya 20% akan mengakibatkan kenaikan
harga lebih besar dari 20%.
B. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses
perebutan bagian rezeki di antar kelompok-kelompok social yang menginginkan
bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh banyak masyarakat.
Proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat
akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (timbulnya
inflationary gap).
C. Teori Strukturalis
Teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara Amerika Latin.
Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur perekonomian yang
sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan factor-faktor structural dari
Page | 18
perekonomian (factor-faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka
Panjang) maka teori ini disebut juga teori inflasi jangka Panjang.
Page | 20
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Jadi, semakin banyak kita
memiliki harapan, semakin banyak pula harapan yang mungkin tidak terkabul. Hal
inilah yang menimbulkan masalah ekonomi yaitu kebutuhan manusia tidak ada
batasnya sedangkan alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Setiap orang memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda dan selalu mengalami perkembangan baik banyaknya
maupun besarnya. Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut perlu adanya alat
pemuas kebutuhan baik barang maupun jasa. Barang dan jasa juga mengalami
kelangkaan karena jumlahnya yang sangat sedikit dak tidak sebanding dengan
kebutuhan manusia itu sendiri.
Permasalahan pokok ekonomi saat ini yaitu berkaitan dengan kosumsi, produksi dan
distribusi. Pokok masalahnya adalah bagaimana kehidupan ekonomi berjalan terus
menerus dengan sumber daya alam yang semakin berkurang, sementara pertambahan
penduduk dan kebutuhan masyarakat terus meningkat.
Page | 21
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuekonomi123.blogspot.com/2017/03/masalah-pokok-perekonomian-
indonesia.html
Wiryani, Saripuspita. 2013. Masalah Pokok Perekonomian
Indonesia https://saripuspitawiryani.wordpress.com/2013/07/09/artikel-masalah-
pokok-perekonomian-indonesia/.
Sasrawan, Hedi. 2013. 13 Permasalahan Ekonomi di
Indonesia https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/02/permasalahan-ekonomi-di-
indonesia.html.
-Noberti, Suwenti. 2015. Makalah Permasalahan Pokok
Ekonomi http://nobertisuwenti27.blogspot.co.id/2015/06/makalah-permasalahan-
pokok-ekonomi.html.
Page | 22
FORMAT REVIEW JURNAL
Nama/NIM 1. Andreas Siahaan (18110458)
2. Divany Aery Loviant (18110315)
3. Ilma Liana (18110037)
4. Ilyas Nur Ramadhan Damanik (
5. Klara Tamba (
6. Vernanda Venturini (18110443)
Tanggal 25 November 2019
Topik Menganalisis Masalah Kemiskinan Dan Pengangguran Di
Indonesia Serta Beberapa Negara ASEAN.
REVIEW JURNAL 1
Penulis Purwanto
Tahun Mei 2005
Judul Menanggulangi Masalah Kemiskinan Dan Pengangguran
Di Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi
Jurnal Jurnal Ekonomi & Pendidikan
Vol & Halaman Volume 2 Nomor 3
REVIEW JURNAL 2
Nama/NIM 1. Andreas Siahaan ( 18110458 )
2. Divany Aery Loviant ( 18110315 )
3. Ilma Liana ( 18110037 )
4. Ilyas Nur Ramadhan Damanik (
5. Klara Tamba (
6. Vernanda Venturini (18110443)
Tanggal 25 November 2019
Topik Menganalisis Masalah Kemiskinan Dan Pengangguran Di
Indonesia Serta Beberapa Negara ASEAN.
Page | 27