Askep Gadar Kejang Demam
Askep Gadar Kejang Demam
BAB 1
PENDAHULUAN
Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada pasien dengan kejang demam.
Mampu menganalisa data yang diperoleh
Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien dengan kejang demam
Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan kejang demam
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditentukan.
Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
c. Bagi klien
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada keluarga tentang perawatan anak dengan kejang demam.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik
serebral yang berlebihan.(betz & Sowden,2002)
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.
Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang
berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
2.2 Etiologi
Infeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas
2.3 Patofisiologi
Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan
natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang
terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit )
biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin
meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting
adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang
mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung
lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
2.4 Pathway
Sumber: Prise SA & Willson LM.2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
2.5 MANIFESTASI KLINIK
a. Kejang parsial ( fokal, lokal )
1. Kejang parsial sederhana :
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
· Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.
· Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
· Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia.
· Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
4. Kejang atonik
· Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.
· Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
2.6 Komplikasi
· Aspirasi
· Asfiksia
· Retardasi mental
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
3.1 Pengkajian
a. Pengkajian umum
Pada Kejang demam paling penting peran perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan gambarkan kejadiannya. Setiap episode
kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal adanya halusinasi (aura ), motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral
harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya kejang. Sehingga pada pengkajian klien dengan kejang demam tergolong
sakit berat pada pengkajian umum gawat darurat.
b. Pengkajian kesadaran
Pada kasus kejang demam kesadaranya adalah antara Unrespon sebab klien tidak sadar terhadap penyakitnya.
c. Pengelompokan triage
kasus ini adalah emergensi karena dapat mengancam jiwa dan akan mati tanpa tindakan dalam 0 menit
d. Pengkajian Primer
Pada kasus kejang demam yang biasanya dikaji adalah :
Ø A : Airway ( jalan nafas ) karena pada kasus kejang demam Inpuls-inpuls radang dihantarkan ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu
tubuh Hipotalamus menginterpretasikan impuls menjadi demam Demam yang terlalu tinggi merangsang kerja syaraf jaringan otak secara
berlebihan , sehingga jaringan otak tidak dapat lagi mengkoordinasi persyarafan-persyarafan pada anggota gerak tubuh. wajah yang membiru,
lengan dan kakinya tesentak-sentak tak terkendali selama beberapa waktu. Gejala ini hanya berlangsung beberapa detik, tetapi akibat yang
ditimbulkannya dapat membahayakan keselamatan anak balita. Akibat langsung yang timbul apabila terjadi kejang demam adalah gerakan mulut
dan lidah tidak terkontrol. Lidah dapat seketika tergigit, dan atau berbalik arah lalu menyumbat saluran pernapasan.
Tindakan yang dilakukan :
· Semua pakaian ketat dibuka
· Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
· Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
· Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen.
Evaluasi :
· Inefektifan jalan nafas tidak terjadi
· Jalan nafas bersih dari sumbatan
Ø B : Breathing (pola nafas) karena pada kejang yang berlangsung lama misalnya lebih 15 menit biasanya disertai apnea, Na meningkat, kebutuhan
O2 dan energi meningkat untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
Tindakan yang dilakukan :
e. Pengkajian Sekunder