Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERENCANAAN AUDIT DAN


PROSEDUR ANALITIS

Kelompok 3
Terdiri dari:
- Deviansah Said 1415010028
- Kartika Dwi Rachmawati 1415010013
- Muhamad Janaki 1415010034
- Siska Tri Murti 1415010024

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


i
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

BAB II PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS .................. 2

2.1 Perencanaan Audit


2.2 Ikhtisar Atas Tujuan-Tujuan Perencanaan Audit
2.3 Prosedur Analitis

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 21

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran


kejadian-kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan
menyediakan informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan. Fungsi akuntansi adalah menyediakan jenis-jenis informasi kuantitatif
tertentu yang dapat digunakan baik oleh manajemen maupun pihak lainnya dalam
pembuatan keputusan. Dalam mempersiapkan informasi yang relevan, para akuntan
harus memiliki suatu pemahaman mendalam atas prinsip-prinsip serta aturan-aturan
yang menjadi dasar dalam menyiapkan informasi akuntansi. Berikutnya para
akuntan harus membangun suatu sistem yang dapat memastikan bahwa peristiwa
ekonomis entitas telah dicatat secara tepat berdasarkan kurun waktu kejadian dan
dengan biaya yang wajar.

Dalam mengaudit akuntansi hal yang perlu diperhatikan adalah hal yang
berkaitan dengan penentuan apakah informasi yang telah dicatat tersebut secara
tepat telah mencerminkan peristiwa ekonomis yang terjadi selama periode
akuntansi. Dikarenakan aturan-aturan akuntansi merupakan kriteria untuk
mengevaluasi apakah informasi akuntansi tersebut telah dicatat secara tepat, maka
sebagian auditor yang terlibat dalam data-data ini pun harus memiliki pemahaman
yang mendalam akan aturan-aturan tersebut.

Selain memahami akuntansi, seorang auditor harus memiliki keahlian


mengumpulkan serta menginterpretasikan bukti-bukti audit. Keahlian inilah yang
membedakan seorang auditor dan seorang akuntan. Menentukan prosedur-prosedur
yang tepat, memutuskan jumlah serta jenis akun yang kan diuji, serta mengevaluasi
penemuan-penemuan audit merupakan permasalahan khas yang dijumpai oleh
seorang auditor.

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengidentifikasi perencanaan audit dan prosedur analitisnya. Selain daripada itu,
makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas mahasiswa dalam mata kuliah
Auditing.

iii
BAB II
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
2.1 Perencanaan Audit

Standar pertama dari Generally Accepted Auditing Standard (GAAS) – di


Indonesia,SPAP- untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Sebelum melakukan audit, para auditor harus memiliki perencanaan yang matang
dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas atau yang diemban
oleh autor tersebut. Dan jika menggunakan asisten harus disupervisi terlebih dahulu.

Analisis terhadap resiko bisnis secara dini akan memberikan dampak


terhadap penyajian laporan keuangan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
pemahaman akan bisnis dan industri klien. Sesuai dengan standar pertama dari
SPAP untuk melakukan audit lapangan hal pertama yang harus dilakukan adalah
perencanaan yang memadai.

Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus


mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat:

Auditor dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten tentang kondisi


perusahaan klien. Tujuannya ialah meminimalkan kewajiban hukum dan
memelihara suatu reputasi yan baik dalam komunitas bisnis.
Menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar. Tujuannya untuk
menjaga KAP tetap kompetitif dandapat mempertahankan serta memperluas
kliennya.
Mengindari kesalahpahamannya dengan klien. Agar dapat memelihara
hubungan baikdengan klien serta untuk memudahkan permintaan
informasitentang perusahaan klien.

Disamping itu terdapat dua jenis risiko yang memiliki efek sangat besar
terhadap pelaksanaan dan biaya audit. Kedua jenis risiko tersebut adalah:

1. Risiko Akseptibilitas Audit


Merupakan ukuran unuk menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk
menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan
kesalahan penyajian yang material setelah proses audit diselesaikan dan
pendapat wajar tanpa syarat telah dinyatakan.
2. Risiko Inheren
Merupakan ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya kesalahan
yang material atas akun sebelum mempertimbangkan efektifitas
pengendalian internnya.

iv
Berikut ini adalah tahapan dalam merencanakan audit dan merancang
pendekatan audit awal:
Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

Memahami bisnis dan industri klien

Menilai risiko bisnis klien

Melakukan prosedur analitis awal

Menetapkan ,aterialitas,danmeliai risiko akseptibilitas audit serta risiko inheren

Memahamipengendalian intern dan menilai resiko pengendalian

Menyusun seluruh rencana serta program audit

2.1.1 Tahapan Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal

Tahapan yang meliputi proses awal perencanaan audit, yaitu:

1. Penerimaan dan Kelangsungan Kerjasama dengan Klien

Dalam tahapan ini seorang auditor harus memutuskan untuk


tetap mempertahankan klien yang ada atau menerima klien baru.
Karena walaupun proses memperoleh dan mempertahankan klien-
kliennya tidaklah mudah dalam kompetisi profesi seperti akuntan
publik, KAP haruslah memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada
saat memutuskan apakah klien tersebut layak.

Dibutuhkan pertimbangan yang cukup untuk memilih harus


mempertahankan klien yang ada atau menerima klien yang baru,
karena pada dasarnya masing-masing pilihan ini memiliki kelemahan.

Dalam menginvestigasi klien baru, auditor harus


mempertimbangkan serta menentukan akseptibilitasnya, prospek klien
dalam komunitas bisnisnya, stabilitas keuangan, dan hubungannya
dengan KAP sebelumnya.sesuai dengan SAS 84, yang menyebutkan
bahwa auditor baru diisyaratkan untuk berkomunikasi denganauditor
yang terdahulu untuk memperoleh informasi perusahaan tersebut serta
mengetahui apabila terdapat keunikan perbedaan prinsip akuntansi

v
yang dianut oleh perusahaan tersebut, dan tentunya hal ini dilakukan
dengan menggunakan kode etik seorang auditor.

Sedangkan dalam mempertahankan klien yang ada, seorang


auditor harus mempertimbangkan konflik-konflik yang pernah terjadi,
jenis opini yang dinyatakan, atau jumlah pembayaran serta integritas
klien.

2. Mengidentifikasi Berbagai Alasan Klien Meminta Penugasan


Audit

Dua faktor utama yang mempengaruhi resiko akseptibilitas audit


adalah siapakah yang akan menjadi pengguna laporan keuangan serta
maksud-maksud mereka mempergunakan laporan keuangan.

Auditor kemungkinan besar akan mengumpulkan lebih banyak


bukti audit bila laporan keuangan tersebut akan dipergunakan secara
ekstensif. Sepanjang penugasan audit, auditor dapat memperoleh
tambahan informasi tentang mengapa klien memerlukan suatu audit
serta kemungkinan penggunaan laporan keuangan. Informasi-
informasi ini dapat mempengaruhi penilaian auditor akan risiko
akseptibilitas audit.

Pengertian yang benar tentang ketentuan-ketentuan yang


tercakup dalam penugasan audit harus dimiliki baik oleh klien maupun
kantor akuntan publik. SAS 83 (AU 310) mensyaratkan bahwa para
auditor harus mendokumentasikan pemahaman mereka akan
penugasan tertentu di dalam kertas kerjanya, termasuk tujuan-tujuan
penugasan, tanggung jawab yang diemban oleh auditor dan
manajemen, serta batasan-batasan penugasan. Hal ini umumnya
dilakasanakan dengan mempergunakan Surat Penugasan
(engagement letter), walaupun surat tersebut sebenarnya tidak wajib
dilakukan.

Surat penugasan adalah kesepakatan antara kantor akuntan


publik dan pihak klien untuk melaksanakan jasa audit serta jasa-jasa
lainnya yang terkait dengan audit. Didalam surat tersebut harus
dijelaskan tetang kapan saat auditor tersebut akan melaksanakan
proses audit, review, atau kompilasi ditambah dengan jasa-jasa lainnya
seperti misalnya jasa perhitungan pajak atau jasa konsultasi
manajemen. Surat penugasan itu pun harus menyatakan setiap
pembatasan yang ada dan diterapkan bagi pekerjaan auditor, batas
waktu penyelesaian proses audit, bantuan-bantuan apa yang akan
diberikan oleh karyawan klien dalam upaya memperoleh berbagai
catatan dan dokumentasi, serta daftar-daftar yang harus disediakan
oleh auditor. Surat penugasan ini seringkali juga mencakup suatu

vi
kesepakatan atas nilai fee yang akan dibayarkan. Surat penugasan
pun dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan informasi kepada
klien bahawa auditor tidakdapat memberikan garansi bahwa semua
fakta atas terjadinya kecurangan akan dapat diungkapkan. Surat
penugasan ini tidak mempengaruhi tanggung jawab yang diemban
auditor kepada para pengguna laporan keuangan auditan ekstern,
melainkan mempengaruhi tanggung jawab hukum terhadap klien.

Berikut adalah contoh dari surat penugasan:

vii
KAP BERGER DAN ANTHONY, CPAs,
Gary, Indiana 46405

Kepada 14 Juni 2002


Yth. Tn. Rick Chulick
Presiden Hillsburg Hardware,
Co.2146 Willow St.
Gary, Indiana 46405

Yang terhormat Tn. Chulick,

Surat ini menegaskan kesepakatan kita mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan penugasan audit kami atas laporan
keuangan Hillsburg Hardware, Co. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999.

Kami akan mengaudit laporan keuangan untuk perusahaan Hillsburg Hardware, Co.untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 1999, dengan tujuan untuk mengemukakan suatu pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang
material, atau posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang ber laku umum.

Kami akan melaksanakan audit kami sesuai dengan standar profesional akuntan publik, standar -standar tersebut mengharuskan
kami untuk memperoleh suatu tingkat keyakinan yang memadai, dan bukan tingkat keyajinan yang mutlak, bahwa laporan keuanga n
tersebut bebas dari salah saji yang material, suatu kesalahan saji yang material dapat tetap tidak terdeteksi. Selain itu, su atu audit tidak
dirancang untuk mendeteksi kekeliruan atau ketidakberesan. Berdasarkan hal itu, suatu kesalahan saji yang materia l terhadap laporan
keuanga: selanjutnya, audit tidak wajib mendeteksi setiap kesalahan saji yang tidak material yang dapat timbul akibat kekelir uan,
kecuranagn dalam laporan keuangan, atau penggelapan aktiva. Jika, untuk alasan apapun, kami tidak berhasil menyelesaikan penugasan
audit kami atau tidak mampu menyimpulkan ataubelum menyimpulkan suatu pendapat, kami tidak akan mengungkapkan suatu pendapat
atau akan memutuskan untuk tidak menerbitkan suatu laporan sebagai suatu hasil akhir dari penugasan ini.

Walaupun suatu penugasan audit mencakup pula suatu pemahaman akan pengendalian intern klien agar mampu menyusun
rencana audit yang tepat serta agar mampu menyusun rencana audit yang tepat serta agar mampu menentukan sifat, ketepatan wakt u
serta rentang dari prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan, tetapi hal tersebut tidak dirancang untuk menyediakan keyakinan
akan pengendalian intern atau untuk mengidentifikasikan berbagai kondisi yang dilaporkan. Bagaimanapun, kami tetap bertanggun g
jawab untuk mem astikan bahwa komite audit mewaspadai setiap kondisi -kondisi yang dilaporkan tersebut yang telah mengundang
perhatian kami.

Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan. Manajemen pun bertanggung jawab atas (1)
pengembangan dan pemeliharaan pengendalian intern yang efektif pada laporan keuangan, (2) mengidentifikasikan serta memastikan
bahwa perusahaan telah mematuhi semua peraturan dan hukum yang berkaitan dengan aktifitas perusahaannya, (3) menyediakan semu a
pencatatan keuangan serta informasi terkait lainnyayang kami perlukan, serta (4) menyediakan bagi kami, pada akhir masa penugasan
audit, suatu surat representasi yang diantara semua hal lainnya, akan menegaskan tanggung jawab manajemen atas penyediaan lap oran
keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ketersediaan berbagai catatan keuangan serta data lainnya yang
terkait, kelengkapan serta ketersediaan seluruh notulen, rapat direksi, serta sesuai dengan kemampuan dan keyakinan terbaikny a,
menyatakan ketiadaan kecurangan yang mekibatkan manajemen atau karyawan-karyawan lainnya yang memiliki suatu peranan penting
dalam pengendalian intern perusahaan.

Saat pelaksanaan audit serta bantuan apa saja yang kami harapkan dapat diberikan oleh staf saudara, termasuk daftar
persiapan audit dan berbagai analisis akun, diuraikan dalam satu lampiran terpisah. Penyampaian yang tepat waktu atas sejumah daftar
ini akan sangat mendukungproses penyelesaian audit kami.

Sebagai bagian dari penugasan kami untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002 ini, kamipun akan
mempersiapkan perhitungan pajak penghasilanHillburg Hardware Co. yang harus disampaikan pada pemerintah federal dan negara
bagian.

Fee kami akan ditagihkan sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami serta dihitung be rdasarkan jumlah waktu yang diperlukan
oleh staf kami sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalamanserta keahlian yang diperlukan ditambah dengan out of
pocket expense aktual. Tagihan akan terhutang sejak penugasan dilaksanakan. Selain i tu, setiap saat, kamiakan segera
menginformasikan segerakepada anda semua kondisi yang kami hadapi yang dapat mempengaruhi taksiran awal kami tentang fee
penugasan audit ini sebesar $135.000.

Jika surat ini telahmengungkapkan dengan tepat semua pemahaman anda atas penugasan audit ini,maka kami persilahkan
saudara menandatangani salinan surat penugasan audit ini, serta mengembalikannya kepada kami. Kami sangat menghargaikesempata n
yang saudara berikan kepada kami untuk melayani saudara.

Hormat kami:

Disetujui: Joe Anthony

Oleh: Rick Chulick Joe Anthony

Tanggal:6-21-02
viii Rekanan
3. Memilih Staf bagi Penugasan Audit

Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan, audit harus


dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Maka
menempatkan orang yang tepat merupakan hal yang penting dalam
memenuhi standar ini sebagai media promosi efisiensi audit.
Pertimbangan utamanya adalah kebutuhan akan kontinuitas dari tahun
ke tahun.

4. Mengevaluasi Kebutuhan akan Spesialis dari Luar

Bila audit atas seorang klien membutuhkan pengetahuan


khusus misalnya karena ada jenis-jenis perusahaan tertentu yang
memiliki keunikan dengan standar prinsip akuntansinya, tidak menutupi
kemungkinan untuk berkonsultasi dengan spesialis atau ahli yang
dapat membantu auditor untuk lebih memahami jenis bisnis klien.
Sesuai dengan SAS 73 (AU 336), untuk jenis perusahaan yang butuh
pengakuan khusus maka diperlukan konsultasi dengan spesialisnya.
Disamping itu, standar ini juga memaparkan persyaratan untuk
pemilihan spesialis dan menelaah hasil kerja mereka.

2.1.2 Memahami Bisnis dan Industri Klien

Sebuah pemahaman menyeluruh atas bisnis dan industri klien dan


pengetahuan tentang operasional perusahaan adalah penting untuk
melakukan suatu audit yang memadai, karena mempengaruhi risiko bisnis
klien tersebut dan risiko salah saji dalam laporan keuangan.

Beberapa faktor telah meningkatkan pentingnya pemahaman akan


bisnis dan industri klien:

Teknologi informasi menghubungkan perusahaan klien dengan


pelanggan dan pemasok besar. Hasilnya, auditor membutuhkan
pengetahuan lebih besar tentang pelanggan dan pemasok
besar dan risiko yang berhubungan dengan hubungan tersebut.
Klien telah meluaskan operasionalnya ke seluruh dunia,
seringkali melalui kerjasama atau aliansi strategis.
Teknologi informasi mempengaruhi proses klien internal,
memperbaiki mutu dan ketepatan waktu daei informasi
akuntansi.
Makin pentingnya modal manusia dan aktiva tidak berwujud
telah meningkatkan kerumitan akuntansi dan pentingnya
penilaian dan perkiraan manajemen.

ix
Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik dari bisnis
dan industri klien untuk memberikan penilaian bernilai tambah
untuk klien.

Auditor mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dengan


menggunakan pendekatan sistem strategis untuk memahami bisnis klien.
Berikut adalah aspek penting dari pemahaman ini:

1. Industri dan lingkungan eksternal

Terdapat tiga alasan utama mengapadiperlukan pemahaman


yang baik atas industri klien dan lingkungan eksternal, yaitu:

Terdapat risiko yang terkait dengan industri tertentu. Risiko ini


bisa mempengaruhi penilaian auditor ata risiko bisnis dan risiko
akseptabilitas audit klien tersebut, atau bahkan apakah ada
baiknya memiliki perusahaan audit dalam industri.
Terdapat risiko-risiko inheren yang umumnya dimiliki oleh semua
klien dalam sejumlah industri tertentu. Pemahaman akan risiko-
risiko tersebut akan membantu auditor dalam
mengidentifikasikan risiko-risiko inheren yang dimiliki klien.
Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik
yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan klien sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang umum diterima.

2. Operasi dan Proses Bisnis

Kemampuan untuk memperoleh pendanaan adalah sebuah


faktor yang penting dalam menentukan apakah perusahaan akan terus
bertahan. Hal ini dapat diketahui dengan mencari informasi tentang
operasi dan proses bisnis klien, antara lain dengan cara:

1. Mengunjungi Pabrik dan Kantor-Kantor


Kunjungan ke berbagai fasilitas yang dimiliki klien akan sangat
berguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik atas
bisnis dan kegiatan klien karena kunjungan tersebut merupakan
suatu kesempatan untuk mengamati kegiatan-kegiatan perusahaan
secara langsung serta merupakan kesempatan untuk bertemu
dengan para karyawan kunci.
2. Mengidentifikasi Pihak-Pihak Terkait
Sejumlah transaksi dengan pihak-pihak terkait merupakan hal
penting yang harus dilakukan auditor karena prinsip ini dalam
laporan keuangan yaitu jika transaksi-transaksi ini bersifat material.
Pihak terkait dalam hal ini didefinisikan oleh SAS 45(AU 334)
sebagai perusahaan afiliasi, pemegang saham utama dari

x
perusahaan klien, atau pihak-pihak lainnya yang berhubungan
dengan klien di mana dari kedua belah pihak itu dapat
mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasional pihak
lainnya.
Maka mayoritas auditor menilai bahwa resiko inheren yang
berhubungan dengan pihak terkait dan sejumlah transaksi yang
berhubungan dengan pihak terkait tinggi nilainya. Karena terdapat
kewajiban pengungkapan akuntansi serta tiadanya independensi
antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.

3. Manajemen dan Kepemerintahan

Manajemen yang baik dapat membuat strategi dan membuat


bisnis yang diikuti oleh bisnis klien mudah untuk mengidentifikasikan
dan merespon resiko.

Kepemerintahan meliputi struktur organisasi klien, dan juga


aktifitas dewan direksi serta dewan komite audit. Sebagai bagian dari
pemahaman akan system pemerintahan klien, auditor harus
mendapatkan pengetahuan tentang anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta notulensi rapat perusahaan.

Anggaran dasar merupakan dokumen wajib yang digunakan


untuk mengenali perusahaan sebagai entitas yang berdiri sendiri.
Anggaran ini meliputi nama perusahaan, tanggal pendirian, jenis dan
jumlah modal saham serta beberapa informasi penting lainnya tentang
perusahaan.

Sedangkan anggaran rumah tangga meliputi sejumlah aturan


dan prosedur yang diadopsi oleh para pemegang saham. Seperti tahun
fiscal perusahaan, frekuensi yang dilakukan oleh pemegang saham,
metode pemungutan suara yang dilakukan untuk memilih dewan
direksi, serta tugas dan wewenang pejabat perusahaan.

Notulen rapat merupakan catatan resmi atas hasil sejumlah


pertemuan yang dilakukan antara dewan direksi dan para pemegang
saham.

4. Tujuan dan Strategi Klien

Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk


mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang
terkait dengan:

* Laporan keuangan yang bisa diandalkan


* Efektifitas dan efisiensi perusahaan

xi
* Pemenuhan hukum dan peraturan

Manajemen terutama sangat memperhatikan efektifitas dan efisiensi


operasioanal. Auditor membutuhkan informasi tersebut untuk menilai risiko
bisnis inheren operasional dalam laporan keuangan.

Sebagai bagian dari pemahaman akan tujuan klien yang terkait dengan
pemenuhan hukum dan peraturan,auditor harus mengenal dan terbiasa
dengan syarat-syarat kontrak dan kewajiban hukum lainnya.Ini bisa meliputi
bermacam hal seperti surat utang jangka panjang dan utang obligasi,opsi
saham,rencana pensiun,kontrak-kontrak dengan pemasok untuk pengiriman
pasokan masa mendatang,kontrak pemerintah untuk penyelesaian dan
pengiriman produk yang dibuat,perjanjian royalti,kontrak perserikatan,dan
sewa guna usaha.

Sebagian besar dari kontrak tersebut merupakan hal-hal utama yang


menarik perhatian pada setiap bagian audit da,pada prakteknya,menerima
sejumlah perhatian khusus selama berlangsungnya berbagai fase yang
berbeda dari uji-uji terinci.

5. Ukuran dan prestasi

Sistem pengukuran prestasi klien meliputi indicator prestasi kunci yang


digunakan manajemen untuk mengukur kemajuan terhadap tujuan. contohnya
penjualan dan pendapatan bersih.

Resiko salah saji keuangan bisa meningkat bila klien menetapkan


tujuan yang tidak wajar atau bila sistem pengukuran prestasi mendorong
akuntansi yang agresif.

Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan benchmarking terhadap


pesaing kunci.

2.1.3 Menilai Resiko Bisnis Klien

Resiko bisnis klien adalah resiko dimana klien akan gagal dalam
mencapai tujuannya. Pehatian utama auditor adalah resiko dari salah saji
material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh resiko bisnis klien.
resiko bisnis klien bisa timbul dari banyak faktor yang mempengaruhi klien
dan lingkungannya,seperti kemajuan IPTEK, besarnya laba atau keuntungan
dan pesaing.

2.1.4 Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur analitis didefinisikan sebagai evaluasi atas informasi


keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data

xii
keuangan dan non keuangan meliputi perbandingan jumlah –jumlah yang
tercatat dengan pengharapan yang dikembangkan oleh auditor.

Waktu pelaksanaan prosedur analitis:

1. Pada tahap perencanaan

2. Selama tahap pengujian bersama-sama dengan prosedur audit lainnya.

3. Selama tahap penyelesaian audit

Bagian penting dari pemahaman bisnis klien dan resiko klien adalah
melakukan prosedur analitis pendahuluan. Perbandingan antara resiko klien
dengan pesaing memberikan indikasi kinerja perusahaan. Perubahan ini
dapat dibandingkan dengan hasil pengkuran tahun-tahun sebelumnyan akan
membantu mengindentifikasikan area yang mengalami resiko salah saji
terhadap laporan keuangan.

2.2. Ikhtisar Atas Tujuan-Tujuan Perencanaan Audit

Terdapat beberapa tujuan dari prosedur perencanaan yang akan dibahas.


Suatu tujuan yang utama adalah mendapatkan sebuah pemahaman tentang bisnis
dan industri klien.ini digunakan untuk menilai risiko bisnis klien dan risiko salah saji
material dalam laporan keuangan.

Gambar berikut mengikhtisarkan empat bagian utama dari perencanaanaudit


yang telah dibahas sebelumnya serta berbagai komponen kunci yang terdapat
dalamsetiap bagian, dalam suatu ilustrasi ringkas tentang bagaimana cara suatu
KAPmenerapkan setiap komponen tersebut kepada seorang klien lamanya Hillsburg
Hardware Co. Dari tahun sebelumnya.

xiii
Bagian Utama Sub Bagian Aplikasi Pada Hillsburg Co.

Perencanaan Perencanaan

Hillsburg merupakan suatu klien audit


Penerimaan klien baru
lama.Tidak terdapat situasi yang
dan kesinambungan
terindentifikasikan dalam review
kesinambunganklien yang dapat menyebabkan
dihentikannya kerjasama dengan klien ini

Terdapat dua alasan utama.Audit diwajibkan


Identifikasi alasan-alasan
oleh bank berkaitan dengan jumlah surat utang
Menerima klien klien meminta audit
yang dimiliki bernilai besar serta manajemen
dan
menginginkan dilakukannya suatu audit karena
melaksanakan
tigkat keyakinan yang disediakan oleh audit ini
perencanaan
awal
Memperoleh Memperoleh suatu penugasan sebelum
kesepahaman dengan memulai pekerjaan lapangan
klien

Rekanan-Joe Anthony
Memilih staf untuk Manajer-Leslie Franklin
penugasan audit Senior-Fran Moore
Asisten-Mitch Bray dan satu orang yang dipilih
kemudian.
Memperoleh pemahaman Anthony dan Franklin menyumbang kepada
akan industry dan publikasi industry. Moore menelaah data dan
lingkungan eksternal klien lapoan ndustri dalam beberapa database dan
sumber online

Memahami
bisnis dan
industry klien
Memahami Moore berdiskusi dengan CEO dan CFO,
operasi,strategi, dan membaca notulen, dan menelaah laporan kunci
system kinerja klien dan indicator prestasi lainnya

Menilai resiko bisnis klien Moore menggunakan pemahamannya akan


klien dan industry untuk mengevaluasi resiko
bisnis

Mengevaluasi control
Menilai resiko Moore menelaah manajemen dan control
manajemen yang
bisnis klien pemerintahan dan efek mereka atas resiko
mempengaruhi resiko
bisnis
bisnis

Menilai resiko salah saji Moore menggunakan penilaiaannya akan resiko


material bisnis klien dan control manajemen untuk
mengidentifikasi area audit dengan
xiv meningkatnya resiko salah saji
Melakasanakan Fran Moore membandingkan data saldo non
prosedur analitis auditan per tanggal 31-12-02 dengan data dari
pendahuluan tahun sebelumnya. Ia menghitung sejumlah
rasio kunci dan membandingkannya dengan
rasio tahun lalu serta rasio rata-rata industry.
Semua perbedaan yang signifikan
diidentifikasikan untuk kemudian
ditindaklanjuti.
2.3. Prosedur Analitis

Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU 329) sebagai evaluasi


informasi keuangan yang dilakukan dengan sebuah studi hubungan masuk akal di
antara data keuangan dan non keuangan.... yang melibatkan perbandingan dari
jumlah tercatat dengan pengharapan yang dikembangkan oleh auditor.

Prosedur Analitis bisa dilakukan pada salah satu dari ketiga waktu selama
penugasan. Prosedur analitis yang dilakukan selama fase perencanaan bertujuan
untuk membantu mengidentifikasi hal-hal yang penting yang membutuhkan
pertimbangan khusus dalam penugasan. Prosedur analitis yang dilakukan dalam
fase pengujian berhubungan dengan prosedur audit lainnya. Sedangkan prosedur
analitis yang dilakukan pada fase penyelesaian berfungsi sebagai telah akhir untuk
salah saji material atau masalah keuangan dan untuk membantu auditor mengambil
pandangan objektif pada laporan keuangan yang telah diaudit.

2.3.1 Data yang Dibuat Klien Untuk Auditor

Berikut adalah data yang harus disiapkan oleh klien sebelum siap untuk
diaudit:
Neraca saldo akhir tahun yang meliputi saldo-saldo buku besar termasuk
buku besar pabrikase dan prive.
1. Kas:
a. Rekonsiliasi bank
b. Skedul atau daftar unsur-unsur kas yang masih dalam perjalanan (deposit
in transit).
c. Permintaan konfirmasi bank yang akan dikirimkan sendiri oleh auditor.
2. Piutang:
a. Statement kepada debitur atau konfirmasi yang akan diverifikasi dan
dikirimkan sendiri oleh auditor.

xv
b. Daftar umur piutang, dengan klasifikasi jatuh tempo sesuai dengan yang
sudah ditentukan oleh auditor.
c. Daftar nama debitur beserta saldo-saldonya.
3. Investasi surat berharga:
a. Daftar investasi surat berharga yang menunjukkan jenis-jenisnya, bunga
yang sudah diterima, bunga yang masih harus diterima, dividen, hak atas
saham dan lain-lain.
b. Transaksi pembelian dan penjualan surat berharga yang terjadi selama
periode yang diaudit.
4. Persediaan:
a. Data penghitungan fisik persediaan.
b. Ringkasan atau klasifikasi persediaan sesuai dengan golongannya,
lokasinya dan sebagainya.
c. Daftar harga persediaan (harga perolehan, harga pasar, dan harga jual
dan metode penentuan harga perolehan).
5. Biaya yang dibayar dimuka:
a. Daftar asuransi.
b. Daftar pembayaran dimuka lainnya sesuai dengan permintaan auditor.
6. Aktiva tetap:
a. Daftar yang menunjukkan kecocokan antara akun buku besar pengendali
dengan buku besar pembantu.
b. Daftar tambahan/pembelian aktiva tetap disertai dengan data
pendukungnya.
c. Daftar penghentian dari pemakaian atau pengurangan aktiva tetap,
disertai alasan dan perhitungan rugi-laba penghentian tersebut.
d. Analisa atau perhitungan biaya depresiasi.
e. Analisa akun “Biaya Pemeliharaan Aktiva Tetap” secara rinci.
f. Daftar aktiva tetap yang digunakan sebagai jaminan utang.
7. Utang dagang dan utang wesel:
a. Statement dari kreditur.
b. Daftar bunga wesel dan utang dagang serta jaminan yang diperoleh.
8. Utang jangka panjang:
a. Daftar pemegang obligasi.
b. Salinan surat perjanjian.
c. Daftar amortisasi premium dan akumulasi diskonto.
d. Daftar pembayaran bunga dan bunga yang belum dibayar.
e. Daftar obligasi yang ditarik kembali selama tahun itu.
9. Modal:
a. Daftar pemegang saham dan jumlah pemilikan.
b. Analisis pendebitan dan pengkreditan akun modal.
10. Pendapatan dan biaya:
a. Ringkasan biaya tenaga kerja dan distribusinya.
b. Distribusi biaya overhead pabrik.
c. Laporan harga pokok produksi.

xvi
d. Laporan penjualan.
e. Analisa akun biaya dan pendapatan sesuai permintaan auditor.
11. Lain-lain:
a. Salinan surat-surat perjanjian atau kontrak.
b. Surat-surat lain yang disusun sesuai permintaan auditor.

2.3.2 Lima Jenis Prosedur Analitis

Auditor biasanya membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo


dan rasio dugaan dengan menggunakan satu atau lebih dari jenis prosedur
analitis berikut:

1. Membandingkan data klien dan industri


Manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah sebagai
sebuah bantuan untuk memahami bisnis klien dan sebagai sebuah indikasi
dari kemungkinan kegagalan keuangan.

2. Membandingakan Data Klien dengan Data Periode Sama yang


Sebelumnya
Ada ragam luas dari prosedur analitis di mana data klien dibandingkan
dengan data serupa dari satu periode sebelumnya atau lebih.

Membandingkan Saldo Tahun Ini dengan Saldo Tahun Sebelumnya


Membandingkan Rincian Total Saldo dengan Rincian yang Sama
untuk Tahun Sebelumnya
Menghitung Hubungan Rasio dan Presentasi untuk Dibandingkan
dengan Tahun Sebelumnya

3. Membandingkan Data Klien dengan Hasil Dugaan yang Telah


Ditentukan Klien
Saat data klien dibandingkan dengan data anggaran, ada dua
perhatian khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu
adalah rencana yang realistis. Dalam beberapa organisasi, anggaran
disiapkan dengan sedikit pemikiran atau perhatian dan karenanya bukanlah
dugaan yang realistis. Perhatian kedua adalah kemungkinan bahwa informasi
keuangan saat ini telah diubah oleh karyawan klien untuk menyesuaikan
dengan anggaran. Bila hal itu terjadi, auditor tidak akan menemukan
perbedaan dalam membandingkan data sebenarnya dengan data anggaran
bahkan bila ada salah saji dalam laporan keuangan.

xvii
4. Membandingkan Data Klien dengan Hasil Dugaan yang Telah
Ditentukan Auditor
Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat sebuah perhitungan
tentang apakah saldo akun itu seharusnya dengan menghubungkannya
dengan neraca lajur lainnya atau akun laporan pemasukan atau rekening
dengan membuat sebuah proyeksi berdasarkan pada suatu tren historis.

5. Membandingkan Data Klien dengan Hasil Dugaan yang


Menggunakan Data Nonkeuangan
Perhatian utama dalam menggunakan data nonkeuangan adalah
akurasi data.

2.4. Rasio Keuangan Umum

Analisis keuangan umum bisa efektif untuk mengidentifiksikan kemungkinan


area masalah di mana auditor bisa memberikan bantuan lain. Dalam menggunakan
rasio ini, adalah penting sebagai auditor untuk membuat perbandingan yang tepat.
Perbandingan yang peling penting adalah dengan tahun sebelumnya untuk
perusahaan tersebut dan untuk rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk
tahun yang sama.

2.4.1. Kemampuan Membayar-Utang Jangka Pendek


Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang wajar supaya dapat
membayar utang mereka saat jatuh tempo. Ukuran likuiditas perusahaan
mencakup:

Rasio Kas (Cash Ratio)


 Mengevaluasi kemampuan membayar hutang jangka pendek.

Kas
Kas++ Surat
Surat Berharga
Berharga
Rasio
Rasio kas
kas =
=
Utang lancar
Utang lancar

Rasio Lancar (Current Ratio)


 Rasio ini membutuhkan pengubahan aktiva seperti persediaan
dan piutang dagang ke kas sebelum hutang biasa dibayar.

Kas + Surat Berharga


Rasio paling lancar =
Utang lancar

xviii
Rasio Paling Lancar (Quick Ratio)

Aktiva lancar
Rasio lancar =
Utang lancar

 Perbedaan paling penting di antara rasio paling lancar dan rasio


lancar adalah masuknya persediaan ke dalam aktiva lancar
untuk rasio lancar.

2.4.2. Rasio Aktivitas Likuiditas

Penjualan bersih
Perputaran piutang dagang =
Penjualan kotor rata-rata

365 hari
Jumlah hari untuk menagih piutang =
Perputaran piutang dagang

Biaya barang yang terjual


Perputaran persediaan =
Rata-rata persediaan

365 hari
Jumlah hari untuk menjual persediaan =
Perputaran persediaan

2.4.3. Kemampuan Memenuhi Kewajiban Utang Jangka Panjang

Kewajiban total
Utang terhadap income =
Ekuitas total

Income operasi
Berapa kali bunga yang dihasilkan =
Biaya bunga

xix
2.4.4. Rasio Probabilitas

Pemasukan bersih
Pendapatan per saham =
Rata-rata saham biasa yang beredar

Penjualan bersih-biaya barang yg terjual


Persentase keuntungan
kotor = Perputaran piutang dagang

Pemasukan operasi
Margin keuntungan =
Penjualan bersih

Pemasukan sebelum pajak


Tingkat pengembalian atas aktiva =
Aktiva total rata-rata

Pemasukan – dividen istimewa


Pengembalian atas modal biasa =
Ekuitas pemegang saham

xx
BAB III
PENUTUP

2.5. Kesimpulan

Sebelum melakukan sebuah audit, auditor harus terlebih dahulu memiliki


perencanaan yang matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana
tugas atau yang diemban oleh auditor tersebut. Analisis terhadap risiko bisnis secara
dini akan memberikan dampak terhadap penyajian laporan keuangan. Dua jenis
risiko yang memiliki efek sangat besar terhadappelaksanaan dan iaya audit yaitu:
Risiko akseptibilitas audit dan Risiko Inheren.

Setelah melakukan tahapan untuk melakukan perencanaan dan perancangan


audit seperti: menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal, memahami
bisnis dan industri klien, menerima risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur
analitis awal, menerapkan materialitas dan menilai risiko,memahami pengendalian
intern dan menilai risiko pengendalian, serta menyusun segala rencana program
audit, kemudian auditor harus melakukan prosedur analitis. Prosedur analitis yang
dilakukan yaitu meliputi: membandingkan data klien dengan industri, dengan data
periode sama yang sebelumnya,dengan hasil dugaan yang telah ditentukan
sebelumnya, dengan hasil dugaan yang ditentukan auditor, serta dengan hasil
dugaan yang menggunakan data nonkeuangan.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2001. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi. Edisi kesembilan. Jilid 1. Indonesia. PT INTERMASA

Munawir, H, S. 1999. Auditing Modern. Buku 1. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.

xxii

Anda mungkin juga menyukai