Bab 1234
Bab 1234
LATAR BELAKANG
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
mereka.
sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan,
investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan juga dapat melakukan
prediksi atau mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.
membutuhkan data historis atas laporan keuangan, yang dapat membantu para
dalam jangka waktu yang telah ditentukan menyebabkan permintaan akan jasa
1
audit meningkat. Perusahaan tentunya ingin mendapatkan opini audit yang baik
dan dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Dalam melakukan proses audit,
waktu penyelesaian proses audit yang diukur dari tanggal tutup buku perusahaan
(Harjanto, 2017).
laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit. Menurut
Naimi dalam Wardhani dan Rahardja (2013), panjang-pendeknya audit delay yang
investor di pasar modal. Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari Dyer dan McHugh
informasi yang andal dan relevan, yakni tersedia saat dibutuhkan. Menurut
Pourali, et.al. (2013) nilai dari ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan
2
kemanfaatannya. Penyampaian laporan keuangan juga berhubungan dengan
reaksi positif dari investor yang mengakibatkan kenaikan harga saham perusahaan.
reaksi negatif dari investor yang berdampak pada penurunan harga saham
mengindikasikan adanya bad news atau hal yang ditutup-tutupi dan membuat
relevansinya diragukan.
tahunan kapada OJK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Bila
didapati adanya pihak yang melanggar ketentuan peraturan OJK, maka OJK
pembatalan pendaftaran.
emiten atau perusahaan publik beserta sanksinya masih saja terdapat fenomena
3
Tabel 1. Fenomena Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Pertambangan BEI
Nama Periode
Kode
Perusahaan Keterlambatan
Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 31 Desember 2014
Benakat Integra Tbk BIPI 31 Desember 2014
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN 31 Desember 2014
Bumi Resources Tbk BUMI 31 Desember 2014
Cakra Mineral Tbk CKRA 31 Desember 2014
Energi Mega Persada Tbk ENRG 31 Desember 2014
Bara Jaya International Tbk. ATPK 31 Desember 2015
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN 31 Desember 2015
Samindo Resources Tbk MYOH 31 Desember 2015
Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 31 Desember 2016
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN 31 Desember 2016
Energi Mega Persada Tbk ENRG 31 Desember 2016
Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 31 Desember 2016
Bara Jaya International Tbk. ATPK 31 Desember 2017
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN 31 Desember 2017
Cakra Mineral Tbk CKRA 31 Desember 2017
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN 31 Desember 2018
Cakra Mineral Tbk CKRA 31 Desember 2018
Sumber: Bursa Efek Indonesia
periode tertentu. Bahkan perusahaan Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk terlihat
4
dapat menunjukkan suatu kondisi atau karakteristik suatu perusahaan dimana
perusahaan, jumlah asset yang dimiliki perusahaan, total penjualan yang dicapai
oleh perusahaan dalam suatu periode, serta jumlah saham yang beredar.
internal yang lebih baik akan mempermudah auditor sehingga hal ini dapat
Pourali, et.al (2013) juga menjelaskan bahwa manajemen pada perusahaan besar
yang mempengaruhi audit delay. Demikian juga penelitian Kartika (2009); dan
5
Faktor kedua yang diduga dapat mempengaruhi audit delay adalah
time”. Definisi dari Weygandt et al. (2015) tersebut berarti bahwa rasio
operasi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Atau dengan kata lain
untuk menyampaikan kabar baik kepada publik. Hal ini terjadi karena
perusahaan yang lebih besar mempunyai pengendalian internal yang lebih baik.
dalam mengerjakan laporan auditnya. Selain itu, Estrini dan Laksito (2013) juga
kerugian memiliki respon cenderung lebih berhati-hati selama proses audit jika
lebih tinggi.
6
lainnya juga menemukan hal yang sama yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Susilawati dkk (2012); Miradhi dan Juliarsa (2016); Murti (2016) dan Apriyana
audit tenure. Audit tenure merupakan jangka waktu masa perikatan kerja antara
auditor dengan kliennya dalam pemeriksaan laporan. Tenure yang panjang dari
suatu KAP dapat meningkatkan pemahaman bagi auditor tentang bisnis kliennya
yang memiliki tenure panjang bisa memiliki sifat yang kurang objektif dan
antara audit delay dengan audit tenure. Hasil penelitian Dao dan Pham (2014)
tersebut menunjukan bahwa audit tenure memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011);
Mariani dan Latrini (2016); Michael dan Rohman (2017); dan Wulandari dan
Wiratmaja (2017).
7
Dalam penelitian ini, financial distress akan dijadikan sebagai variabel
pemoderasi. Hal ini bukan tanpa alasan, seperti diketahui financial distress
meningkatnya risiko itu maka auditor harus melakukan pemeriksaan risiko (risk
audit (audit planning). Hal ini dapat mengakibatkan lamanya proses audit dan
Wiratmaja (2017); dan Pradnyaniti dan Suardikha (2019). Dari hasil penelitian-
8
Moderating Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar BEI”
saat ini masih terdapat masalah pada audit delay di perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini pula yang
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan audit tenure terhadap audit delay
9
3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Sektor
audit tenure terhadap audit delay pada perusahaan Sektor Pertambangan yang
adalah:
3. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure terhadap audit delay pada perusahaan
10
5. Untuk mengetahui apakah financial distress dapat dijadikan sebagai
pemoderasi dalam pengaruh audit tenure terhadap audit delay pada perusahaan
yaitu:
1. Bagi peneliti
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
3. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
11
1.6 Originalitas Penelitian
(2017) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Audit Tenure dan
Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Audit Delay dengan Financial Distress Sebagai
variabel dependen dan satu variabel pemoderasi. Berikut beberapa perbedaan antara
penelitian ini dan juga penelitian yang telah dilakukan Wulandari dan Wiratmaja
(2017).
Penelitian Terdahulu
No Keterangan Wulandari dan Penelitian Saat Ini
Wiratmaja (2017)
Variabel Independen
Variabel Independen - Ukuran Perusahaan
- Audit Tenure (X1)
(X1)
Variabel - Ukuran Perusahaan
1 (X2) - Profitabilitas (X2)
Penelitian - Audit Tenure (X3)
Variabel Moderating
- Financial Distress (Z) Variabel Moderating
- Financial Distress (Z)
Perusahaan
Perusahaan Manufaktur
2 Sampel Penelitian Pertambangan Bursa
Bursa Efek Indonesia
Efek Indonesia
3 Tahun Penelitian 2012-2015 2015-2018
Teknik Analisis Analisis Regresi Linear Partial Least Square
4
Data Berganda (PLS)
5 Software SPSS SmartPLS
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Brigham dan Houston (2014) isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal
sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi yang dikeluarkan oleh
unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran tentang keadaan masa lalu, saat ini
maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada
waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi
informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news).
13
Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
perusahaan mengindikasikan sinyal bad news maka akan menurunkan harga saham
perusahaan. Kaitan antara teori ini dengan masalah yang diangkat dalam penelitian
ini berkaitan tentang akurasi dan ketepatan waktu perusahaan dalam menyajikan
perusahaan semakin panjang, maka pihak investor akan mulai melihat hal tersebut
14
2.2 Audit Delay
independent person”.
berlaku. Sehingga audit seharusnya dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Tujuan audit secara umum atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi 20
keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan. Asersi
15
adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen laporan keuangan
pemeriksaan umum KAP (Kantor Akuntan Publik) akan memberikan suatu laporan
akuntan. Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan
terjadi.
Audit delay atau bisa disebut juga audit report lag sering terjadi dalam
perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang bisa di karenakan oleh buruknya
kandungan isi dalam laporan keuangan. Audit delay atau audit report lag adalah
selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit. Iskandar dan Trisnawati (2010) menjelaskan bahwa audit delay adalah
rentang waktu pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yang dapat diukur
independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup
tahun buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan
auditor independen.
adalah rentang waktu (jarak hari) dari tanggal neraca perusahaan ke tanggal
penerbitan laporan audit dan berarti di dalamnya terdapat proses audit yang
membutuhkan waktu yang tidak singkat dan proses audit ini tercermin dalam
16
Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang
perusahaan besar akan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang
besar dan laba yang tinggi. Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki
kapitalisasi pasar yang kecil, nilai buku yang kecil dan laba yang rendah.
Menurut Brigham dan Houston (2014) ukuran perusahaan adalah ukuran besar
kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total asset, total
adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya total asset yang dimiliki,
dapat pula diukur berdasarkan nilai ekuitas, nilai penjualan atau laba. Dalam
penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset yang dimiliki
17
perusahaan sejak pertama kali didirikan, sedangkan pendapatan hanya
cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
laporan keuangan.
secara tepat waktu. Selain itu, audit delay juga akan semakin lama apabila
ukuran perusahaan yang akan diaudit semakin besar. Ini berkaitan dengan
semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya
18
Hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan Ashton, et.al (1987);
dilakukan oleh Kartika (2009); dan Apriyana dan Rahmawati (2017) yang
2.3.2 Profitabilitas
merupakan daya tarik investor dalam melakukan jual beli saham, oleh karena
itu manajemen harus mampu memenuhi target yang telah di tetapkan. Menurut
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
19
“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis
seperti yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi, dan sumber daya yang
kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga memberikan alasan bahwa
tinggi maka audit delay akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan
20
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soedarsa dan
terdahulu lainnya juga menemukan hal yang sama yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Susilawati dkk (2012); Miradhi dan Juliarsa (2016); Murti
antara auditor dari sebuah kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee
yang sama (Werastuti, 2013). Indonesia merupakan salah satu Negara yang
tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar KAP tidak terlalu akrab dengan
17/PMK.01/2008.
buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
21
Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 dan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 359/KMK.06/2003.
2003, masa jabatan untuk Kantor Akuntan Publik adalah 5 (lima) tahun
Pemerintah 1 Juni 2015 pasal 10 tentang pembatasan jasa audit, KAP bisa
selamanya menjalin perikatan dengan auditee, hanya saja masa tenure untuk
Audit tenure merupakan jumlah tahun atau periode antara KAP dan
kliennya dalam pelaksanaan perikatan audit. Untuk dapat memahami klien dan
industri yang diaudit, auditor membutuhkan waktu yang lebih panjang pada
panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa audit delay yang panjang dapat
signifikan terhadap audit report lag. Hasil penelitian terdahulu lainnya juga
signifikan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011);
Mariani dan Latrini (2016); Michael dan Rohman (2017); dan Wulandari dan
Wiratmaja (2017).
22
kurang memadai tentang kliennya dan industri selama tahun-tahun awal
yang memiliki tenure panjang bisa memiliki sifat yang kurang objektif dan
lebih lanjut tentang hubungan antara audit delay dengan audit tenure. Dan
hasil yang diperoleh dalam penelitian Dao dan Pham (2014) tersebut
yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011); Mariani dan Latrini (2016);
Michael dan Rohman (2017); dan Wulandari dan Wiratmaja (2017) juga
padahal financial distress dan kebangkrutan adalah dua hal yang berbeda. Kesulitan
23
Financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami
kewajibannya. Perusahaan akan mengalami financial distress jika arus kas operasi
pembayaran bunga kredit yang telah jatuh tempo. Semakin besar kewajiban yang
financial distress.
Menurut Hapsari (2012), definisi dari financial distress adalah suatu situasi
dimana arus kas operasi perusahaan tidak memadahi untuk melunasi kewajiban-
kewajiban lancar (seperti hutang dagang atau beban bunga) dan perusahaan
dari financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi
yang dihadapi oleh sebuah perusahaan, financial distress merupakan salah satu
tersebut.
Financial distress dapat digambarkan dari dua titik ekstrem yaitu kesulitan
biasanya bersifat jangka pendek, tetapi bisa berkembang menjadi parah. Indikator
24
kesulitan keuangan dapat dilihat dari analisis aliran kas, analisis strategi
distress karena kondisi financial distress ini mungkin akan membantu perusahaan
Penyebab terjadinya financial distress menurut Fahmi (2012) adalah dimulai dari
yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas dan juga termasuk
insolvency ditujukkan oleh kondisi arus kas operasi (operating cash flow) yang
Tenure dan Pergantian Auditor Pada Audit Delay”. Penelitian tersebut bertujuan
terjadinya audit delay dengan dimoderasi oleh spesialisasi auditor pada perusahaan
25
penelitian diperoleh dengan metode purposive sampling dari 141 perusahaan
teknik analisis uji MRA (Moderating Regression Analysis) dengan program SPSS
13.0. Hasil penelitian ini adalah spesialisasi auditor mampu memoderasi pengaruh
audit tenure dan pergantian auditor. Audit tenure yang dimoderasi menghasilkan
hubungan pergantian auditor pada audit delay. Secara parsial audit tenure dan
spesialisasi auditor berpengaruh negatif pada audit delay, dan pergantian auditor
“Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor dan Financial Distress Pada Audit
mengetahui pengaruh audit tenure, pergantian auditor dan financial distress pada
audit delay. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Consumer Goods yang
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
berpengaruh positif pada audit delay, sedangkan audit tenure tidak memiliki
26
Terhadap Audit Delay (Studi Empiris terhadap Perusahaan Sektor Manufaktur yang
akuntansi terhadap audit delay. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode
yang dipilih sebagai sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder seperti laporan keuangan yang sudah diaudit. Analisis data menggunakan
berjudul “Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Audit
adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara audit tenure dan ukuran
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012-2015.
27
Analysis (MRA). Hasil analisis yang diperoleh menunjukan bahwa audit tenure
berpengaruh positif pada audit delay, ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif
pada audit delay, financial distress berpengaruh negatif terhadap audit delay,
audit delay.
“Pengaruh Audit Tenure dan Financial Distress pada Audit Delay dengan
dan financial distress pada audit delay pada perusahaan Pertambangan di Bursa
teknik analisis data uji Moderating Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian
ini yaitu spesialisasi auditor tidak memoderasi pengaruh audit tenure pada audit
delay. Audit tenure tidak berpengaruh pada audit delay. Financial distress
“Pengaruh Audit Tenure dan Auditor Switching Pada Audit Delay Dengan
untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh audit tenure dan auditor switching
pada audit delay dengan financial distress sebagai variabel pemoderasi. Metode
28
penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel
Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Moderated Regression Analysis
negatif pada audit delay. Auditor switching tidak berpengaruh pada audit delay.
Financial distress tidak memoderasi pengaruh auditor switching pada audit delay.
selanjutnya mengenai penelitian yang berkaitan dengan audit delay dan teori
29
BAB III
Ukuran Perusahaan
(X1)
Audit Tenure
(X3)
Financial Distress
(Z)
Pengaruh Parsial
Pengaruh Moderating
30
3.2 Hipotesis Penelitian
dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aset
atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka
akan memiliki dorongan untuk mengurangi audit report lag dan penundaan
31
Selain itu, perusahaan yang lebih besar lebih banyak disorot oleh
laporan keuangan secara tepat waktu. Selain itu, audit delay juga akan semakin
lama apabila ukuran perusahaan yang akan diaudit semakin besar. Ini berkaitan
dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin
dilakukan oleh Kartika (2009); dan Apriyana dan Rahmawati (2017) yang
32
efektifitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk
pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan
laba-rugi, dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang
untuk menyampaikan kabar baik kepada publik. Hal ini terjadi karena
baik. Perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang lebih baik akan
dalam mengerjakan laporan auditnya. Selain itu, Estrini dan Laksito (2013)
kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga memberikan alasan bahwa
33
auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki
tinggi maka audit delay akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan
terdahulu lainnya juga menemukan hal yang sama yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Susilawati dkk (2012); Miradhi dan Juliarsa (2016); Murti
Akuntan Publik dan KAP. Hal ini sesuai dengan yang tertera pada pasal 3
ayat 1 yang menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan suatu entitas oleh KAP tertentu adalah selama 6 (enam) tahun buku
34
Mariani dan Latrini (2016) menyatakan bahwa semakin meningkat
tenure audit maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta
proses audit yang lebih efisien. Sebaliknya jika auditor melakukan perikatan
audit pada klien baru maka jangka waktu penyelesaian audit akan lebih
bahwa audit tenure yang panjang akan berhubungan dengan efisiensi audit
yang lebih tinggi, sehingga akan menghasilkan audit delay yang lebih
pendek.
tentang hubungan antara audit delay dengan audit tenure. Hasil penelitian
Dao dan Pham (2014) tersebut menunjukan bahwa audit tenure memiliki
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian
audit delay secara signifikan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Habib dan
Bhuiyan (2011); Mariani dan Latrini (2016); Michael dan Rohman (2017);
35
3.2.4 Financial Distress Dalam Memoderasi Pengaruh Ukuran
sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total aset, total penjualan,
jumlah laba, beban pajak dan lain-lain. Umumnya, semakin besar suatu
keuangannya yang telah di audit dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan
dan memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga dapat
36
kewajiban perusahaan. Sehingga perusahaan yang mengalami financial
distress.
BEI
Oleh karena itu ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan
keuangan.
apakah suatu laporan keuangan itu telah disajikan dan dilaporkan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Peran auditor disini adalah untuk
37
memeriksa dan memastikan bahwa tidak terdapat salah saji dalam suatu
laporan keuangan.
Audit delay adalah perbedaan tanggal tahun tutup buku dengan tanggal
klien. Diukur berdasarkan jumlah hari dari tanggal tahun tutup buku sampai
audit delaynya.
modal perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur tingkat
profitabilitas yaitu ROA (return on assets). ROA adalah suatu rasio yang
tinggi nilai rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang
diperoleh perusahaan dari hasil investasi pada asetnya dan begitu pula
sebaliknya.
38
Sedangkan financial distress adalah kondisi dimana perusahaan sedang
memiliki tingkaty financial distress yang rendah. Dan tingkat financial distress
yang rendah ini akan menyebabkan perusahaan memiliki audit delay yang lebih
rendah pula.
tepat waktu oleh sebuah perusahaan, maka itu akan menggambarkan singal
investor. Selain itu, diketahui pula audit tenure yang panjang akan menambah
perusahaan dan dapat merencanakan program audit yang lebih baik. Sehingga
tenure memiliki pengaruh yang negatif terhadap audit delay, karena saat
auditor memiliki perikatan dengan waktu yang lebih lama dengan perusahaan
39
klien, maka auditor akan lebih mudah memahami mengenai karakteristik
resiko audit, khususnya resiko pengendalian dan resiko deteksi. Sehingga akan
delay.
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian ini dapat digunakan untuk
perusahaan, profitabilitas dan audit tenure terhadap variabel dependen yaitu audit
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian dimulai sejak bulan
items that we are interested in. Populasi merupakan totalitas dari suatu karakteristik
41
tertentu yang ditentukan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
perusahaan.
Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang diambil dengan cara tertentu
pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
periode 2015-2018.
lengkap untuk periode 31 Desember tahun 2015-2018 dalam situs Bursa Efek
42
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa
1 41
Efek Indonesia
Perusahaan yang terdaftar berturut-turut sejak 2015
2 (4)
hingga 2018
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
3 keuangan secara lengkap dan tidak dalam mata (11)
uang rupiah
Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap untuk
4 (5)
penelitian ini
5 Perusahaan sampel 21
6 Tahun pengamatan 4
Jumlah Sampel Selama Periode Pengamatan 84
Sumber: Data diolah, 2019.
dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay merupakan rentang waktu
pelaksanaan audit pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Audit delay dapat
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, yaitu sejak
tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal
ditunjukan atau dinilai oleh total aset, total penjualan, jumlah laba, beban pajak
43
menyelesaikan proses auditnya. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor
2. Profitabilitas (X2)
berdasarkan sumber daya perusahaan yang dimiliki. Dalam penelitian ini yang
Audit tenure merupakan jangka waktu masa perikatan kerja antara auditor
dari suatu KAP dapat meningkatkan pemahaman bagi auditor tentang bisnis
kliennya. Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan
dari KAP yang sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun
pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk
tahun-tahun berikutnya.
44
Perusahaan akan mengalami financial distress jika arus kas operasi perusahaan
bunga kredit yang telah jatuh tempo. Semakin besar kewajiban yang dimiliki
distress. Financial distress dalam penelitian ini diukur berdasarkan rasio Earning
menghasilkan keuntungan per lembar saham yang akan dibagikan kepada pemilik
dan Zannati, 2018). Jika earning per share sebuah perusahaan diketahui negatif,
pendapatan yang diterima perusahaan dalam periode tersebut lebih kecil daripada
biaya yang timbul. Oleh karena itu, dapat disimpulkan keadaan seperti itu
45
Variabel Definisi Indikator
Skala
Penelitian Operasional Pengukuran
Profitabilitas adalah
kemampuan sebuah
perusahaan dalam
Profitabilitas 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛
menghasilkan laba 𝑅𝑂𝐴 = Rasio
(X2 ) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
berdasarkan sumber daya
perusahaan yang
dimiliki.
Audit tenure merupakan Jumlah tahun perikatan
jangka waktu masa audit, tahun pertama
Audit Tenure perikatan kerja antara dimulai dengan angka 1
Rasio
(X3 ) auditor dengan kliennya dan ditambah dengan 1
dalam pemeriksaan untuk tahun-tahun
laporan keuangan. berikutnya
Financial distress
merupakan proses yang
mana perusahaan
Financial
mengalami kesulitan 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠
Distress 𝐸𝑃𝑆 = Rasio
keuangan, sehingga 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
(Z)
perusahaan tidak mampu
dalam memenuhi
kewajibannya.
Audit delay merupakan
rentang waktu Audit Delay = Tanggal
Audit Delay
pelaksanaan audit pada Laporan Auditor - Tanggal Rasio
(Y)
laporan keuangan Tutup Buku
tahunan perusahaan.
Sumber data dalam sebuah penelitian merupakan segala sesuatu yang dapat
data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah
pengguna data.
46
Sumber data dalam penelitian ini adalah Laporan Tahunan dan Laporan
dipakai dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
dikaji.
software SmartPLS yang dijalankan dengan media komputer. PLS (Partial Least
model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas,
analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus
dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil
47
digunakan PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini alasan-alasan
tersebut yaitu: pertama, PLS (Partial Least Square) merupakan metode analisis
data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah sampel
kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, PLS
(Partial Least Square) dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih
dikatakan lemah, karena PLS (Partial Least Square) dapat digunakan untuk
prediksi.
kejadian (siapa atau apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa banyak) yang
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan PLS. Hal ini disebabkan
dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk pengujian
48
menolak/menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika
49
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M.S., dan Hogan, C.E. (2017). Auditing and A
Assurance Services. United Kingdom: Pearson.
Dao, M., dan Pham, T. (2014). Audit Tenure, Auditor Specialization and Audit
Report Lag. Managerial Auditing Journal. 29 (6): 490-512.
50
Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial
Least Square (PLS). Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Giri, F. E. (2010). Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi
KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di
Indonesia. Seminar Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Hanafi, M., dan Halim, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: (UPP)
STIM YKPN.
51
Companies in Tehran Securities. International Research Journal of
Applied and Basic Sciences. 6 (5): 549-555.
Lee, H. Y., Mande, V. & Son, M. (2009). Do Lengthy Auditor Tenure and The
Provision of Non-audit Service by External Auditor Reduce Audit Report
Lags?. International Journal of Auditing. 13 (7). 87-104.
Michael, C. J., dan Rohman, A. (2017). Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran
KAP Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor
Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2015). Diponegoro Journal of Accounting. 6 (4). 1-12.
Mulyadi. (2013). Auditing. Buku Pertama, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Pourali, M. R., Jozi, M., Rostami, K. H., Taherpour, G. R., dan Niazi, F. (2013).
Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from
Tehran Stock Exchange (TSE). Research Journal of Applied Sciences,
Engineering and Technology. 5 (2): 405-410.
52
Ratnaningsih, N. M. D., dan Dwirandra, A. A. N. B. (2016). Spesialisasi Auditor
Sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Audit Tenure dan Pergantian
Auditor Pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 16
(1). 18-44.
Sulastri, E., dan Zannati, R. (2018). Prediksi Financial Distress Dalam Mengukur
Kinerja Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi
Bisnis. 1 (1). 27-36.
53