Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KonsepKeluarga

1. DefinisiKeluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Zaidin
Ali, 2010)

2. Definisi Pengkajian
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat
dimana suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa,
sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode
dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan
keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan
measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto,
2012, hal. 93)
Pengkajian keluarga merupakan proses Penjajakan keluarga yang
perlu dilakukan untuk membina hubungan baik dengan keluarga. Dalam
penjajakan ini perawat perlu mengadakan kontak dengan RW/RT dan
keluarga yang bersamhkutan guna menyampaikan maksud dan tujuan
serta mengatasi masalah kesehatan mereka. Setelah mendapat tanggapan
positif dari keluarga tersebut, pengkajian diteruskan pada langkah
berikutnya. (Zaidin Ali, 2010, hal. 40)
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan
informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang
mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan kata
lain, data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian
keluarga, kemudian diklasifikasikan dan di analisis menginterpretasikan
artinya. (Freadman, 2013, hal. 165)

Pengkajian keluarga merupakan proses yang ditandai dengan


pengumpulan informasi keluarga yang terus-menerus dan keputusan
profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Dengan kata lain , data dikumpulkan secara sistematik dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan
dianalisis untuk menginterprestasikan artinya. (Mubarok, 2010, hal. 164)
Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara.
Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan: (Zaidin
Ali, 2010, hal. 43)
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat,
agama, lingkungan, dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara
langsung bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau
benda lain (data objektif).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan
fisik, misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data
objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada,
misalnya catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat,
literatur, catatan pasien, dll. (data subjektif)
B. FungsiKeluarga
Lima fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :

a. FungsiAfektif
Fungsiafektifberhubnganeratdenganfungsiinternalkeluargayang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembagkan melalui interaksi
dan hbungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan


fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh;
cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga, mendapatkan kasihsayang dan dukungan dari
anggota yang lain.Maka,kemampuan untuk memberikan kasih sayang
akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat saling
mendukung. Hubungan intim didalam keluargamerupakanmodal dasar
dalam memberi hubungan dengan oranglain di luar keluarga / masyarakat.

2. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif, maka fungsi afektif akantercapai
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehinggaanak–
anak dapat meniru tingkah laku positif dari kedua orang tua mereka.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial (Friedman 1986 dikutip oleh Dyah
2011)Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluargamerupakantempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang – orang yang
ada di sekitarnya. Kemudian beranjak balita dia belajar bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berpern
penting dalam bersosilisasi. Keberhasilanperkembanganindivdu dan
keluarga dicapai melalui interaksi hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma –
norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. FungsiReproduksi\
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dankeperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguankesehatandan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatankeluargayang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman 2010) :
1. Mengenal masalah kesehatan setiapanggotanya
Perubahan sekecil papaun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka
apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan sebesar apaperubahannya.
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan dapat
teratasi.Jikakeluargamempunyaiketerbatasanseyogyanyameminta
bantuan oranglain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama atau
ke pelayanan kesehatanuntukmemperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana ruah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggotakeluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.

C. Tipe keluarga
Tipe keluargayang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam lingkungan derajat kesehatan maka perlu mengetahui
berbagai tipe keluarga.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai tipe keluarga ( Sri Setyowati dan
Arita Murwani, 2008) :
1. Tipe KeluargaTradisional
a. Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri
dan anak (kandung atauangkat)
b. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,nenek,keponakan,
paman, bibi.

2. Tipe Keluarga NonTradisional


a. “The Unmarriedteenegemather”
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dan hubungan tanpanikah.
b. “The stepparent family” keluarga dengan orang tuan tiri.
c. “Communefamily”
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak
bersama.
d. “The non marital heterosexsual cohibitingfamily”
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangantanpa
melalui pernikahan.
e. “Gay and Lesbyanfamily”
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagai
suami – istri (marital partners)
f. “Cohibitingcouple”
Orang dewasa yang bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
g. “Group-marriagefamily”
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tanggabersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h. “ Group netwurkfamily”
Keluarga ini dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
kedekatan satu sama laina dan saling menggunakan barang– barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
i. “Foster family”
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
j. “Homelessfamily”
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyaiperlindunganyang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. “Gang”
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yangmempunyai perhatian tetap
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
D. Tahap – tahap PerkembanganKeluarga
Berikut ini akan diuraikan mengenai tahap perkembangan keluarga berdasarkan
konsep Duvall dan Miller (Friedman 2010)membagikeluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu :
1. Keluarga Baru (BerganningFamily)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain yaitu membina hubungan
intim yang memuaskan, yang kedua menetapkan tujuan bersama, yang
ketiga membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial, ke-empat mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, kelima
yaitu persiapan menjadi orang tua, yang keenam memahami prenatal
care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
2. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan(child-bearing)
Masainmerupakantransisimenjadiorangtuayangakan
menimbulkankrisiskeluarga.StudiKlasikLeMaster(1975)dan46 orang
tua ditanyakan 17% tidak bermasalah selebihnyabermasalah dalam
hal : 1) Suami merasa diabaikan, 2) Peningkatan perselisihan dan argumen, 3)
Interupsi dalam jadal argumen, 4)Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan
menurun.

Adapun tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain:


1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual
dankegiatan)
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dankehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5. Konseling KB post partum 6minggu.
6. Menata ruang untukanak.
7. Biaya / dana ChildBearing.
8. Memfasilitasi Role learing anggotakeluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secararutin.

3. Keluarga dengan anak prasekolah


Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekoah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini yaitu pemenuhan kebutuhan
anggota keluarga, membantu atau bersosialisasi,beradaptasi
dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi,mempertahankan
hubungan di dalam maupun di luar keluarga, pembagian waktu (individu,
pasangan dan anak), pembagian tanggung jawab, dan merencanakan
kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluearga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti :
1) membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan linkungan lebih luas,
2) mendorong anak untuk mencapai pegembangan
dayaintelektual,
3) menyediakan aktivitas anak,
4) menyesuaikan padaaktivitaskomuniti dengan mengikut
sertakan anak,
5) memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab meningat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memilikiotonomi).
b. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gepkomunikasi)
c. Memelihara hubungan intim dalamkeluarga.
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 mninggalkanrumah)


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya, berperan sebagai suami istri,
kakek dannenek.Menciptakan lingkungan rumah yang dapt menjadi
contoh bagi anak – anaknya.

7. Keluarga usia pertengahan (Middle agefamily)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak dan waktu kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda tua, keakraban
dengan pasangan, persiapan masa tua / pensiun.

8. Keluarga lanjutusia
Keluarga lanjut usia memiliki tugasugas perkembangan keluarga
seperti : 1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah
cara hidup, 2) Menerima kematian pasanganya, kawan dan
mempersiapkan kematian, 3) Mempertahankan keakraban pasangan
dan saling merawat, 4) Melakukan Life Reviewmasa lalu.

E. StrukturKeluarga
Menurut Friedmn (2010), struktur keluarga terdiri dari :
a. Pola dan proseskomunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi seperti bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berfikir positif, serta tidak
mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik Pengirim:
a. Yakin dalam mengemukakan sesuatu ataupendapat.
b. Apa yang disampaikan jelas danberkualitas
c. Selalu meminta dan menerima umpanbalik.

2) KarakteristikPenerima
a. Siapmendengarkan
b. Memberikan umpanbalik
c. Melakukanvalidasi

3) Strukturperan
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan.
4) Strukturkekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk
mengendalkan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.

F. Struktur PeranKeluarga
Peran formal yang terdapat dalam keluarga seperti mencari nafkah, inu rumah
tangga, supir, pembantu rumah tangga dll.Sedangkan peran informal bersifat
implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimankan hanya untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan emosionalindividual dan untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga seperti sebagai pendorong, pengharmonis,
pendamai, penghalang, penyalah, pengikut, pencari pengangkutan atau
sahabat.

G. Stressor dan KopingKeluarga


1. Stressor – stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan
ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya dan
kekuatan dari stressor – stressor dan ketegangan sehari –hari.Apakah
keluarga mampuinterna; dan eksterna
yangdiajarkan,apakahanggotakeluargaberbeda dalam cara – cara koping, strategi
koping internal keluarga, kelompok kepercayaan keluarga, pengugunaan tuner,
self evaluasi, penggunaan ungkapan, penggunaan keluarga terhadap masalah,
pemecahan masalah secara sistematis, fleksibilitas peran, stimulasi strategi
kopingeksternal
H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan informasi yang

mendukung pemecahan masalah klien. Jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai

berikut :

a) Kegiatan sehari-hari

1. kebiasaan tidur : apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur atau istirahat, dan

bangun sesuai kemauan setiap anggota? Apakah terdapat waktu setiap siang untuk

istirahat sebentar ? apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?

2. kebiasaan makan : berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat terlalu

gemuk, terlalu kurus?

3. waktu senggang/ libur : bagaimana setiap anggota keluarga memakai waktu

senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan jenis kelamin dan

usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang liburannya sangat memakan

waktunya? Bila ada, apa dampaknya terhadap keluarga? Apakah keluarga

mempunyai hiburan bersama?

b) Faktor sosial- budaya- ekonomi

1. Penghasilan dan pengeluaran

2. Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja

3. Sumber penghasilan

4. Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja

5. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian, dan

perumahan

6. Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak

7. Jam kerja ayah dan ibu

8. Siapa pembuat keputusan mengenai pengelolaan keuangan


c) Faktor lingkungan : luas rumah, pengaturan kamar tidur, kelengkapan perabotan

rumah tangga, serangga dan binatang pengerat, adanya bahaya kecelakaan,

tempat penyimpanan makanan dan alat masak, persediaan air, pembuangan

kotoran, pembuangan sampah

d) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

1. Riwayat kesehatan setiap anggota

2. Penyakit yang pernah diderita

3. Keadaan sakit yang sekarang

4. Status imunisasi anak

5. Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit

6. Sumber pelayanan kesehatan : apakah pelayanan kesehatan sama atau


berbeda untuk setiap anggota keluarga

7. Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan yang


mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas kesehatan
BAB III

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Data Umum Keluarga

Nama Kepala Keluarga : Tn. A


Umur : 36 Tahun
Alamat : Jln. Bantaran II no 72 C
No. Telp : 0341-8455337
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam

1. Komposisi keluarga
Data Anggota Keluarga
NO Nama Gender Umur Hub. Pendidikan Pekerjaan
(inisial) Kelg dg
KK
1. Tn A L 36 Suami/KK SMA Security
PT
Sampoerna
2. Ny N P 34 Isteri SMA Ibu Rumah
Tangga
3. An K L 9 Anak Masih SD Pelajar
4. An F L 4 Anak Belum -
sekolah

2. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti (nuclear family), di dalam
keluarga tidak terdapat permasalahan dengan tipe tersebut karena
meskipun di rumah hanya keluarga inti namun seringkali anggota keluarga
berkumpul dengan orang tuanya (nenek) yang bertempat tinggal di sebelah
rumah keluarga, selain itu rumah kerabat lainnya pun berdekatan.
3. Latar Belakang Budaya (Etnis)
a. Keluarga berasal dari suku jawa.
b. Latar Belakanng etnis keluarga adalah etnis jawa.
c. Tempat Tinggal Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang
sebagian besar adalah suku jawa.
d. Kegiatan-kegiatan Keagamaan seringkali dilaksanakan keluarga yaitu
dengan mengikuti pengajian, mengikuti kegiatan di desa serta
meluangkan waktu untuk berekreasi bersama anak-anaknya setiap hari
minggu.
e. Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan
tertentu atau diet, makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung
selera pasien.
f. Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan di
dalam keluarga adalah suami dengan melibatkan isteri.
g. Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah bahasa jawa.
h. Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan kesehatan bidan
terdekat untuk setiap permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat
ke puskesmas.

4. Identitas Religius
a. Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala
bentuk perintah agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi
kesehatan.
b. Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama
c. Keluarga sering mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu
pengajian di sekitar rumahnya.

5. Status ekonomi
a. Status ekonomi keluarga adalah termasuk golongan menengah, dan
status sosial ekonomi keluarga termasuk keluarga sejahtera karena
telah memiliki berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti tv, kulkas,
ricecoocker, mesin cuci dan sebagainya.
b. Jumlah Pendapatan per Bulan adalah Rp 1.700.000,00- ditambah hasil
isteri yang memiliki katering kue.
c. Sumber-sumber Pendapatan per bulan adalah melalui gaji bulanan
yang diterima suami (Tn A) sebagai security di PT Sampoerna dan
isteri membantu dengan menerima pesanan kue dari berbagai tempat.
d. Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00-, sumber
pendapatan telah mencukupi keluarga selama ini.
e. Keuangan keluarga diatur oleh isteri (Ny N)
6. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktivitas rekreasi sering dilakukan keluraga pada hari-hari libur
seperti hari minggu dengan pergi berenang, mengajak anak-anak bermain
di timezone, ataupun ke alun-alun. Sementara waktu senggang biasanya
dihabiskan dengan berkumpul di ruang tv atau mengajar anak-anaknya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluaraga dengan anak usia
sekolah.
2. Riwayat keluarga inti: selama berkeluarga tidak terjadi hal-hal yang serius
terkait dengan kesehatan, penyakit yang sering dialami adalah diare, panas
dan sakit flu yang sembuh dengan rawat jalan. Adapun penyakit lainnya
yang palingprah dialmi menurut isteri adalah ketika berobat di poli kulit
RSI karena gatal-gatal terkena kutu kucing.
3. Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga menatakan keluarga dari isteri
maupun suami tidak memilki riwayat penyakit yang bersifat kronis seperti
DM, Ht dan sebagainya maupun penyakit menular.

C. DATA LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah
a. Keluarga memiliki rumah sendiri yang bertempat tinggal di daerah
yang padat terdiri dari gang kecil-kecil.
b. Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari dua lantai dan 5
kamar tidur, terdapat ruang tamu dan ruang tengah untuk berkumpul
keluarga. Kamar yang digunakan adalah 3 kamar yang berada di lantai
atas, sementara bagian bawah disediakan jika ada yang menginap.
Secara keseluruhan perabotan yang ada rumah lengkap seperti lemari
atau buffet, tv, komputer, kulkas dan sebagainya, setiap ruangan
terdapat lampu, dan pencahayaan rumah di bagian bawah kurang
karena terhalangi rumah-rumah warga lainnya. Selain itu ventilasi di
lantai bawah juga tidak mencukupi 10 % luas lantai. Adapun lantai
rumah menggunakan keramik, susunan tangga kecil-kecil, dan kondisi
bangunan baik.
c. Dapur : suplai air minum berasal dari air sumur keluarga yang
kemudian dimasak, alat-alat masak yang digunakan dalam kondisi
bersih dan setelah digunakan dibersihkan lagi, sementara pengaman
untuk pemadam kebakaran belum ada.
d. Kamar mandi hanya satu di lantai bawah, sanitasi baik, air jernih dan
tidak berbau, dan di kamar mandi telah tersedia alat mandi berupa
sabun dan handuk dimiliki masing-masing anggota keluarga, tapi
dalam pemkaiannya terkadang bersama.
e. Semua anggota keluarga tidur di kamar-kamar yang ada di lantai atas,
masing-masing memilki kamar sendiri tapi seringkali anak-anak klien
tidur bersama orangtuanya terlebih seperti sekarang suami pergi
pelatihan selama seminggu.
f. Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik namun jarak antara
septitank dengan sumur ± 4 meter/terlalu dekat karena berada pada
lingkungan padat, rumah satu dengan yang lainnya menempel dan
tidak terdapat halaman rumah, di lingkungan rumah binatang yang
paling sering hanya lah semut atau kucing liar , keluarga tidak
memiliki binatang peliharaan.
g. Keluarga menyatakan merasa nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
h. Privasi masing-masing anggota keluarga tidak terlalu diperhatikan
karena keluarga adalah keluarga inti dengan anak yang tergolong
masih anak-anak .
i. Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh
akan dibawa keluar agar diangku tukang sampah.
j. Secara umum keluarga merasa puas dengan penataan rumah, hanya
saja isteri kadang-kadang merasa jengkel jika anaknya nakal dan
membuat rumah berantakan.
k. Denah rumah (luas rumah 64 m2):
R tengah R. Tamu Kamar tidur jmrn

Kamar tidur
k. tidur R. tengah
Kamar tidur
k tidur
dapur kmr mandi

Lantai 1 Lantai 2

2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas


a. Tipe lingkungan adalah di desa yang berada di tengah kota.
b. Tipe tempat tinggal adalah hunian campuran karena terdiri dari berbagai
jenis golongan dan pekerjaan.
c. Keadaan tempat tinggal dan jalan raya terpelihara
d. Sanitasi jalan dan lingkungan sekitar rumah cukup baik, akan tetapi
jalan-jalan masih ada yang sedikit rusak dan becek jika hujan.
e. Tidak terdapat industri yang menimbulkan kebisingan di sekitar rumah.
f. Karakteristik demografi lingkungan berada di desa padat penduduk.
g. Di daerah kompleks klien rata-rata .terdiri dari kelas menengah bawah
sampai menengah atas.
h. Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial yang
ada di lingkugan komunitas adalah bidan praktik, puskesmas, dan jika ke
jalan besar terdapat rumah sakit. Di dekat tempat tinggal klien terdapat
warung, balai desa, kantor kecamatan, sekolah yang tidak terlalu jauh,
namun untuk apotik harus ke jalan besar.
i. Lembaga-lembaga kesehatan disediakan di puskesmas kendalsari.
j. Terdapat sekolah-sekolah yang tidak terlalu jauh karena dengan mudah
dapat dijangkau dengan motor.
k. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah adalah lapangan tempat
berolahraga.
l. Di lingkungan sekitar rumah klien tidak tersedia angkutan umum karena
berada pada gang-gang kecil.
.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
a. Keluarga tinggal di rumah ini sejak kecil karena merupakan warga asli
daerah Bantaran dan Bukirsari.
b. Keluarga tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal.
4. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas Kesehatan dalam Komunitas
a. Anggota keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah anaknya yaitu An K.
b. Fasilitas kesehatan dilaksanakan setiap ada keluhan terkait
kesehatannya, keluarga kadang ke bidan desa, manteri atau Puskesmas,
selain itu keluarga juga memperoleh jaminan kesehatan dari PT
Sampoerna sehingga jika sakit juga langsung ke dr di PT tersebut.
5. Sistem Pendukung Keluarga:
a. Fasilitas kesehatan yang dimiliki keluarga yaitu memiliki jaminan sosial
berupa layanan kesehatan dari PT Sampoerna tempat suaminya bekerja.
b. Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan
adalah lembaga yaitu PT Sampoerna tempat suami bekerja dan keluarga
lainnya

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola-pola Komunikasi
a. Mayoritas pesan yang disampaikan anggota keluarga sesuai dengan isi dan
instruksi atau sesuai dengan pertanyaan perawat, tapi terkadang jika kata-
katanya terlalu sulit maka harus disederhanakan agar klien dapat mengerti.
b. Anggota keluarga tidak mengutarakan keinginan dan perasaan dengan
sangat jelas.
c. Anggota keluarga memberikan respond yang baik terhadap pesan.
d. Setiap angggota keluarga mendengar pesan yang disampaiakan
e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa jawa
f. Keluarga berkomunikasi secara langsung.
g. Pesan-pesan emosional disampaikan keluarga secara langsung, terutama
jika anaknya sulit diberitahu atau nakal.
h. Emosi-emosi yang disampaikan bersifat positif, orang tua hanya marah
ketika anak nakal dan malas belajar.
i. Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar dan dilakukan sepanjang
waktu terutama antara Ny N dengan anak-anaknya, sementaran Tn A
hanya dapat leluasa pada waktu diluar jam kerja dan pada hari-hari libur
seperti sabtu dan minggu
j. Pesan-pesan penting di dalam keluarga disampaikan langsung oleh isteri
kepada suami, atau sebaliknya. Jika suami ada di luar kota seperti
sekarang komunikasi melalui hand phone.
k. Dalam keluarga tidak tampak jenis-jenis komunikasi yang sifatnya
disfungsional.
l. Tidak banyak masalah dalam keluarga yang ditutupi, hanya saja keluarga
cenderung menyampaikan kondisi keluarganya baik-baik saja.

2. Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
1) Di dalam keluarga keputusan berada ditangan suami (Tn.A) melalui
musyawarah dengan angota keluarga lainnya.
2) Penggunaan keuangan keluarga ditentukan bersama-sama antara isteri dan
suami, sementara anak-anak karena masih kecil tidak ikut menentukan.
3) Keluaraga tidak pernah melakukan atau memberikan keputusan untuk
pidah tempat tinggal maupun pindah kerja.
4) Pendisiplinan kegiatan-kegiatan anak dilakukan oleh Tn A dan Ny N
secara bersama-sama.
5) Keputusan di dalam keluarga diputuskan dengan musywarah antar
keluarga.
6) Selama ini keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan oleh keluarga.
7) Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan
adalah dengan model penghargaan terhadap setiap masukan dari anggota
keluarga.

3. Struktur Peran
a. Struktur peran formal
Tn A berperan sebagai kepala keluarga, ayah serta sebagai suami, dan
pemberi nafakah di dalam keluarga. Sementara di luar berperan sebagai
pekerja PT Sampoerna , ia juga memiliki peran sebagai warga dalam
masyarakatnya. Ny N berperan sebagai isteri bagi suami dan ibu bagi
anak-anaknya, Ia mengatur kehidupan rumah tangga dan di dalam
masyarakat berperan sebagai anggota PKK. An. K dan An F berperan
sebagai anak dan sebagai pelajar di sekolahnya.
b. Struktur peran informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana anggota keluarga
sebagai bagian dari masyarakat, dan di dalam rumah orang tua berperan
sebagai guru dan teman bagi anak-anaknya.
c. Peran-peran informal bersifat yang disfunngsional yaitu peran orang tua
sebagai guru yang memberi pelajaran pada anak dengan menyakiti
(menjewer) anak jika nakal dan tidak mau belajar.
d. Orang yang memainkan peran tersebut menjadi ditakuti jika marah oleh
anak
e. Analisis model peran
1) Yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga adalah ayah
2) Di dalam keluarga kondisi status sosialnya mempengaruhi peran-peran
keluarga, ayah yang bekerja selama 12 jam penuh mengakibatkan anak
lebih banyak bersama ibu.
3) Budaya masyarakat dan agama sangat mempengaruhi dalam
pembagian peran keluarga, dimana yang berperan sebagai kepala
keluarga di dalam keluarga adalah ayah sesuai dengan ajaran islam dan
budaya suku jawa dan sebagainya.
4) Keluarga menjalankan peran sesuai dengan tahap perkembangannya.
5) Adanya masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran keluarga,
Ny N menyatakan ketika diare dirinya lemah dan BAB berkali-kali (4-
6 kali) sehingga ia lebih banyak beristirahat karena perut terasa mules.
6) Tidak terdapat pengaturan kembali dalam peran keluarga karena
keluarga hanya mengalami penyakit akut yang dapat disembuhkan
sehingga masing-masing dapat menjalankan perannya kembali setelah
sembuh.
7) Tidak terdapat tanda stres atau konflik akibat peran, keluarga tampak
bahagia dengan keluarganya.

4. Struktur Nilai-Nilai Keluarga


a. Terdapat Kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau
komunitas yang lebih luas karena mayoritas masyarakat adalah menganut
agama yang sama yaitu islam, dan berasal dari suku yang sama yaitu suku
jawa sehingga kebasaan pun hampir sama.
b. Nilai-nilai yang telah dianut keluarga sangat penting sehingga harus tetap
dijaga yaitu seperti kewajiban menjalankan perintah agama, anak harus
berbakti pada orang tua dan sebagainya.
c. Nilai-nilai tersebut dianut secara sadar.
d. Tidak terdapat konflik nilai di dalam keluarga.
e. Kelas sosial keluarga berada pada masyarakat menengah, latar belakang
kebudayaan yang berasal dari suku jawa mempengaruhi nilai-nilai
keluarga seperti nilai yang tidak menyalahkan aktifitas merokok, melarang
anak untuk bermain hujan-hujanan dan sebagainya.
f. Nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga dimana
adanya nilai yang tidak mempermasalahkan kebiasaan hidup tidak sehat
seperti suami yang merokok tetap dibiarkan, melarang anak main hujan-
hujanan juga baik untuk kesehatan namun cara keluarga mengekang
membuat anaknya membangkang dan meningkatkan rasa ingin taunya.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif
a. Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
1) Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain
2) Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan keluarganya secara rinci,
mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan
3) psikologis anggota keluarga dalam kondisi stabil dan baik
4) Setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga,
dimana suami percaya dengan isteri begitu sebaliknya, dan anak-anak
percaya pada orang tuanya.
5) Dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya masing-masing anggota
keluarga bercerita satu sama lain.
6) Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati oleh
anggota keluarga yang lain.
7) Di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.
8) Karena keluarga masih dalam lingkup keluarga inti satu sama lain
terutama orang tua sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi pada
anak-anaknya.

b. Saling Memperhatikan (Mutual Naturance), Keakraban, dan Identifikasi


1) Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika
anak sakit orang tua secepat mungkin memeriksakan ke jasa pelayanan
kesehatan terdekat atau seringkali memanfaatkan dr dari PT Sampoerna.
2) Anggota keluarga saling mendukung satu sama lain.
3) Di dalam anggota keluarga terdapat perasaan saling akrab dan intim
4) Semua anggota keluarga menunjukkan kasih sayang satu sama lain,
orang tua sangat perhatian pada orang tua begitu juga sebaliknya.
c. Keterpisahan dan Keterikatan
1) Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara
ketika ayah atau suami harus mengikuti pelatihan ke luar kota, sehingga
komunikasi dilakukan melalui telepon
2) Dalam keluarga terdapat perasaan saling keterikatan erat.

2. Fungsi Sosialisasi
a. Di dalam keluarga terapat otonomi bagi setiap anggota dalam hal-hal
tertentu, misalnya pemberian kebebasan pada isteri untuk membantu
perekonomian keluarga dengan catering, ataupun anak dalam memilih
barang yang ia butuhkan (kebutuhan-kebutuhan sekolah seprti sepatu)
b. Di dalam keluarga terdapat saling ketergantungan.
c. Peran membesarkan anak dan fungsi sosialisasi dijalankan suami dan isteri
secara bersama-sama.
d. Dimana pengaturan yang dilakukan ibu menjalankan fungsi saat ayah
tidak ada, dan ketika ayah di rumah yang menjalankan fungsi sosialisasi
atau mengajarkan anak tentang banyak hal dengan mengobrol dengan
anak-anaknya.
e. Faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu
kondisi etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak
lebih banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak bersama ibunya.
f. Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, adapun
resiko mungkin dapat muncul ketika orang tua menjewer anak jika berlaku
tidak baik.
g. lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai
tahap perkembangannya, namun kondisi rumah tanpa halaman membuat
anak hanya bermain di dalam rumah.
h. Anak-anak di dalam keluarga memiliki alat atau mainan yang sesuai
dengan tahap perkembangan, contohnya An F (4 tahun) memiliki mainan
mobil-mobilan.
3. . Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
1) Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan yaitu
keluarga memandang kesehatan sebagi suatu hal yang sangat penting.
2) Keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai kesehatan
3) Perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan
kesehatan yaitu dengan mencari bantuan pelayanan kesehatan jika
terdapat keluhan dalam kesehatannya .
b. Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga
dengan kondisi yang mengganggu aktivitas dalam keluarga.
2) Kemampuan keluarga mengidentifikasi tanda- gejala pada anggota
yang sakit termasuk baik, dimana keluarga berusaha memeriksakan
kondisi yang dianggap tidak dapat diselesaikan sendiri.
3) Sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga hanya berasal
dari pemberi layanan kesehatan tetapi itu tidak cukup karena sangat
minim, sumber lainnya dapat dilihat keluarga melalui media seperti tv
namun keluarga jarang melihat program untuk kesehatan.
4) Masalah kesehatan yang dianggap serius/sangat penting bagi keluarga
yaitu ketika anaknya sakit batu berdahak, dan sering sakit sehingga
keluarga sering memeriksakan ke mantri atau bidan terdekat maupun
ke layanan kesehatan PT Sampoerna atau ke puskesmas. Selain itu
baru-baru ini keluarga juga sempat kebingungan karena semua anggota
mengalami sakit diare dalam waktu bersamaan
.
c. Praktik diet keluarga:
1) Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan yang
bergizi.
2) Riwayat pola-pola makan keluarga yaitu keluarga selalu menyiapkan
makanan seperti sayur-mayur (sayur bening) , lauk yang berprotein
tinggi dari ikan atau daging, anak-anak juga disiapkan susu.
3) Anggota yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan
penyiapan makanan adalah ibu atau isteri (Ny N)
4) Cara keluarga menyiapkan makanan yaitu secara bervariasi : digoreng,
direbus, dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah,
namun yang paling sering adalah digoreng.
5) Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari: nasi, sayur, ikan/
daging/ telur dan sebagianya.
6) Cara menyimpan makanan yaitu disimpan di kulkas dan makanan
ditaruh diatas meja yang kadang ditutup jika ingat, tapi kadang terbuka
karena anak sering mengambil sendiri dan tidak menutup kembali
dengan penutupnya.
7) Jadwal makan keluarga yaitu pagi (06.30) , siang (13.00) dan malam
(19.00)
d. Kebiasaan tidur dan istirahat:
1) Waktu tidur keluarga (malam pukul 09.30) dan untuk siang tidak tentu,
karena isteri dan suami biasanya sibuk dan anak-anak lebih banyak
bermain.
2) Keluarga memiliki waktu tidur yang cukup.
3) Tidak terdapat kesulitan tidur pada keluarga.
4) Tempat keluarga tidur di tempat tidur atau kamar masing-masing.
Namun seringkali anak bungsu (An. F) meminta tidur dengan orang
tuanya.
e. Latihan dan rekreasi:
1) Keluarga menyadari bahwa aktivitas rekreasi sangat penting, dan
untuk olahraga meskipun disadari keluarga jarang melakukannya
terutama pada Ny N.
2) Jenis-jenis rekreasi yang dilakukan keluarga adalah berkunjung ke
kolam renang, mengajak anak bermain di time zone atau ke alun-alun
kota.
3) Dalam rekreasi seluruh keluarga ikut serta, tetapi untuk olahraga ibu
dan anak jarang melakukannya.
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
1) Ny N menyatakan Kebiasaan yang terdapat di dalam keluarga adalah
kebiasaan ayah (Tn A) merokok dan minum kopi setiap paginya
2) Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep, dimana
jika sakit ringan keluarga membeli obat sendiri baik di toko maupun
apotik terdekat.
3) Kebiasaan keluarga menyimpan obat dalam waktu lama, namun jika
terlalu lama biasanya oleh keluarga tidak digunakan.
4) Kebiasaan penyimpanan obat-obatan terdapat tempat khusus, dan
pelabelan tidak dilkukan.
g. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
1) Untuk memperbaiki status kesehatan keluarga biasanya mencari
bantuan layanan kesehatan seperti memeriksakan kondisinya di
puskemas, bidan dan sebagainya.
2) Di dalam kelaurga tidak terdapat perilaku khusus dalam pencegahan
penyakit, keluarga hany berusaha menciptakan lingkungan yang rapi
dan bersih namun ini sulit karena anak-anak yang masih kecil
membuat rumah berantakan (mainan setelah dipakai tidak dibereskan).
3) Orang yang berperan membuat keputusan dalam hal kesehatan
keluarga adalah suami dan isteri
4) Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit masih minim, tampak anggota keluarga (Ny N) mengalami
diare berulang, dimana setelah beberapa hari sembuh kembali diare,
dan keluarga juga menyatakan tidak mengetahui penyebabnya.
Perawatan di rumah hanya meminum obat tanpa tau fungsinya dan
kapan harus dihentikan.
h. Praktik lingkungan:
1) Saat ini keluarga tidak terpapar polusi .
2) Kebiasaan keluarga menggunakan pestisida yaitu untuk membunuh
nyamuk.
3) Pola keluarga dalam mandi yaitu rutin 2 kali sehari , cuci baju rutin,
namun ketika perawat disana anak maupun orang tua sering lupa
mencuci tangan saat memakan makanan yang ringan (setelah bermain
anak langsung makan tanpa cuci tangan), anak-anak suka main hujan-
hujanan, penggunaan jamban baik yaitu satu kali sehari jika kondisi
normal, namun ketika diare keluarga BAB 5-6 kali.
i. Cara-cara pencegahan penyakit:
1) Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit masih
minim terutama terkait penyakit yang baru diderita keluarga (diare)
karena ketika ditanya tidak ada yang dapat menjelaskan kenapa hal
tersebut dapat terjadi.
2) Kebiasaan kerluarga dalam pemeriksaan kesehatan yaitu ketika ada
keluhan atau sakit berulang yang tidak dapat ditangani sendiri.
3) Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, ibu hamil adalah legkap
(Imunisasi dasar anak: BCG, Hepatitis, campak, polio dan DPT dan
untuk ibu :TT).
j. Riwayat kesehatan keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit genetika maupun kronis
pada masa sebelumnya, hanya saja anggota keluarga terutama An K sering
mengalami batuk berahak dan Tn A memiliki riwayat sakit gigi. Sementara
Ny N sendiri hanya mengalami penyakit kulit akibat terkena kutu kucing
sekitar satu tahun yang lalu.
Namun penyakit yang terjadi baru-baru ini adalah diare pada
keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 Januari 2013 yang
dilakukan pada keluarga Tn. A didapat data bahwa Ny. N (34 tahun)
mengalami diare. Ny. N menyatakan awalnya Ia menderita diare sudah 3
hari, tetapi hari ini sudah lebih baik, perut tidak mules-mules dan tidak
sering BAB lagi setelah meminum obat dari puskesmas, sejak pagi sampai
sore tadi BAB hanya 3 kali. Klien menyatakan kemarin sebelum ke
puskesmas perut terasa melilit dan mules, BAB sering (5-6 kali/ hari), feses
berwarna keputihan, berlendir dan cair. Klien mengaku tidak memakan
makanan bersantan maupun pedas atupun makanan yang aneh, selain itu
klien juga mengaku tidak banyak pikiran/ stres, ia menyatakan tidak
mengetahui kenapa bisa diare. Keluarga juga menjelaskan sebelumnya
kurang lebih 5 hari yang lalu diare dialami anak bungsunya, An. F (4 tahun)
akan tetapi setelah 2 hari sembuh karena berobat di puskesmas, dan diikuti
oleh seluruh anggota keluarga yang lain An. K (9 tahun) dan Tn. B (36
tahun) yang mengalami diare juga namun setelah 2 hari sembuh dengan
minum obat yang dibeli di toko, Ny N juga awalnya setelah 2 hari sembuh
namun keesokan harinya mengalami diare kembali sehingga berobat ke
puskesmas. Dari puskesmas Ny N mengaku diberi obat untuk diminum, Ia
menyatakan bingung obat mana yang harus dihentikan jika ia tidak diare
lagi karena jenis obat yang berbeda.

k. Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan


keluarga :
1) Praktisi/ profesi/ lembaga pelayanan kesehatan yang pernah
mengunjungi keluarga sebelumnya belum ada.
2) Praktisi/ profesi/ lembaga pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
keluarga adalah bidan, mantri dan dokter
l. Perasaan dan persepi keluarga tantang pelayanan perawatan kesehatan:
1) Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan kesehatan
adalah senang jika dapat memberikan manfaat dalam keluarga..
2) Pengalaman masa lalu dengan pelayanan perawatan kesehatan baik
atau tidak terdapat permasalahan.
3) Kelarga seringkali merasa puas dan percaya terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Harapan keluarga terhadap perawat adalah dapat memberikan
informasi terkait kesehatan keluarganya.
m. Pelayanan kesehatan darurat:
1) Pengetahuan keluarga tentang tempat pelayanan kesehatan darurat
terdekat cukup, dimana dalam keadaan darurat keluarga ke bidan
terdekat atau ke puskesmas.
2) Keluarga belum mengetahui tentang cara memanggil ambulans /
pelayanan kesehatan darurat Pengetahuan keluarga tentang cara
penanganan keadaan darurat
n. Sumber pembiayaan:
1) Pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan adalah lembaga PT
Sampoerna dan kepala keluarga .
2) Asuransi kesehatan yang dimiliki keluarga tidak ada..
o. Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan :
1) Jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah keluarga agak dekat
untuk tempat bidan praktik kurang lebih 500 meter, dan puskesmas
kurang lebih 1 km.
2) Jenis alat transportasi yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan yaitu sepeda motor.
3) Keluarga tidak memiliki masalah dalam hubungannya antara
transportasi dengan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. Keluarga ingin memiliki 2 anak
b. Perencanaan untuk jumlah anggota keluarga ditentukan bersama anatara
isteri dan suami.
c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
keluarga yaitu dengan KB (pemasangan spiral)

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga yaitu


ketika anak mengalami sakit, bila anak nakal dan sebagainya.
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
adalah ketika suami mengalami kecelakaan di surabaya dan harus
dirawat di RS, hal ini seringkali menimbulkan rasa khawatir pada isteri
ketika suami pergi-pergi.
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor .
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi
stressor tersebut baik, yaitu dengan berusaha mengontrol emosi.
5. Keluarga memilki koping yang hampir sama dalam menghadapi
masalah, misalnya jika sakit yang tidak dapat dirawat di rumah
sesegera mungkin memeriksakan kondisinya.
6. Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi masalah, karena meskipun orang tua menjewer
anaknya jika nakal, hal tersebut semata untuk pembelajaran dan tidak
sampai menakiti anak secara berlebihan, hanya untuk memberi efek
jera.

G. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan yang rutin menuju setiap rumah warga dan
memberikan informasi-informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kesehatan setiap keluarga.

Anda mungkin juga menyukai