TINJAUAN PUSTAKA
A. KonsepKeluarga
1. DefinisiKeluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Zaidin
Ali, 2010)
2. Definisi Pengkajian
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat
dimana suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa,
sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode
dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan
keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan
measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto,
2012, hal. 93)
Pengkajian keluarga merupakan proses Penjajakan keluarga yang
perlu dilakukan untuk membina hubungan baik dengan keluarga. Dalam
penjajakan ini perawat perlu mengadakan kontak dengan RW/RT dan
keluarga yang bersamhkutan guna menyampaikan maksud dan tujuan
serta mengatasi masalah kesehatan mereka. Setelah mendapat tanggapan
positif dari keluarga tersebut, pengkajian diteruskan pada langkah
berikutnya. (Zaidin Ali, 2010, hal. 40)
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan
informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang
mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan kata
lain, data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian
keluarga, kemudian diklasifikasikan dan di analisis menginterpretasikan
artinya. (Freadman, 2013, hal. 165)
a. FungsiAfektif
Fungsiafektifberhubnganeratdenganfungsiinternalkeluargayang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembagkan melalui interaksi
dan hbungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial (Friedman 1986 dikutip oleh Dyah
2011)Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluargamerupakantempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang – orang yang
ada di sekitarnya. Kemudian beranjak balita dia belajar bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berpern
penting dalam bersosilisasi. Keberhasilanperkembanganindivdu dan
keluarga dicapai melalui interaksi hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma –
norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. FungsiReproduksi\
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dankeperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguankesehatandan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatankeluargayang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman 2010) :
1. Mengenal masalah kesehatan setiapanggotanya
Perubahan sekecil papaun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka
apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan sebesar apaperubahannya.
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan dapat
teratasi.Jikakeluargamempunyaiketerbatasanseyogyanyameminta
bantuan oranglain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama atau
ke pelayanan kesehatanuntukmemperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana ruah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggotakeluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.
C. Tipe keluarga
Tipe keluargayang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam lingkungan derajat kesehatan maka perlu mengetahui
berbagai tipe keluarga.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai tipe keluarga ( Sri Setyowati dan
Arita Murwani, 2008) :
1. Tipe KeluargaTradisional
a. Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri
dan anak (kandung atauangkat)
b. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,nenek,keponakan,
paman, bibi.
8. Keluarga lanjutusia
Keluarga lanjut usia memiliki tugasugas perkembangan keluarga
seperti : 1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah
cara hidup, 2) Menerima kematian pasanganya, kawan dan
mempersiapkan kematian, 3) Mempertahankan keakraban pasangan
dan saling merawat, 4) Melakukan Life Reviewmasa lalu.
E. StrukturKeluarga
Menurut Friedmn (2010), struktur keluarga terdiri dari :
a. Pola dan proseskomunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi seperti bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berfikir positif, serta tidak
mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik Pengirim:
a. Yakin dalam mengemukakan sesuatu ataupendapat.
b. Apa yang disampaikan jelas danberkualitas
c. Selalu meminta dan menerima umpanbalik.
2) KarakteristikPenerima
a. Siapmendengarkan
b. Memberikan umpanbalik
c. Melakukanvalidasi
3) Strukturperan
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan.
4) Strukturkekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk
mengendalkan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
F. Struktur PeranKeluarga
Peran formal yang terdapat dalam keluarga seperti mencari nafkah, inu rumah
tangga, supir, pembantu rumah tangga dll.Sedangkan peran informal bersifat
implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimankan hanya untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan emosionalindividual dan untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga seperti sebagai pendorong, pengharmonis,
pendamai, penghalang, penyalah, pengikut, pencari pengangkutan atau
sahabat.
Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan informasi yang
mendukung pemecahan masalah klien. Jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai
berikut :
a) Kegiatan sehari-hari
1. kebiasaan tidur : apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur atau istirahat, dan
bangun sesuai kemauan setiap anggota? Apakah terdapat waktu setiap siang untuk
2. kebiasaan makan : berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat terlalu
senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan jenis kelamin dan
usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang liburannya sangat memakan
2. Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja
3. Sumber penghasilan
4. Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja
perumahan
1. Komposisi keluarga
Data Anggota Keluarga
NO Nama Gender Umur Hub. Pendidikan Pekerjaan
(inisial) Kelg dg
KK
1. Tn A L 36 Suami/KK SMA Security
PT
Sampoerna
2. Ny N P 34 Isteri SMA Ibu Rumah
Tangga
3. An K L 9 Anak Masih SD Pelajar
4. An F L 4 Anak Belum -
sekolah
2. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti (nuclear family), di dalam
keluarga tidak terdapat permasalahan dengan tipe tersebut karena
meskipun di rumah hanya keluarga inti namun seringkali anggota keluarga
berkumpul dengan orang tuanya (nenek) yang bertempat tinggal di sebelah
rumah keluarga, selain itu rumah kerabat lainnya pun berdekatan.
3. Latar Belakang Budaya (Etnis)
a. Keluarga berasal dari suku jawa.
b. Latar Belakanng etnis keluarga adalah etnis jawa.
c. Tempat Tinggal Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang
sebagian besar adalah suku jawa.
d. Kegiatan-kegiatan Keagamaan seringkali dilaksanakan keluarga yaitu
dengan mengikuti pengajian, mengikuti kegiatan di desa serta
meluangkan waktu untuk berekreasi bersama anak-anaknya setiap hari
minggu.
e. Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan
tertentu atau diet, makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung
selera pasien.
f. Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan di
dalam keluarga adalah suami dengan melibatkan isteri.
g. Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah bahasa jawa.
h. Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan kesehatan bidan
terdekat untuk setiap permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat
ke puskesmas.
4. Identitas Religius
a. Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala
bentuk perintah agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi
kesehatan.
b. Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama
c. Keluarga sering mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu
pengajian di sekitar rumahnya.
5. Status ekonomi
a. Status ekonomi keluarga adalah termasuk golongan menengah, dan
status sosial ekonomi keluarga termasuk keluarga sejahtera karena
telah memiliki berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti tv, kulkas,
ricecoocker, mesin cuci dan sebagainya.
b. Jumlah Pendapatan per Bulan adalah Rp 1.700.000,00- ditambah hasil
isteri yang memiliki katering kue.
c. Sumber-sumber Pendapatan per bulan adalah melalui gaji bulanan
yang diterima suami (Tn A) sebagai security di PT Sampoerna dan
isteri membantu dengan menerima pesanan kue dari berbagai tempat.
d. Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00-, sumber
pendapatan telah mencukupi keluarga selama ini.
e. Keuangan keluarga diatur oleh isteri (Ny N)
6. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktivitas rekreasi sering dilakukan keluraga pada hari-hari libur
seperti hari minggu dengan pergi berenang, mengajak anak-anak bermain
di timezone, ataupun ke alun-alun. Sementara waktu senggang biasanya
dihabiskan dengan berkumpul di ruang tv atau mengajar anak-anaknya.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Keluarga memiliki rumah sendiri yang bertempat tinggal di daerah
yang padat terdiri dari gang kecil-kecil.
b. Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari dua lantai dan 5
kamar tidur, terdapat ruang tamu dan ruang tengah untuk berkumpul
keluarga. Kamar yang digunakan adalah 3 kamar yang berada di lantai
atas, sementara bagian bawah disediakan jika ada yang menginap.
Secara keseluruhan perabotan yang ada rumah lengkap seperti lemari
atau buffet, tv, komputer, kulkas dan sebagainya, setiap ruangan
terdapat lampu, dan pencahayaan rumah di bagian bawah kurang
karena terhalangi rumah-rumah warga lainnya. Selain itu ventilasi di
lantai bawah juga tidak mencukupi 10 % luas lantai. Adapun lantai
rumah menggunakan keramik, susunan tangga kecil-kecil, dan kondisi
bangunan baik.
c. Dapur : suplai air minum berasal dari air sumur keluarga yang
kemudian dimasak, alat-alat masak yang digunakan dalam kondisi
bersih dan setelah digunakan dibersihkan lagi, sementara pengaman
untuk pemadam kebakaran belum ada.
d. Kamar mandi hanya satu di lantai bawah, sanitasi baik, air jernih dan
tidak berbau, dan di kamar mandi telah tersedia alat mandi berupa
sabun dan handuk dimiliki masing-masing anggota keluarga, tapi
dalam pemkaiannya terkadang bersama.
e. Semua anggota keluarga tidur di kamar-kamar yang ada di lantai atas,
masing-masing memilki kamar sendiri tapi seringkali anak-anak klien
tidur bersama orangtuanya terlebih seperti sekarang suami pergi
pelatihan selama seminggu.
f. Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik namun jarak antara
septitank dengan sumur ± 4 meter/terlalu dekat karena berada pada
lingkungan padat, rumah satu dengan yang lainnya menempel dan
tidak terdapat halaman rumah, di lingkungan rumah binatang yang
paling sering hanya lah semut atau kucing liar , keluarga tidak
memiliki binatang peliharaan.
g. Keluarga menyatakan merasa nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
h. Privasi masing-masing anggota keluarga tidak terlalu diperhatikan
karena keluarga adalah keluarga inti dengan anak yang tergolong
masih anak-anak .
i. Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh
akan dibawa keluar agar diangku tukang sampah.
j. Secara umum keluarga merasa puas dengan penataan rumah, hanya
saja isteri kadang-kadang merasa jengkel jika anaknya nakal dan
membuat rumah berantakan.
k. Denah rumah (luas rumah 64 m2):
R tengah R. Tamu Kamar tidur jmrn
Kamar tidur
k. tidur R. tengah
Kamar tidur
k tidur
dapur kmr mandi
Lantai 1 Lantai 2
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi
a. Mayoritas pesan yang disampaikan anggota keluarga sesuai dengan isi dan
instruksi atau sesuai dengan pertanyaan perawat, tapi terkadang jika kata-
katanya terlalu sulit maka harus disederhanakan agar klien dapat mengerti.
b. Anggota keluarga tidak mengutarakan keinginan dan perasaan dengan
sangat jelas.
c. Anggota keluarga memberikan respond yang baik terhadap pesan.
d. Setiap angggota keluarga mendengar pesan yang disampaiakan
e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa jawa
f. Keluarga berkomunikasi secara langsung.
g. Pesan-pesan emosional disampaikan keluarga secara langsung, terutama
jika anaknya sulit diberitahu atau nakal.
h. Emosi-emosi yang disampaikan bersifat positif, orang tua hanya marah
ketika anak nakal dan malas belajar.
i. Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar dan dilakukan sepanjang
waktu terutama antara Ny N dengan anak-anaknya, sementaran Tn A
hanya dapat leluasa pada waktu diluar jam kerja dan pada hari-hari libur
seperti sabtu dan minggu
j. Pesan-pesan penting di dalam keluarga disampaikan langsung oleh isteri
kepada suami, atau sebaliknya. Jika suami ada di luar kota seperti
sekarang komunikasi melalui hand phone.
k. Dalam keluarga tidak tampak jenis-jenis komunikasi yang sifatnya
disfungsional.
l. Tidak banyak masalah dalam keluarga yang ditutupi, hanya saja keluarga
cenderung menyampaikan kondisi keluarganya baik-baik saja.
2. Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
1) Di dalam keluarga keputusan berada ditangan suami (Tn.A) melalui
musyawarah dengan angota keluarga lainnya.
2) Penggunaan keuangan keluarga ditentukan bersama-sama antara isteri dan
suami, sementara anak-anak karena masih kecil tidak ikut menentukan.
3) Keluaraga tidak pernah melakukan atau memberikan keputusan untuk
pidah tempat tinggal maupun pindah kerja.
4) Pendisiplinan kegiatan-kegiatan anak dilakukan oleh Tn A dan Ny N
secara bersama-sama.
5) Keputusan di dalam keluarga diputuskan dengan musywarah antar
keluarga.
6) Selama ini keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan oleh keluarga.
7) Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan
adalah dengan model penghargaan terhadap setiap masukan dari anggota
keluarga.
3. Struktur Peran
a. Struktur peran formal
Tn A berperan sebagai kepala keluarga, ayah serta sebagai suami, dan
pemberi nafakah di dalam keluarga. Sementara di luar berperan sebagai
pekerja PT Sampoerna , ia juga memiliki peran sebagai warga dalam
masyarakatnya. Ny N berperan sebagai isteri bagi suami dan ibu bagi
anak-anaknya, Ia mengatur kehidupan rumah tangga dan di dalam
masyarakat berperan sebagai anggota PKK. An. K dan An F berperan
sebagai anak dan sebagai pelajar di sekolahnya.
b. Struktur peran informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana anggota keluarga
sebagai bagian dari masyarakat, dan di dalam rumah orang tua berperan
sebagai guru dan teman bagi anak-anaknya.
c. Peran-peran informal bersifat yang disfunngsional yaitu peran orang tua
sebagai guru yang memberi pelajaran pada anak dengan menyakiti
(menjewer) anak jika nakal dan tidak mau belajar.
d. Orang yang memainkan peran tersebut menjadi ditakuti jika marah oleh
anak
e. Analisis model peran
1) Yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga adalah ayah
2) Di dalam keluarga kondisi status sosialnya mempengaruhi peran-peran
keluarga, ayah yang bekerja selama 12 jam penuh mengakibatkan anak
lebih banyak bersama ibu.
3) Budaya masyarakat dan agama sangat mempengaruhi dalam
pembagian peran keluarga, dimana yang berperan sebagai kepala
keluarga di dalam keluarga adalah ayah sesuai dengan ajaran islam dan
budaya suku jawa dan sebagainya.
4) Keluarga menjalankan peran sesuai dengan tahap perkembangannya.
5) Adanya masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran keluarga,
Ny N menyatakan ketika diare dirinya lemah dan BAB berkali-kali (4-
6 kali) sehingga ia lebih banyak beristirahat karena perut terasa mules.
6) Tidak terdapat pengaturan kembali dalam peran keluarga karena
keluarga hanya mengalami penyakit akut yang dapat disembuhkan
sehingga masing-masing dapat menjalankan perannya kembali setelah
sembuh.
7) Tidak terdapat tanda stres atau konflik akibat peran, keluarga tampak
bahagia dengan keluarganya.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
1) Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain
2) Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan keluarganya secara rinci,
mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan
3) psikologis anggota keluarga dalam kondisi stabil dan baik
4) Setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga,
dimana suami percaya dengan isteri begitu sebaliknya, dan anak-anak
percaya pada orang tuanya.
5) Dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya masing-masing anggota
keluarga bercerita satu sama lain.
6) Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati oleh
anggota keluarga yang lain.
7) Di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.
8) Karena keluarga masih dalam lingkup keluarga inti satu sama lain
terutama orang tua sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi pada
anak-anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Di dalam keluarga terapat otonomi bagi setiap anggota dalam hal-hal
tertentu, misalnya pemberian kebebasan pada isteri untuk membantu
perekonomian keluarga dengan catering, ataupun anak dalam memilih
barang yang ia butuhkan (kebutuhan-kebutuhan sekolah seprti sepatu)
b. Di dalam keluarga terdapat saling ketergantungan.
c. Peran membesarkan anak dan fungsi sosialisasi dijalankan suami dan isteri
secara bersama-sama.
d. Dimana pengaturan yang dilakukan ibu menjalankan fungsi saat ayah
tidak ada, dan ketika ayah di rumah yang menjalankan fungsi sosialisasi
atau mengajarkan anak tentang banyak hal dengan mengobrol dengan
anak-anaknya.
e. Faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu
kondisi etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak
lebih banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak bersama ibunya.
f. Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, adapun
resiko mungkin dapat muncul ketika orang tua menjewer anak jika berlaku
tidak baik.
g. lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai
tahap perkembangannya, namun kondisi rumah tanpa halaman membuat
anak hanya bermain di dalam rumah.
h. Anak-anak di dalam keluarga memiliki alat atau mainan yang sesuai
dengan tahap perkembangan, contohnya An F (4 tahun) memiliki mainan
mobil-mobilan.
3. . Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
1) Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan yaitu
keluarga memandang kesehatan sebagi suatu hal yang sangat penting.
2) Keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai kesehatan
3) Perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan
kesehatan yaitu dengan mencari bantuan pelayanan kesehatan jika
terdapat keluhan dalam kesehatannya .
b. Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga
dengan kondisi yang mengganggu aktivitas dalam keluarga.
2) Kemampuan keluarga mengidentifikasi tanda- gejala pada anggota
yang sakit termasuk baik, dimana keluarga berusaha memeriksakan
kondisi yang dianggap tidak dapat diselesaikan sendiri.
3) Sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga hanya berasal
dari pemberi layanan kesehatan tetapi itu tidak cukup karena sangat
minim, sumber lainnya dapat dilihat keluarga melalui media seperti tv
namun keluarga jarang melihat program untuk kesehatan.
4) Masalah kesehatan yang dianggap serius/sangat penting bagi keluarga
yaitu ketika anaknya sakit batu berdahak, dan sering sakit sehingga
keluarga sering memeriksakan ke mantri atau bidan terdekat maupun
ke layanan kesehatan PT Sampoerna atau ke puskesmas. Selain itu
baru-baru ini keluarga juga sempat kebingungan karena semua anggota
mengalami sakit diare dalam waktu bersamaan
.
c. Praktik diet keluarga:
1) Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan yang
bergizi.
2) Riwayat pola-pola makan keluarga yaitu keluarga selalu menyiapkan
makanan seperti sayur-mayur (sayur bening) , lauk yang berprotein
tinggi dari ikan atau daging, anak-anak juga disiapkan susu.
3) Anggota yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan
penyiapan makanan adalah ibu atau isteri (Ny N)
4) Cara keluarga menyiapkan makanan yaitu secara bervariasi : digoreng,
direbus, dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah,
namun yang paling sering adalah digoreng.
5) Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari: nasi, sayur, ikan/
daging/ telur dan sebagianya.
6) Cara menyimpan makanan yaitu disimpan di kulkas dan makanan
ditaruh diatas meja yang kadang ditutup jika ingat, tapi kadang terbuka
karena anak sering mengambil sendiri dan tidak menutup kembali
dengan penutupnya.
7) Jadwal makan keluarga yaitu pagi (06.30) , siang (13.00) dan malam
(19.00)
d. Kebiasaan tidur dan istirahat:
1) Waktu tidur keluarga (malam pukul 09.30) dan untuk siang tidak tentu,
karena isteri dan suami biasanya sibuk dan anak-anak lebih banyak
bermain.
2) Keluarga memiliki waktu tidur yang cukup.
3) Tidak terdapat kesulitan tidur pada keluarga.
4) Tempat keluarga tidur di tempat tidur atau kamar masing-masing.
Namun seringkali anak bungsu (An. F) meminta tidur dengan orang
tuanya.
e. Latihan dan rekreasi:
1) Keluarga menyadari bahwa aktivitas rekreasi sangat penting, dan
untuk olahraga meskipun disadari keluarga jarang melakukannya
terutama pada Ny N.
2) Jenis-jenis rekreasi yang dilakukan keluarga adalah berkunjung ke
kolam renang, mengajak anak bermain di time zone atau ke alun-alun
kota.
3) Dalam rekreasi seluruh keluarga ikut serta, tetapi untuk olahraga ibu
dan anak jarang melakukannya.
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
1) Ny N menyatakan Kebiasaan yang terdapat di dalam keluarga adalah
kebiasaan ayah (Tn A) merokok dan minum kopi setiap paginya
2) Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep, dimana
jika sakit ringan keluarga membeli obat sendiri baik di toko maupun
apotik terdekat.
3) Kebiasaan keluarga menyimpan obat dalam waktu lama, namun jika
terlalu lama biasanya oleh keluarga tidak digunakan.
4) Kebiasaan penyimpanan obat-obatan terdapat tempat khusus, dan
pelabelan tidak dilkukan.
g. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
1) Untuk memperbaiki status kesehatan keluarga biasanya mencari
bantuan layanan kesehatan seperti memeriksakan kondisinya di
puskemas, bidan dan sebagainya.
2) Di dalam kelaurga tidak terdapat perilaku khusus dalam pencegahan
penyakit, keluarga hany berusaha menciptakan lingkungan yang rapi
dan bersih namun ini sulit karena anak-anak yang masih kecil
membuat rumah berantakan (mainan setelah dipakai tidak dibereskan).
3) Orang yang berperan membuat keputusan dalam hal kesehatan
keluarga adalah suami dan isteri
4) Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit masih minim, tampak anggota keluarga (Ny N) mengalami
diare berulang, dimana setelah beberapa hari sembuh kembali diare,
dan keluarga juga menyatakan tidak mengetahui penyebabnya.
Perawatan di rumah hanya meminum obat tanpa tau fungsinya dan
kapan harus dihentikan.
h. Praktik lingkungan:
1) Saat ini keluarga tidak terpapar polusi .
2) Kebiasaan keluarga menggunakan pestisida yaitu untuk membunuh
nyamuk.
3) Pola keluarga dalam mandi yaitu rutin 2 kali sehari , cuci baju rutin,
namun ketika perawat disana anak maupun orang tua sering lupa
mencuci tangan saat memakan makanan yang ringan (setelah bermain
anak langsung makan tanpa cuci tangan), anak-anak suka main hujan-
hujanan, penggunaan jamban baik yaitu satu kali sehari jika kondisi
normal, namun ketika diare keluarga BAB 5-6 kali.
i. Cara-cara pencegahan penyakit:
1) Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit masih
minim terutama terkait penyakit yang baru diderita keluarga (diare)
karena ketika ditanya tidak ada yang dapat menjelaskan kenapa hal
tersebut dapat terjadi.
2) Kebiasaan kerluarga dalam pemeriksaan kesehatan yaitu ketika ada
keluhan atau sakit berulang yang tidak dapat ditangani sendiri.
3) Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, ibu hamil adalah legkap
(Imunisasi dasar anak: BCG, Hepatitis, campak, polio dan DPT dan
untuk ibu :TT).
j. Riwayat kesehatan keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit genetika maupun kronis
pada masa sebelumnya, hanya saja anggota keluarga terutama An K sering
mengalami batuk berahak dan Tn A memiliki riwayat sakit gigi. Sementara
Ny N sendiri hanya mengalami penyakit kulit akibat terkena kutu kucing
sekitar satu tahun yang lalu.
Namun penyakit yang terjadi baru-baru ini adalah diare pada
keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 Januari 2013 yang
dilakukan pada keluarga Tn. A didapat data bahwa Ny. N (34 tahun)
mengalami diare. Ny. N menyatakan awalnya Ia menderita diare sudah 3
hari, tetapi hari ini sudah lebih baik, perut tidak mules-mules dan tidak
sering BAB lagi setelah meminum obat dari puskesmas, sejak pagi sampai
sore tadi BAB hanya 3 kali. Klien menyatakan kemarin sebelum ke
puskesmas perut terasa melilit dan mules, BAB sering (5-6 kali/ hari), feses
berwarna keputihan, berlendir dan cair. Klien mengaku tidak memakan
makanan bersantan maupun pedas atupun makanan yang aneh, selain itu
klien juga mengaku tidak banyak pikiran/ stres, ia menyatakan tidak
mengetahui kenapa bisa diare. Keluarga juga menjelaskan sebelumnya
kurang lebih 5 hari yang lalu diare dialami anak bungsunya, An. F (4 tahun)
akan tetapi setelah 2 hari sembuh karena berobat di puskesmas, dan diikuti
oleh seluruh anggota keluarga yang lain An. K (9 tahun) dan Tn. B (36
tahun) yang mengalami diare juga namun setelah 2 hari sembuh dengan
minum obat yang dibeli di toko, Ny N juga awalnya setelah 2 hari sembuh
namun keesokan harinya mengalami diare kembali sehingga berobat ke
puskesmas. Dari puskesmas Ny N mengaku diberi obat untuk diminum, Ia
menyatakan bingung obat mana yang harus dihentikan jika ia tidak diare
lagi karena jenis obat yang berbeda.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. Keluarga ingin memiliki 2 anak
b. Perencanaan untuk jumlah anggota keluarga ditentukan bersama anatara
isteri dan suami.
c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
keluarga yaitu dengan KB (pemasangan spiral)
Adanya pelayanan kesehatan yang rutin menuju setiap rumah warga dan
memberikan informasi-informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kesehatan setiap keluarga.