Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
karena itu, jelas bahwa matematika mempunyai peran yang strategis dalam
mendasar dalam proses pembelajaran dan salah satu tujuan dari materi yang
masalah matematika yang dikemas dalam bentuk soal yang lebih menekankan
yang rendah dalam aspek pemahaman konsep merupakan hal penting yang
harus ditindaklanjuti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar yang kurang
memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, karena salah satu faktor-faktor yang perlu
berdampak pada pencapaian hasil belajar yang masih rendah hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata ulangan semester satu secara berturut-turut yaitu
44,76; 44,7; 46,28; 43,15; 42,45; 47,05; dan 44,20. Menurut guru tersebut,
baru dengan pengetahuan yang ada dibenak siswa dan mengucapkan dengan
kata-kata sendiri apa yang telah mereka dengar. Pembelajaran yang efektif
dimana siswa terlibat langsung dalam situasi kognitif yaitu yang berkenaan
B. Rumusan Masalah
12 Kendari?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah:
12 Kendari.
D. Manfaat Penelitian
matematis.
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan
konsep materi pelajaran itu sendiri (Hodijah, 2014: 351). Sementara Mulyasa
mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat
mengklasifikasikannya.
konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka
8
9
(2003: 48) adalah kemampuan melihat hubungan antara berbagai faktor atau
Definisi konsep Menurut Ruseffendi (1998: 157) adalah suatu ide abstrak
objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut.
Selanjutnya konsep diartikan sebagai ide abstrak yang dapat digunakan untuk
kepadanya. (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda dan
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
10
matematika.
ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada
disampaikan.
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah
bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu
11
yang diambil dari sebuah data, dan kemampuan untuk menjelaskan makna
kognitif.
dengan konsepnya);
atau prinsip).
dan perbedaan antara dua atau lebih objek/benda, peristiwa, masalah atau
diturunkan dari teori formal, atau bisa didasarkan pada riset atau
pengalaman.
13
siswa telah mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang harus
contoh
konsep tersebut.
gejala yang terkait. Jika persoalan baru itu berhasil menjawab permasalahan
yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori
jangka panjang.
sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dalam belajar
ide, atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau
data atau fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari. Dengan
diri siswa, mengapa hal itu terjadi dan selanjutnya mengajak dan
mendorong siswa untuk berdiskusi tentang fakta atau gejala yang baru
keberanian bertanya.
diskusi kelas. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman
diantara siswa. Dalam tahap ini siswa berlatih untuk mengeluarkan ide,
sesuai dengan data empiris. Pada tahap ini pula sebaiknya guru
secara mantap konsep tersebut. Pemberian soal dari yang mudah menuju
benar dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam
yang diberikan oleh guru. Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama
lamban).
kelompok,
4. Hubungan anak dengan anak, anak dengan guru menjadi dekat (akrab)
2011:20), adalah:
belajar,
4. Mengaktifkan anak yang kurang mampu tidak mudah, oleh karena itu, ini
berikut:
bahwa 77% yang memberikan respon dan sikap positif terhadap model
pembelajaran generatif.
sangat tinggi dengan rata-rata persentase skor aktivitas 81,8% dan sikap
C. Kerangka Berpikir
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dan karakteristik siswa
dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis,
inisiatif peserta didik dalam bekerja dan motivasi internal untuk belajar baik
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,
bermakna dalam arti pemahaman siswa akan suatu konsep akan lebih
mendalam.
D. Hipotesis Penelitian
hipotesis pada penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan model
Negeri 12 Kendari
Kendari
Atau
H0: 𝜇𝑑 ≤ 0
H1: 𝜇𝑑 > 0
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kendari.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
informasi bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Kendari terdiri dari 7
(tujuh) kelas tanpa ada kelas unggulan, yang tersebar secara heterogen, dalam
arti bahwa secara umum dalam masing – masing kelas terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Populasi siswa kelas VIII SMP
berikut:
26
Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kendari
2. VIII2 39 44,70
3. VIII3 40 46,28
4. VIII4 40 43,15
5. VIII5 40 42,45
6. VIII6 38 47,05
7 VIII7 39 44,20
2. Sampel
1. Variabel Penelitian
matematis siswa.
2. Desain Penelitian
60
Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest
sebagai berikut
O1 X O2
Keterangan:
E. Definisi Operasional
berikut:
60
dari tujuh (7) aspek pemahaman konsep, yaitu menyatakan ulang sebuah
(sesuai dengan konsepnya), memberi contoh dan non contoh dari konsep,
F. Instrumen Penelitian
siswa digunakan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
Setiap aktivitas yang diamati dalam penelitian ini mengacu pada sintaks
60
b. Lembar Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
bentuk uraian sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman konsep matematis ini
60
konsep prosedur tertentu tetapi masih banyak kesalahan
Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
3
prosedur tertentu tetapi belum tepat
Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
4
prosedur tertentu dengan tepat
Jawaban kosong 0
Tidak dapat menggunakan, memanfaatkan, dan
1
Menggunakan, memilih prosedur tertentu
memanfaatkan, Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
2
dan memilih prosedur tertentu tetapi masih banyak kesalahan
prosedur Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
3
tertentu prosedur tertentu tetapi belum tepat
Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
4
prosedur tertentu dengan tepat
Jawaban kosong 0
Tidak dapat mengaplikasikan konsep/algoritma ke
1
Mengaplikasika pemecahan masalah
n Dapat mengaplikasikan konsep/algoritma ke
2
konsep/algoritm pemecahan masalah tetapi masih banyak kesalahan
a ke pemecahan Dapat mengaplikasikan konsep/algoritma ke
3
masalah pemecahan masalah tetapi belum tepat
Dapat mengaplikasikan konsep/algoritma ke
4
pemecahan masalah dengan tepat
(Mawadah dan Maryanti, 2016: 79–80)
panelis ini terdiri dari: (1) definisi konsep, (2) definisi operasional, (3) kisi-
60
kisi dan (4) pernyataan (soal essay) (Djali dan Muljono, 2004: 139).
reliabilitasnya melalui panelis. Jumlah panelis yang ada dalam penelitian ini
terdiri dari dua orang dosen pendidikan matematika dan satu orang guru mata
pelajaran matematika.
ketentuan skor 0 jika dalam pernyataan tidak satupun kriteria yang muncul,
skor 1 jika dalam pernyataan terdapat satu kriteria yang muncul, skor 2 jika
dalam pernyataan terdapat dua kriteria yang muncul, skor 3 jika dalam
pernyataan terdapat tiga kriteria yang muncul, dan skor 4 jika dalam
kesesuaian antara butir soal dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, 2)
G. Perangkat pembelajaran
60
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dalam mengajar. RPP adalah semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Bahan ajar dalam penelitian dibuat dengan tujuan tertentu sesuai dengan
pada kelas eksperimen (Lampiran 4). Sedangkan buku siswa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Buku Siswa Perspektif Matematika Kelas VIII.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembar yang berisi tugas yang
harus dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa serta berisi petunjuk cara kerja
soal-soal dan panduan yang dapat digunakan siswa dalam mengikuti proses
60
b) Tes pemahaman konsep matematis. Pemberian tes kemampuan
dilakukan tes pada kedua kelas tersebut. Kemudian tes tersebut dikerjakan
untuk diperiksa dan diberi nilai. Nilai dari hasil pekerjaan siswa inilah
sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
penelitian ini antara lain adalah penyajian data melalui tabel, pengukuran
60
Selanjutnya, peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas
S post S pre
n gain
S maks S pre
2. Statistik Inferensial
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk
menguji normalitas data adalah dengan uji Kolmogorov – Smirnov (uji K–S),
ketentuannya adalah jika nilai Sig 0,05 , maka distribusi data dinyatakan
60
normal, dan apabila nilai Sig 0,05 , distribusi data dinyatakan tidak normal.
2. Uji Hipotesis
normalitas, maka akan dilakukan pengujian hipotesis dengan uji Paired sample
konsep matematis siswa sebelum diajarkan dengan model generatif dan sesudah
𝑑̅
𝑡=𝑠 (Quadratullah, 2014: 325).
𝑑 ⁄√𝑛
Keterangan:
𝑛 = Jumlah sampel
60
1) Masukkan data pretest dan posttest kemampuan pemahaman konsep
Test.
4) Klik OK. Pada langkah ini pengujian menggunakan Paired Sample T Test
Jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji Wilcoxon dengan
2) Klik Analyze kemudian pilih Non Parametric Test, lalu pilih Legacy
4) Klik OK. Pada langkah ini pengujian menggunakan Paired Sample T Test
matematis siswa.
60
sig. (2-tailed)<𝛼 = 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan
matematis siswa.
60
DAFTAR PUSTAKA
60
63
60
64
60
65
LAMPIRAN
60
65
Lampiran 1.
SILABUS
Kompetensi Inti:
8
67
8
64
Lampiran 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis kritis analitik, konsisten, dan teliti dan bertanggung jawab
responsive dan tidak mudah menyerah dalam pemecahan masalah
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11.1 Memahami pengertian tentang peluang
3.11.2 Menemukan peluang empirik dari suatu percobaan
3.11.3 Memahami pengertian titik sampel dan ruang sampel
3.11.4 Menemukan peluang teoritik dari suatu percobaan
3.11.5 Memahami hubungan antara peluang empirik dan peruang teoritik
4.11.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dari suatu
percobaan
4.11.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan titik sampel dan ruang
sampel
4.11.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang teoritik dari suatu
percobaan
4.11.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan peluang empirik
dan peluang teoritik.
C. Tujuan Pembelajaran
60
65
60
66
Dipilih materi pembelajaran di bawah ini bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM.
1) Menemukan peluang teoritik dari data yang mungkin diperoleh
berdasarkan sekelompok data.
2) Menghubungkan antara peluang empirik dan peluang teoretik
60
67
Fase
Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
waktu
Generatif
Pendahuluan :
1. Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dengan memberi salam,
menyapa siswa dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang
10 menit
diperlukan, misalnya buku siswa
3. Melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali tentang pengalaman belajar
sebelumnya kemudian diberi gambaran materi yang akan dipelajari
4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran
Inti :
Pendahuluan / 1. Guru membagikan LKS yang berisikan masalah mengenai ruang sampel
Eksplorasi dan titik sampel serta meminta siswa untuk memecahkan masalah yang
tertera pada LKS agar dapat merangsang siswa untuk melakukan
eksplorasi.
2. Guru memberikan penjelasan tambahan mengenai ruang sampel dan titik
60 menit
sampel
3. Guru mendorong dan merangsang siswa untuk mengemukakan ide/
pendapat tentang apa yang telah diperoleh setelah mengamati masalah
terkait ruang sampel dan titik sampel serta merumuskan hipotesis tentang
masalah yang disajikan di LKS.
4. Guru membimbing siswa untuk mengklasifikasi pendapat tentang apa yang
60
68
Fase
Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
waktu
Generatif
Pendahuluan :
1. Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dengan memberi salam,
menyapa siswa dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang
10 menit
diperlukan, misalnya buku siswa
Pendahuluan / 3. Melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali tentang pengalaman belajar
Eksplorasi sebelumnya kemudian diberi gambaran materi yang akan dipelajari
4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran
Inti :
1. Guru membagikan LKS yang berisikan masalah mengenai peluang teoritik
100 menit
serta meminta siswa untuk memecahkan masalah yang tertera pada LKS
agar dapat merangsang siswa untuk melakukan eksplorasi.
60
69
Fase
Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
waktu
Generatif
Pendahuluan :
1. Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dengan memberi salam,
Pendahuluan / menyapa siswa dan mengecek kehadiran siswa.
10 menit
Eksplorasi 2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan, misalnya buku siswa
3. Melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali tentang pengalaman belajar
60
70
60
71
Lampiran 3.
BAHAN AJAR
P.1
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan:
1. Setelah mempelajari materi tentang peluang, maka siswa dapat menjelaskan
pengertian peluang dengan tepat.
2. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat menemukan peluang
empirik dari suatu percobaan dengan tepat.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
4.1 Menunjukan sikap logis kritis analitik, konsisten, dan teliti dan bertanggung jawab
responsive dan tidak mudah menyerah dalam pemecahan masalah
5.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
6.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11.1 Memahami pengertian tentang peluang
3.11.2 Menemukan peluang empirik dari suatu percobaan
4.11.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dari suatu
percobaan
D. Materi Pembelajaran
60
72
A. Pengertian Peluang
Peluang atau keboleh jadian atau dikenal sebagai probabilitas adalah cara untuk
mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku
atau telah terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika,
dan kemudian digunakan secara lebih luas tidak hanya dalam matematika atau
statistika, tetapi juga keungan, sains dan filsafat.
Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunnjukan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang nilai probabilitas 1
adalah kejadian yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi. Misalnya matahari
yang masih terbit di timur sampai sekarang. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai
nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya
sepasang kambing melahirkan seekor sapi.
Probabilitas/peluang suatu kejadian 𝐴 terjadi dilambangkan dengan notasi
𝑃(𝐴), 𝑝(𝐴) atau Pr(𝐴). Sebaliknya probabilitas bukan 𝐴 atau komplemen 𝐴, atau
probabilitas suatu kejadian A tidak akan pernah terjadi, adalah 1 − 𝑃(𝐴).
B. Peluang Empirik
Banyak masalah di sekitar kita yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Kadang keputusan yang dibuat merugikan suatu pihak dan menguntungkan pihak lain.
Dengan memahami bahasan tentang peluang empirik ini diharapkan kita mampu
membuat keputusan sebaik mungkin, sehingga bisa diterima oleh pihak-pihak yang
terkait. Amati beberapa permasalahan berikut.
Pada saat jam istirahat Adi dan Ani secara bersamaan menuju ke ruang komputer
sekolah untuk mengerjakan tugas. Setelah
berdiskusi mereka memutuskan untuk
menggunakan komputer secara bergiliran
masing-masing selama satu jam. Masalahnya
adalah mereka sama-sama ingin mendapat
giliran lebih dahulu.
Bagaimanakah menurut kalian cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
60
73
Adi dan Ani memikirkan cara yang fair (mempunyai kesempatan sama) agar
hasilnya bisa mereka terima. Adi menusulkan untuk mengundi dengan tiga pilihan
berikut.
1. Melemparkan satu koin uang logam (2 sisi) sekali. Jika pada pelemparan, sisi angka
muncul (menghadap atas), Adi yang berhak menggunakan komputer terlebih
dahulu. Jika sisi gambar muncul, maka Ani yang berhak menggunakan komputer
lebih dahulu.
a. Satu koin.
60
74
b. Tiga kelereng (warna merah, kuning, dan hijau) dalam satu kantong terbungkus
rapi.
c. Satu dadu.
1. Lakukan percobaan:
a. Melemparkan satu koin sebanyak (minimal) 50 kali
b. Ambil satu kelereng dari dalam kantong dengan mata tertutup sebanyak
(minimal) 60 kali.
c. Gelindingkan dadu sebanyak (minimal) 120 kali
2. Amati hasil yang didapatkan dalam setiap kali bercobaan.
3. Agar catatan kalian rapi gunakan tabel seperti berikut.
Percobaan koin
Rasio 𝒇 terhadap
Banyak kali muncul 𝒏(𝑷)
Kejadian Turus
(𝒇) 𝒇
𝒏(𝑷)
Sisi Angka
Sisi Gambar
Total percobaan 𝒏(𝑷)
Percobaan kelereng
Rasio 𝒇 terhadap
Banyak kali muncul 𝒏(𝑷)
Kejadian Turus
(𝒇) 𝒇
𝒏(𝑷)
Kelereng merah
Kelereng kuning
Kelereng hijau
Total percobaan 𝒏(𝑷)
Percobaan dadu
Rasio 𝒇 terhadap
Banyak kali muncul 𝒏(𝑷)
Kejadian Turus
(𝒇) 𝒇
𝒏(𝑷)
Mata dadu “1”
60
75
Pada kolom keempat rasio (hasil bagi) frekuensi terhadap banyaknya percobaan
untuk selanjutnya disebut peluang empirik.
Banyak situasi dalam kehidupan sekitar kita yang menurut kita untuk membuat
keputusan fair. Untuk membuat keputusan yang fair kalian harus menggunakan
cara yang fair juga. Pada konteks di atas telah disajikan tiga benda, yaitu koin,
kelereng, dan dadu untuk membantu membuat keputusan fair. Masih banyak
benda di sekitar kalian yang bsa digunakan untuk membantu membuat keputusan
yang fair.
60
76
BAHAN AJAR
P.2
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan:
3. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat memahami pengertian
titik sampel dan ruang sampel secara tepat.
4. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan titik sampel dan ruang sampel secara tepat
B. Kompetensi Dasar
5.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
6.1 Menunjukan sikap logis kritis analitik, konsisten, dan teliti dan bertanggung jawab
responsive dan tidak mudah menyerah dalam pemecahan masalah
7.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
8.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11.3 Memahami pengertian titik sampel dan ruang sampel
4.11.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan titik sampel dan ruang sampel
D. Materi Pembelajaran
A. Dasar-Dasar Peluang
60
77
Coba kamu lemparkan sekeping uang logam. Dapatkah kamu memastikan sisi
mana yang akan muncul? Tentu saja tidak, bukan? Kamu hanya mengetahui sisi
yang mungkin muncul adalah salah satu dari sisi angka atau gambar.
Pelemparan sekeping uang logam merupakan salah satu contoh kejadian
acak. Untuk lebih memahami pengertian kejadian acak, lakukanlah kegiatan
berikut.
Kegiatan
1. Siapkan sebuah dadu, sebuah wadah, lima bola merah, dan lima bola kuning.
2. Lemparkan dadu tersebut. Dapatkah kamu menentukan muka dadu yang akan
muncul?
3. Masukan lima bola merah dan lima bola kuning ke dalam wadah. Aduklah bola-
bola tersebut. Kemudian, tutup matamu dan ambillah satu bola. Dapatkah kamu
menentukan warna bola yang terambil?
4. Ulangi percobaan nomor 3. Kali ini, lakukan tanpa menutup mata. Dapatkah
kamu menentukan warna bola yang terambil?
Pada percobaan nomor 1, kamu tentu tidak tahu muka dadu mana yang akan
muncul. Kamu hanya mengetahui bahwa muka dadu yang akan muncul adalah
yang bertitik satu, dua, tiga, empat, lima, atau enam.
Kejadian muka dadu mana yang akan muncul tidak dapat ditentukan
sebelumnya. Inilah yang disebut kejadian acak . Sekarang, tentukan olehmu
kejadian acak atau bukankah percobaan nomor 3 dan nomor 4?
Percobaan yang dilakukan pada Kegiatan di atas disebut percobaan
statistika. Percobaan statistika adalah percobaan yang dilakukan untuk
mengamati suatu kejadian.
2. Titik Sampel dan Ruang Sampel
60
78
Pada pelemparan sekeping uang logam, sisi yang mungkin muncul adalah sisi
angka (A) atau sisi gambar (G). Jika sisi yang mungkin muncul ini dinyatakan
dengan himpunan, misalnya S, menjadi S = {A,G}.
Kumpulan atau himpunan semua hasil yang mungkin muncul pada suatu
percobaan disebut ruang sampel, dilambangkan dengan S. Adapun anggota-
anggota dari S disebut titik sampel. Banyak anggota (titik sampel) suatu ruang
sampel dinyatakan dengan n(S).
3. Cara Menentukan Ruang Sampel Suatu Percobaan
Cara menentukan ruang sampel dari titik sampel ada tiga, yaitu dengan
mendaftar, tabel, dan diagram pohon.
a. Menentukan Ruang Sampel dengan Mendaftar
Misalkan, pada pelemparan dua keping uang logam sekaligus, sisi yang
muncul adalah angka (A) pada uang logam pertama dan gambar (G) pada uang
logam kedua, ditulis AG.
Kejadian lain yang mungkin muncul pada pelemparan kedua uang logam
tersebut adalah AA, GA, dan GG. Jika ruang sampelnya dituliskan dengan cara
mendaftar, hasilnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n (S) = 4.
Selain dengan cara mendaftar, ruang sampel dapat ditentukan dengan cara
membuat tabel. Perhatikan kembali pelemparan dua keping uang logam pada
bagian a. Untuk menentukan ruang sampel dengan tabel, buatlah tabel dengan
jumlah baris dan kolom yang diperlukan.
Untuk percobaan pelemparan dua uang logam sekaligus, diperlukan tabel
yang terdiri atas tiga kolom dan tiga baris. Isi kolom pertama dengan hasil yang
mungkin muncul dari uang logam ke-1 dan isi baris kedua dengan hasil yang
mungkin dari uang logam ke-2. Kemudian, lengkapi tabel yang kosong.
Tabel ruang sampel pelemparan dua logam adalah sebagai berikut.
60
79
Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4.
Cara lain yang digunakan untuk menentukan ruang sampel adalah dengan
diagram pohon. Cara ini merupakan cara yang paling mudah. Berikut adalah
diagram pohon untuk pelemparan dua uang logam sekaligus.
Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4.
Contoh Soal
60
80
Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA,
GGG}.
60
81
Jadi, ruang sampelnya adalah S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ... (6, 6)}
60
82
BAHAN AJAR
P.3
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan:
5. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat menemukan peluang
teoritik dari suatu percobaan dengan tepat.
6. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan peluang teoritik dari suatu percobaan dengan tepat.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
8.1 Menunjukan sikap logis kritis analitik, konsisten, dan teliti dan bertanggung jawab
responsive dan tidak mudah menyerah dalam pemecahan masalah
9.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
10.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11.4 Menemukan peluang teoritik dari suatu percobaan
4.11.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang teoritik dari suatu
percobaan
E. Materi Pembelajaran
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah peluang, antara
lain dalam bidang sepak bola dan pemilihan calon ketua OSIS. Cermati uraian
berikut.
Pertandingan Sepak Bola
Pada suatu pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia U-19 melawan
Malaysia U-19 terjadi saling serang antara kedua tim. Meskipun begitu, hingga
menit 90 belum ada satu gol pun tercipta, sehingga skor masih 0 – 0. Timnas
Indonesia berpeluang memenangkan pertandingan ketika mendapatkan hadiah
penalti pada saat menit perpanjangan. Tendangan tersebut diambil oleh Ilham,
yang merasa siap untuk menendang penalti tersebut. namun ternyata tendangan
Ilham tidak membuahkan gol. Akhirnya skor akhir masih imbang tanpa gol antara
60
83
60
84
adalah nilai peluang subjektif (subjective probability). Oleh karena itu, tiap
orang mungkin sama, mungkin juga berbeda
Pada bab ini kita akan membahas tentang “peluang”. Dalam hal istilah,
memang sama-sama peluang, tetapi peluang yang dimaksud berbeda makna
dengan dialog tersebut. Dalam bahasan ini, kalian akan mempelajari tentang
peluang teoretik (theoretical probability) suatu eksperimen. Peluang teoretik
dikenal juga dengan istilah peluang klasik (classical probability), dala beberapa
bahasan juga disebut peluang saja. Jika terdapat suatu soal yang hanya
menyebutkan “peluang”, maka peluang yang dimaksud tersebut adalah peluang
teoretik. Peluang teoretik adalah rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua
hasil yang mungkin pada suatu eksperimen tunggal. Dalam suatu eksperimen,
himpunan semua hasil (outcome) yang mungkin disebut ruang sampel (biasanya
disebut dengan S). Selanjutnya setiap hasil (outcome) tunggal yang mungkin pada
ruang sampel disebut titik sampel. Kejadian adalah bagian dari ruang sampel S.
Suatu kejadian A dapat terjadi jika memuat titik sampel pada ruang sampel S.
Misalkan 𝑛(𝑆) adalah semua titik sampel pada ruang sampel S. Peluang teoretik
kejadian A, yaitu 𝑃(𝐴) dirumuskan:
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆)
Untuk memahami peluang teoretik suatu kejadian silakan amati Tabel 10.1
Tabel 10.1 Peluang Teoretik Kejadian dari suau eksperimen
Titik Banyak
Peluang
Ruang sampel titik
Eksperimen N(S) Kejadian A teoretik
sampel (S) kejadian sampel
P(A)
A n(A)
Hasil sisi 1
{A, G} 2 {A} 1
Angka 2
Pelemparan satu
koin Hasil sisi 1
{A, G} 2 {G} 1
Gambar 2
{1, 2, 3, 4, 5, Hasil mata 1
6 {3} 1
6} dadu “3” 6
Penggelindingan {1, 2, 3, 4, 5, Hasil mata {}
6 0 0
satu dadu 6} dadu “7” Kosong
1
{1, 2, 3, 4, 5, 6 Hasil mata {2, 4, 6} 3
2
60
85
6} dadu genap
{1, 2, 3, 4, 5, Hasil mata 1
6 {2, 3, 5} 3
6} dadu prima 2
Pada tabel diatas, kejadian yang hanya memuat satu hasil (titik sampel)
disebut kejadian dasar. Kejadian yang tidak memuat titik sampel disebut kejadian
mustahil, peluangnya sama dengan nol atau dengan kata lain tidak mungkin
terjadi.
60
86
BAHAN AJAR
P.4
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan:
7. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat memahami hubungan
antara peluang empirik dan peluang teoritik secara tepat.
8. Setelah mempelajari tentang peluang, maka siswa dapat menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan hubungan peluang empirik dan peluang teoritik.
B. Kompetensi Dasar
9.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
10.1 Menunjukan sikap logis kritis analitik, konsisten, dan teliti dan bertanggung jawab
responsive dan tidak mudah menyerah dalam pemecahan masalah
11.11Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
12.11Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11.5 Memahami hubungan antara peluang empirik dan peruang teoritik
4.11.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan peluang empirik dan
peluang teoritik.
D. Materi Pembelajaran
Setelah memahami peluang teoretik, pada kegiatan ini kalian akan
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memahami peluang empirik suatu
percobaan. Setelah kalian melakukan percobaan nanti, harapannya kalian mampu
menyimpulkan atau membuat suatu pernyataan tentang hubungan antara peluang
empirik dengan peluang teoretik. Untuk memulai, mari kit mengamati percobaan
yang dilakukan oleh Ameliya, Budi, Citra, Dana, Erik, dan Fitri berikut ini.
Suatu ketika Ameliya, Budi, Citra, Dana, Erik, dan Fitri mendapat tugas
kelompok dari gurunya untuk menemukan peluang empirik suatu percobaan.
Mereka melakukan percobaan dengan menggelindingkan satu dadu sebanyak 120
60
87
kali. Mereka membagi tugas untuk mencatat kemunculan mata dadu hasil
penggelindingan.
Ameliya bertugas mencatat setiap mata dadu “1” yang muncul.
Budi bertugas mecatat setiap mata dadu “2” yang muncul
Citra bertugas mecatat setiap mata dadu “3” yang muncul
Dana bertugas mecatat setiap mata dadu “4” yang muncul
Erik bertugas mecatat setiap mata dadu “5” yang muncul
Fitri bertugas mecatat setiap mata dadu “6” yang muncul
Setelah menggelindingkan sebaanyak 120 kali, mereka merekap catatan
mereka dalam suatu tabel. Berikut Tabel 10.2 yang menyajikan hasil percobaan
mereka.
Tabel 10.2 peluang empirik percobaan penggelindingan satu dadu
(A) banyak kali
Yang
Mata dadu yang muncul mta (B) Banyak Rasio terhadap
melakukan
diamati dadu yang percobaan (kali) (B)
percobaan
diamati (kali)
19
Ameliya 1 19 120
120
20
Budi 2 20 120
120
21
Citra 3 21 120
120
20
Dana 4 20 120
120
22
Erik 5 22 120
120
18
Fitri 6 18 120
120
Total 120 1
Pada kolom kelima Tabel 10.2, nilai Rasio (A) terhadap (B) disebut dengan
frekuensi relatif atau peluang empirik. Secara umum, jika n(A) merepsentasikan
banyak kali kejadian A dalam M kali percobaan,
𝑛(𝐴)
𝑓𝐴 =
𝑀
Nilai 𝑓𝐴 merepsentasikan peluang empirik terjadinya kejadian A pada M
percobaan.
60
88
Dari data Tavel 10.2 kita dapat membuat diagram yang meyajikan peluang
empirik kejadian A sebagai berikut.
Jika kita amati Gambar 10.3 nilai peluang empirik mendekat pada garis konstan
yang nilainya yaitu ....
Setelah mengamati pengertian dari peluang empirik, buatlah dugaan dari peluang
dari percobaan berikut.
1. Munculnya sisi angka pada percobaan melemparkan satu koin sebanyak 50 kali.
2. Munculnya mata dadu 5 pada percobaan menggelindiingkan 1 dadu sebayak
120 kali
Untuk menguji kebenaran pemikiranmu tersebut, mari melakukan percobaan
1. Persiapkan perlengkapan untuk percobaan sebagai berikut.
a. Satu koin uang logam.
b. Satu dadu dengan enam sisi. Tiap sisi teliskan bilangan 1 hingga 6.
2. Lakukan percobaan:
a. Pelemparan koin sebanyak 50 kali.
b. Penggelindingan dadu sebanyak 120 kali
Keterangan :
a. Percobaan dilakukan ditempat datar dan keras. Percobaan dilakukan dengan
wajar (tidak dibuat-buat untuk muncul suatu sisi atau tertentu).
Catatlah kemunculan pada setiap kali percobaan
Tuliskan catatan pada tabel berikut.
60
89
60
90
60
91
Lampiran 4.
NAMA KELOMPOK :
1. …………………………….....................
2. ……………………....................................
3.....................................................................
4.....................................................................
5.. ..................................................................
6.....................................................................
7....................................................................
KompetensiDasar:
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu
kejadian dari suatu percobaan
Indikator
3.11.1 Memahami pengertian tentang peluang
60
92
PETUNJUK :
1. Pada percobaan penggelindingan dadu sebanyak 180 kali, mata dadu “2”
muncul sebanyak 30 kali. Berapakah peluang empiriknya?
2. Pada pertandingan sepak bola yang dilaksanakan sebanyak 30 kali, tim Indonesia
menang 18 kali, seri 9 kali dan kalah 3 kali. Dari data yang sudah ada, jika Tim
Indonesia bertanding sekali lagi berapakah peluang tim Indonesia akan menang?
3. Pada percobaan pelemparan satu koin uang logam (sisi angka dan gambar)
sebanyak 100 kali, muncul sisi angka sebanyak 45 kali.
Tentukan:
a. peluang empirik muncul sisi angka
b. peluang empirik muncul sisi gambar
60
93
1. Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian:
𝑓 30 1
P(A) = 𝑛(𝑃) = 180 = 6
1
Jadi, peluang empirik mata dadu “2” adalah 6
2. Diketahui:
Penyelesaian:
𝑛(𝐴) 18 3
P(A) = 𝑛(𝑃) = 30 = 5
3
Jadi, peluang tim Indonesia menang adalah 5
3. Diketahui:
60
94
60
95
NAMA KELOMPOK :
1. …………………………….....................
2. ……………………....................................
3.....................................................................
4.....................................................................
5.. ..................................................................
6.....................................................................
7....................................................................
KompetensiDasar:
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu
kejadian dari suatu percobaan
Indikator
3.11.3 Memahami pengertian titik sampel dan ruang sampel
4.11.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan titik sampel dan ruang sampel
PETUNJUK :
60
96
60
97
60
98
NAMA KELOMPOK :
1. …………………………….....................
2. ……………………....................................
3.....................................................................
4.....................................................................
5.. ..................................................................
6.....................................................................
7....................................................................
KompetensiDasar:
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu
kejadian dari suatu percobaan
Indikator
3.11.4 Menemukan peluang teoritik dari suatu percobaan
4.11.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang teoritik dari suatu
percobaan
60
99
PETUNJUK :
60
100
𝑓𝑏𝑖𝑟𝑢
𝑃(𝐵𝑖𝑟𝑢) =
𝑛(𝑆)
8 𝑛
=
29 15 + 14 + 13 + 𝑛
8 𝑛
=
29 42 + 𝑛
336 + 8𝑛 = 29𝑛
336 = 29𝑛 − 8𝑛
336 = 21𝑛
𝑛 = 16
Jumlah kelereng biru adalah 16, maka jumlah seluruh kelereng dalam kantong
𝑓ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
tersebut adalah 58. Akibatnya peluang terambilnya kelereng hijau adalah =
𝑛(𝑆)
14 7
58
= 29
7
Jadi, Peluang teoritik terambilnya kelereng hijau adalah 29
2. Diketahui :
Kelereng merah =10
Kelereng hijau = 11
Kelereng kuning = 13
Kelereng biru = 9
Ditanyakan :
Peluang terambilnya 1 kelereng selain merah?
Penyelesaian :
Jumlah seluruh kelereng = 43
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 − 𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
𝑃(𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔
43 − 10
=
43
60
101
33
=
43
3. Diketahui :
Ditanyakan :
Siapakah yang akan kalian tunjuk jadi penendang penalti?
Penyelesaian:
16 4
𝑃(𝐸𝑣𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑚𝑎𝑠) = = = 0,8
20 5
14 7
𝑃(𝐼𝑙ℎ𝑎𝑚) = = = 0,78
18 9
12
𝑃(𝑀𝑎𝑙𝑑𝑖𝑛𝑖) = = 0,70
17
11
𝑃(𝑀𝑢𝑐ℎ𝑙𝑖𝑠) = = 0,73
15
Setelah dilhat nilai peluangmya, dapat dilihat bahwa yang akan di tunjuk agar
TIMNAS INDONESIA meraih kemenangan adalah Evan Dimas, karena nilai peluang
untuk terciptanya gol lebih besar dari yang lain, yaitu 0,8.
60
102
NAMA KELOMPOK :
1. …………………………….....................
2. ……………………....................................
3.....................................................................
4.....................................................................
5.. ..................................................................
6.....................................................................
7....................................................................
KompetensiDasar:
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu
kejadian dari suatu percobaan
Indikator
3.11.5 Memahami hubungan antara peluang empirik dan peruang teoritik
4.11.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan peluang empirik dan
peluang teoritik.
60
103
PETUNJUK :
1. Berapakah perkiraanmu akan muncul mata dadu “3”, saat dilakukan percobaan
penggelindingan sebuah dadu sebanyak 120 kali?
2. Suatu kantong berisi kelereng merah, putih dan biru yang jumlahnya belum
diketahui. Jika diketahui banyaknya kelereng merah adalah 2 dan peluang
1
terambilnya kelereng merah adalah 5.
a. Tentukan peluang terambil kelereng bukan merah.
b. Tentukan jumlah seluruh kelereng.
60
104
1. Diketahui :
Percobaan = 120 kali
Ditanyakan :
Mata dadu 3 akan muncul berapa kali?
Penyelesaian :
1
Peluang muncul mata dadu 3 adalah 6
Maka, ketika dadu di gelindingkan 120 kali diperkirakan mata dadu 3 akan
1
muncul sebanyak 6 × 120 = 20 kali
2. Diketahui :
kelereng merah = 2
1
peluang terambilnya kelereng merah P(M) = 5
Ditanyakan :
a. Peluang terambilnya bukan kelereng merah?
b. Jumlah seluruh kelereng?
Penyelesaian :
a. Peluang terambilnya bukan kelereng merah
1
1 - P(M) = 1 − 5
4
=
5
4
Jadi, peluang terambilnya bukan kelereng merah adalah 5
60