Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA ADA

KONTEN UNCERTAINTY TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN


Alvina Agesta1, Astuti Rahayu Ningsih2, Eka Tiara Ningsih3
123
Program Studi Pendidikan Matematika, UIN Raden Fatah Palembang
alvinaagesta@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci: kemampuan penalaran, PISA, uncertainty.

1. PENDAHULUAN
Menuju abad ke-21 ini jaman learning to know, learning to do,
manusia semakin berkembang dengan learning to be dan learning to live
segala karakteristik-karakteristik yang together. Empat prinsip tersebut masing-
mengarah pada globalisasi, perubahan masing mengandung keteram-pilan
daya saing, dan modernisasi teknologi khusus yang perlu diberdayakan dalam
informasi dan komunikasi. Salah satunya kegiatan belajar, seperti keterampilan
dalam bidang pendidikan yang berpikir kritis, pemecahan masalah,
merupakan penghasil generasi-generasi metakognisi, keterampilan berkomunika-
yang berpotensi, baik sekolah formal si, berkolaborasi, inovasi dan kreasi,
maupun informal harus mampu berusaha literasi informasi, dan berbagai
menyesuaikan dengan perubahan- keterampilan lainnya.
perubahan masa depan yang ada. Dalam rangka memenuhi keteram-
Zubaidah (2016) mengungkapkan bahwa pilan-keterampilan tersebut, maka
kehidupan di abad ke-21 menuntut sekolah sebagai lingkungan terpenting
berbagai keterampilan yang harus dalam pendidikan perlu melakukan
dikuasai seseorang, yang diharapkan pembaruan agar peserta didiknya mampu
dapat mempersiapkan siswa untuk menguasai keterampilan tersebut.
menguasai berbagai keterampilan Kemendikbud merumuskan bahwa
tersebut agar menjadi pribadi yang paradigma pembelajaran abad 21
sukses. Keterampilan-keterampilan pen- menekankan pada kemampuan peserta
ting di abad ke-21 masih relevan dengan didik dalam mencari tahu dari berbagai
empat pilar kehidupan yang mencakup sumber, merumuskan permasalahan,

1
berpikir analitis dan kerjasama serta Namun berdasarkan hasil penelitian
berkolaborasi dalam menyelesaikan Wardani (2017) kelemahan kemampuan
masalah (Wijaya, 2016). Salah satu mata matematika siswa Indonesia terungkap
pelajaran di sekolah yang menggunakan pada hasil belajar PISA. Setelah
kemampuan-kemampuan tersebut adalah dilakukan analisis terhadap hasil
mata pelajaran matematika. Dalam hal jawaban siswa, angket, dan wawancara
ini, kemampuan penalaran (reasoning) secara langsung ditemukan beberapa
merupakan salah satu komponen proses penyebab ketidakvalidan soal.
standar dalam Principles and Standards Diketahui bahwa ketidakvalidan soal
for School Mathematics selain tidak disebabkan bahasa atau kalimat
kemampuan pemecahan masalah, soal yang tidak jelas, melainkan
representasi, komunikasi dan koneksi. kurangnya penalaran siswa dalam
Penalaran matematis (mathematical memahami konsep siswa mengenai
reasoning) merupakan suatu proses materi yang ada pada soal.
berpikir yang dilakukan dengan cara Hal ini sangat sesuai dengan hasil
untuk menarik kesimpulan. Penalaran survei tiga tahunan Programme for
matematis penting untuk mengetahui dan International Student Assessment
mengerjakan matematika (Junaidi, (PISA). Dilansir dari situs OECD.org,
2014). pada tahun 2018, kemampuan PISA
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Indonesia berada pada urutan 72 dari 77
matematika tersebut yang salah satunya negara yakni hanya unggul dari 4 negara.
adalah kemampuan penalaran matematis, Lebih menyedihkannya bahwa
dibutuhkan soal-soal yang berbasis berdasarkan perbandingan dari tahun
argumentasi siswa yaitu dengan soal- 2015, nyatanya kemampuan matematika
soal matematika dalam PISA Indonesia turun dari 386 poin ke 379
(Programme for International Student poin pada tahun 2018. Hasil PISA yang
Assessment). Hal ini dikarenakan soal- rendah tersebut tentunya disebabkan
soal matematika dalam PISA lebih oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
banyak mengukur kemampuan bernalar, penyebab yaitu siswa pada umumnya
pemecahan masalah dan berargumentasi kurang terlatih dalam menyelesaikan
daripada soal-soal yang mengukur 126 soal-soal dengan karakteristik seperti
kemampuan teknis baku yang berkaitan soal-soal pada PISA. Pembelajaran di
dengan ingatan dan perhitungan. (Sari, dapat siswa lebih banyak menggunakan
2015). kegiatan hafalan (rote learning), siswa

2
lebih terbiasa mengerjakan soal-soal PISA yang menjadikan para siswa
yang sesuai dengan contoh yang sebagai fokus utama dalam
diberikan oleh guru tanpa mengetahui menggunakan keterampilan dan
manfaatnya (Junaidi, 2014). pengetahuannya untuk menghadapi
PISA memiliki beberapa konten, tantangan-tantangan kehidupan nyata-
salah satunya yaitu uncertainty nya. Kemampuan ini kemudian
(probabilitas). Setyaningsih dalam mencerminkan suatu perubahan pada
penelitiannya berjudul Pengembangan tujuan kurikulumnya sendiri, yang mana
Soal Matematika Model PISA pada perkembangan kurikulum berkenaan
Konten Uncertanty and Data untuk dengan apa yang dapat di kerjakan oleh
Mengukur Kemampuan Penalaran siswa terhadap apa yang telah mereka
Siswa, mengatakan bahwa soal model pelajari di sekolah.
PISA memiliki efek potensial yang Berdasarkan uraian di atas, rumusan
positif disertai dengan desain konten masalah pada penelitian ini adalah
uncertainty yang melatih kemampuan bagaimana mengembangkan soal
siswa sehingga dapat digunakan untuk matematika model pisa ada konten
proses optimasi penalaran matematis uncertainty terhadap kemampuan
siswa. (Setyaningsih, 2015) berpikir kritis siswa yang valid dan
Dari pembahasan di atas, dapat dilihat praktis. Sedangkan penelitian ini
bahwa pendidikan Indonesia bertujuan untuk menghasilkan soal
membutuhkan suatu pengembangan matematika model pisa ada konten
soal-soal yang dapat memberi ruang bagi uncertainty terhadap kemampuan
siswanya untuk dapat lebih melatih berpikir kritis siswa.
kemampuan bernalarnya. Soal-soal yang Penelitian ini diharapkan dapat
dapat melatih kemampuan bernalar memberikan manfaat bagi siswa, guru,
siswa salah satunya adalah soal-soal dan peneliti lain.

2. PEMBAHASAN dan ilmu pengetahuan. Domain tersebut


PISA (Programme International for tidak hanya dalam hal apakah peserta
Student Assesment) didik dapat mereproduksi pengetahuan
PISA adalah penilaian standar mata pelajaran tertentu, tetapi juga
internasional yang dikembangkan apakah mereka dapat memperkirakan
bersama oleh negara-negara peserta dan menerapkan pengetahuan dalam
meliputi domain matematika, membaca situasi baru. Domain lainnya yaitu

3
problem solving dan financial literacy tugas yang harus dikerjakan. (3)
(Mullen, J. dalam Oktaviyanthi, 2017). Bilangan (quantity) berkaitan dengan
PISA diselenggarakan tiga-tahunan hubungan bilangan dan pola bilangan,
untuk menguji performa akademis antara lain kemampuan untuk
peserta didik yang berusia 15 tahun, dan memahami ukuran, pola bilangan, dan
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh segala sesuatu yang berhubungan dengan
Organisasi untuk Kerjasama dan bilangan dalam kehidupan sehari-hari,
Pengembangan Ekonomi (OECD). seperti menghitung dan mengukur benda
PISA mencakup beberapa konten tertentu. Termasuk ke dalam konten
yang dibagi menjadi empat bagian yaitu bilangan ini adalah kemampuan bernalar
yaitu: (1) Ruang dan bentuk (space and secara kuantitatif, merepresentasikan
shape) berkaitan dengan pokok pelajaran sesuatu dalam angka, memahami
geometri. Soal tentang ruang dan bentuk langkah-langkah matematika, berhitunhg
ini menguji kemampuan siswa di luar kepala, dan melakukan
mengenali bentuk, mencari persamaan penaksiran. (4) Probabilitas dan
dan perbedaan dalam berbagai dimensi ketidakpastian (uncertainty)
dan representasi bentuk, serta mengenali berhubungan dengan statistic dan
cirri- ciri suatu benda dalam probabilitas yang sering digunakan
hubungannya Perubahan dan hubungan dalam masyarakat informasi. Keempat
dengan posisi benda tersebut. (2) konten matematika tersebut adalah
Perubahan dan hubungan (change and landasan untuk belajar matematika
relationships) berkaitan dengan pokok sepanjang hayat untuk kebutuhan hidup
pelajaran aljabar. Hubungan matematika keseharian. (Silva, 2011).
sering dinyatakan dengan persamaan
atau hubungan yang bersifat umum, Konteks Matematika
seprti penambahan, pengurangan, dan Dalam PISA, konteks matematika
pembagian. Hubungan itu juga dibagi ke dalam empat situasi (Hayat
dinyatakan dalam berbagai symbol dalam Silva, 2011) sebagai berikut: (1)
aljabar, grafik, bentuk geometris, dan Konteks pribadi yang secara langsung
table. Oleh karena setiap representasi berhubungan dengan kegiatan pribadi
symbol itu memiliki tujuan dan sifatnya siswa sehari-hari. Dalam menjalani
masing-masing, proses penerjemahannya kehidupan sehari-hari tentu para siswa
sering menjadi sangat penting dan menghadapi berbagai persoalan pribadi
menentukan sesuai dengan situasi dan yang memerlukan pemecahan

4
secepatnya. Matematika diharapkan merupakan materi Statistik dan Peluang
dapat berperan dalam dalam kurikulum SMP. Konsep-konsep
menginterpretasikan permasalahan dan penting pada konten uncertainly adalah:
kemudian memecahkannya. (2) Konteks Menghasilkan data, analisis data dan
pendidikan dan pekerjaan yang berkaitan menampilkan data/visualisasi,
dengan kehidupan siswa di sekolah dan probabilitas, dan Inferensi.
atau di lingkungan tempat bekerja.
Pengetahuan siswa tentang konsep Kemampuan Penalaran Matematis
matematika diharapkan dapat membantu Turmudi mengatakan bahwa
untuk merumuskannya, melakukan kemampuan penalaran matematis
klasifikasi masalah, dan memecahkan merupakan suatu kebiasaan otak seperti
masalah pendidikan dan pekerjaan pada halnya kebiasaan lain yang harus
umumnya. (3) Konteks umum yang dikembangkan secara konsisten
berkaitan dengan penggunaan menggunakan berbagai macam konteks,
pengetahuan matematika dalam mengenal penalaran dan pembuktian
kehidupan bermasyarakat dan merupakan aspek-aspek fundamental
lingkungan yang lebih luas dalam dalam matematika. Dengan penalaran
kehidupan sehari-hari. Siswa dapat matematis, siswa dapat mengajukan
menyumbangkan pemahaman mereka dugaan kemudian menyusun bukti dan
tentang pengetahuan dan konsep melakukan manipulasi terhadap
matematikanya itu untuk mengevaluasi permasalahan matematika serta menarik
berbagai keadaan yang relevan dalam kesimpulan dengan benar dan tepat.
kehidupan di masyarakat. (4) Konteks (Sumartini, 2015).
keilmuan yang secara khusus Orang yang memiliki kemampuan
berhubungan dengan kegiatan ilmiah penalaran yang baik akan lebih mudah
yang lebih bersifat abstrak dan menuntut menafsirkan suatu gagasan. Menurut
pemahaman dan penguasaan teori dalam NCTM, orang yang benalar dan berpikir
melakukan pemecahan masalah secara analitik akan cenderung mengenal
matematika. Konteks ini dikenal sebagai pola, struktur, atau keberaturan baik di
konteks intra-mathematical. dunia nyata maupun pada simbolsimbol.
Setiap soal dalam PISA mencakup Penalaran dibutuhkan untuk menafsirkan
ketiga dimensi di atas, yaitu dimensi ide dan gagasan suatu konsep serta
konten, proses, dan konteks. Konten menafsirkan gambar kedalam bentuk
uncertainty dalam penilaian PISA

5
kalimat yang mudah dipahami. dilakukan adalah uji validitas content, uji
(Mahmudi, 2018). validitas konstruk, dan uji validitas
bahasa. Saran-saran dari validator
3. METODE digunakan untuk merevisi desain soal
Penelitian ini merupakan penelitian yang dibuat peneliti. Tanggapan dan
pengembangan atau development saran dari validator tentang desain yang
research tipe Formative Evaluation telah dibuat ditulis pada lembar validasi
(Tessmer, 1993). Penelitian ini sebagai bahan untuk merevisi soal yang
mengembangkan soal-soal matematika telah dibuat.
model PISA pada konten uncertainty One-to-one
untuk mengukur kemampuan penalaran Pada tahap ini, peneliti meminta dua
matematis siswa. Penelitian ini terdiri orang siswa sebagai tester dan setelah itu
dari 2 tahap yaitu preliminary dan tahap siswa tersebut dimintai komentar tentang
formatif evaluation yang meliputi self soal yang telah dikerjakan. Komentar
evaluation, expert reviews dan one-to- yang didapat digunakan untuk merevisi
one (low resistance to revision) dan desain perangkat pembelajaran yang
small group serta field test (high telah dibuat.
resistance to revision) (Tessmer, 1993). Small Group
Hasil revisi dari expert dan saran di one-
to-one pada prototype pertama dijadikan
dasar untuk merevisi desain prototype
pertama, yang selanjutnya dinamakan
prototype kedua. Pada tahap ini
dilakukan uji coba pada kelompok kecil
non subjek penelitian. Kelompok kecil

Gambar 1. Langkah-langkah evaluasi formatif ini terdiri dari 5 orang. Siswa-siswa


pada penelitian dan pengembangan Tessmer tersebut memiliki karakteristik yang
(1993) sama dengan karakteristik siswa yang
Expert reviews (uji pakar) akan dijadikan subjek penelitian.
Hasil desain pada prototype pertama Selanjutnya mereka diminta untuk
yang dikembangkan atas dasar self memberikan tanggapan terhadap produk
evaluation diberikan pada pakar (expert yang dihasilkan.
review). Produk yang didesain dilihat, Field Test
dinilai, dan dievaluasi. Uji validitas yang

6
Saran-saran serta hasil uji coba pada pemecahan masalah matematika siswa),
prototype kedua dijadikan dasar untuk dan efektifitas (bagaimana kemampuan
merevisi desain prototype kedua. Hasil pemecahan masalah matematika siswa
revisi disebut prototype ketiga, pada soal model PISA pada konten
diujicobakan ke subjek penelitian (field uncertainty). Pada tahap ini hasil uji
test). Prototype ketiga yang akan coba pada siswa kelompok kecil yang
diujicobakan pada field test haruslah sudah direvisi merupakan hasil yang
yang telah memenuhi kriteria kualitas. sudah valid dan praktis sehingga soal-
Akker (1999) mengemukakan bahwa soal matematika model PISA pada
tiga kriteria kualitas adalah; validitas konten uncertainty untuk mengukur
(dari pakar, teman sejawat, dan guru kemampuan pemecahan masalah
matematika), kepraktisan matematika siswa.
(penggunaannya mudah dan dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan 4. SIMPULAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Zubaidah, Siti. (2016). Keterampilan Abad Model PISA pada Konten Uncertainty
ke-21: Keterampilan yang Diajarkan untuk Mengukur Kemampuan
melalui Pembelajaran. Malang: Jurnal Pemecahan Masalah Matematika
FMIPA UNM. Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Pendidikan Matematika Unsri,
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., Nyoto, A. 5(1).https://doi.org/10.22342/jpm.5.1.
(2016) Transformasi Pendidikan Abad 335.
21 sebagai Tuntutan Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Era Global. Tessmer, Martin. (1993). Merencana-
1(1).http://repository.unikama.ac.id/84 kan dan Melakukan Evaluasi For-
0/32/263-278. matif. London: Kogan Page.

Jurnaidi. (2014). Pengembangan Soal Mo- Sumartini. (2015). Peningkatan


del PISA pada Konten Change and Kemampuan Penalaran Matematis
Relationship untuk Mengetahui Ke- Siswa melalui Pembelajaran
mampuan Penalaran Matematis Siswa Berbasis Masalah. Jurnal
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Mosharafa,1(2), 1-10.
Pendidikan Matematika Unsri, 8(1), https://journal.institutpendidikan.a
25-42. c.id/index.php/mosharafa/article/v
http://dx.doi.org/10.22342/jpm.9.2.242 iew/mv4n1_1/244.
9.124 - 147
Organization for Economic Corpora-
tion and Development (OECD).
Wardani A. K., Zulkadi., Hartono, Y. (2010). PISA 2012 mathematics
(2017). Pengembangan Soal Matema- Framework. Finlandia: OECD
tika Model PISA Level 5 untuk Pro- Publishing.
gram Pengayaan SMP. Jurnal Pendi-
dikan Matematika RAFA, 3(1), 1-18. Setyaningsih, Sri. (2015). Pengemba-
https://doi.org/10.19109/jpmrafa.v3i1. ngan Soal Matematika Model PISA
1438 pada Konten Uncertainty and Data
untuk Mengukur Kemampuan
Sari, Eka Fitri Puspa. (2015). Pengem- Penalaran Siswa. Skripsi thesis,
bangan Soal Matematika Model PISA Universitas Muhammadiyah Sura-
untuk Mengetahui Argumentasi Siswa karta.
di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pendidikan Matematika Unsri, 9(2), Mahmudi, Ali. (2018). Pengaruh Pem-
124-147. belajaran Matematika dengan
http://dx.doi.org/10.22342/jpm.9.2.242 Pendekatan Brain Based Learning
9.124 - 147. terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP pada
Oktaviyanthi, R., Agus R., Supriani, Y. Materi Teorema Pythagoras.
(2017). PISA Mathematics Framework Jurnal Pendidikan Matematika
dalam Penelusuran Mathematical UNY, 7(2), 1-9.
Literacy Skills Mahasiswa. http://journal.student.uny.ac.id/ojs
https://doi.org/10.31227/osf.io/z2qsf /ojs/index.php/pmath/article/view/
10699/0
Silva. E. Y., Zulkardi., Darmawijoyo.
Pengembangan Soal Matematika

Anda mungkin juga menyukai