Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
1. Siti Nurbaya (2016050661)
2. Jajang Nurjaman (2016051578)
3. Putri Wulandari (2016053390)
4. Monica Sutrisna (2016051643)
Puji syukur yang kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya-Nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang kami
harapkan. Dalam makalah yang membahas tentang SUKUK (OBLIGASI SYARIAH)
ini adalah suatu pembahasan dalam rangka memperdalam pemaham tentang manajemen
keuangan yang sangat diperlukan khususnya dalam dunia bisnis untuk dapat memenuhi
tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Manajemen
Keuangan 1”.
Demikian makalah ini kami selesaikan dengan sebaik-baiknya dan semoga
bermanfaat. Penyusun tetap mengharapkan masukan dan kriktik dari semua pihak.
Dengan demikan, makalah
ini dapat diperbaiki lagi.
Penulis
BAB I
Pembahasan
A. Pengertian Sukuk
Sukuk atau obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk
yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa
bagi hasil/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo (Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 32/DSN-MUI/IX/2002
tentang Obligasi Syariah).
Kata Sukuk berasal dari bahasa Arab "shukuk" yang merupakan bentuk
jamak dari kata "sakk" yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note
dan dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed, atau check
(Sutedi, 2009:95).
Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional terletak pada penggunaan
konsep margin dan bagi hasil sebagai pengganti bunga. Juga adanya suatu
transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah aset yang menjadi
dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara pihak yang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus terbebas dari
riba, gharar dan maysir (Sudarsono, 2008:298).
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi sukuk dari beberapa sumber
buku:
Menurut Al Arif (2012:139), Sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen
investasi yang diterbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang
melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa),
mudharabah (bagi-hasil), musyaraah, atau yang lain.
Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution (AAOIFI, 2002), sukuk adalah sertifikat yang menunjukkan nilai
yang sama setelah penutupan subscription, penerimaan dari nilai atas sertifikat
dan meletakkannya untuk digunakan sebagaimana rencana, pemilikan saham
dan hak atas aset yang nampak, penggunaan dan jasa, dan equity atas proyek
yang disebutkan atau equity atas aktivitas tertentu.
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM) No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan
No.IX.A.13, sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak
terpisahkan atau tidak terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai
manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan
kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Menurut Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sukuk
adalah surat berharga yang diterbitakan berdasarkan syariah islam sebagai
bukti penyertaan atas aset SBSN baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun
mata uang asing.
B. Karakteristik Sukuk
Menurut Fatah (2011), terdapat beberapa karakteristik sukuk, yaitu:
1. Sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat
(beneficial title).
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan.
3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir.
4. Penerbitan melalui special purpose vehicle (SPV).
5. Memerlukan underlying asset.
6. Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.
Menurut Sudaryanti dkk (2011), dalam sistem pengawasannya sukuk
tidak hanya diawasi oleh Wali amanat melainkan juga diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah yang berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia.
Pengawasan tersebut dilakukan sejak awal penerbitan hingga akhir masa
penerbitan. Dengan diterapkan sistem pengawasan tersebut, maka prinsip
kehati-hatian dan prinsip perlindungan kepada investor sukuk akan lebih
terjamin.
Buka Rekening. Rekening dana bank umum dan Rekening surat berharga
Sediakan Dana. Sesuai jumlah pesanan pembelian.
Isi Formulir. Form pemesanan, menyampaikan fotocopy KTP, dan bukti
setor
Penjatahan & Setelmen. Menunggu hasil penjatahan dari Pemerintah.
1. Bank BRISyariah
2. Bank Central Asia
3. Bank Commonwealth
4. Bank Danamon Indonesia
5. Bank DBS Indonesia
6. Bank HSBC Indonesia
7. Bank Mandiri
8. Bank Maybank Indonesia
9. Bank Mega
10. Bank Muamalat Indonesia
11. Bank Negara Indonesia, dll
Secara gamblang ada dua cara untuk mendapatkan Sukuk Ritel, jika
dijabarkan adalah sebagai berikut:
1. Melalui Mekanisme Pasar Perdanaa
Disebut demikian karena membeli langsung pada agen yang ditunjuk
resmi oleh negara untuk melakukan jual beli Sukuk Ritel. Dengan mekanisme
tersebut syarat yang perlu dilengkapi cukup sederhana, pertama jelas harus
menghubungi Agen penjualan Sukuk Ritel yang telah ditunjuk oleh negara.
Selanjutnya, Anda bisa melakukan pengisian formulir sebagaimana
yangtelah disediakan oleh pihak Agen Penjual Sukuk Ritel (SR). Melampirkan
persyaratan terkait data diri dan kependudukan seperti misalnya KTP serta hal
lain sebagaimana yang diminta dan diperlukan oleh pihak keagenan.
Mekanisme berikutnya adalah mekanisme keuangan murni seperti
misalnya, melakukan transfer dana sesuai dengan jumlah yang ingin dibeli,
penerimaan tanda bukti kepemilikan sekaligus juga melakukan pengambilan
sisa dana yang ditransfer apabila jumlah Sukuk yang diterbitkan oleh pihak
emiten (Pemerintah) tidak mencukupi sebagaimana jumlah dana yang
diberikan, memperoleh penjatahan, selanjutnya hanya tinggal menunggu
proses investasi bergulir sebagaimana tenor yang diajukan oleh emiten.
2. Melalui Mekanisme Pasar Sekunder
Untuk proses yang kedua ini, pembelian dilakukan melalui mekanisme
sebagaimana yang ada dalam proses pembelian obligasi yaitu melalui
mekanisme bursa atau perbankan. Proses memakan waktu kurang lebih 2
minggu hingga pihak pembeli Sukuk mendapatkan apa yang disebut dengan
Surat Konfirmasi Kepemilikan Sukuk Ritel yang dikeluarkan oleh pihak bursa
atau bank umum sesuai dengan mekanisme sekunder yang diikuti.
Jika dilihat dari prosesnya jelas Sukuk sama dengan obligasi, yang aman
dan bisa menguntungkan dari segi investasi. Namun memahami cara
penggunaannya, ada beberapa perbedaan dalam beberapa hal yang harus
diperhatikan dengan seksama agar tidak mendapatkan efek negatif dari
investasi yang sedang berjalan.
E. Manfaat Sukuk
Sukuk Negara merupakan sumber pembiayaan APBN yang penting. Saat
ini, outstanding Sukuk Negara sekitar 18 persen dari
total outstanding Surat Berharga Negara (SBN).
Sukuk Negara menjadi instrumen penting dalam inklusi keuangan.
Melalui berbagai varian Sukuk Negara Ritel, Sukuk Negara menjadi
instrumen investasi berbasis syariah penting bagi masyarakat.
Sukuk Negara menjadi instrumen penting dalam mendorong
perkembangan industri keuangan syariah di Tanah Air, baik perbankan
syariah, IKNB syariah, maupun pasar modal syariah. Sukuk Negara
merupakan instrumen investasi dan pengelolaan likuiditas yang penting
bagi industri keuangan syariah. Sukuk Negara juga menjadi acuan bagi
korporasi dalam menerbitkan sukuk korporasi.
Sukuk Negara mendukung stabilitas pasar keuangan. Sekitar 95 persen
Sukuk Negara dalam denominasi rupiah dipegang investor domestik, baik
investor institusi maupun perorangan.
Sukuk Negara tidak saja mendukung pengembangan keuangan syariah di
Tanah Air, tetapi juga menjadi katalis keuangan syariah di tataran global.
F. Biaya Sukuk
Biaya pembelian Sukuk juga tergantung dari Agen penjualan atau
mekanisme yang diikuti. Beberapa Agen penjualan Sukuk memungut pos biaya
yang cukup banyak seperti misalnya, biaya penyimpanan, pemesanan, biaya
transfer imbalan atau pokok, serta pos biaya lain yang bisa jadi merugikan Anda
bila tidak jeli dalam memilih Agen penjualan Sukuk yang tepat.
Pos pembiayaan yang terlalu banyak jelas berpengaruh pada hasil
pembagian profit yang diterima selama tenor pemegang Sukuk Ritel berlangsung.
Sebagai tips ada baiknya untuk memastikan biaya apa saja yang harus dibayarkan
agar jangan sampai menyesal di kemudian hari.
G. Risiko Sukuk
Terlepas dari SUKUK diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, SUKUK
memiliki sejumlah resiko dan investor yang ingin membeli SUKUK wajib paham
resiko tersebut.
I. Kesimpulan
Sukuk adalah instrumen obligasi syariah yang selayaknya jadi perhatian
para keluarga di Indonesia. Bisa menjadi alternatif untuk deposito karena
menawarkan imbal hasil lebih baik.
Disamping itu, karena diterbitkan oleh pemerintah negara Indonesia, maka
sudah pasti sangat aman. Penerbitannya yang berdasarkan konsep Syariah
membuat lebih afdol bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Sukuk adalah Investasi yang aman, return cukup tinggi dan berasaskan
Syariah. Cocok buat para keluarga di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA