A. PENGERTIAN
penderitaan atau menyakiti orang lain. Termasuk terhadap hewan atau benda-
benda. Ada perbedaan antara agresi sebagai suatu bentuk perilaku. Agresi adalah
sebagai suatu cara untuk melawan atau menghukum yang berupa tindakan
tindakan kekerasan menyerang orang lain (assault), agresivitas terhadap diri sendiri
(self aggression) serta penyalah gunaan narkoba (drug abuse) untuk melupakan
persoalan hingga tindakan bunuh diri juga merupakan suatu bentuk perilaku agresi.
Perilaku kekerasan atau agresi merupakan suatau bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini,
maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua menjadi perilaku kekerasan
secara verbal dan fisik. Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus.
1
2
menunjukan perilaku yang aktual melakukan kekerasan yang ditunjukan diri sendiri
atau orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan (bidang
perawatan rumah sakit jiwa grahasia, 2011). Marah lebih menunjukan kepada
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (M. Abdul, 2015). Ekpresi marah yang
segera karena sesuatu penyebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan
karena secara kultural ekspresi marah tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah
sering diekpresikan secara tidak langsug. Marah merupakan perasaaan jengkel yang
timbul secara respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
Perilaku kekrasan merupakan bagian dari rentang repon marah yang paling
maladaptif, yaitu amuk. Marah merupan perasaan jengkel yang timbul sebagai
verbal (bidang perawatan rumah sakit jiwa grahasia, 2011). Resiko perilaku
dorongan utuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol (Yosep,
2007).
B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
kekerasan adalah:
a. Psikologis
b. Teori Biologis
tikus atau objek yang ada disaekitarnya. Jadi kerusakan fungsi sistem limbik
(untuk emoosi dan perilaku), lobus fontal (untuk pemikiran rasional), dan
c. Sosial Kultural
maladaftif lainnya.
d) Pengangguran.
5
2. Faktor Presipitasi
eksternal.
menurunya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-
lain.
dan lain-lain.
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut SAK Grhasia ( 2011 ), tanda dan gejala yang muncul adalah :
1. Emosi
a. Tidak adekuat
b. Tidak aman
c. Rasa terganggu
d. Marah (Dendam)
e. Jengkel
2. Intelektual
a. Mendominasi
b. Sarkasme
c. Bawel
6
d. Berdebar
e. Meremehkan
3. Fisik
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Napas pendek
d. Keringat
e. Sakit fisik
f. Penggunaan zat
4. Spiritual
a. Kemahakuasaan
c. Keraguan
d. Tidak bermoral
e. Kebejatan
f. Kreativitas terlambat
5. Sosial
a. Menarik diri
b. Pengasingan
c. Penolakan
d. Kekerasan
e. Ejaan
7
D. RENTANG RESPONS
pesan bahwa ia “tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak
Keterangan:
2. Frustasi: Individu gagal dalam melayani kepuasan saat marah dan tidak
kontrol.
Tabel 1.1 Perbandingan antara Perilaku Asertif, Pasif, dan Agresif atau
kekerasan
E. MEKANISME KOPING
Menurut Damayanti dkk (2004), mekanisme koping yang dipakai pada klien
1. Sublimasi
lain seperti meremas adona kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya
2. Proteksi
3. Mencegah
Misalnya seorang anak yanag benci pada orang tuannya ayanag tidak disukai.
Akan tetapi menurut ajaran didikan yang diterima sejak kecilbahwa membenci
orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh tuhan, sehingga
4. Reaksi Formasi
rintangan.
5. Displacement
yang tidak begitu berbahaya seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi
itu.
menyebabkan orang rendah diri (harga duru rendah) sehingga sulit bergaul
dengan orang lain. Bila ketidak mampuan bergaul dengan orang lain ini tidak
bayangan yang meminta klien ntuk melakukan tindak kekerasan, hal tersebut
dapat berdampak pada klamatan diinya dan orang lain (resiko tinggi
F. PENATALAKSANAAN
Psikofarmakologi
1. Kesadaran diri
dan melakukan suprevise dengan memisahkan antara masalah pribadi dan cara
2. Pendidkan klien
3. Latihan asertif
4. Komunikasi
a. Bersifat tenang
b. Bicara lembut
5. Perubahan lingkungan
membaca, program yang dapat mengurangi perilaku klien yang tidak sesuai
6. Tindakan perilaku
7. Psikofarmakologo
1) Benzodiazepines : larozepam
2) Buspirone
b. Antidepressants
1) Amitripilin
2) Trazadone
c. Mood stabilizers
1. Litium
2. Carbamazepines
d. Antipsyckotik
f. Betablokers : propanolol
9. Seclusion
sprei mumi,lapisan paling dalam terdiri atas sprei yang telah di rendam
perilaku amuk atau agisitas yang tidak dapat dikendalikan dengan obat.
membahayakan klien atau orang lain dan tidak dapat dikendalikan oleh
G. POHON MASALAH
Core Perilaku
Problem kekerasan perubahan presepsi
Sensori : halusinasi
Causa Regimen
Terapeutik
Gangguan konsep diri : Isolasi sosial
Harga diri rendah kronis
Berduka Disfungsiona
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
5. Isolasi sosial
I. PERENCANAAN
Perencanaan dari pohon masalah diatas menurut SP Jiwa RSJD Dr. RM.
Soejarwadi Klaten.
1. Diagnosa 1 :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
kekerasan
dilakukan
kontinuitas )
c. Intervensi
SP I :
spiritual.
SP II :
3. Masukan pada jadwaal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat.
17
SP III :
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan
verbal.
SP IV :
3. Masukan pada jadwal kegiatan latihan fisik, minum obat, verbal, dan
spiritual
SP V :
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik tarik nafas, obat, verbal, dan spiritual.
2. Diagnosa 2
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
c. Intervensi
SP I :
3) Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar
dimiliki.
SP II :
bunuh diri.
2) Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar
3) Masukan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri, keluarga dan
lingkungaan
SP III :
4) Latih cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap
demi setahap).
5) Masukan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri, keluarga dan
SP IV
3) Masukan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri, keluarga dan
SP V :
Beri pujian
3. Diagnosa 3
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
munculnya halusinasi.
c. Intervensi
SP I :
melakuakan kegiatan.
SP II :
SP III :
terjadi halusinasi.
bercakap-cakap.
SP IV :
pujian.
SP V :
4. Diagnosa 4
a. Tujuan Umum
dimiliki
23
b. Tujuan Khusus
daftar kegiatan).
melakukanya )
c. Intervensi
SP I :
dilatih.
3) Bantu klien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
SP II :
SP III :
1) Evaluasi kegiatan pertama dan kedua ang telah dilatih dan berikan
pujian.
SP IV :
1) Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan
berikan pujian.
SP V :
5. Diagnosa 5
Isolasi sosial
a. Tujuan Umum
halusinasi.
b. Tujuan Khusus
serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya.
bercakap-cakap.
tidak bercakap-cakap
c. Intervensi
SP I :
SP II :
SP III :
baru).
SP IV :
sosialaisasi.
27
SP V :
6. Diagnosa 6
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
terhadap pengobatan
petugas.
c. Intervensi
SP I :
SP II :
terindentifikasi
SP III :
perubahan
SP IV :
mengontrol diri
terhadap kehidupan.
29
SP V :
Direja, Ade Hermawan Surya 2011. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Jiwa.
Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahulan dan
Salemba Medika.
Nurjanah,Intansari. 2004. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa
Yogyakarta
Rohmah, Nikmatur dan Walid,Saiful. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.