Anda di halaman 1dari 72

BAHAN PENGAYAAN

PEDAGOGIK UMUM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN
PENDIDIKAN KHUSUS
2019

Program PGDK Kemdikbud 2019


i
KATA PENGANTAR

Program PGDK Kemdikbud 2019


ii
DAFTAR ISI
DISETTING OTOMATIS

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. RASIONAL ........................................................................................................ 1
B. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................... 1
C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN REMEDI ......... 1
BAB II KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN ....... 3
A. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik ....... Error! Bookmark not defined.
B. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Profesional ...... Error! Bookmark not defined.
BAB III SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK....................................................... 56
A. Soal latihan ........................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Umpan Balik ....................................................................................................62
BAB IV PENUTUP................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 67
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN....................................................................... 68

Program PGDK Kemdikbud 2019


iii
PETUNJUK PENULISAN
1. Jangan dihapus halaman ini
2. Huruf yang digunakan Tahoma, besarnya 11
3. Judul dan Sub Judul sudah disetting otomatis, sehingga memudahkan membuat daftar
isi
4. Penulisan soal dan pembahasan dalam bentuk tabel yang telah disiapkan, dengan
kerenggangan tulisan dalam tabel (1 spasi)
5. Tabel soal dan pembahasan dapat ditambahkan dengan cara
Klik kanan mouse pada pojok kiri atas tabel  pilih Copy

Klik kanan mouse pada posisi tabel akan ditambahkan  pilih Pasti (Keep Source
Formatting)

Program PGDK Kemdikbud 2019


iv
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Pengembangan bahan pengayaan pedagogik umum dimaksudkan untuk
memberikan bekal kepada Guru Daerah Khusus (GDK) agar memiliki kesiapan
menghadapi PPG dan UP. Mendasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan PPG PGDK tahun
2018 dalam rangka sertifikasi guru melalui PPG, menunjukkan angka tingkat kelulusan
peserta khususnya di UP PPG-PDGK relatif masih rendah (dibawah 35%). Beberapa
catatan hasil evaluasi pada saat pembeklan awal sebelum program PPG berlangsung
yaitu pelaksanaan pembekalan yang berlangsung sebelum PPG dirasa masih kurang
efektif karena teridentifikasi beberapa peserta megalami penyesuaian budaya dan
lingkungan, penyampaian materi dan soal yang diujikan di UP kurang sinkron, tingkat
kesukaran soal UP cukup tinggi dan lain sebagainya. Untuk itu perlu adanya upaya dan
strategi lain dalam rangka membekali peserta PPG-PGDK agar dapat sukses mengikuti
PPG dan lebih khusu sukses sewaktu mengikuti UP.
Pada tahun 2019 akan diadakan pembekalan sebagai tahap awal untuk mengikuti
program PPG dan UP, pembekalan dimaksudkan agar peserta dapat mencapai standar
kelulusan sebagaimana yang telah ditetapkan. Supaya peserta dapat sukses di UP PPG
2019 ini dipandang perlu adanya buku pengayaan yang berisi materi, soal dan
pembahasan dengan kisi yang telah disinkronkan dengan kisi-kisi UP PPG. Usaha yang
dimaksud ialah adanya bahan ajar remedi dan pengayaan sebagai sebagai sumber
belajar yang memudahkan guru (peserta) dalam mengikuti PPG-PGDK. Bahan
pengayaan dan remidi yang dikembangkan ini mengacu pada kisi-kisi Uji Pengetahuan
yang telah dikembangkan oleh tim panitia nasional penyusun soal UP PPG.

B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan sumber belajar ini bertujuan untuk membantu penyiapan peserta PPG-
PGDK dalam mempersiapkan diri menghadapi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) PPG khusunya materi pedagogik umum.
Bahan ajar ini dapat digunakan secara mandiri maupun termbimbing.

C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN REMEDI


Agar peserta dapat lebih mudah memahami buku bahan pengayaan dan remidi
ini maka pahamilah cara penggunaan berikut;
1. Bacalah secara menyeluruh dengan cermat maksud dan tujuan pembuatan yang
termuat di BAB I.
2. Pelajari uaraian materi terlebih dengan mencermati tujuan pembelajaran terlebih
dahulu.
3. Perhatikan indikator/ kisi-kisi yang disajikan di BAB II
4. Perhatikan setiap soal yang menjadi contoh dari setiap indikator. Coba kerjakan, serta
cocokkan hasilnya dengan kunci jawaban yang tersedia. Pelajari pembahasan yang
tertera dari setiap soal/ indikator.

Program PGDK Kemdikbud 2019


1
5. Tulislah hal yang dianggap penting dalam buku catatan dan didiskusikan dengan
sejawat, baik isi, penjelasan dan peluang pengembangan soalnya.
6. Coba kerjakan soal-soal latihan formatif yang ada di BAB III tanpa melihat kunci
jawaban.
7. Cocokan hasil kerjaan dengan kunci jawaban. Jika masih ada kesalahan, cek kembali
pemahaman anda dengan pembahasan yang ada di BAB II
8. Perluas pengetahuan anda dengan mencari soal maupun sumber materi yang lain.

Program PGDK Kemdikbud 2019


2
BAB II
KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan uraian materi, contoh soal dan pembahasan. Soal yang
disusun mengacu pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa
Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir
para peserta PPG, khususnya kompetensi pedagogik umum.
Kompetensi pedagogik umum meliputi sub kompetensi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing
sub kompetensi dirumuskan kedalam capaian pembelajaran dan indikator esensial.
Berikut disajikan tujuan pembelajaran, uraian materi, contoh soal da pembahasan.

Uraian Materi, Contoh Soal dan Pembahasan

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati standar kompetensi lulusan peserta dapat merumuskan indikator
kompetensi dengan tepat

Uraian Materi:

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator

 Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada
jenjang pendidikan tertentu pula. Standar kompetensi merupakan kerangka yang
menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Pada
setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang
kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah memandang perlu
mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya pengembangan kurikulum muatan
lokal, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama mata
pelajaran dalam muatan lokal tersebut.
 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang
harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar
merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
 Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat
dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur

Program PGDK Kemdikbud 2019


3
sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran
tertentu.
 Langkah-langkah penyusunan Indikator
Sebelum melakukan penyusunan indikator, maka harus diperhatikan terlebih dahulu
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
2. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang terukur atau
dapat diobservasi
3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.
Untuk mengukur perilaku spesifik peserta didik dirumuskan indikator
pencapaian kompetensi. Namun demikian, jika rumusan indikator pencapaian
kompetensi masih bisa lebih spesifik dan detail, maka disusun tujuan pembelajaran.
Berdasarkan Bloom (1956), serta Anderson dan Krathwol (2001), menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Ramuan konsep Bloom, Anderson dan Krathwol, serta Dave (1967),
serta Permendikbud No 22 tahun 2016, menjelaskan bahwa formula indikator dan
tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan tiga ranah dan tingkatannya,
yaitu ranah: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Ranah Afektif Ranah Kognitif Ranah Psikomotor


Menerima Mengingat Meniru
Menjalankan Memahami Manipulasi
Menghargai Menerapkan Presisi
Menghayati Menganalisis Artikulasi
Mengamalkan Mengevaluasi Naturalisasi
Mencipta

Cognitive Domain (Ranah Kognitif) merupakan perilaku-perilaku yang


menekankan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan
kemampuan intelektual serta ketrampilan berpikir (Atwi Suparman, 2014). Dengan
kata lain, aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses
berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan
rasional. Anderson dan Krathwol (2001) menjelaskan ranah kognitif meliputi enam
jenjang, yaitu mengingat (remembering), mengerti (comprehension), menerapkan
(application), menganalisis (analysis), mengevaluasi (evaluation) dan mencipta
(create). Keenam jenjang tersebut bersifat hierarkis. Artinya jenjang pertama
memerlukan kemampuan rasional dan proses berpikir lebih mudah dibandingkan
jenjang kedua. Kemampuan rasional dan proses berpikir yang paling dasar.
Affective domain (Ranah Afektif) merupakan tujuan pembelajaran yang
menekankan perilaku-perilaku yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri. Ranah afektif dibagi menjadi lima jenjang, yaitu:
penerimaan (receiving), pemberian respon (responding), pemberian nilai atau
penghargaan (valuing), pengorganisasian (organizing), dan karakteristik
(characterization).
Psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) dan
kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar tertentu.

Program PGDK Kemdikbud 2019


4
Hasil belajar ranak psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru nampak dalam
bentuk kecenderungan-kecenderungan perilaku). Ranah psikomotor berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya: melompat, menggergaji, mengetik, menari, melukis,
dlsb. Ranah psikomotor dibagi menjadi lima jenjang, yaitu: meniru (imitation),
manipulasi (manipulation), presisi (precesion), artikulasi (articulation), dan
naturalisasi (naturalisation).

Berikut ini contoh tingkatan kognitif dengan kata kerja operasionalnya;


Tingkatan kognitif Contoh kata kerja operasional
C1: Mengingat menyebutkan, menghafalkan, mengetahui,
menuliskan, memberi label
C2: memahami Membedakan, menerangkan, mengartikan,
merangkum, mengelompokan
C3: Menerapkan Melaksanakan, melakukan, melatih, membiasaan,
membedakan, menyelesaikan, menggunakan
C4: Menganalisis Memilih, menata, menyeleksi, megdiagnosis,
mengedit, menguraikan
C5: Mengevaluasi Membuktikan, memisahkan, menguji, mengukur,
mengkritik, memvalidasi, memonitor
C6: Mencipta Membangun, membentuk, membuat, menamilkan,
memperjelas, menemukan, menyususn

Soal
1. a. Pada rancangan pembelajaran terdapat contoh kompetensi dasar yaitu
mengidentifikasi jenis, sifat, dan fungsi bahan alam dari tanaman untuk produk
karya seni rupa dan kriya, maka rumusan indikator yang bisa dikembangkan guru
pada tingkatan kognitif mencipta (C6) yang tepat, adalah….
A. Mengelompokan bahan alam dari tanaman pandan untuk produk karya seni
rupa
B. Menyebutkan fungsi tanaman pandan untuk produk karya seni rupa
C. Menjelaskan sifat tanaman pandan untuk produk karya seni rupa
D. Membedakan sifat tanaman pandan dengan tanaman suji untuk produk karya
seni rupa
E. Membuat produk karya sei rupa dari tanaman pandan

Jawaban: E. Membuat produk karya sei rupa dari tanaman pandan


Pembahasan
Untuk menjawab soal tersebut peserta harus memahami tingkatan kognitif dengan
kata kerja operasionalnya. Kata kerja operasional “membuat” termasuk dalam
tingkatan kognitif C6 (Mencipta).

Soal
1. b. Pada rancangan pembelajaran terdapat contoh kompetensi dasar yaitu Menulis
kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar, maka
rumusan indikator yang bisa dikembangkan guru pada tingkatan kognitif
menganalisis (c4) adalah….

Program PGDK Kemdikbud 2019


5
A. Mengetahui jenis-jenis dongeng yang pernah dibaca atau didengar
B. Membedakan jenis dongeng fabel, legenda, mite, sage dan parabel
C. Menguraikan dongeng fabel dengan Bahasa sendiri
D. Membuat dongeng legenda dengan Bahasa sendiri dari yang pernah dibaca
atau didengar
E. Memberikan kritik isi dongeng legenda dari yang dibaca atau didengar

Jawaban: C. Menguraikan dongeng fabel dengan Bahasa sendiri


Pembahasan
Perhatikan pilihan kata kerja pada item pilihan dengan tingkatan kognitif, kata kerja
operasional “menguraikan” termasuk dalam tingkatan kognitif C4 (menganalisis).
Soal
1.c. Pada rancangan pembelajaran terdapat contoh kompetensi dasar
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya
dalam pembangunan berkelanjutan, maka rumusan indikator yang bisa
dikembangkan guru pada tingkatan kognitif menerapkan (C3) adalah….
A. Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulannya
dalam pembangunan berkelanjutan
B. Mengelompokkan permasalahan lingkungan hidup yang berdampak pada
pembangunan berkelanjutan
C. Menyajikan bukti-bukti permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulannya dalam pembangunan berkelanjutan.
D. Melatih siswa agar dapat mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang
berdampak pada pembangunan berkelanjutan
E. Membuat kelompok kerja siswa untuk melakukan aksi bersih lingkungan
sekolah

Jawaban: D. Melatih siswa agar dapat mengatasi permasalahan lingkungan hidup


yang berdampak pada pembangunan berkelanjutan
Pembahasan
Kata kerja operasional “melatih” termasuk dalam tingkatan kognitif C4
(menganalisis).

Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan indikator kompetensi peserta dapat merumuskan capaian
pembelajaran (tujuan pembelajaran) dengan tepat
Uraian Materi:

Merumuskan Tujuan pembelajaran

Tujuan Pembelajaran dirumuskan lebih spesifik atau detail dengan merujuk


indikator pencapaian kompetensi. Jika cakupan dan kedalaman materi pembelajaran
sudah tidak dapat dijabarkan lebih detail dan spesifik lagi, maka tujuan pembelajaran
disusun sama persis dengan indikator pencapaian kompetensi.
Polemik bagaimana merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang baik
berkembang dari tahun 70-an hingga saat ini. Pandangan pertama, praktisi pendidikan
berpendapat bahwa menyusun indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang paling utama mencantumkan perilaku (behavior). Alasan yang

Program PGDK Kemdikbud 2019


6
dikemukakan pandangan praktisi, merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang memenuhi komponen ABCD (Smaldino, dkk., 2015) dalam
desain pembelajaran (RPP), akan merepotkan dan terkesan formalitas. Dipertajam
dengan pandangan bahwa RPP masih tahapan rancangan pembelajaran, yang
penerapannya masih bisa dikreasi sesuai dengan kesiapan guru, kesiapan siswa, dan
strategi pengelolaan pembelajaran.
Pandangan kedua, akademisi berasumsi penerapan formula dalam menyusun
tujuan pembelajaran yang memenuhi unsur ABCD akan memberikan petunjuk yang
jelas bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang baik, serta menjadi
petunjuk yang baik bagi penyusun tes yang benar-benar mengukur perilaku peserta
didik. Unsur-unsur ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut:
A : Audience
B : Behavior
C : Condition
D : Degree
Audience (A), adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam merumuskan indikator
dan tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran, atau peserta didik yang mana? Pembelajaran memiliki sasaran yang
sempit, kelas dan semester berapa? Namun demikian, jika format RPP telah diawali
dengan identitas sekolah dan identitas mata pelajaran, maka sebutan “peserta didik
atau siswa” sudah terwakili.
Behavior (B), adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh peserta
didik setelah selesai memperoleh pengalaman belajar dalam pelajaran tersebut.
Perilaku ini terdiri dari atas dua bagian penting, yaitu: kata kerja dan obyek. Kata
kerja menunjukkan kemampuan minimal (standart performance) bagaimana peserta
didik menunjukkan sesuatu, seperti: menjelaskan, menunjukkan, menganalisis,
mengkikir, mengebor dlsb. Objek (standart content) menunjukkan apa yang akan
dilakukan peserta didik, misalnya definisi hukum kirchoff 1, terjadinya fotosintesis,
prosedur mengkikir, dlsb. Komponen perilaku dalam indikator pencapaian kompetensi
dan tujuan pembelajaran adalah tulang punggung RPP secara keseluruhan. Tanpa
perilaku yang jelas, komponen yang lain menjadi tidak bermakna. Bila contoh kata
kerja dan obyek di atas disatukan dalam bentuk perilaku dan obyek, akan tersusun
sebagai berikut:
1) menjelaskan hukum kirchoff 1
2) menganalisis terjadinya fotosintesis pada tumbuhan,
3) menjelaskan prosedur mengkikir, dlsb
Komponen perilaku diformulakan dengan kata kerja operasional dan single
performance. Kata kerja operasional, artinya perilaku yang dilakukan peserta didik
harus dapat diamati, dan terukur. Contoh kata kerja yang bermakna kabur:
mengetahui (know), mengerti (understand), menghargai (appreciate), dlsb. Single
performance, maknanya dalam satu indikator pencapaian kompetensi dan satu tujuan
pembelajaran hanya mengdung perilaku tunggal yang akan dilakukan perserta didik,
sehingga pengukuran hasil belajar mudah (tidak ambigu). Contoh: peserta didik akan
mampu menjelaskan dan menghitung volume kubus dengan masing-masing sisi 15
cm.
Condition (C), Komponen ketiga dalam perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran adalah condition (C). C adalah kondisi, yang berarti batasan yang
dikenakan kepada peserta didik atau alat/peralatan yang digunakan peserta didik pada
saat dilakukan penilaian. Kondisi itu bukan keadaan pada saat peserta didik belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019


7
Indikator dan tujuan pembelajaran mempunyai komponen peserta didik dan perilaku
seperti kebanyakan digunakan orang seharusnya mengandung komponen yang
memberikan petunjuk kepada pengembang tes tentang kondisi atau dalam keadaan
bagaimana peserta didik diharapkan mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki
pada saat dilakukan penilaian. Misalnya:
1) Diberikan tiga rumus menghitung rata-rata skor,....
2) Dengan kalkulator,....
3) Setelah pembelajaran,..
Kondisi contoh 1) dan 2), adalah keadaan yang spesifik diperlukan untuk melakukan
pengalaman belajar, yang tentukannya akan mempengaruhi tingkat (kualitas) hasil
belajar. Sementara kondisi contoh 3), adalah keadaan umum yang mesti terjadi pada
peserta didik selama proses belajar.

Degree (D), dalam contoh perumusan indikator dan tujuan pembelajaran telah
tercakup unsur peserta didik, perilaku, dan kondisi. Tetapi, sebagai suatu indikator
pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dapat dijadikan petunjuk
dalam menilai keberhasilan dalam mencapai perilaku yang terdapat di dalamnya,
masih diperlukan jawaban terhadap pertanyaan berikut: “seberapa baik peserta didik
diharapkan menampilkan perilaku tsb? Untuk itu, diperlukan satu komponen terakhir
yang harus ada dalam indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran,
yaitu komponen Degree (D). Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mencapai perilaku tsb. Contoh degree sbb:
1) peserta didik diharapkan mengukur jari-jari lingkaran tabung kertas dengan
kebenaran 70%,
2) peserta didik diharapkan mengukur jari-jari silinder torak dengan tingkat
kesalahan 0,1 mm
Degree contoh 1), guru pada saat penilaian masih memberikan toleransi yang besar.
Dengan pertimbangan bahwa tabung yang terbuat dari kertas, pasti memiliki
kelenturan bahan, sehingga besar kemungkinan hasil pengukuran kurang tepat. Guru
lebih menekankan pada prosedur pengukuran yang benar.
Degree contoh 2), guru pada saat penilaian tidak memberikan toleransi kesalahan
pengukuran. Dengan pertimbangan torak (piston) terbuat dari bahan campuran
almunium, tembaga, silikon dan nikel agar piston tidak karat, kuat dengan temperatur
tinggi. Kesalahan pengukuran lebih dari 0,1 mm, akan menyebabkan torak (piston)
tidak dapat masuk silinder atau jika dapat masuk, daya kompresi berkurang.
Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu
perilaku yang dianggap dapat diterima. Di atas batas itu, berarti peserta didik belum
mencapai indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Keempat komponen rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran tersebut dapat dilakukan oleh guru (sebagai desainer pembelajaran)
yang telah memahami dan menghayati essensi sistem pembelajaran sebagai investasi
masa depan bangsa yang harus dipertanggung jawabkan akuntabilitas
keprofesiannya.

Soal
2. a. Pada sebuah rancangan pembelajaran (RPP) tertulis contoh rumusan indikator
kompetensi yaitu “Menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat

Program PGDK Kemdikbud 2019


8
keras”, jika seorang pendidik akan menyusun menjadi tujuan pembelajaran maka
rumusan yang tepat adalah….
A. Setelah melaksanakan proses pembelajaran melalui praktik, siswa dapat
menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras berupa
komponen input, proses dan output
B. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui
diskusi, siswa dapat menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen
perangkat keras secara benar
C. Siswa dapat menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat
keras berupa komponen input, proses dan output secara benar
D. Menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras komponen
input, proses dan output tanpa melihat catatan
E. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui
diskusi, materi kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras secara
benar tanpa melihat catatan.
Jawaban: B. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi
melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen
perangkat keras secara benar
Pembahasan
Unsur-unsur dalam merumuskan tujuan pembelajaran memenuhi kaidah ABCD,
yaitu;
A : Audience adalah peserta didik yang akan belajar
B : Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh
peserta didik setelah selesai memperoleh pengalaman
belajar dalam pelajaran tersebut

C : Condition adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan


kepada peserta didik atau alat/peralatan yang digunakan
peserta didik pada saat dilakukan penilaian.
D : Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai
perilaku
Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui
C
diskusi, siswa dapat menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat
A B
keras secara benar
D

Soal
2.b. Pada RPP tertulis indikator pembelajaran menjelaskan perkembangan
perekonomian penduduk dari masa Hindu Budha, Islam, sampai dengan
kolonial Eropa, berikut ini kriteria keberhasilan yang tepat untuk mengukur
kemampuan siswa adalah….
A. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam sampai kolonial Eropa dengan rinci
B. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, dan kolonial Eropa dengan benar
C. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, 70% dengan jelas

Program PGDK Kemdikbud 2019


9
D. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam dengan jelas
E. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam dengan tepat
Jawaban: A. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam sampai kolonial Eropa dengan rinci
Pembahasan
Kriteria keberhasilan harus mengacu pada kejelasan secara kuantitatif dan kulitatif.
Jawaban A merepresentasikan kriteria kualitatif yaitu dengan rinci dan indikator
yang dicapai paling lengkap dibanding dengan pilihan jawaban lain dimana salah satu
capaian dihilangkan.
Soal
2.c. Dalam RPP yang disusun oleh guru tetulis tujuan pembellajaran; setelah
melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui diskusi,
materi kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras secara benar tanpa
melihat catatan. Rumusan tersebut belum lengkap pada bagian….
A. Audience
B. Behavior
C. Condition
D. Degree
E. Kata kerja operasional

Jawaban: A. Audience
Pembahasan
Rumusan tersebut belum lengkap karena belum menyebutkan secara jelas siapa
peserta/ audience pembelajaannnya.
Audience (A) adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam merumuskan indikator
dan tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran.

Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan,
peserta dapat menetapkan materi pembelajaran yang diperlukan dengan tepat
Uraian Materi:
Pemilihan Jenis Materi
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran
adalah penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar
dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok materi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan
yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indicator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi
pokok tinggal disalin dari buku Standar kompetensi Mata Pelajaran. Sementara tugas
para pengembang silabus adalah memberikan jabaran/ materi pokok tersebut ke
dalam uraian meteri atau biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan
guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


10
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok dipilih
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah:
a. Potensi peserta didik
b. Relevan dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,
g. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
h. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
i. Merumuskan kegiatan pembelajaran.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menetukan jenis materi yaitu;
 Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir pokok bahasan/sub pokok bahasan sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Materi pembelajaran secara
lengkap dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik dapat dilampirkan.
Jenis Materi Indikator hasil belajar yang harus dikuasai siswa
Fakta Apabila siswa diminta untuk menyebutkan nama, kapan, dimana
suatu peristiwa terjadi
Konsep Apabila siswa diminta untuk mengemukakan definisi, membedakan
dua hal, mengklasifikasikan
Prosedur Apabila siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah
pemecahan suatu persoalan menurut prosedur tertentu
Prinsip Apabila siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antar berbagai
konsep, sebab akibat
Keterampilan Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu
Aspek afektif Apabila siswa diminta memilih dan melakukan sikap tertentu
terhadap suatu kejadian
Aspek motorik Apabila siswa diminta untuk melakukan kegiatan menggunakan
anggota badan

 Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang


dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus
dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
 Pengetahuan atau materi erat kaitannya dengan keahlian, strategi pembelajaran
yang dipilih, dan perbedaan individu siswa.
 Sumber materi pelajaran berasal dari lingkungan, orang, obyek, dan bahan cetak
atau non cetak
 Scope mengenai apa yang akan diajarkan, yaitu ruang lingkup atau luas bahan
pelajaran Sequence atau masalah urutan sering hanya dihubungkan dengan soal
penempatan bahan pelajaran, yakni menentukan kapan bahan itu harus
diajarkan. Maka diberilah pedoman seperti dari mudah kepada yang sulit

Soal
3. a. Pada saat menyusun perencanaan pembelajaran pokok materi tentang Unggas,
Seorang Guru merumuskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendefinisikan

Program PGDK Kemdikbud 2019


11
hewan unggas, mengelompokan dan membedakan jenis-jenis unggas. Adapun
pilihan strategi pembelajaran untuk menjelaskan materi kepada siswa tersebut
yaitu strategi pembelajaran deduktif. Mendasarkan tujuan dan strategi
pembelajaran tersebut mencerminkan ragam pengetahuan yang jenisnya….
A. Fakta
B. Prosedur
C. Keterampilan
D. Konsep
E. Prinsip

Jawaban: D. Konsep
Pembahasan
Berikut merupakan tabel untuk mempermudah dalam menentukan jenis materi

Jenis Materi Indikator hasil belajar yang harus dikuasai siswa


Fakta Apabila siswa diminta untuk menyebutkan nama, kapan, dimana
suatu peristiwa terjadi
Konsep Apabila siswa diminta untuk mengemukakan definisi, membedakan
dua hal, mengklasifikasikan
Prosedur Apabila siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah
pemecahan suatu persoalan menurut prosedur tertentu
Prinsip Apabila siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antar berbagai
konsep, sebab akibat
Keterampilan Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu
Aspek afektif Apabila siswa diminta memilih dan melakukan sikap tertentu
terhadap suatu kejadian
Aspek motorik Apabila siswa diminta untuk melakukan kegiatan menggunakan
anggota badan
Tujuan pembelajaran yang meminta siswa dapat mendefinisikan hewan unggas,
mengelompokan dan membedakan jenis-jenis unggas termasuk jenis materi
berupa konsep

Soal
3.b. Untuk mendukung ketercapaain kompetensi dasar, guru harus mengidentifikasi
materi pelajaran ketika menyusun RPP, seperti aktualitas, kedalaman, keluasan
materi pembelajaran. Berikut ini yang bukan bagian dari hal-hal yang
dipertimbangkan dalam mengidentifikasi materi adalah….
A. Potensi peserta didik
B. Relevansi dengan karakteristik daerah; dan
C. Struktur keilmuan
D. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik
E. Alat dan sumber bahan
Jawaban E
Pembahasan
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok
adalah:
 Potensi peserta didik
 Relevan dengan karakteristik daerah

Program PGDK Kemdikbud 2019


12
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik
 Kebermanfaatan bagi peserta didik
 Struktur keilmuan
 Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,
 Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
 Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
 Merumuskan kegiatan pembelajaran.

Alat dan sumber bahan tidak termasuk pertimbangan dalam menentukan materi

Soal
3.c. Tujuan pembelajaran yang dituliskan direncanan pembelajaran yaitu siswa diminta untuk
menjelaskan hubungan antar berbagai konsep, sebab dan akibat, jenis materi termasuk
jenis….
A. Fakta
B. Prosedur
C. Keterampilan
D. Konsep
E. Prinsip
Jawaban: E. Prinsip
Pembahasan

Jenis Materi Indikator hasil belajar yang harus dikuasai siswa


Fakta Apabila siswa diminta untuk menyebutkan nama, kapan,
dimana suatu peristiwa terjadi
Konsep Apabila siswa diminta untuk mengemukakan definisi,
membedakan dua hal, mengklasifikasikan
Prosedur Apabila siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah
pemecahan suatu persoalan menurut prosedur tertentu
Prinsip Apabila siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antar
berbagai konsep, sebab akibat
Keterampilan Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu
Aspek afektif Apabila siswa diminta memilih dan melakukan sikap tertentu
terhadap suatu kejadian
Aspek motorik Apabila siswa diminta untuk melakukan kegiatan
menggunakan anggota badan

Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan dan
materi yang ditentukan, peserta dapat menetapkan proses pembelajaran yang sesuai.
Uraian Materi:
Menetapkan Proses Pembelajaran (syntax)
Dalam menetapkan proses pembelajaran seorang guru harus memiliki kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, hal ini yang biasa disebut sebagai model pembelajaran. Model
pembelajaran dapat berfungsi atau bermanfaat sebagai pedoman bagi para

Program PGDK Kemdikbud 2019


13
perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar sebagaimana dikemukakan oleh
Joyce & Weil (1996) dan Winataputra (2001), yaitu: a) sintakmatik, b) sistem sosial,
c) prinsip reaksi, d) sistem pendukung, dan dampak instruksional dan pengiring.
Setiap model pembelajaran memiliki sintakmatiknya. Hal ini juga dapat berarti bahwa
jika suatu model pembelajaran tidak jelas sintakmatiknya maka sesungguhnya hal
tersebut belum dapat dikategorikan sebagai model pembelajaran.
Sintakmatik (syntax) ialah tahap-tahap atau langkah-langkah operasional
kegiatan pembelajaran dari suatu model, sedangkan Sistem Sosial (social system)
adalah suasana atau situasi dan norma yang berlaku dalam model pembelajaran
tersebut. Prinsip Reaksi (principles of reaction), adalah pola kegiatan yang
menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para
siswa, termasuk merespon siswa, dan mengunakan aturan main yang berlaku dalam
setiap model. Sistem pendukung (support system), yaitu segala sarana, bahan, alat,
atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud
dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring atau efek ikutan
(nurturant effect) adalah hasil belajar kurikuler langsung sesuai tujuan kurikulum, dan
hasil belajar pengiring yaitu hasil belajar ikutan yang diperoleh di samping hasil
pembelajaran yang disasar secara kurikuler.
Berdasarkan pengertian dan manfaat model pembelajaran tersebut jelas bahwa
dalam pembelajaran guru perlu memahami model-model pembelajaran agar dapat
memilihnya dengan tepat dan efektif dalam upaya membelajarkan peserta didik.
Beberapa model pembelajaran yang mendukung pendekatan saintifik dan paradigma
pembelajaran abad-21 berikut ini;
 Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur secara
sistematis di mana siswa-siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok
kecil dengan anggota antara empat sampai lima orang secara heterogen untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama. Beberapa elemen yang menjadi karakteristik
atau ciri pembelajaran kooperatif menurut Slavin (1995) adalah: 1) saling
ketergantungan positif (positive interdependence), 2) interaksi tatap muka (face-
to-face promotive interaction), (3) tanggungjawab individual (individual
accountability, 4) keterampilan-keterampilan kooperatif (cooperative skills), 5)
proses kelompok (group proces), 6) pengelompokan siswa secara heterogen, dan
7) kesempatan yang sama untuk sukses (equal opportunities for success).
 Project Based Learning sebuah model pembelajaran yang menggunakan
proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk
memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
 Problem Based Learning (PBL) merupakan kerangka konseptual tentang
proses pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan
nyata (otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan
menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya. Tahapan pada model
pembelajaran PBL meliputi: a) orientasikan siswa pada masalah aktual dan
otentik; b) mengorganisasikan siswa untuk belajar; c) membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok; d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
 Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun

Program PGDK Kemdikbud 2019


14
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan berpikir kritis dan logis
 Discovery learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan sehingga siswa dapat
menyimpulkan konsep dari pembelajaran yang telah dipelajari
 Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari.

Soal
4. a. Perencanaan pembelajaran yang menenkankan pada proses keterlibatan
peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
dihubungkan dengan situasi kehidupan sehari-hari sehingga mendorong peserta
didik dapat menerapkan dalam kehidupan mereka, pilihan strategi pembelajaran
yang tepat yaitu….
A. Kooperatif
B. Inkuiri
C. Problem solving
D. Discovery
E. Kontekstual

Jawaban: E. Kontekstual
Pembahasan
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Soal
4.b. Pak Edi selaku guru SMK merasa peserta didiknya kurang kreatif, kurang mandiri,
kurang percaya diri, dan kurang bertanggungjawab. Tujuan pembelajarannya
adalah peserta didik mampu menghasilkan produk kreatif untuk mengatasi
pemanasan global. Kegiatan pembelajaran yang paling sesuai adalah….
A. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
B. Pembelajaran berbasis inkuiri
C. Pembelajaran berbasis proyek
D. Melaksanakan diskusi terfokus
E. Melakukan demonstrasi

Jawaban: C. Pembelajaran berbasis proyek


Pembahasan
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis
informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan
sikap). angkah-langkah itu adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat

Program PGDK Kemdikbud 2019


15
desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5)
penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.
Menggunakan proyek dapat mengatasi siswa yang kurang kreatif, kurang mandiri,
kurang percaya diri, dan kurang bertanggungjawab
Soal
4.c. Karakteristik masalah yang digunakan pada model problem based learning
adalah….
A. Abstrak dan menyeluruh
B. Kompleks dan lengkap
C. Otentik dan bermakna
D. Luas dan detail
E. Mudah dan sederhana

Jawaban: C. Otentik dan bermakna


Pembahasan
Problem Based Learning (PBL) merupakan kerangka konseptual tentang proses
pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata
(otentik).

Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan
dan materi yang ditentukan, peserta dapat menetapkan sumber belajar/media
pembelajaran yang diperlukan.
Uraian Materi:
Media Pembelajaran
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Dalam proses
komunikasi pembelajaran, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus
ada. Komponen tersebut, yaitu : sumber pesan, media pembelajaran, metode
pembelajaran, dan penerima pesan. Seandainya satu dari keempat komponen
tersebut tidak ada, maka komunikasi pembelajaran tidak optimal. Interaksi dan saling
ketergantungan keempat komponen dapat divisualkan seperti Gambar 1. Media
pembelajaran harus diimplementasikan secara simultan bersama metode
pembelajaran oleh sumber pesan (guru), sehingga sumber pesan (materi ajar) dapat
diterima oleh penerima pesan (peserta didik) secara efisien dan efektif.
Dalam pembelajaran (instructional), sumber pesan dapat berupa sumber
belajar, antara lain: guru, instruktur, bahan ajar terprogram (multimedia), lingkungan
belajar dan sebagainya. Penerima pesan ,antara lain: siswa, peserta didik, karya
siswa, atau peserta diklat.
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (atau informasi) yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm,1977). Briggs (1977)
mendifinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi /
materi pembelajaran. Gagne (1990) mengartikan media pembelajaran sebagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk
belajar. Arief S. Sadiman (1986) menyampaikan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta
didik agar terjadi proses belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019


16
Dalam pelaksanaan pembelajaran, optimalisasi penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan guru dalam
mengelola pembelajaran serta ketercapaian tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat. Bagi guru
yunior yang masih memiliki sedikit pengalaman dalam mengelola pembelajaran, tidak
jarang menemui realitas (misalnya capaian hasil belajar peserta didik) yang berbeda
dengan perencanaan pembelajaran sebelumnya. Untuk itu, setiap guru yunior sangat
perlu memahami berbagai karakteristik media pembelajaran, dan cara
pemanfaatannya.
Ciri-ciri dan Fungsi Media Pembelajaran
Untuk mengenali beberapa alasan mengapa media pembelajaran digunakan,
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media pembelajaran sebagai berikut:
a. Ciri fiksatif (fixative property).
Ciri ini menggambarkan kemampuan media pembelajaran untuk merekam,
menyimpan, menampilkan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Cara
ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah
direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
perkuliahan. Media pembelajaran dengan ciri tersebut yang dapat dikembangkan
seperti: photo, program video, program audio, program multimedia, file
presentasi komputer. Dengan demikian, media pembelajaran memungkinkan
suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan
tanpa mengenal waktu.
b. Ciri manipulatif (manipulatif property).
Suatu kejadian yang memerlukan waktu panjang (produksi berhari-hari) dapat
disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar atau time-lapse recording. Kemampuan media dari ciri
manipulative seperti ini, memerlukan tim pengembangan yang memiliki keahlian
subtansi (konten materi ajar) dan keahlian produksi, karena apabila terjadi
kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau potongan bagian-
bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja
akan membingungkan, dan bahkan menyesatkan peserta didik dalam pencapaian
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Misalnya proses metamorphosis kupu-
kupu. Proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografer di samping itu juga dapat
diperlambat menayangkan kembali hasil rekaman video. Selain itu juga bisa
diputar mundur.
c. Ciri distributif (distributive property).
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian ini. Sekali materi ajar direkam dalam format media apa saja.
Materi ajar tersebut dapat direproduksi seberapa kali, serta siap disajikan secara
bersamaan di berbagai kelas, atau disajikan dalam tunda waktu di kelas berbeda.
Konsistensi informasi (materi ajar) yang telah direkam akan terjamin sama atau
hampir sama dengan aslinya. Misal: guru merekam video kegiatan praktik siswa
kelas IV SD mempraktikan membuat sudut siku-siku, sudut 600, dan sudut 300
dengan menerapkan hukum pythagoras. Selanjutnya video tersebut diberi
caption, dan diedit durasi waktunya, maka hasil editing program video tersebut

Program PGDK Kemdikbud 2019


17
dapat digunakan kapan saja, dan dimana saja, baik sebagai media pembelajaran
maupun sebagai sumber belajar matematika.
Setelah Anda mengetahui ciri-ciri media pembelajaran, pertanyaan berikutnya
“apakah bisa media pembelajaran tersebut fungsi sebagai sumber belajar”? Terdapat
dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu dieksplor oleh para guru, yaitu:
a. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik. Sumber belajar dapat dikelompokkan
menjadi enam kategori, yaitu pesan, manusia, mesin, alat, strategi dan lingkungan.
Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar,
serta dapat memperkaya wawasan peserta didik.
b. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Dipahami bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di sisi lain
ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dimaksud, antara lain berupa peta, grafik, gambar,
model, simulator, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh peserta didik. Tanpa bantuan media, maka materi
ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap peserta didik. Hal ini akan
semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak, dan kompleks.
Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi untuk
memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa
kegiatan pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran dapat mempertinggi
kualitas belajar peserta didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti,
pengalaman belajar peserta didik dengan bantuan media pembelajaran akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media pembelajaran.
Pendapat berbeda disampaikan Kemp dan Dayton (1985), bahwa media
pembelajaran mempunyai tiga fungsi utama yang digunakan untuk pembelajaran
individual maupun pembelajaran kelompok besar, yaitu :
a. Memotivasi minat atau tindakan
Media pembelajaran yang mampu memberikan animasi gerakan jantung
memompa darah mengalir keseluruh anatomi manusia, dapat memberikan
gambaran kongkrit bagi peserta didik. Dari pengalaman belajar melalui media
pembelajaran ini, mendorong minat peserta didik untuk mendalami mata pelajaran
Biologi. Akhirnya memunculkan tindakan peserta didik hidup sehat, senang berolah
raga, mencintai lingkungan bersih, dan lain sebagainya.
b. Menyajikan informasi
Media pembelajaran dapat dimanfaatkkan untuk membantu guru dalam penyajian
informasi (materi ajar) kepada peserta didik. Penyajian materi ajar dikemas dalam
visual grafik, teks, suara, video sesuai karakteristik materi ajar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Penyajian materi ajar dengan memanfaatkan
fungsi media, akan meningkatkan efisiensi waktu pembelajaran.
c. Memberi instruksi
Media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan instruksi prosedur belajar baik
di kelas maupun di laboratorium. Dengan diagram alir (flowchart) pemrograman
komputer yang disajikan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), peserta didik
dapat menyusun sintak program komputer menghitung volume tabung. Di

Program PGDK Kemdikbud 2019


18
laboratorium komputer, guru sering menyediakan program tutorial video,
bagaimana mengoperasikan program aplikasi komputer. Kedua jenis media
pembelajaran, berfungsi memandu pengalaman belajar ranah kognitif, afektif dan
psikomotor, sehingga terjadi proses belajar peserta didik. Konten kedua media
pembelajaran tersebut, harus dirancang secara sistematis dan memenuhi prinsip-
prinsip belajar yang baik, agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping
efektif mencapai tujuan pembelajaran, media pembelajaran harus dapat
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan
peserta didik.
Media foto
Kelebihan
 Sifatnya konkret, menunjukkan pokok masalah dibanding media verbal.
 Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
 Mengatasi keterbatasan pengamatan
 Dapat memperjelas suatu masalah
 Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan.
Kelemahan:
 Hanya menekankan persepsi indera mata
 Gambar /foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran
 Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Syarat pembuatan media foto yang baik:
 Autentik
 Sederhana
 Ukuran relatif (menyesuaikan ruang)
 Mengandung gerak atau perbuatan
 Gambar hendaklah bagus dari sudut seni
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat memeperjelas penyampaian
pesan, menghindari verbalisme, menarik perhatian siswa, harganyapun tak perlu
dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru. Sketsa, yang dibuat secara
cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol,
diagram, atau skema menggambarkan struktur dari obeyeknya secara garis besar,
menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang
terjadi.
Ciri-ciri diagram yang perlu diketahui:
 bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang sulit dimengerti
 untuk dapat membaca diagram seoarang harus punya latar belakang tentang
apa yang didiagramkan
 walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram dapat
memperjelas arti
Diagram yang baik sebagai media pendidikan:
 Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
 Cukup besar dan ditempatkan secara strategis
 Penyusunanya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke
kanan, dan dari atas ke bawah.

Program PGDK Kemdikbud 2019


19
Bagan/chart
Seperti halnya media grafis yang lain, fungsinya yang pokok adalah menyajikan
ide-ide atau konsep yang sulit disampaikan secara tertulis atau secara.
Syarat bagan yang baik, adalah:
 Dapat dimengerti anak
 Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit
 Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap termasa juga tidak kehilangan
daya tarik.
Contoh: bagan organisasi, bagan alur siklus air
Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar. Grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik
dan menggunakan data-data komparatif.
Kelebihan grafik sebagai media adalah:
 Bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan
hubungan-hubungannya.
 Memungkinkan secara cepat kita mengadakan analisis, interpretasi, dan
perbandingan anatara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran,
pertumbuhan dan arah.
 Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis.
Media grafis dikatakan baik, jika memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Jelas untuk dilihat seluruh kelas
 Hanya menyajikan satu ide setiap grafik
 Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya
 Warna yang digunakan kontras dan harmonis
 Berjudul dan ringkas
 Sederhana
 Mudah dibaca
 Praktis, mudah diatur
 Menggambarkan kenyataan/realisme
 Menarik
 Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan
 Teliti
APE
Alat permainan edukatif (APE) adalah alat yang digunakan oleh anak untuk
bermain sambil belajar artinya alat dan bermain itu sendiri merupakan sarana belajar
yang menyenangkan. Anak tidak akan bosan-bosan bermain, di samping itu dengan
bermain akan membawa anak kepada pengalaman yang positif dalam segala aspek,
seperti aspek pengembangan keimanan dan ketakwaan, daya pikir, daya cipta,
kemampuan olah tubuh (jasmani)”.

Strategi dalam pemanfaatan media


Guru perlu merencanakan dan mengelola lingkungan belajar yang menarik untuk
memastikan bahwa para peserta didik merasa tertantang dan ingin berhasil mencapai
tujuan pembelajaran. Kesiapan guru dalam merencanakan dan melaksanakan strategi
pembelajaran akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap pencapaian hasil
belajar peserta didiknya. Strategi pembelajaran meliputi pemilihan model/metode
pembelajaran, serta pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar. Oleh

Program PGDK Kemdikbud 2019


20
karena itu, guru perlu selektif dalam menentukan strategi mengintegrasikan media
pembelajaran dan sumber belajar ke dalam pembelajaran.

Kriteria pemilihan media mencakup


o kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
o kesesuaian dengan materi ajar (instructional content),
o kesesuaian dengan teori,
o kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik,
o kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia.

Soal
5.a. Saat merancang pembelajaran seorang guru ingin menyederhanakan
konsep/prinsip /hukum yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian
pesan secara tertulis, media apa yang paling tepat dipilih oleh guru tersebut....
A. Bagan
B. APE (Alat Permaian Edukadif)
C. Flip Chart
D. Foto
E. Gambar
Jawaban: A. Bagan
Pembahasan
Bagan/chart
Seperti halnya media grafis yang lain, fungsinya yang pokok adalah menyajikan
ide-ide atau konsep yang sulit disampaikan secara tertulis atau secara.
Syarat bagan yang baik, adalah:
 Dapat dimengerti anak
 Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit
 Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap termasa juga tidak kehilangan
daya tarik.
Contoh: bagan organisasi, bagan alur siklus air
Soal
5.b. Pak Hasan menemukan video animasi sangat menarik karena di dalamnya
memuat tokoh-tokoh kartun yang disukai anak-anak. Pak Hasan
menggunakannya untuk memotivasi peserta didik yang sering mengantuk waktu
mengikuti pelajaran. Anak-anak terlihat antusias dan senang mengikuti
pelajaran. Namun, ketika dilakukan evaluasi hasil belajar banyak jawaban yang
tidak sesuai karena anak-anak lebih memahami tokoh-tokoh kartun dibanding
pesan pembelajarannya. Pak Hasan perlu meningkatkan kompetensinya dalam
hal……
A. Penguasaan metode pembelajaran disesuaikan jenis media
B. Memilih jenis media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
C. Memilih kualitas media sesuai karakteristik peserta didik
D. Strategi dalam memanfaatkan media
E. Cara penilaian keaktifan peserta didik selama berinteraksi dengan media
Jawaban: D. Strategi dalam memanfaatkan media
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


21
Guru perlu selektif dalam menentukan strategi mengintegrasikan media pembelajaran
dan sumber belajar ke dalam pembelajaran. Media yang baik juga harus didukung
dengan strategi pemanfaatan yang tepat.
Kriteria pemilihan media:
o kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
o kesesuaian dengan materi ajar (instructional content),
o kesesuaian dengan teori,
o kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik,
o kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia.
Soal
5.c. Seorang guru mengalami kebingungan dalam memilih media pembelajaran yang
relevan untuk suatu topik pembelajaran. Media yang tersedia dirasa kurang sesuai
dan terlalu sederhana sehingga tidak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Menurut saudara kriteria utama yang paling menentukan dalam pemilihan media
pembelajaran….
A. Ketersediaan sumber di sekolah
B. Kemampuan dan karakter guru
C. Kesesuaian dengan Model atau strategi pembelajaran
D. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
E. Biaya produksi media yang murah
Jawaban: D. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Pembahasan
Kriteria pemilihan media mencakup
o kesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
o kesesuaian dengan materi ajar (instructional content),
o kesesuaian dengan teori,
o kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik,
o kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia.

Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) dan proses pembelajaran
yang telah ditentukan, peserta dapat menetapkan jenis evaluasi yang tepat
Uraian materi:
Jenis Evaluasi
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
1. Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan- kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
4. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019


22
5. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
1. Evaluasi konteks adalah valuasi yang ditujukan untuk mengukur konteks
program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun
kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2. Evaluasi input adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik
sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses
pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana,
faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses
pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,
diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcome atau lulusan adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat
hasil belajar siswa lebih lanjut, yaitu evaluasi lulusan setelah terjun ke
masyarakat.
Jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
1. Evaluasi program pembelajaran; evaluasi yang mencakup terhadap tujuan
pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-
aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran; evaluasi yang mencakup kesesuaian antara
peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di
tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran; evaluasi hasil belajar mencakup tingkat
penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum
maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek:
1. Evaluasi input adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan
kepribadian, sikap, keyakinan.
2. Evaluasi transformasi adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi
proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada
ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek:
1. Evaluasi internal adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah
sebagai evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah
sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

Batasan Evaluasi
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan suatu program, baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro,
adalah evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai
suatu program yang di dalamnya ada unsur pembuatan keputusan. Evaluasi pada
dasarnya merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis

Program PGDK Kemdikbud 2019


23
melalui suatu pengukuran, yang selanjutnya data dianalisis dan hasil analisis data
tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan berbagai alternatif keputusan atau
kebijakan yang relevan.
Pelaksanaan program pendidikan melibatkan berbagai komponen seperti
masukan, proses, hasil, sarana prasarana, dan lingkungan. Evaluasi program
pendidikan dapat difokuskan pada komponen-komponen pendidikan tersebut sesuai
dengan tujuan evaluasi. Secara umum, evaluasi program pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi evaluasi yang bersifat makro dan bersifat mikro. Evaluasi
yang bersifat makro dikenakan pada pelaksanaan progam pendidikan yang
dilaksanakan sekolah dalam rangka peningkatan kaulitas pembelajaran. Evaluasi yang
bersifat mikro dikenakan pada pembelajaran di kelas, utamanya yang berkaitan
dengan keberhasilanbelajar peserta didik.
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembelajaran,
karena dari evaluasi akan diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa dan tercapai
atau tidaknya tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan
pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan
Soal
6.a. Seorang guru merancang evaluasi dengan mendasarkan pada indikator dan
tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan di RPP. Evaluasi tersebut
dimaksudkan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa, maka jenis
evalausi yang tepat dipilih oleh guru adalah….
A. Evaluasi formatif
B. Evaluasi sumatif
C. Evaluasi selektif
D. Evaluasi diagnostik
E. Evaluasi penempatan

Jawaban: B. Evaluasi Sumatif


Pembahasan
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
Soal
6.b. Pak Ali menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya
dalam mengikuti proses pembelajaran. Jenis evaluasi yang digunakan oleh pak
Ali dapat disebut….
A. Evaluasi formatif
B. Evaluasi sumatif
C. Evaluasi selektif
D. Evaluasi diagnostik
E. Evaluasi penempatan
Jawaban D. Evaluasi diagnostik
Pembahasan
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya
Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


24
6.c. Evaluasi program pendidikan dan pembelajaran dapat dilakukan secara makro
dan mikro. Evaluasi program pendidikan yang bersifat makro adalah evaluasi
yang dikenakan pada….
A. Program pembelajaran di kelas, dalam hal ini hasil belajar belajar peserta
didik.
B. Program pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
C. Kualitas buku ajar dan sumber belajar.
D. Kualifikasi akademik pendidik
E. Akreditasi yang diraih oleh sekolah

Jawaban B. Program pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan


Pembahasan
Secara umum, evaluasi program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi evaluasi
yang bersifat makro dan bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro dikenakan pada
pelaksanaan progam pendidikan yang dilaksanakan sekolah dalam rangka
peningkatan kaulitas pembelajaran. Evaluasi yang bersifat mikro dikenakan pada
pembelajaran di kelas, utamanya yang berkaitan dengan keberhasilanbelajar peserta
didik

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati silabus, peserta dapat menganalisis keterkaitan antar komponen
silabus
Uraian Materi:
Keterkaitan antar komponen Silabus dan RPP
Silabus adalah rencana pembelajar pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajar, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian

Silabus Kurikulum 2013


Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Silabus
merupakan acuanpenyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran.Pada kurikulum 2013 silabus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Silabus memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
a. kompetensi inti;
b. kompetensi dasar;
c. materi pembelajaran;
d. kegiatan pembelajaran
e. penilaian;
f. alokasi waktu; dan
g. sumber belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019


25
Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus dikembangkan dengan prinsip-prinsip:
a) Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
b) Aktual dan Kontekstual
c) Silabus selalu memperhatikan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan
seni yang mutakhir.
d) Fleksibel
e) Silabus selalu memberikan rujukan dan ruang yang lebih luas kepada guru untuk
menyusun perencanaan mengajar.
f) Menyeluruh
g) Silabus mencakup pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh dalam
ranah kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Mekanisme dan
Langkah Pengembangan Silabus

Mekanisme dan Langkah Pengembangan Silabus


a) Mekanisme Pengembangan Silabus dikembangkan oleh:
(1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2) Dinas Pendidikan
a. Silabus yang dikembangkan pada tingkat daerah yaitu silabus sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang
ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.
b. Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi
ditetapkan oleh dinas pendidikan provinsi.
c. Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota
ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
(3) Satuan Pendidikan
Silabus yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu silabus
muatan lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
b) Langkah-langkah Pengembangan Silabus
(1) Mengkaji Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
(2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran

Pengembang Silabus
a) Pengembangan silabus pada tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Program PGDK Kemdikbud 2019


26
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.
b) Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat daerah dilakukan oleh:
(1) Tim Pengembangan Kurikulum provinsi untuk wilayah provinsi.
(2) Tim Pengembangan Kurikulum kabupaten/kota untuk wilayah
kabupaten/kota.
c) Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat satuan pendidikan dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru (PKG)

Soal
7.a. Seorang Guru mencari materi dan media dari internet saat menyusun rencana
pembelajaran (RPP), materi dan media tersebut akan disampaikan pada proses
pembelajaran dengan maksud agar siswa tidak mengalami kesulitan memahami
pelajaran. Langkah apa yang harus dilakukan oleh seorang Guru saat memilih
materi pelajaran….
A. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
B. Menganalisis potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah;
dan struktur keilmuan
C. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spritual peserta didik
D. Melihat kebermanfaatan bagi peserta didik; aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi pembelajaran
E. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, alat dan
sumber bahan, dan alokasi waktu
Jawaban: A. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
Pembahasan
Langkah-langkah dalam memilih materi pelajaran
 Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
 Mengidentifikasi jenis-jenis materi pelajaran
 Memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan KD dan
indicator pencapaian
 Memilih sumber materi pelajaran
Sementara
 Potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah, dan struktur
keilmuan
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik
 Kebermanfaatan bagi peserta didik, aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran
 Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, alat dan
sumber bahan, dan alokasi waktu
Bukan termasuk langkah-langkah memilih materi tetapi prinsip dalam memilih materi

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


27
7.b. Tujuan pembelajaran yang tercantum di RPP yaitu siswa diberikan pengalaman
langsung tentang peristiwa yang terjadi di pasar tradisional. Maka metode
pembelajaran yang tepat dipilih oleh guru adalah…
A. Metode eksperimen
B. Metode diskusi
C. Metode praktikum demonstrasi
D. Metode simulasi
E. Metode role playing
Jawaban A. Metode eksperimen
Pembahasan
Guru harus dapat menganalisis antara komponen tujuan pembelajaran dan pilihan
metode. Jika tujuan pembelajaran memberikan pengalaman langsung maka pilihan
metode yang tepat yaitu eksperimen, sehingga siswa dapat betul-betul merasakan
pengalaman-nya.
Soal
7.c. Bahan ajar cetak sederhana digunakan untuk rujukan, pemberi motivasi,
pengingat, memberi umpan balik, dan menilai hasil belajar secara mandiri yang
tepat dipilih oleh guru dan di tuangkan ketika menyusun rancangan
pembelajaran (RPP) yaitu….
A. Modul
B. LKS
C. Buku Teks
D. Handout
E. Buku saku
Jawaban: A. Modul
Pembahasan
Ada banyak pilihan bahan ajar cetak, jika seorang guru ingin agar siswa dapat belajar
mandiri dengan dilengkapi unsur-unsur pemberian motivasi, memiliki soal latihan dan
umpan balik, maka bahan ajar yang tepat adalah Modul

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati silabus yang telah ditentukan, peserta dapat menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tepat

Uraian materi:
Rencana Pelasanaan Pembelajaran
Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan
atau lebih. Dalam Permendikbud No 22 tahun 2016, secara tegas menjelaskan
komponen minimal RPP terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

Program PGDK Kemdikbud 2019


28
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema, mencakup: 1) kelas/semester,
2) materi pokok, dan 3) alokasi waktu ditentukan berdasarkan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar, dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
c. Kompetensi Dasar, adalah sejumlah kemampuan minimal yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator pencapaian kompetensi. Kompetensi dasar dalam RPP, merujuk
kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus;
d. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu.
Indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi disusun guru dengan merujuk kompetensi
dasar. Dengan pertimbangan tertentu, guru dapat menentukan tingkatan
indikator lebih tinggi dari kompetensi dasar (kemampuan minimal) yang
ditentukan silabus. Pertimbangan tertentu yang dimaksud, antara lain: agar
lulusan memiliki nilai kompetitif, atau kelengkapan fasilitas laboratorium lebih
baik dari satuan pendidikan sejenis. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan/atau diukur, yang mencakup kompetensi pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotor);
e. Tujuan Pembelajaran dirumuskan lebih spesifik atau detail dengan merujuk
indikator pencapaian kompetensi. Jika cakupan dan kedalaman materi
pembelajaran sudah tidak dapat dijabarkan lebih detail dan spesifik lagi, maka
tujuan pembelajaran disusun sama persis dengan indikator pencapaian
kompetensi.
f. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir pokok bahasan/sub pokok
bahasan sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Materi
pembelajaran secara lengkap dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik dapat
dilampirkan.
g. Model/Metode pembelajaran, model pembelajaran (lebih luas dari metode,
dan mempunyai sintak jelas) digunakan guru untuk mewujudkan proses
pembelajaran dan suasana belajar yang mengaktifkan peserta didik untuk
mencapai kompetensi dasar. Penggunaan model pembelajaran hendaknya
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, dan karakteristik materi
pembelajaran. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik
terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(model pembelajaran discovery/inquiry). Untuk mendorong kemampuan
berpikir peserta didik abad 21, baik secara individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan model pembelajaran berbasis pemecahan
masalah (problem based learning). Untuk menstimulan kemampuan
ketrampilan dan berkarya peserta didik, baik secara individual maupun
kelompok, maka pemilihan model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat.

Program PGDK Kemdikbud 2019


29
Tentunya para guru harus memahami berbagai model pembelajaran lain yang
dapat mengaktifkan pengalaman belajar peserta didik.
h. Media Pembelajaran, berupa alat bantu guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran, agar peserta didik termotivasi, menarik perhatian, dan berminat
mengikuti pelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran dan karakterisnya, perlu
dipahami pada guru, sehingga pemilihan media pembelajaran dapat
mengoptimalkan perhatian dan hasil belajar peserta didik.
i. Sumber belajar, dapat berupa buku cetak, buku elektronik, media yang
berfungsi sebagai sumber belajar, peralatan, lingkungan belajar yang relevan;
j. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, serangkaian aktivitas pengelolaan
pengalaman belajar siswa, melalui tahapan pendahuluan, inti dan penutup.
Pada tahapan pendahuluan, guru melakukan kegiatan: 1) memimpin doa dan
mempresensi kehadiran peserta didik, 2) memberikan apersepsi, 3)
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan 4) memotivasi peserta didik. Pada
tahapan inti, guru mengelola pembelajaran merujuk pada sintak (prosedur)
model pembelajaran yang dipilihnya. Tahapan penutup, guru melakukan
kegiatan: 1) rangkuman materi pembelajaran, 2) penilaian, dan 3) tindak
lanjut pembelajaran berikutnya.
k. Penilaian, penilaian proses belajar dan hasil belajar dikembangkan oleh
guru, dilakukan dengan prosedur:
1. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun;
2. menyusun kisi-kisi penilaian;
3. membuat instrumen penilaian serta pedoman penilaian;
4. melakukan analisis kualitas instrumen penilaian;
5. melakukan penilaian;
6. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
7. melaporkan hasil penilaian; dan
8. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
Soal
8.a. Dengan mencermati silabus, seorang guru akan merancang pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Sebagaimana yang tertuang dalam Permendikbud RI No
22 tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup sekurang-
kurangnya....
A. Kompetesi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi ajar, model
pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian
hasil belajar
B. Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi ajar,
model pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, penilaian hasil
belajar, dan bobot penilaian hasil belajar
C. Standar kompetensi, kompetensi dasar, metode pengajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah pembelajaran, tes hasil belajar, dan
kunci jawaban tes
D. Identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar, model
pembelajaran, media, sumber belajar, langkah pembelajaran, dan penilaian
hasil belajar
E. Identitas sekolah, identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar,
media, sumber belajar, langkah pembelajaran, dan penilaian hasil belajar

Program PGDK Kemdikbud 2019


30
Jawaban: E. Identitas sekolah, identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran, materi
ajar, media, sumber belajar, langkah pembelajaran, dan penilaian hasil belajar
Pembahasan
Identitas sekolah, identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar, media,
sumber belajar, langkah pembelajaran, dan penilaian hasil belajar
Soal
8.b. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensinya dimuat
dalam....
A. Silabus
B. RPP
C. Silabus dan RPP
D. SKL
E. Instrument evaluasi
Jawaban: B. RPP
Pembahasan
Komponen RPP adalah sebagai berikut; Identitas sekolah, identitas mata pelajaran,
tujuan pembelajaran, materi ajar, media, sumber belajar, langkah pembelajaran, dan
penilaian hasil belajar
Soal
8.c. Berikut ini contoh kegiatan pendahuluan yang paling tepat untuk pembelajaran
tentang kekhasan bangsa Indonesia adalah…
A. guru menampilkan gambar tarian daerah untuk memberikan gambaran awal
tentang materi
B. guru bersama siswa menyanyikan lagu apuse secara bersama-sama
C. guru meminta siswa untuk menyanyikan lagu garuda pancasila
D. guru meminta siswa menanggapi video suku badui yang ditayangkan diawal
pembelajaran
E. guru bersama siswa mendiskusikan tentang kekhasan budaya di daerah
Indonesia
Jawaban: C. guru meminta siswa untuk menyanyikan lagu garuda pancasila
Pembahasan
Kegiatan pendahuluan dalam RPP memuat beberapa kegiatan yaitu; pengkondisian
siswa, memberikan motivasi, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan cakupan materi, bentuk kegiatan yang akan dilakukan,
dan cara penilaian. Jawaban C termasuk dalam kegiatan mengkondisikan siswa
dengan menyanyikan salah satu lagu kebangsaan. Jawaban A, B, D&E adalah contoh
dalam kegiatan inti.

Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat memberikan pilihan pemecahan masalah
pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan potensi siswa.
Uraian Materi:

Untuk menjawab pertanyaan, anda harus memahami macam-macam strategi


pembelajaran;

Program PGDK Kemdikbud 2019


31
 Kooperatif pada intinya adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur
secara sistematis di mana siswa-siswa bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecil dengan anggota antara empat sampai lima orang secara
heterogen untuk mencapai tujuan-tujuan bersama
 Problem based learning merupakan kerangka konseptual tentang proses
pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata
(otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan
menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya.
 Project based learning atau PjBL merupakan strategi pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan penerapan proyek dengan melibatkan siswa
menyelidiki masalah dunia nyata
 Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan berpikir kritis dan logis
 Discovery learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan sehingga siswa dapat
menyimpulkan konsep dari pembelajaran yang telah dipelajari
 Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari.
Soal
9.a. Seorang guru senior mengajar siswanya dengan metode diskusi dan
menggunakan media gambar yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun.
Pada awal semester baru 2019 siswa dikelas tersebut diketahui 70% memiliki
preferensi belajar kinestetik sehingga mereka tidak fokus saat pembelajaran dan
diskusi berlangsung, siswa lebih senang jika mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Dari kasus tersebut model pembelajaran yang paling tepat dipilih
guru….
A. Kooperatif
B. Project based learning
C. Kontekstual
D. Inqury
E. Discovery

Jawaban: B. Project based learning


Pembahasan
Project based learning atau PjBL merupakan strategi pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan penerapan proyek dengan melibatkan siswa menyelidiki
masalah dunia nyata
Soal
9.b. Seorang guru menggunakan model pembelajaran yang memiliki keunggulan agar
siswa dapat berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi
secara realistis, merangsang perkembangan kemajuan berfikir untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, model tersebut merupakan
….
A. Role Playing
B. Inquiry

Program PGDK Kemdikbud 2019


32
C. Problem based learning
D. Project based learning
E. Discovery learning
Jawaban: C. Problem based learning
Pembahasan
Problem based learning merupakan kerangka konseptual tentang proses
pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata
(otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan
menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya
Soal
9.c. Pak Ali bersama siswanya merencanakan sebuah kegiatan secara kolaboratif. Hal
ini dimaksudkan agar peserta didik merasa “memiliki” dan bertanggung jawab
atas kegiatan yang telah direncanakan bersama itu. Dalam perencanaan itu
dibicarakan mengenai aturan main, aktivitas pendukung, alat dan bahan yang
dapat diakses, cara dan langkah kerja untuk menyelesaian rencana kegiatan
kolaboratif tadi. Model pengelolaan pembelajaran yang dipraktikkan oleh Pak Ali
mencerminkan prinsip model....
A. Problem solving learning
B. Problem based learning
C. Project based learning
D. Discovery learning
E. Contextual learning

Jawaban: C. Project based learning


Pembahasan
Project based learning atau PjBL merupakan strategi pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan penerapan proyek dengan melibatkan siswa menyelidiki
masalah dunia nyata

Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat memberikan pilihan pemecahan masalah
pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan karakter siswa.
Uraian Materi:

Pembelajaran logis matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui beberapa


strategi seperti berikut ini:
1. Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan
bantuan pemikiran matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan
tepat dan efektif.
2. Merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang
diawali dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan
percobaan, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan.
3. Membuat diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun
pengertian sehingga mudah dipecahkan.
4. Membuat analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami,
misalnya menjelaskan tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi

Program PGDK Kemdikbud 2019


33
menumpahkan air pada kepala yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke
badan.
5. Menggunakan ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat
tinggi untuk menyelesaikan masalah.
6. Mengkategorikan fakta–fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk
memudahkan mengingat.
7. Merancang suatu pola atau kode, atau simbol untuk mengetahui obyek yang ingin
dipelajari.
Pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual spasial adalah
1. Visualisasi
Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar lebar” di benak siswa, guru
dapat membimbing dengan memejamkan mata dan membayangkan apa yang
baru saja mereka pelajari dan diminta untuk menceritakan kembali.
2. Penggunaan warna
Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada pola peraturan atau
klasifikasi selama proses pembelajaran, misal warna merah pada semua kata–
kata penting yang harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang
stress peserta didik ketika menghadapi hal sulit menemukan makna.
3. Metafora gambar
Metafora gambar adalah pengekspresian gagasan melalui pencitraan visual. Nilai
pendidikan metafora ada pembentukan hubungan hal yang sudah diketahui siswa
dan yang diajarkan.
4. Sketsa gagasan
Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta didik menggambarkan poin kunci,
gagasan utama, tema sentral, atau konsep yang diajarkan, agar cepat dan mudah
sketsa tidak harus rapi menyerupai kenyataan.
5. Simbol grafis
Pembelajaran yang dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri peserta
didik dengan strategi berikut;
1. Bercerita
Peserta didik akan senang menceritakan kisah yang dimiliki kepada temannya
sebayanya, sebagian yang lain merasa malu. Mendengarkan cerita melibatkan
keterampilan mendengar dan linguistik. Metode bercerita bisa diajarkan kepada
peserta didik dengan pendahuluan yang menarik, pemilihan karakter, cerita yang
dipilih mengandung imajinasi yang bias dibayangkan oleh pendengar, memakai
efek suara, tangan dan gerakan tubuh, suara jelas serta ekspresif, dan kontak
mata dengan pendengar.
2. Diskusi
Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua tingkat. Ada
beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan memuaskan.
3. Merekam dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul informasi, wawancara, dan
dapat digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik dapat
menggunakan untuk mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus
membicarakan topic mereka. Peserta didik yang kurang cakap menulis mungkin
bisa merekam pemikiran mereka sebagai mode ekspresi alternative. Manfaat lain
bias digunakan mengirim surat lisan kepada peserta didik lain untuk
menceritakan pengalaman pribadi mereka, dan memperoleh umpan balik tentang
sosialisasi di lingkungan kelas.

Program PGDK Kemdikbud 2019


34
4. Menulis jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru atau
dibacakan secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan
majemuk dengan menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non
verbal. Topic yang ditulis bias bidang umum, spesifik, catatan matematika,
gagasan baru, dan mata pelajaran lain
5. Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik dapat
difotocopi dan disebarkan. Tulisan–tulisan dapat dijilid dalam bentuk buku dan
ditempatkan khusus dikelas atau perpustakaan, dan dipublikasikan di web site
sekolah. Jika memungkinkan membentuk kelompok khusus kepenulisan utuk
diskusi buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta didik tahu bahwa orang
lain menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan tulisan mereka,
hal itu memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.
Pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan kecerdasan kinestetik adalah;
1. Respon tubuh
Mintalah peserta didik menanggapi pelajaran menggunakan tubuh sebagai media
respon misalnya mengangkat tangan, mengangguk, atau tersenyum jika
memahami penjelasan guru.
2. Teater kelas
Meminta peserta didik memerankan teks, soal, atau materi lain yang harus
dipelajari dengan mendramakan isinya.
3. Konsep kinestetis
Permainan tebak–tebakan yang dilakukan dengan gerakan yang menantang
kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan dengan cara tidak
konvensional.
4. Hands on thinking
Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi obyek atau menciptakan
sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung, kolase, atau bentuk
kerajinan lain.
5. Peta tubuh
Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat pedagogis yang berguna, missal
jari untuk menghitung, dengan menggunakan gerakan fisik akan
menginternalisasikan gagasan.
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1. Jalan–jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata
pelajaran, misalnya untuk melukiskan perjuangan pahlawan, mempelajari
pertumbuhan dan cuaca.
2. Melihat keluar jendela
Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat dilakukan
oleh guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan mencatatat
hasilnya.
3. Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi untuk
semua mata pelajaran, misal; tidak menginjak rumput, tidak membuang sampah
sembarangan.
Pembelajaran dikelas yang mengaktifkan kecerdasan interpersonal adalah;
1. Berbagi rasa dengan teman sekelas

Program PGDK Kemdikbud 2019


35
Mengajari teman sebaya kepada teman lain, berbagi pengalaman dengan teman
yang berbeda-beda.
2. Kerja kelompok
Kelompok akan efektif jika terdiri atas rtiga sampai delapan orang untuk
mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda-beda dengan diskusi, menganalisis
video, menyusun laporan dan lain sebagainya.
3. Simulasi
Simulasi melibatkan sekelompok orang yang bias bersifat spontan atau improvisasi
memainkan skenario yang dibuat guru.
Pembelajaran dikelas yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal
adalah:
1. Sesi refleksi satu menit
Sesi ini memberikan waktu pada peserta didik untuk mencerna informasi yang
mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan peristiwa dalam
kehidupan mereka.
2. Moment mengekspresikan perasaan
Selama proses pembelajarn peserta didik harus bias menciptakan momen dimana
peserta didik untuk tertwa, merasa marah, mengungkapkan pendapat dengan
membuat siswa merasa nyaman mengekspresikan emosi di kelas.
3. Sesi perumusan tujuan
Sesi perumusan tujuan yang realistis pada peserta didik baik tujuan jangka pendek
atau panjang dengan bimbingan guru.

Soal
10.a. Di sekolah seorang guru menuliskan beberapa aturan seperti dilarang menginjak
rumput dan mencoret-coret meja hal ini merupakan pembiasaan kepada peserta
didik agar berkembang kecerdasan….
A. Naturalis
B. Kinestetis
C. Visual spasial
D. Verbal linguistic
E. Logis matematis
Jawaban: A. Naturalis
Pembahasan
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1. Jalan–jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata
pelajaran, misalnya untuk melukiskan perjuangan pahlawan, mempelajari
pertumbuhan dan cuaca.
2. Melihat keluar jendela
Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat dilakukan
oleh guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan mencatatat
hasilnya.
3. Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi untuk
semua mata pelajaran, misal; tidak menginjak rumput, tidak membuang sampah
sembarangan.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


36
10.b. Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka
yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan
kecerdasan….
A. Naturalis
B. Kinestetis
C. Visual spasial
D. Verbal linguistic
E. Logis matematis
Jawaban: E. Logis matematis
Pembahasan
Salah satu kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan logis
matematis adalah merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah yang diawali dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan
percobaan, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan. Kegiatan tersebut diatas
adalah menunjukkan kegiatan membuat hipotesis.
Soal
10.c. Saat proses pembelajaran siswa diminta untuk berkumpul untuk berbagi
pengalaman dengan teman yang berbeda-beda, upaya ini dilakukan guru untuk
mengembangkan kecerdasan….
A. Intrepersonal
B. Kinestetis
C. Visual spasial
D. Verbal linguistic
E. Intrapersonal
Jawaban: A. Interpersonal
Pembahasan
Salah satu karakteristik kecerdasan interpersonal adalah siswa dapat menyesuaiakan
diri terhadap lingkungan dan grup yang berbeda.

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan pilihan
jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek sikap
Uraian Materi:
Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar
peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi
yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini,
peserta didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau
prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan
pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik
itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan
untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan
dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian
otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek
kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.

Program PGDK Kemdikbud 2019


37
Karakteristik Penilaian Otentik
Peniaian otentik memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan penilaian
tradisional. Beberapa karakteristik tersebut adalah:
a. Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif
atau sumatif.
b. Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga
menyangkut aspek sikap dan kinerja.
c. Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat
mengukur perkembangan kemampuan peserta didik.
d. Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan
kompetensi pesertadidik secara komprehensif.
Pada pelaksanaan penilaian otentik dalam pembelajaran peserta didik diminta
mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Oleh karena itu,
penilaian otentik menjadi penting untuk dilakukan oleh pendidik karena beberapa hal,
yaitu
a. Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan
kompetensi peserta didik.
b. Penilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengkonstruksikan hasil pembelajaran.
c. Penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian.
d. Penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.
Model Penilaian otentik

 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala
penilaian (rating scale).
 Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam
bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian ini
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai
penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan
menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan
dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
 Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun
secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama
antara antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-

Program PGDK Kemdikbud 2019


38
fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah
satu bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil
belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal
seperti berikut ini, yaitu: kesesuaian, saling percaya antara pendidik dan peserta
didik, kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik
bersama antara pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
 Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan
untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik
kunci yang dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan
yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu
atau berbagai macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan
tulisan yang dibuat peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah
dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan
sebagai catatan pribadi siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas
maupun kondisi proses pembelajaran di kelas.
 Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri,
bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan kepada peserta didik semata
dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian. Dengan penilaian diri, diharapkan
dapat melengkapi dan menambah penilaian yang telah dilakukan pendidik.
Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu memperhatikan
hal-hal seperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek apa yang akan
dinilai; langkah berikutnya menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan;
merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri;
pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif; dan pendidik
menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
 Penilaian Antarteman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peseta
didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan
perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan secara berkelompok
untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik dalam kelompok.
Informasi ini dapat dijadikan sebagai bahan menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik.
 Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca materi
pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan
terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi daripada seberapa
banyak peserta didik memanggil kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan
terbuka tesebut harus dibatasi supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna
sesuai dengan tujuannya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


39
Soal
11.a Seorang guru ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mengatur dan
mengelola perbedaan pendapat ketika dilakukan diskusi kelompok. Guru
tersebut membuat lembar daftar cek (check list) dalam bentuk skala yang harus
diisikan oleh siswa untuk menilai teman kelompoknya. Jenis penilaian otentik-
holistik yang dapat dipilih oleh guru tersebut yaitu….
A. Penilaian kinerja
B. Penilaian proyek
C. Penilaian portofolio
D. Pertanyaan terbuka
E. Penilaian diri
Jawaban: A. Penilaain Kinerja
Pembahasan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala
penilaian (rating scale).
Soal
11.b. Pak Udin menemukan beberapa peserta didiknya yang prestasinya bagus selalu
mencorat coret buku catatan dengan berbagai ilustrasi sehingga tidak pernah
rapi dan terkesan kotor. Tindakan yang sebaiknya dilakukan Pak Udin adalah…
A. Menegur dan menasehati agar menjaga kerapian buku catatatan
B. Memberikan catatan penilaian dari aspek kerapian
C. Membiarkan dan tidak perlu mencampuri hak pribadi
D. Menanyakan strategi belajar yang dilakukan
E. Meminta peserta didik memindahkan catatan ke buku baru

Jawaban : B. Memberikan catatan penilaian dari aspek kerapian


Pembahasan
Memberikan catatan penilaian dari aspek kerapian merupakan salah satu bentuk
penilaian kinerja siswa pada aspek afeksi. Penilaian kinerja sering disebut sebagai
penilaian unjuk kerja (performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk
mengukur status kemampuan belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu
tugas. Pada penilaian kinerja peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas
belajar tertentu dengan maksud agar peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil
belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan
anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).

Soal
11.c. Penilaian otentik pada hakekatnya berbeda dengan penilaian tradisional yang
bisa dilakukan oleh pendidik di kelas. Salah satu karakteristik penilaian otentik
pada aspek sikap adalah….
A. Peserta didik mampu menghargai pekerjaaan teman sekelasnya

Program PGDK Kemdikbud 2019


40
B. Peserta didik mampu mempraktekan semua materi yang diajarkan
C. Peserta didik mampu menambah materi yang diajarkan
D. Peserta didik mampu membuat soal dan jawaban materi yang diajarkan
E. Peserta didik mampu menghafalkan materi yang diajarkan

Jawaban: A. Peserta didik diminta untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari
Pembahasan
Peniaian otentik memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan penilaian
tradisional. Beberapa karakteristik tersebut adalah:
 Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif
atau sumatif.
 Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga
menyangkut aspek sikap dan kinerja.
 Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat
mengukur perkembangan kemampuan peserta didik.
 Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan
kompetensi pesertadidik secara komprehensif.
Pada aspek sikap meliputi menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan
menghayati.

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan pilihan
jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek pengetahuan
Uraian materi:
Lingkup Penilaian Otentik Aspek Pengetahuan

Penilaian otentik pada aspek pengetahuan adalah sebagai berikut:


Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan peserta
didik untuk mengingat-ingat kembali (recall) istilah, fakta- fakta, metode, prosedur,
proses, prinsip-prinsip, pola, struktur atau susunan. Contoh beberapa kata kerja
operasional adalah : mengutip, meniru, mencontoh, membuat label, membuat daftar,
menjodohkan, menghafal, menyebutkan , mengenal, mengingat, menghubungkan,
membaca, menulis, mencatat, mentabulasi, mengulang, menggambar, memilih dan
memberi kode.
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dalam:
menafsirkan suatu informasi, menentukan implikasi-implikasi, akibat-akibat maupun
pengaruh-pengaruh.Beberapa kata kerja operasional adalah memperkirakan,
mencirikan, merinci, mambahas, menjelaskan, menyatakan, mengenali,
menunjukkan, melaporkan, mengulas, memilah, menceritakan, menerjemahkan,
mengubah, mempertahankan, mempolakan, mengemukakan, menyipulkan,
meramalkan, dan merangkum.
Penerapan (application) adalah kemampuan menerapkan abstraksi-abstraksi:
hukum, aturan, metoda, prosedur, prinsip, teori yang bersifat umum dalam situasi
yang khusus. Beberapa kata kerja operasional adalah menyesuaikan, menentukan,
mencegah, memecahkan, menerapkan, mendemonstrasikan, mendramatisasikan,
menggunakan, menggambarkan, menafsirkan, menjalankan, menyiapkan,

Program PGDK Kemdikbud 2019


41
mempraktekkan, menjadwalkan, membuat gambar, mensimulasikan,
mengoperasikian, memproduksi, mengkalkulasi, dan menyelesaikan (masalah).
Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan informasi ke dalam bagian-
bagian, unsur-unsur, sehingga jelas: urutan ide-idenya, hubungan dan interaksi
diantara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut. Beberapa contoh kata kerja
operasional adalah menganalisis, menghitung, mengelompokkan, membandingkan,
membuat diagram, meneliti, melakukan percobaan, mengkorelasikan, menguji,
mengkorelasikan, merasionalkan, menginventarisasikan, menanyakan, mentransfer,
menelaah, mendiagnosis, mengaitkan, dan menguji.
Evaluasi/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk
menilai ketepatan: teori, prinsip, metoda, prosedur untuk menyelesaikan masalah
tertentu. Beberapa kata operasional yang menunjukkan kemampuan pada tingkat
analisis ini antara lain adalah mendebat, menilai, mengkritik, membandingkan,
mempertahankan, membuktikan, memprediksi, memperjelas, memutuskan,
memproyeksikan, menafsirkan, mempertimbangkan, meramalkan, memilih, dan
menyokong.
Kreatif adalah kemampuan mengambil informasi yang telah dipelajari dan
melakukan sesuatu atau membuat sesuatu yang berbeda dengan informasi itu.
Beberapacontoh kata kerja operasional adalah membangun, mengkompilasi,
menciptakan, mengabstraksi, mengarang, mengkategorikan, merekonstruksi,
memproduksi, memadukan, mereparasi, menanggulangi, menganimasi, mengoreksi,
memfasilitasi, menampilkan, menyiapkan, mengatur, merencanakan, meningkatkan,
merubah, mendesain, menyusun, memodifikasi, menguraikan, menggabungkan,
mengembangkan, menemukan, dan membuat.

Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala
penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian
ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan
sebagai penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok.
Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi
berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun
secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama

Program PGDK Kemdikbud 2019


42
antara antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-
fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah
satu bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil
belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal
seperti berikut ini, yaitu: kesesuaian, saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik bersama
antara pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan
untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik
kunci yang dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan
yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu
atau berbagai macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan
tulisan yang dibuat peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah
dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan
sebagai catatan pribadi siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas
maupun kondisi proses pembelajaran di kelas.
Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam menyusun instrumen penilaian
tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada
kurikulum, konstruksisoal atau pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri,
bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan kepada peserta didik semata
dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian. Dengan penilaian diri, diharapkan
dapat melengkapi dan menambah penilaian yang telah dilakukan pendidik.
Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu memperhatikan
hal-hal seperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek apa yang akan
dinilai; langkah berikutnya menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan;
merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri;
pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif; dan pendidik
menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


43
12.a. Jika guru memberikan penugasan kepada siswa yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan dalam menghasilkan karya tertentu dan dilakukan secara
berkelompok. Maka jenis penilaian otentik yang tepat adalah….
A. Peniaian kinerja
B. Peniaian portofolio
C. Penilaian proyek
D. Penilaian jurnal
E. Penilaian diri
Jawaban: C. Penilaian proyek
Pembahasan
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian
ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan
sebagai penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok.
Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi
berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
Soal
12. b. Pak Eros menyusun RPP dengan salah satu rumusan tujuan pembelajaran
adalah peserta didik mampu memahami isi makna percakapan meliputi
identifikasi fonem, pola intonasi, dan kemengertian isi wacana lisan. Jenis
penilaian holistik-otentik yang cocok adalah….
A. Tes simak ulang, tes melengkapi kalimat dan atau kata, tes menjawab
pertanyaan lisan dan merangkum
B. Tes tertulis, unjuk kerja melakukan percakapan, dan menulis puisi
C. Tes kecepatan membaca, kemampuan melafalkan, dan tes cara berdialog
D. Melafalkan dan menuliskan percakapan, menyuarakan kalimat pendek,
dan berbicara
E. Guru membacakan wacana pendek peserta didik merangkum secara
tertulis
Jawaban: C. Tes kecepatan membaca, kemampuan melafalkan, dan tes cara
berdialog
Pembahasan
Sasaran penilaian pada aspek pengetahuan diantaranya untuk mengukur
pengetahuan/hafalan/ingatan, pemahaman, penerapan sampai pada kreatifitas.
Untuk mengukur kemampuan identifikasi fonem, pola intonasi, dan kemengertian isi
wacana lisan dapat dilakukan tes kecepatan membaca, kemampuan melafalkan, dan
tes cara berdialog yang merupakanbagian dari penilaian pada aspek pengetahuan.
Soal
12.c. Tujuan pembelajaran dari RPP yang ingin dicapai adalah; (1) peserta didik dapat
mengucapkan sapaan, salam, dan perkenalan dalam Bahasa Inggris, (2) peserta
didik mampu berbicara sederhana menggunakan ujaran sapaan dan salam, dan
(3) peserta didik mampul mengucapkan ujaran-ujaran bahasa Inggris dengan
tepat. Bentuk peniaian yang paling tepat adalah…..
A. Portofolio
B. Tes esai
C. Tes pemahaman

Program PGDK Kemdikbud 2019


44
D. Unjuk kerja
E. Tes lisan

Jawaban E. Tes Lisan


Pembahasan
Bentuk tes pengetahuan meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes obyektif. Pada indikator
tersebut agar siswa dapat mengucapkan ujaran bahasa inggris melalui tes lisan
sehingga guru dapat mengetahui kemampuan siswa secara langsung

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan
pilihan jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek keterampilan
Uraian materi:

Penilaian otentik-holistik terhadap aspek keterampilan

Persepsi (perception) mencakup kemampuan mengadakan diskriminasi yang


tepat antara dua atau lebih perangsang menurut ciri-ciri fisiknya.Beberapa contoh kata
kerja operasional adalah mengidentifikasi, mempersiapkan, menunjukkan, memilih,
membedakan, menyisihkan, dan menghubungkan.
Kesiapan (set) yakni menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu
gerakan. Beberapa kata kerja opersional antara lain menunjukkan, menafsirkan,
menerjemahkan, memberi contoh, mengklasifikasikan, merangkum, memetakan
menginterpolasikan, mengekstrapolasikan, membandingkan, dan mengkontraskan,
Gerakan terbimbing (guided response) yaitu kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerak sesuai contoh. Contoh kata kerja operasional antara adalah
mendemonstrasikan, melengkapi, menunjukkan, menerapkan, dan
mengimplementasikan.
Gerakan terbiasa (mechanical response) berupa kemampuan melakukan
gerakan dengan lancar karena latihan cukup. Contoh kata kerja operasional antara
lain menguraikan, menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, membuat pola, dan
menyusun.
Gerakan kompleks (complex response) mencakup kemampuan melaksanakan
keterampilan yang meliputi beberapa komponen dengan lancar, tepat, urut, dan
efisien. Contoh kata kerja operasional antara lain membuat hipotesis, merencanakan,
mendesain, menghasilkan, mengkonstruksi, menciptakan, dan mengarang.
Penyesuaian pola gerakan(adjusment) yaitu kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerakan sesuai kondisi yang dihadapi.Beberapa contoh kata kerja
operasional adalah mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, dan membuat
variasi.
Kreativitas (creativity) yang berupa kemampuan untuk menciptakan pola
gerakan baru berdasarkan inisiatif dan prakarsa sendiri. Contoh kata kerja operasional
adalah merancang, menyusun, menciptakan, mengkombinasikan, dan merencanakan.

Penilaian Kinerja
Secara umum tes dapat dipilahkan kedalam bentuk tes penampilan atau unjuk
kerja (performance test), tes lisan, dan tes tulis. Tes penampilan adalah tes dalam

Program PGDK Kemdikbud 2019


45
bentuk tindakan atau unjuk kerja untuk mengukur seberapajauh seseorang dapat
melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan standar atau kriteria yang
ditetapkan. Misalnya tes keterampilan dalam mengoperasikan alat atau peralatan
seperti komputer, peralatan produk teknologi, memperagakan gerakan, dan kegiatan
belajar lain yang sejenis. Dengan menggunakan tes penampilan atau tes keterampilan
maka dapat diketahui secara langsung tingkat atau kualitas keterampilan peserta didik
yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dalam kompetensi dasar. Di samping itu, tes
keterampilan atau tes praktek dapat berfungsi sebagai media belajar untuk
mengurangi kejenuhan. Namun demikian, penggunaan tes keterampilan akan
menghadapi kendala jika peralatan yang digunakan tidak memadai untuk mendukung
pelaksanaan tes itu sendiri. Dilihat dari segi biaya, tes keterampilan relatif mahal
manakala dibutuhkan kelengkapan fasilitas tes keterampilan yang lebih kompleks.
Tes lisan (oral test) yang dilaksanakan secara lisan, soal atau pertanyaan diberikan
secara lisan dan jawaban yang diberikan juga dinyatakan secara lisan. Tes tulis
(written test) adalah tes yang dilaksanakan secara tertulis, pertanyaan atau soal
dinyatakan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta tes juga
dinyatakan secara tertulis. Tes tulis dapat dikelompokkan menjadi dua yakni tes
bentuk uraian (essay test) dan tes bentuk obyektif (objective test). Tes bentuk uraian
adalah tes yang jawabannya tidak disediakan pada lembar soal, tetapi harus diungkap
atau diberikan sendiri oleh peserta tes. Pengungkapan jawaban oleh peserta tes
sangat bervariasi dilihat dari sisi gaya bahasa dan keluasan lingkup jawaban.
Berdasarkan sifat jawaban inilah maka tes bentuk uraian dapat dipilah menjadi uraian
bebas dan uraian terbatas. Tes uraian bebas memberi keleluasaan pada peserta tes
untuk mengungkapkan secara panjang lebar jawaban yang diberikan. Tes uraian
terbatas membatasi peserta tes dalam menjawab berdasarkan aspek-aspek tertentu
dari materi yang diujikan.
Tes bentuk obyektif adalah yang jawabannya disediakan oleh pembuat soal,
peserta tes hanya memilih jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang
(X), tanda centang (V), atau lingkaran (O). Secara umum tes bentuk obyektif dapat
dipilahkan menjadi dua yaitu tes menyajikan (supply test) dan tes pilihan (selection
test). Tes bentuk pilihan (selection test) dapat dipilah menjadi benar – salah (true –
false), menjodohkan (matching test), pilihan ganda (multiple choice), tes analogi
(analogy test), dan tes menyusun kembali (rearrangement test) .
Tes menyajikan (supply test) adalah tes yang pertanyaan atau soalnya disusun
sedemikian rupa dengan maksud agar peserta tes memberikan jawaban cukup dengan
satu atau dua kata saja. Tes bentuk pilihan (selection test) adalah tes yang formatnya
disusun sedemikian rupa yang mengharuskan peserta tes menjawab dengan cara
memilih alternatif jawaban yang disediakan dengan memberi tanda sesuai petunjuk.
Tes bentuk pilihan ini dapat disusun dalam bentuk benar-salah, menjodohkan, dan
pilihan ganda. Tes benar-salah (true-false) adalah bentuk tes yang soal atau
pertanyaannya berupa pernyataan. Pernyataan tersebut dapat berupa pernyataan
yang benar dan pernyataan yang salah. Peserta tes diminta untuk merespons
pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda atau memilih huruf B jika pernyataan
benar dan memberi tanda atau memilih S jika pernyataan salah. Tes menjodohkan
(matching test) adalah format tes yang disusun dalam dua bagian yaitu bagian
pertanyaan atau pernyataan dan bagian jawaban.Tes pilihan ganda adalah bentuk tes
yang disusun berupa pertanyaan sebagai pokok soal (stem) dan alternatif pilihan
jawaban. Alternatif pilihan jawaban dapat terdiri tiga, empat, atau lima. Peserta tes
diminta memilih satu jawaban yang benar dari alternatif jawaban yang disediakan

Program PGDK Kemdikbud 2019


46
dengan cara memberi tanda sesuai dengan petunjuk. Tes pilihan ganda ini dapat
dipilah menjadi pilihan ganda, pilihan ganda sebab–akibat, pilihan ganda analisis
kasus, pilihan ganda kompleks, dan pilihan ganda membaca diagram/grafik/peta. Tes
analogi (analogy test) adalah jenis tes bentuk obyektif yang disusun sedemikian rupa
dimana dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan peserta tes diminta memilih
bentuk yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya. Tes menyusun kembali
(rearrangement test) adalah jenis tes obyektif yang disusun sedemikian rupa sehingga
format pernyataan atau pertanyaan tersusun dalam kalimat yang tidak teratur. Dalam
tes jenis ini peserta tes diminta untuk menyusun kembali rangkaian kalimat yang tidak
teratur tersebut menjadi urutan pengertian atau proses yang benar.
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi,
skala penilaian (rating scale).
Soal
13.a. Pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar
yang diberikan guru dengan tujuan agar siswa tersebut mengaplikasikan
kemampuan keterampilan yang dimilikinya dan guru dapat menilai
kompetensinya. Instrumen yang dapat dipilih oleh guru untuk merekam hasil
belajar yaitu….
A. Daftar cek (check list)
B. Benar salah (true false)
C. Pilihan ganda (multiple choice)
D. Menjodohkan (matching)
E. Jawaban bebas (Completion test)
Jawaban: A. Daftar cek
Pembahasan
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi,
skala penilaian (rating scale).
Soal
13.b. Salah satu rumusan tujuan pembelajaran adalah peserta didik memiliki sikap
kepedulian sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Bu Titik meminta
peserta didik mengamati kemiskinan di sekitar sekolah. Manakah jenis penilaian
holistik-otentik yang paling sesuai?
A. Meminta peserta didik mengerjakan tes pemahaman
B. Menilai laporan hasil pengamatan yang disusun peserta didik
C. Meminta peserta didik melukiskan kondisi masyarakat dan meminta
pendapatnya
D. Mewawancarai peserta didik tingkat kemiskinan yang terjadi

Program PGDK Kemdikbud 2019


47
E. Mengkatagorikan jenis-jenis kemiskinan yang ditemukan
Jawaban: C. Meminta peserta didik melukiskan kondisi masyarakat dan meminta
pendapatnya

Pembahasan
Bentuk penilaian sikap meliputi observasi, jurnal, penilaian diri dan penilaian antar
teman. Pada kasus diatas pilihan yang tepat bentuk penilaiannya adalah melakukan
observasi lapangan tentang kemiskinan kemudian siswa diminta pendapatnya.
Soal
13.c. Bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk menulis teks narasi,
ekspositori, persuasi, atau kombinasi berbeda dari teks-teks tersebut
merupakan contoh peniaian otentik berbentuk….
A. Menulis contoh teks
B. Menceritakan kembali teks
C. kinerja
D. Pertanyaan terbuka
E. Jurnal
Jawaban A. Menulis sampel teks
Pembahasan
Bentuk penilaian otentik pada aspek ketrampilan adalah kinerja, proyek, dan
portofolio. Dari pilihan jawaban diatas menulis contoh teks sebagai bentuk penilaian
kinerja.

Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat menganalisis hasil penilaian pembelajaran

Uraian Materi:
Menganalisis hasil penilaian

Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif


Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat
soal tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: analisis secara teoritik
(kualitatif) dan analisis secara empiris (kuantitatif). Analisis secara teoritis adalah
telaah soal yang difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Aspek materi
berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan serta tingkat berpikir yang
terlibat, aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan soal, dan aspek bahasa
berkaitan dengan kejelasan hal yang ditanyakan. Analisis empiris adalah telaah soal
berdasarkan data lapangan (uji coba). Pada modul ini Anda akan mempelajari
penelaahan kualitas tes bentuk objektif, pengolahan hasil tes, dan pemanfaatan hasil
tes.
Analisis Kualitas Soal Secara Teoritis
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi,
konstruksi, dan bahasa. Penelaahan kualitas soal bentuk objektif pada aspek materi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi yang diujikan sudah sesuai dengan
kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan, dan apakah materi soal sudah sesuai
dengan tingkat atau jenjang kemampuan berpikir peserta tes, serta apakah kunci
jawaban sudah sesuai dengan isi pokok soal. Telaah kualitas soal pada aspek
konstruksi dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan butir-butir soal sudah

Program PGDK Kemdikbud 2019


48
merujuk pada kaidah-kaidah penulisan soal yang baik. Pada aspek bahasa, telaah soal
dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan
mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi interpretasi, serta sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa yang berlaku.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Materi:
a. Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
b. Hanya ada satu jawaban yang benar
c. Pengecoh homogin, dan berfungsi.
Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjaudari segi materi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g. Pilihan jawaban yang berbentu angka atau waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologis waktunya.
h. Gambar/grafik/tabel/diagaram dan sejenisnya harusn jelas dan berfungsi.
i. Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya.
Bahasa
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia.
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.
d. Menggunakan istilah baku

Kelebihan tes bentuk obyektif


 Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah
diajarkan (representatif)
 Tingkat validitas isi relatif tinggi
 Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif
 Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak
berkaitan dengan pertanyaan
 Informasi hasil tes dapat lebih cepat
 Tingkat reliabilitas tinggi
 Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas
Kelemahan tes obyektif
 Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes
 Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka
 Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek
 Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama
 Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi
waktu ujian
Salah satu bentuk tes obyektif yaitu tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah bentuk
tes yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan.

Program PGDK Kemdikbud 2019


49
Analisis Kualias Tes Bentuk Objektif Secara Empiris
Sebagaimana telah Anda pelajari pada modul sebelumnya, analisis empiris adalah
telaah soal berdasarkan data lapangan (uji coba). Analisis karakteristik butir soal
mencakup analisis parameter kuantitatif dan kualitatif butir soal. Parameter kuantitatif
berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas tingkat kesukaran, daya beda,
dan keberfungsian alternative pilihan jawaban. Parameter kualitatif berkaitan dengan
analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli (expert judgement).
1). Tingkat Kesukaran
Seperti telah Anda pelajari pada modul sebelumnya, tingkat kesukaran adalah angka
yang menunjukkan besarnya proporsi peserta tes yang menjawab betul pada suatu
butir. Rentang angka ini adalah 0,00 sampai 1,00. Jika suatu butir soal memiliki tingkat
kesukaran 0,00 berarti tidak ada peserta tes yang menjawab butir soal tersebut
dengan benar. Dengan kata lain butir soal terlalu sukar. Sebaliknya, jika butir soal
memiliki tingkatkesukaran 1,00 berarti semua peserta tes dapat menjawab butir soal
dengan benar. Dengan kata lain, butir soal terlalu mudah. Rentang tingkat kesukaran
yang dapat digunakan sebagai kriteria adalah: lebih kecil dari 3,00 masuk kategori
sukar, antara 0,30 – 0,80 termasuk cukup/sedang, dan lebih besar dari 0,80 termasuk
mudah.
2). Daya Beda
Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang
pandai. Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya,
suatu daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data kelompok tertentu belum
tentu dapat berlaku pada kelompok yang lain. Interpretasi daya beda butir soal untuk
peserta tes kelas bias berbeda dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata
pelajaran yang sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masingmasing
kelompok. Penjelasan lebih lanjut mengenai daya beda juga sudah Anda pelajari pada
modul sebelumnya.
3). Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban
Dalam tes hasil belajar berbentuk objektif dengan model pilihan ganda, umumnya
memiliki (4) empat atau (5) lima alternatif pilihan jawaban dimana salah satu alternatif
jawabannya adalah jawaban yang benar (kunci jawaban). Alternatif pilihan jawaban
yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh (distractor). Alternatif pilihan
jawaban dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika semua pilihan jawaban
tersebut dipilih oleh peserta tes dengan kondisi dimana jawaban yang benar lebih
dipilih dari pada alternatif pilihan jawaban yang lain. Pengecoh berfungsi jika paling
sedikit 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut.
4). Omit
Omit adalah proporsi peserta tes yang tidak menjawab pada semua alternatif
jawaban. Butir soal yang baik jika omit paling banyak 10% dari peserta tes.
5). Validitas
Soal tes bentuk objektif dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya pengukuran tersebut. Konsep validitas juga
terkait dengan kecermatan pengukuran, yaitu kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil sekalipun yang ada dalam atribut yang diukurnya. Secara
empiris, suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila memenuhi dua criteria, yaitu:
(a). instrumen tersebut harus mengukur konsep atau variable yang diharapkan
hendak diukur dan harus tidak mengukur konsep atau variable lain yang tidak

Program PGDK Kemdikbud 2019


50
diharapkan untuk diukur, dan (b). instrumen tersebut dapat memprediksi perilaku
yang lain yang berhubugan dengan variabel yang diukur. Analisis validitas dapat
dilakukan pada dua kawasan yaitu analisis untuk keseluruhan isi instrumen dan
analisis untuk masing-masing butir soal atau tes.
6). Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menggambarkan sejauhmana suatu instrumen dapat
diandalkan. Analisis reliabilitas selalu dikaitkan dengan konsistensi pengukuran, yaitu
bagaimana hasil pengukuran tetap (konstan) dari satu pengukuran kepengukuran
yang lain. Untuk lebih memahami makna reliabilitas dapat didekati dengan
memperhatikan tiga aspek yang terkait dengan alat ukur, yaitu: kemantapan,
ketepatan, dan homogenitas. Kemantapan merujuk pada hasil pengukuran yang sama
pada pengukuran berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Ketepatan merujuk pada
istilah tepat dan benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Artinya, instrumen
tersebut memiliki pernyataan-pernyataan yang jelas, mudah dimengerti, dan detail.
Homogenitas merujuk pada tingkat keterkaitan yang erat antar unsur-unsurnya
Soal
14.a. Setelah dilakukan ujian akhir semester dengan tes obyektif, sebagian siswa
mengalami kesulitan menjawab soal pilihan ganda yang disusun oleh guru. Butir
soal yang disusun memiliki daya beda yang baik. Daya beda dimaksudkan
untuk….
A. Membedakan butir-butir soal yang sukar dan butir-butir soal yang mudah
B. Membedakan kesulitan materi yang ditanyakan pada setiap butir soal
C. Membedakan kelompok yang pandai dan kelompok yang kurang
pandai
D. Membedakan kelompok butir-butir soal yang valid dan tidak valid
E. Membedakan kelompok yang memperoleh nilai tinggi dan yang rendah

Jawaban: C. Membedakan kelompok yang pandai dan kelompok yang kurang pandai
Pembahasan
Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang
pandai. Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes.
Soal
14.b. Alternatif pilihan jawaban salah atau pengecoh (distractor) dalam suatu butir
soal pilihan ganda dikatakan baik jika …
A. Jawaban pengecoh mengarahkan peserta tes untuk memilih jawaban yang
benar
B. Jawaban pengecoh tidak terkait dengan materi pertanyaan
C. Jawaban pengecoh disusun dengan kalimat yang sulit dipahami
D. Setidaknya 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut
E. Tidak satupun peserta tes yang memilih jawaban pengecoh.
Jawaban: B. Setidaknya 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut
Pembahasan
Alternatif pilihan jawaban yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh
(distractor). Alternatif pilihan jawaban dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika
semua pilihan jawaban tersebut dipilih oleh peserta tes dengan kondisi dimana
jawaban yang benar lebih dipilih dari pada alternatif pilihan jawaban yang lain.
Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut.
Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


51
14.c. Analisis kualitas soal tes pilihan ganda secara teoritis pada aspek bahasa antara
lain….
A. Soal harus sesuai dengan indikator.
B. Soal dapat dipahami dengan mudah
C. Pilihan jawaban harus homogen dan logis.
D. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
E. Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya.
Jawaban: B. Soal dapat dipahami dengan mudah
Pembahasan
Analisis kualitas soal tes dari aspek bahasa
 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia.
 Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti.
 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian
 Menggunakan istilah baku

Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat menentukan tindak lanjut hasil penilaian
pembelajaran
Uraian Materi:
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi,
konstruksi, dan bahasa. Penelaahan kualitas soal bentuk obyektif pada aspek materi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi yang diujikan sudah sesuai dengan
kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan, dan apakah materi soal sudah sesuai
dengan tingkat atau jenjang kemampuan berpikir peserta tes, serta apakah kunci
jawaban sudah sesuai dengan isi pokok soal. Telaah kualitas soal pada aspek
konstruksi dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan butir-butir soal sudah
merujuk pada kaidah-kaidah penulisan soal yang baik. Pada aspek bahasa, telaah soal
dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan
mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi interpretasi, serta sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa yang berlaku.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
 Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
 Hanya ada satu jawaban yang benar
 Pengecoh homogin, dan berfungsi
Kelebihan tes bentuk obyektif
 Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah
diajarkan (representatif)
 Tingkat validitas isi relatif tinggi
 Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif
 Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak
berkaitan dengan pertanyaan
 Informasi hasil tes dapat lebih cepat
 Tingkat reliabilitas tinggi
 Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas
Kelemahan tes obyektif

Program PGDK Kemdikbud 2019


52
 Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes
 Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka
 Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek
 Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama
 Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi
waktu ujian
Salah satu bentuk tes obyektif yaitu tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah bentuk
tes yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Materi:
o Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
o Hanya ada satu jawaban yang benar
o Pengecoh homogin, dan berfungsi.
Konstruksi
o Pokok soal harus dirumuskan secara jelas.
o Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
o Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
o Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
o Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjaudari segi materi.
o Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
o Pilihan jawaban yang berbentu angka atau waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologis waktunya.
o Gambar/grafik/tabel/diagaram dan sejenisnya harusn jelas dan berfungsi.
o Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya.
Bahasa
o Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia.
o Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti.
o Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.
o Menggunakan istilah baku

Soal
15.a. Sebagian siswa mengalami kesulitan menjawab soal tes pilihan ganda yang
disusun oleh guru hal tersebut disebabkan materi dalam soal sebagian belum
dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut seharusnya diberikan pada
pertemuan berikutnya. Hal yang seharusnya dilakukan guru dalam menyusun
soal tes pilihan ganda pada aspek materi yaitu….
A. Butir Soal harus sesuai dengan indikator
B. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas
C. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti Panjang
rumusan pilihan jawaban relatif sama
D. Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya

Jawaban: A. Butir Soal harus sesuai dengan indikator


Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


53
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
aspek materi:
a) Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
b) Hanya ada satu jawaban yang benar
c) Pengecoh homogin, dan berfungsi.
Soal
15.b. Pak Udin menemukan beberapa peserta didiknya yang prestasinya bagus selalu
mencorat coret buku catatan dengan berbagai ilustrasi sehingga tidak pernah
rapi dan terkesan kotor. Tindakan yang sebaiknya dilakukan guru adalah.
A. Menegur dan menasehati agar menjaga kerapian buku catatatan
B. Memberikan catatan penilaian dari aspek kerapian
C. Membiarkan dan tidak perlu mencampuri hak pribadi
D. Menanyakan strategi belajar yang dilakukan
E. Meminta peserta didik memindahkan catatan ke buku baru

Jawaban: B. Memberikan catatan penilaian dari aspek kerapian


Pembahasan
Bentuk penilaian meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Ketiganya
harus termuat dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran. Prestasi yang bagus dari
aspek pengetahuan sedangkan pemberian catatan terhadap kerapian adalah aspek
ketrampilan.
Soal
15.c. guru akan melakukan analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar dengan
mempertimbangkan pada kesesuaian indikator, penggunaan tabel/gambar,
serta penggunaan istilah baku hal tersebut secara teoritis telaah soal difokuskan
pada aspek …
A. Materi, konstruksi, dan teknik penulisan soal
B. Materi, konstruksi, dan bahasa
C. Materi, bahasa, dan data lapangan
D. Materi, kebermaknaan butir, dan bahasa
E. Materi, kebermaknaan butir, dan keterbacaan soal
Jawaban: B. materi, kontruksi, dan bahasa
Pembahasan
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Materi:
o Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
o Hanya ada satu jawaban yang benar
o Pengecoh homogin, dan berfungsi.
Konstruksi
o Pilihan jawaban yang berbentu angka atau waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologis waktunya.
o Gambar/grafik/tabel/diagaram dan sejenisnya harusn jelas dan berfungsi.
o Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya.
Bahasa
a. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti.
b. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.
c. Menggunakan istilah baku

Program PGDK Kemdikbud 2019


54
Program PGDK Kemdikbud 2019
55
BAB III
SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK

a. Ketentuan mengerjakan soal latihan formatif;


 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban
yang menurut anda paling benar.
 Cocokan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban
 Hitunglah jawaban Anda yang benar dengan rumus yang telah disediakan
 Berilah penilaian atas tingkat pengethuan yang telah anda kuasai

b. Soal-Soal Latihan
1. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dengan mengintegrasikan teknologi merupakan kompetensi inti
pedagogik pada aspek…
A. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik
B. Penguasaan pada teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
C. Pengembangan kurikulum
D. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
E. berkomunikasi pada peserta didik
2. Teori ini memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara
rangsangan dari luar (stimulus) dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati.
Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan
semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang dimaksud
adalah….
A. Behaviorisme
B. Kognitif
C. Humanistik
D. Sibernetik
E. Kontruktivisme
3. Di dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas
untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and
error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun
rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Hal ini
merupakan penerapan teori belajar….
A. Sibernetik
B. Kognitif
C. Humannistik
D. Behaviorisme
E. Konstruktivisme
4. Seorang guru yang mengembangkan tujuan pembelajaran untuk menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensinya dimuat dalam....
A. Silabus
B. RPP
C. Silabus dan RPP
D. SKL
E. Lembar penilaian

Program PGDK Kemdikbud 2019


56
5. Dalam mempersiapkan pembelajaran seorang guru akan selalu bertemu dengan istilah
silabus dan RPP. Silabus dan RPP sama-sama sebagai rencana proses pembelajaran,
perbedaannya adalah sebagai berikut...
A. Silabus berisi kompetensi dasar sedangkan rpp mengarahkan kegiatan belajar untuk
mencapai kompetensi dasar
B. Silabus bersumber dari standar isi dan standar lulusan, sedangkan RPP bersumber
dari standar kompetensi lulusan
C. RPP dibuat oleh setiap guru, sedangkan silabus dibuat oleh tim guru
D. RPP dan silabus keduanya disusun oleh setiap satan pendidikan.
E. Dalam silabus dijelaskan metode, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-
langkah pembelajaran, evaluasi secara rinci
6. Model pembelajaran yang mempunyai keunggulan antara lain; berpikir dan bertindak
kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat, adalah….
A. Role Playing
B. Inquiry
C. Problem Solving
D. Picture and Picture
E. Kontektual
7. Seorang guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan agar siswa tersebut
mengingat kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, hal tersebut
termasuk kegiatan...
A. Memberikan acuan
B. Melaksanakan tes awal
C. Memberikan bimbingan
D. Membuat kaitan
E. Meningkatkan motivasi
8. Seorang guru menjumpai kebiasaan belajar yang kurang tepat yang dilakukan oleh salah
seorang siswa-nya sehingga kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Langkah awal yang
tepat untuk mengatasi kesulitan belajar demikian yaitu....
A. Tunjukkan akibat atau dampak kebiasaan belajar yang salah terhadap prestasi
belajar
B. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan aspirasinya secara rasional
C. Ciptakan iklim sosial yang sehat antara guru dengan siswa dan antar siswa didalam
kelas
D. Susun aturan dan batasan-batasan dalam proses pembelajaran
E. Berikan kesempatan memperoleh pengalaman yang menyenangkan atau
memperoleh sukses dalam belajar meskipun prestasinya minimal
9. Faktor yang penting dipertimbangkan oleh seorang guru dalam melaksanakan diskusi
pemecahan masalah pada proses pembelajaran adalah....
A. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan diskusi
B. Rumusan masalah yang harus didiskusikan
C. Jumlah peserta didik yang mengikti pembelajaran
D. Motivasi belajar siswa
E. Ruang yang tersedia
10. Seorang guru menjumpai kelas yang motivasi dan prestasi belajar siswanya rendah, hal
utama yang menyebabkan motivasi dan prestasi belajar rendah karena....

Program PGDK Kemdikbud 2019


57
A. Suasana kelas kurang kondusif karena tidak tersedia sarana belajar yang lengkap.
B. Siswa pasif dalam belajar dan lebih senang bemain.
C. Siswa tidak mendapat bimbingan belajar dari orang tua.
D. Pembelajaran kurang menghargai perbedaan individu siswa.
E. Siswa cenderung lebih suka belajar dalam kelompok
11. Pada saat mempersiapkan pembelajaran seorang guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dan menentukan media yang akan digunakan dalam pembelajaran
tersebut. Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru terkait dengan
keterampilan memilih media pembelajaran adalah…
A. Guru harus mengetahui latar sosial budaya siswa dan sekolah
B. Guru mengetahui cara mengevaluasi pembelajarang dengan media
C. Guru harus memahami karakteristik dari media pembelajaran tersebut.
D. Guru harus menyesuaikan diri dengan kemampuan sekolah.
E. Guru menyesuaikan dengan materi pembelajaran.
12. Seorang guru harus mampu memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaraan utuh. Pernyataan berikut yang benar terkait
dengan media pembelajaran adalah...
A. Media pembelajaran yang paling baik adalah media yang berbasis TIK
B. Sebuah media dapat digunakan untuk semua kegiatan pembelajaran
C. Semua media pembelajaran sama cara pemanfaatannya
D. Media dapat digunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan
pembelajaran
E. Memilih media tidak perlu banyak pertimbangan agar tidak merepotkan
13. Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Untuk
memudahkan siswa memahami materi yang memiliki tingkat kesukaran tinggi guru
sering memanfaatkan media pembelajaran. Misalnya, media gambar atau tayangan
video yang berisi sistem peredaran darah. Fungsi media pada pernyataan tersebut
adalah….
A. Menampilkan objek yang terlalu besar
B. Menampilkan obyek yang sulit diamati
C. Membuat konkrit konsep yang abstrak
D. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
E. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar
14. Jika guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya, dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik berkolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran yang dilakanakan oleh guru merupakan
model pembelajaran....
A. Projek based learning
B. Kontektual
C. Discovery Learning
D. Problem Based Learning
E. Inquiry learning
15. Seorang guru melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara
bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kegiatan
yang dilakukan guru tersebut merupakan implementasi strategi pembelajaran ....

Program PGDK Kemdikbud 2019


58
A. Project based learning
B. Inquiry learning
C. Discovery learning
D. Kooperatif
E. Problem based learning
16. Seorang guru mengajak siswa melakukan kunjuangan ke suatu lembaga, namun
sesampai dilembaga tersebut belum ada petugas dan nara sumber yang melayani. Untuk
mengisi kekosongan waktu guru tersebut memulai pembelajaran dengan memilih
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, pertimbangan guru memilih strategi
tersebut yaitu....
A. Waktu belajar cukup banyak
B. Sumber belajar hanya dimiliki pendidik
C. Sedikitnya jumlah guru
D. Ruang kelas yang terbatas
E. Tidak ada sumber belajar dan media pembelajaran
17. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran
project based learning :
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar,
2) Mendesain Perencanaan Proyek,
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule),
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project),
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome),
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience).
Urutan yang benar adalah ....
A. 1-2-3-4-5-6
B. 1-2-4-3-5-6
C. 1-3-2-4-5-6
D. 1-3-2-5-6-4
E. 1-2-3-5-4-6
18. Perhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang masih acak berikut ini!
1) Mengorganisasi siswa dalam belajar
2) Orientasi siswa pada masalah
3) Membimbing penyelidikan siswa secara mandiri atau kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Jika langkah-langkah tersebut disusun mengikuti urutan model pembelajaran Problem
Based Learning, urutan langkah yang tepat adalah ....
A. 1-2-3-4
B. 1-3-2-4
C. 2-3-1-4
D. 3-2-1-4
E. 2-3-1-4
19. Siswa melakukan kegiatan dengan berpedoman pada langkah-langkah yang telah
ditetapkan guru, yaitu mengamati fenomena sosial disekeliling sekolah dan hasil
pengamatan ditulis, disusun menjadi laporkan serta didiskusikan bersama guru dan
teman sekelas, pilihan strategi yang digunakan….
A. Discovery
B. Heuristik

Program PGDK Kemdikbud 2019


59
C. Pemecahan Masalah
D. Belajar Aktif
E. Projek Based Learning
20. Seorang guru ingin membelajarkan dengan menggunakan model kooperatif. Maka
urutan tahapan yang tepat pada model pembelajaran kooperatif adalah…
A. Orientasi, bekerja kelompok, kuis, penghargaan kelompok
B. Kuis, penghargaan kelompok, bekerja kelompok, orientasi
C. Kuis, bekerja kelompok, orientasi, penghargaan kelompok
D. Orientasi, penghargaan kelompok, bekerja kelompok, kuis
E. Orientasi, pengamatan, bekerja kelompok, kuis, penghargaan kelompok
21. Kriteria keberhasilan belajar siswa ditentukan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)/ Kreteria Belajar Minimal (KBM). KKM/KBM adalah rata-rata setiap unsur
dari kriteria yang ditentukan. Untuk menentukan KKM diperlukan faktor-faktor….
A. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan kemampuan guru
B. Kemampuan guru, sarana/prasarana, dan intake siswa
C. Daya dukung, tingkat kesulitan, dan kemampuan guru
D. Kompleksitas indikator, daya dukung, dan intake siswa
E. Kemampuan guru, tingkat kesulitan kompetensi dasar, dan intake siswa
22. Seorang guru harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)/ Kreteria Belajar
Minimal (KBM). Berikut merupakan fungsi KKM/KBM, kecuali....
A. Sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran
B. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran
C. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
D. Untuk bahan laporan dan kelengkapan administrasi sekolah
E. Sebagai kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode
kualitatif atau kuantitatif.
23. Pada proses pembelajaran seorang guru ingin melakukan penilaian terhadap prilaku
siswa, maka Instrumen yang diguanakan dalam proses pembelajaran tersebut adalah….
A. Pedoman observasi
B. Kuesioner
C. Tes tulis
D. Pedoman wawancara
E. Tes hasil belajar
24. Setiap kali diakhir pembelajaran seorang guru akan melakukan proses
penilaian. Sebelum guru menyusun soal-soal untuk menilai hasil belajar siswa, manakah
yang pertama kali harus dipelajari....
A. Buku sumber yang digunakan
B. Kurikulum dan silabus
C. Karateristik siswa
D. Indikator pencapaian kompetensi
E. Kemampuan awal siswa
25. Upaya merancang pengayaan bagi perserta didik yang mencapai ketuntasan belajar
optimal tampak dalam kegiatan guru sebagai berikut….
A. Memberikan tambahan materi berupa sumber ajar dari pengarang yang berbeda
B. Memberikan test tambahan dengan tingkat kesukaran lebih tinggi

Program PGDK Kemdikbud 2019


60
C. Memberikan tambahan sumber bacaan yang lebih mendalam dan tingkat variasi yang
tinggi berikut instrument testnya yang sesuai
D. Diberi soal serupak untuk memastikan tingkat keberhasilan belajar
E. diberikan materi bahan ajar yang lebih tinggi tingkatannya dan mengerjakan soal-
soal yang memiliki kesulitan tinggi
26. Dalam kegiatan penilaian otentik banyak model yang dapat digunakan. Pada suatu
penilaian seorang guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu.
Bentuk penilaian otentik tersebut merupakan contoh penilaian otentik berbentuk….
A. Penilaian proyek.
B. Peniaian kinerja
C. Peniaian portofolio
D. Penilaian antar teman
E. Penilaian diri
27. Setiap akhir evaluasi dimungkinkan ada siswa yang prestasi belajarnya belum memenuhi
ketuntasan, sehingga guru perlu melakukan remedi. Dasar rancangan program remedi
bagi siswa yang capaian prestasinya di bawah ketuntasan belajar yaitu….
A. Proses Pengajaran Remedial Pada Dasarnya Adalah Proses Belajar Mengajar Biasa
B. Tujuan Pengajaran Remedial Adalah Sama Dengan Test Diagnostik
C. Sasaran Terpenting Pengajaran Remedial Adalah Peningkatan Kecerdasan Siswa
D. Strategi Yang Dipilih Hanya Berbentuk Test Ulang
E. Agar prestasi sekolah menjadi meningkat
28. Jika seorang guru ingin melakukan kegiatan remedi maka salah satu prinsip yang penting
dipahami guru dalam merancang program remedial bagi siswa yaitu tampak dalam
kegiatan berikut….
A. Membuat rancangan pembelajaran khusus untuk siswa peserta remedial
B. Menggunakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan memperhatikan
hasil temuan analisis evaluasi belajar siswa
C. Menurunkan standar ketuntasan belajar
D. Menggunakan rancangan pembelajaran baru yang berbeda sama sekali dengan
rancangan yang ada.
E. Merancang test ulang saja tanpa ada pengulangan penjelasan materi
29. Jika seorang guru ingin melakukan penilaian portofolio pada proses pembelajaran, maka
Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan cara….
A. Memberikan penilaian menyeluruh terhadap tugas-tugas siswa
B. Mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil test harian dan sumatif tiap siswa
C. Memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah
D. Mengumpulkan hasil kerja masing-masing siswa yang telah diberikan masukan baik
oleh guru dan rekan siswa dalam suatu album sebagai bukti hasil belajar
E. Mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil ulangan tiap siswa untuk melihat
kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan tertentu dan kemudian diberikan
pengajarandan test remedial
30. Berdasarkan data hasil evaluasi pembelajaran tentang memahami teks anekdot ternyata
hasilnya tidak maksimal. Dari 30 siswa dinyatakan belum tuntas sejumlah 15 sehingga
mengikuti program remedial. Sedangkan yang dinyatakan tuntas sejumlah 15 orang
mengikuti program pengayaan. Kegiatan pengayaan untuk 15 siswa dapat dilakukan oleh
guru dengan cara....
A. Mengadakan pendalaman materi terkait dengan KD tersebut
B. Diberikan bahan ajar berupa modul

Program PGDK Kemdikbud 2019


61
C. Digabung dengan siswa yang belum tuntas ikut remedial
D. Melanjutkan materi pada KD selanjutnya
E. Memberi tugas mengerjakan lembar kerja siswa

1.

A. Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Program PGDK Kemdikbud 2019


62
BAB IV
PENUTUP

Bahan pengayaan dan remedi ini merupakan sumber belajar yang dimaksudkan untuk
membantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk mempersiapkan diri menghadapi UP-PPG.
Soal-soal yang termuat dalam Bahan pengayaan dan remedi pedagogik ini dikembangkan
sesuai dengan kisi-kisi ujian pengetahuan (UP) dan memiliki kualitas yang setara dengan
soal UP. Coba kerjakan soal-soal yang ada di BAB III, seandainya skor yang anda capai
belum melampaui 80, maka anda harus pelajari kembali lebih cermat dan perkaya dengan
latihan soal-soal dan bahan lain.
Untuk selanjutnya, selain tujuan jangka pendek bagi peserta PPG-PGDK untuk dapat
lolos UP, diharapkan melalui bahan pengayaan dan remedi ini dapat menjadi pemicu bagi
peserta dan guru lain untuk senantiasa mengembangkan profesionalitasnya.
Setelah selesai dengan buku bahan pengayaan ini silahkan anda lanjutkan dengan
memperbanyak latihan soal dan membahasnya, setelah ini akan disajikan soal-soal, jawaban
dan pembahasan tryout yang dapat anda pelajari.

Program PGDK Kemdikbud 2019


63
DAFTAR REFERENSI

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R.(2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,


and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.
New York: Addison Wesley Lonman Inc.

Anitah, S. W., dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Anita Lie. (2008). Cooperative learning: Mempraktikkan cooperative learning di
ruang-ruang kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arief S. Sadiman, dkk. (1986). Seri PustakaTeknologi Pendidikan No.6 Media
Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.Jakarta : CV
Rajawali.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat
Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT). Dirjen Dikti, Depdiknas.

Atwi Suparman (2014). Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan
Inovator Pendidkan, Edisi Keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bender, W. N. (2012). Project-based learning differentiating instruction for the 21st


century. California: Corwin.
Bloom, Benjamin S., etc. (1956). Taxonomy of Educational Objectives : The
Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New
York : Longmans, Green and Co.

Briggs, Leslie J. (1977). Instructional Design, Educational Technology Publications


Inc. NewJersey : Englewood Cliffs

Degeng, I.N.Sudana, 2004, Teori Pembelajaran Terapan, Malang: PPS UM Malang.


Depdiknas, (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen
Gagne, R. M., Briggs, L. J. & Wagner, W. W. (1992).Principles of instructional design
(4th ed.). New York: Holt, Reihhart and Winston.

Gerlach dan Ely. (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition,
by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright
1980 by Pearson Education.

Haryanto. (2015). Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY PRESS


Heinich, R., dkk. (2002). Instructional Media and Technology for Learning (7th Ed.).
New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hill, S. dan Hill, T. (1993). The Collaborative Classroom: A guide to cooperative
learning. Victoria Australia: Eleanor Curtain Publishing.

Program PGDK Kemdikbud 2019


64
Joyce, B., & Weil, M., (1996). Models of Teaching. New Jersey: Pretice-Hall, Inc
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Model-model
Pembelajaran. (8th Ed.). (Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza).
Yogyakarta: Pustaka Belajar (Edisi asli diterbitkan tahun 2009 oleh Person
Education, Inc, New Jersey, USA)
Nur Irwantoro & Yusuf Suryana (2016). Kompetensi Pedagogik; untuk peningkatan
dan penilaian kinerja guru dalam rangka implementasi kurikulum Nasional.
Surabaya: Genta Group Praduction
Rusman. (2016). Model-model Pembelajaran: mengembangkan profesionalitas guru.
Jakarta: PT Grafindo Persada
Smaldino, Sharon E. at.al. (2015). Instructional Technology and Media for Learning,
Eleventh Edition. Boston: Pearson.

Slavin, R.E. (1994). Cooperative Learning : Theory, Research ang Practice.


Englewood Cliff. NJ: Prentice Hall.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning (2nd Ed.). Boston. Allun and Bacon.
Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Profesional, Volume 5, No. 3, Desember 2016.
Sudji Munadi. 2017. Asesmen Pembelajaran Praktik. Yogyakarta: UNY Press.

Sumadi Suryabrata. (1997). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Walvoord, B.E. (2012). Assessmen Clear and Simple: A Practical Guide for
Institutions, Departements, and General Education. Second Edition. San
Fransisco, CA: Jossey-Bass A Wiley Imprint.

Wang, Hai., et al. (2008). Application of Project-Based Cooperative Learning in


Computer Education. (Versi elektronik). The 9th International Conference
for Young Computer Scientists. CYCS.2008.282.
Yam, Lee H. S. & Rossini, P. (2010). Implementing a project based learning approach
in an introductory property course. (Versi elektronik). 16th Pacific Rim Real
Estate Society Corporation

Program PGDK Kemdikbud 2019


65
KUNCI JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN

No Jawaban No Jawaban
1 B 16 B
2 A 17 A
3 E 18 C
4 B 19 A
5 A 20 A
6 C 21 D
7 D 22 E
8 E 23 A
9 B 24 D
10 D 25 E
11 C 26 B
12 D 27 C
13 C 28 D
14 A 29 D
15 E 30 A

Program PGDK Kemdikbud 2019


66
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka.

Damono, Sapardi Djoko. 2014. Hujan Bulan Juni. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama

Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang Pustaka

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian


Pendidikan. Jakarta

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta

Nasucha, Yakub., Rohmadi, Muhammad, dan Wahyudi, Agus Budi. 2009. Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa

Rangkuti, Hamsad. 2017. Panggilan Rasul. Yogyakarta: Diva Press

Rohani, Ahmad HM dan Ahmadi, Abu. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media

Program PGDK Kemdikbud 2019


67
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN

Program PGDK Kemdikbud 2019


68

Anda mungkin juga menyukai