Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmad dan hidayah-Nya
tugas Critical Book Review (CBR) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada CBR ini
penulis mencoba mengulas buku mengenai “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara” yang
ditulis oleh Prof. Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA. Walaupun tidak begitu rinci dalam
pembahasanya mengenai sistem pendidikan di masing-masing negara tersebut. Namun untuk
informasi menambah wawasan bagi pembaca sudah cukup.
CBR ini telah ditulis dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan CBR ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki CBR ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga CBR ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 04 Oktober 2018


Penulis,

Ridwan, S. Pd

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR ........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I : RINGKASAN ISI BUKU ...................................................................................................... iii
A. Tujuan Pendidikan ....................................................................................................................... 4
B. Struktur dan Jenis Pendidikan .................................................................................................... 4
BAB II : KEUNGGULAN BUKU ..................................................................................................... 32
A. Keterkaitan Antar BAB.......................................................................................................... 32
B. Kemutakhiran Isi Buku .......................................................................................................... 32
BAB III : KELEMAHAN BUKU ...................................................................................................... 33
A. Keterkaitan Antar BAB.......................................................................................................... 33
B. Kemutakhiran Buku ............................................................................................................... 33
BAB IV : IMPLIKASI TERHADAP ................................................................................................ 34
A. Teori/Konsep ........................................................................................................................... 34
B. Program pembangunan di Indonesia .................................................................................... 34
C. Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa) ...................................................................... 34
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 36

ii
BUKU UTAMA

Judul : Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara


Penulis : Prof. Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA
Penerbit : Lubuk Agung, Bandung
Tahun Terbit : 2001
Jumlah Halaman : 329 halaman
No. ISBN : 979-505-175-X

BUKU PENDUKUNG

Judul : Inovasi Pendidikan Nonformal


Penulis : Prof. Dr. Yoyon Suryono
: Dr. Entoh Tohani
Penerbit : Graha Cendekia, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 191 halaman
No. ISBN : 978-602-6938-61-9

iii
BAB I : RINGKASAN ISI BUKU

I. SISTEM PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Karakteristik utama sistem pendidikan Amerika Serikat adalah Desentralisasi. Kebijakan
utama mengenai pendidikan berada pada pemerintah negara bagian dan daerah. Terdapat 50
negara bagian dan 15.358 distrik, dan sebanyak itu local scholl bosrds, yang masing-masingnya
mempunyai aturan dan sistem pendidikan. Sungguh demikian, tujuan sistem pendidikan di
Amerika secara umum dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai kesatuan dan kedamaian
2. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
3. Untuk membantu pengembangan invidu
4. Untuk memperoleh kondisi sosial masyarakat; dan
5. Untuk mempercepat tujuan nasional
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
Struktur pendidikan dasar dan menengah:
1. Taman Kanak-kanak + Pendidikan Dasar “grade” 1 – 8 + 4 tahun dan SLTA;
2. Taman Kanak-kanak + Pendidikan Dasar “grade” 1 – 6 + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA;
3. Taman Kanak-kanak + Pendidikan Dasar “grade” 1 – 4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA;
dan
4. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat Taman Kanak-kanak + 12 tahun, pada beberapa
buah negara bagian, dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (Junior/Community College)
sebagai bagian dari sistem pendidikan dasar dan menengah.
Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/jenjang pendidikan pada dasarnya
dikelompokkan dalam tiga bentuk, baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta, yaitu:
1. Pendidikan tinggi 2 tahun;
2. Pendidikan tinggi 4 tahun;
3. Universitas.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Badan tertinggi yang merumuskan kebijakan, seperti kebijakan akademik dan keuangan
adalah “Board of Trustees”. Struktrur organisasi sebuah perguruan tinggi Amerika Serikat
yang relatif besar diikuti dengan uraian ringkas mengenai fungsi setiap bagian:
a. President/Chancellor (Rektor);
b. Pembantu “president” bidang akademik dan dekan;
c. Dekan pascasarjana;
d. Pembantu president bidang kemahasiswaan;
e. Ketua jurusan;
f. Registrar;
g. Kepala kantor pengembangan;
h. Pembantu president urusan hubungan dengan pemerintah; dan
i. Senat universitas.
2. Personalia
a. Dosen perguruan tinggi
1) Kualifikasinya S-3 dan pengangkatan

1
2

2) Kepangkatan: (1) Lecture; (2) Adjunct Professor; (3) Instructur; (4) Assistant
professor; (5) Associate Professor; (6) Professor; dan (7) Professro Emeritus.
b. Guru pendidikan dasar dan menengah adalah S-1 dan S-2
3. Pendanaan: 45% bersumber dari pajak bumi dan pajak-pajak negara bagian. Selebihnya
berasal dari pemerintah federal.
4. Kurikulum dan metodelogi pengajaran.
Kurikulum meliputi: Kurikulum terintegrasi (integrated curriculum) metode mengajar yang
berpusat pada murid (student-centered teaching method), pengajaran atas dasar kemampuan
dan minat individu (individualized instruction), dan sekolah alternatif. Sesuai dengan
perkembangan jaman muncullah metode pengajaran baru yaitu team-teaching, programmed
instruction, laboratorium bahasa, televisi, dan pengajaran dengan bantuan komputer.
5. Kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi
Kebijakan pemerintah mengenai kenaikan kelas murid-murid sekolah ditentukan oleh
daerah setingkat kecamatan atau negara bagian. Dalam prakteknya anak-anak boleh tinggal
kelas dan mengulang lagi apabila performanya tidak memuaskan.
Untuk memperoleh diploma SLTA tidak selalu dituntut suatu ujian resmi, tetapi kehadiran
serta rapornya yang baik memang menjadi persyaratan yang ditentukan oleh negara bagian.
6. Penelitian Pendidikan
Pemerintah daerah sudah sejak lama mendukung berbagai penelitian walaupun hanya kira-
kira 25% dana yang disediakan. Dukungan dana lain sebagian besar diberikan oleh badan-
badan swasta, perguruan tinggi, dan bagian pendidikan pemerintah negara bagian.
7. Akreditasi
Ada dua hal yang menentukan proses terjaminnya mutu pendidikan yaitu: (1) Sikap bahwa
mutu dan standart itu penting; dan (2) Adanya otonomi lembaga. Ada dua jenis akreditasi:
(1) Akreditasi institusional; (2) Akreditasi bidang studi yang di koordinasi oleh Badan
Akreditasi Pendidikan Tinggi (Council for Higher Education Accreditation, CHEA)

II. SISTEM PENDIDIKAN ARAB SAUDI


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Tiga tujuan pendidikan Arab Saudi, yaitu:
1. Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk;
2. Untuk mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
pengembangan ekonomi yang terus berubah;
3. Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Tinggi
Sekolah dasar terdiri dari 6 tahun yang dimulai anak berusia 6 tahun. Sekolah menengah
pertama 3 tahun, sekolah menengah tingkat atas 3 tahun. Selanjutnya pendidikan tinggi
memerlukan waktu rata-rata 4 tahun untuk Sarjana Muda di bidang sosial atau seni.
Sedangkn untuk sarjana muda di bidang sains.
Kenaikan jumlah murid di sekolah merefleksikan perubahan kondidi sosio-ekonomis
masyarakan saudi.
Pendidikan bagi anak-anak wanita Saudi dikelola secara khusus oleh suatu badan yaitu
General Administrationof Girls’ Education (GAGE) yang dibentuk pada 1960.
2. Pendidikan Prasekolah
3

Seluruh pendidikan prasekolah di Saudi Arabia, baik negeri maupun swasta berada di bawah
GAGE. Alasannya adalah karena seluruh personil yang terlibat di dalam pengelolaan baik
staf administrasi atau guru adalah wanita.
Pendidikan prasekolah di Saudi Arabia, tidak hanya ketinggalan dalam jumlah, tetapi pada
umumnya juga dalam kualitas.
3. Pendidikan Khusus
Ini merupakan kelemahan dan kemunduran yang terdapat dalam sistem pendidikan Saudi
Arabia. Sekolah-sekolah ini biasanya tidak dilengkapi atau tidak punya staf yang khusus
melayani anak-anak yang punya cacat ringan.
4. Pendidikan Vokasional, Teknik dan Bisnis
Pada tahun 1985-86, pendidikan teknik tingkat menengah berjumlah 86 lembaga. Pada
tahun 1989-90 jumlah pendidikan tinggi terdapat 11 lembaga.
Pada tahun 1993, subsistem pendidikan teknik, vokasional dan bisnis Saudi Arabia tidak
mampu memenuhi kebutuhan negara. Penyebabnya ketidak mampuan ini cukup banyak
dan salah satunya di luar kewenangan GOTEVT. Akibatnya hampir tidak ada orang Saudi
yang berada pada angkatan kerja keteknikan dan tugas-tugas vokasional pada semua tingkat
terutama sektor swasta.
5. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
Dari seluruh murid atau siswa yang terdaftar di Saudi yang jumlahnya 3.020.442 orang pada
tahun 1989-90, 4,5% (153.209 orang) terdaftar pada program pendidikan orang dewasa
yang umumnya dikelola oleh keempat institusi utama, yaitu: institusi penyelenggara
program pendidikan reguler.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Dalam tahun pelajaran 1989-90, sekolah-sekolah di Saudi mempunyai murid 3.020.442
orang. Dari jumlah ini hampir 47% berada di bawah Kementerian Pendidikan; mendekati
39,4% di bawah GAGE; kira-kira 9,3% dikelola oleh berbagai kementerian lainnya, dan
lebih kurang 4,3% dikelola oleh sekolah-sekolah swasta.
2. Pendanaan
Biaya sekolah di Saudi adalah gratis bahkan memberikan biaya hidup bulanan kepada
mahasiswanya.
3. Personalia
Tiga kebijakan utama yang di ambil oleh pemerintah Saudi dalam menanggulangi masalah
kekurangan guru, yaitu: (1) Merekrut personil asing; (2) Mempekerjakan staf pengajar dan
staf administrasi yang berlatar belakang pendidikan keguruannya tidak memadai; dan (3)
Membangun fasilitas pelatihan bagi personil Saudi.
Guru-guru untuk sekolah menengah pertama dan menengah atas pada umumnya adalah
tamatan perguruan tinggi empat tahun, walaupun ada sebagian guru-guru yang masih
tamatan program pendidikan guru dua tahun.
4. Kurikulum dan Metodelogi Pengajaran
Kurikulum yang digunakan sama seperti negara-negara Arab lainnya, terutama negara
Mesir, dengan lebih menekankan pada pelajaran keagamaan.
Pengimplementasian kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui oleh kepala
sekolah. Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar mulai dari sekolah dasar hingga
4

perguruan tinggi. Bahasa Inggris digunakan pada saat belajar engineering, kedokteran dan
ilmu-ilmu alami.
5. Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
Pada grade 1 sampai 12, tahun pelajaran dibagi menjadi dua semester. Bahkan palajaran
untuk satu tahun dibagi dalam dua bagian. Perguruan tinggi juga berlangsung dalam sistem
semester, tetapi pada beberapa universitas dipakai satuan kredit semester.
6. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Kualitas ilmiah penelitian yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan pendidikan gelar,
pada umumnya, diterima menurut standar, namun masih dianggap lemah dari segi fokus.
Tidak ada peta penelitian yang tidak terdapat prioritas. Lembaga-lembaga pendidikan yang
ada jarang sekali yang membiayai penelitian, bahkan juga tidak pernah mengusulkan judul-
judul penelitian.

III. SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA


A. Tujuan Pendidikan
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang
yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas dan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya keseimbangan antara
pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level
sekolah, tekanan adalah tekanan pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin. Pada level
pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan
untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara umum.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadminitrasian, pendanaan serta
kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena ia banyak dikelola oleh badan-
badan swasta, dan keterlibatan pemerintahjuga berbeda-beda terhadap lembaga ini. Semua anak
yang berusia lima tahun masuk pendidikan Taman kanak-kanak. Yang kurang lima tahun
program praseklah ini dilakukan tidak secara intensif dan sebagian besar diselenggarakan atas
dasar sukarela oleh badan-badan swasta.
Pendidikan dasar adalah wajib dari anak berusia enam tahun sampai usia 12 tahun.
Seluruh sekolah dasar pemerintah dan hampir semua sekolah dasar nonpemerintah adalah
coeducation yaitu sistem penggabungan murid pria dan wanita pada suatu sekolah atau kelas.
Pendidikan menengah berlangsung selama lima tahun atau enam tahun tergantung pada
berapa lama belajar di sekolah dasar. Usia minimum meninggalkan sekolah adalah 15 tahun.
Dalam jumlah yang cukup besar orang-orang dewasa, terutama laki-laki, mengikuti
pendidikan dan latihan berbentuk pemagangan. Biasanya pemagangan berlangsung paruh
waktu selama empat tahun dan pada waktu yang bersamaan mengikuti kuliah resmi pada
perguruan tinggi TAFE (Technical and Further Education) pada umumnya tidak kurang dari
satu hari per minggu.
Memasuki perguruan tinggi di Australia pada umumnya didasarkan atas hasil pencapaian
akademik di tingkat pendidikan menengah, atau berdasarkan hasil ujian masuk yang dilalui dengan
kompetisi yang sangat berat, lebih-lebih untuk memasuki universitas yang berkualitas atau berprestise.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
5

Berdasarkan konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian. Pada setiap
negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan
pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu.
Departemen Pendidikan merekrut dan mengangkat guru-guru, dan hampir semua staf/karyawan,
menyediakan gedung-gedung, peralatan serta perlengakapan lainnya, dan menyediakan anggaran
bagi sekolah-sekolah pemerintah.
2. Pendanaan
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dan sistem
pendanaan. Sungguhpun pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung jawab
pemerintah negara bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu merupakan
tanggung jawab amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana.
3. Personalia
Pada tahun 1981, 92.000 orang guru purna waktu bertugas pada sekolah-sekolah pendidikan
dasar 86.000 orang di sekolah menengah yang menjadikan rasio murid-guru 20,3 pada
pendidikan dasar dan 12,9 pada pendidikan menengah. Pada tahun 1990, jumlah guru
pendidikan dasar naik menjadi 99.000 orang, dan guru sekolah menengah naik menjadi
103.000 orang.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Pada beberapa negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian
yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah
menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka
tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada sekolah
menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum disusun secara terpusat untuk
kepentingan ujian eksternal.
Tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-
masing guru dan sekolah. Pada umumnya format pengajaran pada pendidikan dasar ialah
seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada kecenderungan terjadinya variasi
pengelompokan kelas. Begitu juga dengan sekolah menengah.
5. Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada
akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat
yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian
eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah
terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12.
Masalah yang terdapat pada ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan
keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin
muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia.
6. Penelitian Pendidikan
Hampir semua penelitian pendidikan dilakukan oleh staf akademik dan mahasiswa
pascasarjana pendidikan tinggi, maka banyak penelitian itu mengikuti selera dan interes
pribadi peneliti, dan oleh karena itu sulit untuk dikategorisasikan.

IV. SISTEM PENDIDIKAN BELANDA


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
6

Kesamaan kesempatan berpendidikan, perbaikan kualitas pendidikan, dan pengembangan


tanggung jawab individu dengan kewarganegaraan merupakan tujuan umum politik pendidikan
Belanda. Secara lebih khusu, sistem pendidikan Belanda berusaha mencapai tujuan pendidikan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan keadilan terhadap berbagai ideologi yang ada pada masyarakat;
2. Meningkatkan persamaan kesempatan belajar bagi berbagai kelompok masyarakat berbeda-
beda;
3. Meningkatkan pertukaran kultural;
4. Meningkatkan mobilitas dan integritas sosial;
5. Mempertahankan dan mengembangkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat;
6. Mendidik ahli-ahli dan mengembangkan ke ahliannya pada level-level yang berbeda;
7. Meningkatkan demokratisasi dan emansipasinya;
8. Meningkatkan desentralisasi administrasi dan manajemen; dan
9. Menigkatkan inovasi budaya.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Formal (Pendidikan Dasar, Menengah, Pendidikan Khusus dan Pendidikan
Tinggi)
Pendidikan formal Belanda terdiri dari tiga tingkat: pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan kejuruan, dan menengah atas umum, akademi-akademi kejuruan dan universitas. Ketiga
level ini di dahului dengan pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak.
Pendidikan dasar diatur dengan undang-undang tahun 1920, dan undang-undang tentang
taman kanak-kanak ditetapkan tahun 1981, dan berlaku mulai tahun 1985 dan pada saat
Taman Kanak-kanak dan sekolah dasar digabungkan menjadi satu sehingga merupakan
format pendidikan dasar baru bagi anak-anak mulai usia 4 tahun sampai 12 tahun.
Dibelanda pendidikan khusus tercatat 20 macam, mulai dari sekolah bagi anak-naka yang
mengalami ketidak mampuan belajar sampai pada anak-anak dengan cacat ganda.
Kira-kira 60% anak-anak yang tamat dari sekolah khusus melanjutkan sekolahnya ke
sekolah menengah, 6% masuk ke sekolah dasar, dan selebihnya tidak meneruskan
pendidikannya.
Pendidikan prauniversitas (VWO) berlangsung selama 6 tahun dan mempersiapkan anak-
anak untuk memasuki universitas atau akademi-akademi yang lebih bersifat profesional.
Sekolah menengah umum tingkat atas (HAVO) berlangsung selama 5 tahun, dan sekolah
menengah umum tingkat pertama (MAVO) 4 tahun. Pendidikan menengah kejuruan tingkat
pertama (VBO) menyelenggarakan pendidikan selama 4 tahun sebagai pendidikan
pravokasional.
Pendidikan tinggi terdiri dari tiga jenis: sekolah tinggi profesional, universitas, dan
universitas terbuka.
2. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
Organisasi pendidikan bagi orang dewasa dan pendidikan nonformal baik negeri maupan
swasta merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Pendidikan dewasa disediakan bagi
orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Pendidikan kejuruan orang dewasa dimaksudkan untuk mempersiapkan mereka dengan
kualifikasi agar mereka memperoleh pekerjaan.
Universitas terbuka, yang dimulai tahun 1984, melayani pendidikan jarak jauh tingkat
universitas.
7

C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Sistem pendidikan Belanda didasarkan pada statuta yang kuat dan berfungsi sebagai dasar
peraturan-peraturan yang lebih rinci dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan ini dibuat
menurut urutan atau hierarki.
Bentuk sistem pendidikan Belanda ialah sentralisasi. Tanggung jawab pemerintah pusat
terletak pada hal-hal yang berhubungan dengan organisasi, pendanaan (termasuk status
hukum kepegawaian), inspeksi, ujian dan inovasi promosi.
Kementerian pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dipimpim oleh seorang Menteri yang
bertanggung jawab mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
Keputuasan-keputusan berkenaan dengan struktur sistem pendidikan dibuat di tingkat
parlemen nasional berdasarkan proposal pemerintah pusat, dalam hal ini ialah menteri
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Keputusan mengenai kurikulum dibuat oleh kepala
sekolah dan guru-guru, akan tetapi tujuan akhir program-program pendidikan dan hampir
semua ujian akhir tingkat sekolah menengah mengikuti standar nasional.
2. Pendanaan
Pendidikan formal dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan kecuali
pendidikan pertania yang dibiayai oleh kementerian pertanian dan perikanan. Dana tersebut
bersumber dari penghasilan pajak.
Dari dana yang tersedia pada Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan tahun 1992,
21% dialokasikan bagi pendidikan dasar, 5% untuk pendidikan khusus, 20% untuk
pendidikan menengah umum, pendidikan universitas, dan untuk pendidikan menengah
kejuruan pertama, 9% untuk kejuruan lain-lain dan pendidikan orang dewasa, 24% unutk
pendidikan tinggi, untuk membangun ilmu pengetahuan dan penelitian, 18% untuk beasiswa
dan 3,4% untuk pendidikan guru, biaya struktur pendukung pendidikan, inspektorat dan
pengeluaran umum.
3. Personalia
Pendidikan guru adalah bagian dari pendidikan tinggi. Guru-guru sekolah dasar dididik pada
perguruan tinggi profesional atau fakultas-fakultas yang khusus pendidikan guru sekolah
dasar (PABO’s). Kuliah berlangsung selama 4 tahun, dan diprogramkan agar guru-guru
yang mengajar di sekolah dasar mampu mengajarkan semua mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah dasar.
Guru-guru sekoah menengah harus memiliki kualifikasi “Garde” satu dan kualifikasi
“Grade” dua. Guru kualifikasi Grade 2 boleh mengajar di level tahun pertama di VWO dan
HAVO dan sekolah-sekolah MAVO, VBO dan MBO. Guru-guru Grade 1 boleh mengajar
pada semua kelompok umur pada semua jenis sekolah menengah.
4. Kurikulum dan metodologi Pengajar
Pada tingkat sekolah dasar rencana kerja merupakan instrumen utama bagi “school board”.
Pada tingkat sekolah menengah, staf pengajar menyusun silabus dan rancangan pelajaran
yang juga direviu oleh inspektorat. Informasi yang lengkap dan rinci perlu disiapkan yang
mencakup mata pelajaran , waktu dan pengorganisasian kelompok dan keterangan mengenai
bagaimana sekolah menghadapi siswa yang hidup dalam masyarakat yang multikultural.
5. Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
8

Pada hampir semua sekolah dasar di Belanda, murid-murid naik secara otomatis dari satu
grade ke grade yang lebih tinggi. Umumnya sertifikasi/ijazah pertama diperoleh murid pada
usia 12 tahun berdsarkan tes yang disusun oleh sebuah lembaga pusat (CITO).
Pada tingkat pendidikan menengah, ujian akhir sekolah terdiri dari dua bagian: (1) Ujian
Sekolah; (2) Ujian bersifat nasional. Kedua ujian ini dilaksanakan pada tahun terakhir.
Pada tingkat pendidikan tinggi, dilakukan ujian pada akhir tahun pertama yang dinamakan
“propaedeutic examination” untuk menentukan apakah seorang mahasiswa dapat mengikuti
kuliah-kuliah tiga tahun berikutnya.
6. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Peneletian pendidikan berupa investigasi atas pendidikan yang diberikan dan tingkat
keberhasilan dapat membantu kegiatan pengontrolan kualitas. Penelitian dilakukan untuk
perbaikan dan penyesuaian sendiri.

V. SISTEM PENDIDIKAN RRC


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Prinsip-prinsip pendidikan di China ialah bahwa pendidikan itu harus berfungsi sebagai
penggerak dan pembentuk modernisasi sosialis dan harus diintegrasian dengan pekerjaan-
pekerjaan praktis agar terjamin pengembangan moral, intelektual serta fisik para pelakunya dan
generasi penerus.
Tujuan umum pengembangan pendidikan China ialah untuk membangun kerangka dasar
sistem pendidikan yang dapat dipakai dan disesuaikan dengan keperluan gerakan modernisasi
sosialis, diarahkan pada tuntutan 21, dan yang merefleksikan karakteristik dan nilai-nilai China.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi
Sistem pendidikan Cina terdiri dari empat sektor, yaitu: pendidikan dasar (Basic Education,
BE), pendidikan teknik dan kejuruan (technical and vocational education, TAVE),
pendidikan tinggi (higher education, HE), dan pendidikan orang dewasa (adult education,
AE).
BE mencakup pendidikan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Pendidikan Menengah;
TAVE diselenggarakan terutama pada sekolah-sekolah spesialisasi pada tingkat menengah,
sekolah keterampilan bagi pekerja, sekolah kejuruan tigkat menengah dan akademi
kejuruan dan teknik; HE pada dasarnya adalah lembaga pendidikan tinggi reguler; AE
menyelenggarakan program-program literasi, dan berbagai bentuk sekolah yang targetnya
adalah melayani orang-orang dewasa yang tidak mendapat atau sedikit sekali memperoleh
pendidikan.
Lamanya pendidikan pada setiap jenis dan level pendidikan adalah sebagai berikut:
Pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak menerima murid pada usia tiga tahun atau
lebih. Sekolah dasar berlangsung selama 5 atau 6 tahun, menerima murid pada usia 6 tahun,
dan pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah tingkat pertama selama 3 atau 4
tahun, dan sekolah menengah tingkat atas selama 3 tahun.
2. Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah umumnya dilaksanakan secara purna waktu. Pendidikan anak-anka
pada taman kanak-kanak dilakukan dalam bentuk permainan, olahraga, kegiatan kelas,
observasi, pekerjaan fisik, serta aktifitas sehari-hari.
3. Pendidikan Khusus
9

Pendidikan khusus di RRC meliputi: sekolah anak-anak tuna netra, tuna rungu, tuna wicara,
dan tuna grahita.
4. Pendidikan Vokasional, Teknik, dan Pendidikan Tinggi
5. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan kualitas orang-orang dalam masyarakat yang
secara langsung akan menyumbang pada pengembangan sosio-ekonomis.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Pola sistem manajemen pendidikan Cina adalah tersentralisasi, mulai level pusat, provinsi,
kotamadya, kabupaten, termasuk daerah-daerah otonomi setingkat kotamadya. Departemen
perencanaan, keuangan, tenaga kerja, dan personalia pemerintah pada semua tingkat ikut
membantu kantor-kantor pendidikan dalam merumuskan perencanaan pembangunan
pendidikan, termasuk anggaran dan sistem penggajian pegawai. Komisi Pendidikan Negara
(State Education Commission, SEDC) adalah organisasi profesional pemerintah yang punya
tanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan administrasi pendidikan.
2. Pendanaan
Alokasi dana pemerintah merupakan sumber dana utama untuk pembiayaan pendidikan di
Cina, dan alokasi ini tersedia pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Alokasi dana
yang ada pada daerah untuk biaya pendidikan yang dikelola oleh pemerintah daerah,
sedangkan anggaran yang ada pada pemerintah pusat disediakan untuk lembaga-lembaga
pendidikan yang berada dikementerian-kementerian.
3. Personalia
Pada tahun 1990, Cina memiliki 13,45 juta guru, staf administrasi dan staf pendukung dari
berbagai jenis tingkatan pendidikan 13,37 juta, diantaranya adalah guru purna waktu.
Jumlah ini terdiri dari 5,58 juta guru sekolah dasar, 3,63 juta guru sekolah menengah, dan
394,500 staf pengajar perguruan tinggi reguler.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajar
Mengingat besarnya perbedaan sosial ekonomi daerah-daerah, SEDC membolehkan
fleksibilitas penggunaan pedoman kurikulum oleh provinsi, daerah-daerah istimewa dan
kotamadya. Penyesuaian perlu dilakukan berdasarkan kondisi daerah setempat, sejauh
persyaratan-persyaratan dasar kurikulum terpenuhi. Ada dua versi kurikulum sekolah dasar
enam tahun: yang pertama untuk sekolah-sekolah perkotaan, dan kedua untuk sekolah-
sekolah pedesaan atau pedalaman.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sekolah dasar dan menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu ujian semester, ujian
tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk sekolah menengah tingkat pertama. Ujian
akhir pada sekolah menengah atas terlepas dari ujian masuk pendidikan tinggi.
6. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Penilaian merupakan bentuk supervisi yang penting atas unjuk kerja sekolah dan institusi-
institusi pendidikan lainnya. Dana penelitian disediakan oleh pemerintah setempat melalui
dana khusus dan proyek-proyek.

VI. SISTEM PENDIDIKAN INGGRIS


A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Inggris adalah sebagai berikut:
10

1. Untuk membantu taman kanak-kanak mengembangkan pikiran dan rasa ingin tahu;
2. Untuk menanamkan rasa penghargaan terhadap nilai-nilai moral dan toleransi;
3. Membantu anak-anak memahami dunia tempat tinggal mereka dan saling ketergantungan
antar bangsa;
4. Untuk membantu anak-anak menggunakan bahasa secara efektif dan imajinatif dalam
membaca, menulis dan berbicara;
5. Untuk membantu anak-anak menghargai bagaimana negara memperoleh dan
mempertahankan standar keidupan;
6. Untuk memberikan basis pengetahuan yang bersifat matematis, ilmiah dan teknik;
7. Untuk mengajar anak-anak tentang keberhasilan manusia dalam seni dan ilmu pengetahuan,
dalam agama, dan dalam pencarian tatanan masyarakat yang lebih berkeadilan sosial.
8. Untuk mendorong perkembangan anak-anak yang keadaan lingkungannya mengahalangi
kemampuannya untuk belajar, jika perlu dengan menambah dana yang tersedia bagi mereka.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Formal
Bagi anak-anak yang berusia antara 5 dan 6 tahun, pendidikan itu adalah wajib d UK.
Pendidikan yang dibiayai pemerintah bagi anak-anak pada usia ini terstruktur dalam dua
atau tiga jalur (tier). Sistem dua jalur (two tier system) terdiri dari sekolah dasar (primary
School) dan sekolah menengah pilihan atau tanpa pilihan (selective/nonselective secondary
school).
Sistem sekolah dengan dua jalur adalah yang banyak dilakukan di UK, sistem tiga jalur
hanya dijumpai di “England” yang menampung kurang dari 15% dari seluruh murid.
Sekolah sukarela adalah yang keagamaan-keagamaan terutama Gereja Protestan dan
Katolik Roma yang terus menerus berperan menyelenggarakan sekolah-sekolah tingkat
dasar dan menengah.
Pendidikan khusus diadakan bagi anak-anak yang punya kelainan atau cacat fisik atau
mental, terutama diselenggarakan di sekolah-sekolah khusus, disamping sekolah-sekolah
reguler.
2. Pendidikan Nonformal
Universitas Terbuka (open university, OU) tergolong pendidikan nonformal yang mampu
menawarkan berbagai program akademik dengan berbagai gelar.
C. Manajemen Pendidikan
1. Kurikulum dan Metodologi Pengajar
Di UK tidak ada kurikulum yang ditentukan secara nasional, akan tetapi badan-badan yang
menguru ujian serta yang mengawasi General Sertificate of Education (atau yang
bersamaa) menghendaki kesamaan kurikulum pada tingkat sekolah menengah di daerah dan
mereka. Tanggung jawab atas kurikulum adalah guru-guru sendiri walaupun “l.e.a.s”
bertanggung jawab secara umum.
Inspektur Pendidikan (Her Majesty’s Inspectors of School, HMI) bertanggung jawab
kepada menteri pendidikan atas segala pengawasannya terhadap sekolah-sekolah, termasuk
sekolah swasta.
Bahan pelajaran disediakan oleh berbagai lembaga atau perusahaan, baik swasta maupun
pemerintah termasuk lembaga percetakan, guru-guru serta lembaga-lembaga pendidikan
tinggi.
2. Ujian dan Sertifikasi
11

Di UK tidak ada ujian-ujian akhir pada tingkat sekolah boleh mengambil berbagai mata
pelajaran untuk memperolah sertifikat pendidikan menengah atau sertifikat level “O”,
keduanya biasanya di ambil oleh anak-anak pada usia 16 tahun.
3. Otorita
Masing-masing sekolah di UK mempunyai dewan sekolah sendiri yang anggotanya terdiri
dari orang-orang biasa saja yang biasanya mengadakan pertemuan tiga kali setahun.
Keputusan-keputusan penting kebanyakan dibuat oleh guru-guru yang profesional,
khususnya guru kepala sekolah atau oleh “l,e,a” dan mereka berpengaruh terhadap
penetapan guru. Masalah kurikulum dan metodologi mengajar diserahkan kepada
kebijaksanaan guru-guru.
Politeknik dan akademi-akademi yang berada dibawah ‘l,e,a’ mempunyai badan
pendidikan sendiri yang punya kebebasan sendiri mengurus masalahnya, tetapi tidak begitu
pada universitas.
4. Personalia
Ada tiga cara untuk memperoleh kualifikasi guru di UK: (1) Mengikuti kuliah selama tiga
tahun untuk sertifikat pendidik, (2) tiga dan empat tahun kuliah untuk mendapatkan gelar
sarjana muda pendidikan, (3) satu tahun kuliah di tingkat pasca sarjana bagi mereka yang
memiliki gelar pertama nonkependidikan.
5. Penelitian Pendidikan
Penelitian dalam bidang pendidikan di UK dimulai semenjak seabad yang lalu ketika
beberapa buah universitas membentuk ketua jurusan pendidikan. Penelitian pendidikan
dalam perkembangannya mengambil banyak disiplin ilmu seperti dari ilmu jiwa, filsafat,
sejarah, dan sosiologi. Satu-satunya sumber dana penelitian pendidikan yang terbesar
adalah Departemen Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang memberikan prioritas pada
penelitian yang berkaitan dengan kebijakan.
6. Pendanaan
Seluruh biaya Departemen Pendidikan dal LEA dibagi sebagai berikut: untuk sekolah 61%,
untuk pendidikan tinggi termasuk akademi 5,7%.

VII. SISTEM PENDIDIKAN IRAN


A. Tujuan Pendidikan
Setelah revolusi islam iran tahun 1979, sistem pendidikan Iran mengalami perubahan
yang sangat mendasar, dan semua upaya pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan
prinsip-prinsip islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan generasi
muda sehingga menjadi muslim yang konsekuan dan punya komitmen yang tinggi terhadap
agama islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan al-qur’an, trdisi
islam, dan konstitusi republik islam iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran
pendidikan. Pendidikan harus dikembangkan untuk menigkatkan produktivitas,mewujudkan
integritas sosial, moral, dan spritual dengan penekanan utama pada memperkuat dan
mendorong keimanan terhadap islam.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Prasekolah yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga swasta.
2. Pendidikan Dasar dimulai pada anak umur 6 tahun dan berlangsung selama 5 tahun,
kemudian diikuti dengan sekolah bimbingan selama 3 tahun.
3. Pendidikan Menengah diselenggrakan selama 4 tahun dan dibagi dalam dua jalur.
12

4. Pendidikan tinggi terbagi dalam sekolah tinggi pendidikan guru yang tidak menuntut
tamatan pendidikan menengah sebagai persyaratan masuk, dan berbagai sekolah tinggi lain
dan universitas.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Sistem pendidikan modern Iran kurang lebih mengikuti sistem pendidikan negara Perancis.
Sifatnya sangat tersentralisasi. Kementerian pendidikan melalui sistem birokrasinya serta
perwakilannya menyelenggarakan dan mendanai pendidikan negeri pada tingkat pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Pada tahun 1969 pemerintah membentuk kementerian pendidikan ilmu pengetahuan dan
pendidikan tinggi tersendiri dan menyerahkan wewenang khusus pendidikan tinggi dan
penelitian, dan juga tanggung jawab atas penelitian pendidikan dan perencanaan.
2. Pendanaan
Pendidikan di Iran didanai terutama oleh pemerintah. Pemerintah memberikan subsidi
kepada guru dan staf. Pada dasarnya biaya pendidikan sekolah-sekolah negeri gratis
walaupun sumbangan dari orang tua siswa juga ada untuk keperluan pemeliharaan sekolah.
Biaya atau uang sekolah-sekolah swasta juga tidak tinggi. Kira-kira 20% dari anggaran
pemerintah adalah untuk pendidikan 90% dari anggaran rutin pendidikan merupakan gaji
guru.
3. Personalia
Halangan utama dalam usaha peningkatan enrollment pada tingkat pendidikan dasar adalah
kemampuan lembaga pendidikan guru untuk menghasilkan guru. Perkembangan lembaga
pendidikan ini lambat disebabkan terbatasnya jumlah dosen yang memenuhi kualifikasi.
Untuk menghadapi masalah ini berbagai langkah telah diambil. Para lulusan sekolah
menengah diangkat menjadi guru tanpa terlebih dahulu mendapat latihan mengajar.
Sekolah-sekolah tinggi pendidikan guru dibuka dengan menerima mahasiswa yang bukan
tamatan pendidikan sekolah menengah.
Kekurangan guru juga terjadi tingkat sekolah menengah, terutama pada sekolah kejuruan
dan teknik. Disini banyak lulusan yang baik-baik, mereka tertarik dengan kemungkinan
akan mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi di negeri yang industrinya berkembang.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajar
Kurikulum pendidikan Iran dilasanakan secara terpusat. Metodologi pengajaran bermula
menirukan cara yang dipakai di Maktab yang bernuansa keagamaan dan mengutamakan
hafalan. Kemudian dengan didirikannya sekolah pendidikan guru, dimulailah
memperkenalkan metode aktif.
5. Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
Promosi dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggi didasarkan atas ujian ahir tahun ajaran.
Rentang nilai 0 – 20 untuk setiap mata pelajaran. Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran
minimal 10 menjadi syarat untuk kenaikan kelas.
Pada akhir pendidikan umum, diadakan ujian yang bersifat regional, dan sertifikat diberikan
kepada murid-murid yang lulus. Untuk masuk ke sekolah menengah anak-anak dituntut
memperoleh nilai tertentu dalam beberapa mata pelajaran. Ujian akhir sekolah di adakan
setiap provinsi, dan sertifikat atau diploma diberikan kepada yang lulus ujian. Untuk masuk
perguruan tinggi setiap tahun diselenggarakan ujian nasional.
6. Penelitian Pendidikan
13

Pemerintah Iran memberikan perhatian khusus kepada lembaga yang mampu melaksanakan
penelitian dibidang pendidikan. Yang menonjol diantaranya adalah the institute for research
and planning in science and education, yang dibawahi oleh kementerian ilmu pengetahuan
dan pendidikan.

VIII. SISTEM PENDIDIKAN JEPANG


A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Jepang ditegaskan dalam undang-undang pokok pendidikan tahun
1947 ayat 1 undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan sepenuhnya kepribadian, membangun setiap individu baik fisik maupun
pikirannya, yang cinta pada kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-nilai pribadi orang lain,
menghargai pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab, dan tergugah dengan semangat
kemerdekaan sebagai pendiri negara dan masyarakat yang damai.
Pendidikan di Jepang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan dasar dalam diri
generasi muda, bukan pada keterampilan vokasional yang khusus dengan asumsi bahwa mereka
harus siap menyesuaikan dengan fleksibel kemajuan dalam ilmu pengetahuan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat.
B. Struktur Jenis Pendidikan
1. Taman Kanak-kanak yang naungi Kementerian Pendidikan untuk anak-anak usia 3-5 tahun.
2. Pendidikan Dasar, pada usia enam tahun anak-anak mulai masuk sekolah dasar yang wajib
bagi semua orang. Sekolah dasar berlangsung selama enam tahun.
3. Pendidikan Menengah. Sekolah menengah tingkat pertama adalah wajib dan berlangsung
selama tiga tahun. Setelah menempuh pendidikan wajib selama sembilan tahun, anak-anak
dapat memasuki sekolah menengah tingkat atas selama 3-4 tahun setelah diseleksi melalui
ujian masuk.
4. Pendidikan Tinggi. Setelah menamatkan sekolah menengah tingkat atas, siswa melanjutkan
pendidikannya ke Daigaku (Universitas) atau ke- Tanki-daigaku (Junior college) dengan
persyaratan lulus ujian masuk. Jika siswa ingin masuk universitas nasional (negeri) maka
siswa harus mengambil ujian masuk yang sama berupa achievement test, kemudian ujian
masuk yang terdiri interview, tes esai, dan ujian-ujian lainnya yang diatur oleh masing-
masing universitas.
5. Pendidikan Nonformal. Di Jepang pendidikan ini disebut pendidikan sosial. Sekolah ini
meliputi: sekolah untuk orang dewasa, kursus-kursus bagi para remaja, kursus-kursus untuk
wanita lanjut usia, kursus surat menyurat untuk pengembangan keterampilan dasar, kursus
untk pengembangan/penyaluran hobbi dan lain-lain.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita, pada level nasional, kementerian pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
merupakan badan utama yang bertanggung jawab di kabinet dan DIET untuk
mempersiapkan perkiraan anggaran, membuat draft aturan-aturan pendidikan serta
memformulasikan kebijakan-kebijakan pendidikan.
2. Pendanaan, sistem administrasi keuangan Jepang menyediakan dana secara bersama-sama
bagi institusi-institusi pendidikan pemerintah yaitu pemerintah pusat, distrik, maupun
kotapraja. Dana-dana ini berasal dari berbagai jenis pajak dan dari sumber-sumber lain.
14

3. Pendidikan Guru, guru-guru untuk sekolah dasar dan menengah dididik dan dilatih
dilembaga-lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, program pascasarjana, dan junior
college yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan.
4. Kurikulum, kurikulum sekolah didasarkan pada program studi seperti yang ditentukan oleh
kementerian pendidikan. Ketentuan ini menetapkan kerangka dasar kurikulum untuk setiap
level termasuk di dalamnya, objektif, isi instruksional dan waktu yang disediakan. Dewan
Pendidikan Distrik dan Kotapraja menyiapkan pedoman atau panduan pengembangan
kurikulum di sekolah dalam daerah mereka dan masing-masing sekolah diminta
menjabarkannya kedalam program-program yang lebih rinci.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi. Pada semua tingkat dalam sistem sekolah di Jepang,
berbagai jenis ujian dan sumber-sumber informasi lain digunakan untuk menilai apakah
siswa dapat dinaikkan dari level yang satu ke level berikutnya, apakah siswa boleh
mendaftar ke sekolah tertentu, atau apakah mereka dapat diberi surat keterangan atau
sertifikat bahwa mereka menamatkan pendidikannya. Ditingkat sekolah dasar, keputusan
untuk kenaikan kelas anak-anak, dan soal ketentuan tamat atau tidak, seluruhnya ditentukan
oleh ujian-ujian lain yang diselenggarakan sekolah itu sendiri. Tidak ada ujian-ujian yang
sifatnya eksternal.
Sekolah menengah atas memilih pelamarnya atas dasar hasil ujian kemampuan akademik
yang diselenggarakan oleh dewan Pendidikan masing-masing dan transkip nilai yang diterima
dari masing-masing sekolah tempat asal calon.
Pelamar ke universitas atau akademi diseleksi oleh masing-masing lembaga penerima
dengan persyaratan telah menyelesaikan pendidikan formal minimal 12 tahun, memperoleh
skor ujian masuk yang ditentukan, dan hasil pendidikan di sekolah menengah tingkat atas yang
dinyatakan transkip sekolah.

IX. SISTEM PENDIDIKAN JERMAN


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Berdasarkan sejarah, pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber yaitu gerja dan
negara. Masalah pendidikan terletak pada kekuatan politik, para guru, orang tua,
siswa/mahasiswa untuk menentukan keadaan pendidikan, serta perubahan-perubahan dalam
sistem pendidikan.
Tujuan umum pendidikan dalam konstitusi Negara serta dalam pembukaan Undang-Undang
tentang Sekolah Khusus dan Universitas adalah memberikan tekanan pada pengembangan
individualitas dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat.
B. Sturktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
Wajib sekolah di jerman 9-10 tahun dengan normal anak masuk sekolah pada usia 6 tahun.
Peraturan khusus pendidikan di jerman yang harus dipenuhi adalah keterlambatan anak
masuk sekolah dan tinggal kelas. Jika anak gagal mendapatkan sertifikat tamat belajar maka
tidak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan formal.
Pendidikan dasar berlangsung selama 4 tahun. Dan tambahan 2 tahun pada grade 5 dan 6
pada sebagian negara bagian dan memberikan pelajaran khusus pada grade 5 dan 6 dan
dapat dengan mudah pindah sekolah yang program sekolah yang diinginkan. Hari belajar
190 hari setahun pada tingkat dasar yang dimulai dari pukul 08:00 pagi -12:00 terhgantung
pada tingkat kelas.
15

Grade 5-6 pada beberapa tempat diarahkan ke program yang berbeda yang tersedia di
sekolah menengah dan banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan tergantung oleh
orang tua serta peran guru dalam pembuat keputusan terbatas.
Grade 7 sekolah mulai mengajarkan bahasa asing kedua. Program pendidikan menengah
adalah di garade 7-9 adalah :
a. Hauptschule yaitu pengajaran yang diarahkan untuk memasuki pemagangan setelah
siswa menerima sertifikat tamat belajar.
b. Realschule yaitu pengajaran yang mempersiapkan siswa untuk memasuki karir sebagai
pegawai atau buruh kelas menengah dan sertifikat yang diperoleh menjadi kunci untuk
memesuki berbagai jalur pendidikan yang lebih tinggi.
c. Gymnasium yaitu mempersiapkan siswa untuk pendidikan tinggi.
Pada grade 5-10 isi kurikulum sekolah bervariasi menurut jenis sekolah yang dimasuki,
sekurang kurangnya ada 2 atau 3 bahasa asing diwajibkan.
Pada grade 11 siswa dapat memilih bidang spesialisasi dalam susunan yang agak rumit yaitu
1/3 dalam bidang bahasa dan seni, 1/3 bidang ilmu sosial, 1/3 bidang matematika dan ilmu
pengetahuan alam. Pendidikan penjas adalah pelajaran wajib.
Pada grade 13 siswa berhak memasuki perguruan tinggi
2. Pendidikan prasekolah
Melayani anak anak usia 3 tahun dan gurunya disiapkan melalui pendidikan khusus,
pendidikan prasekolah tidak memiliki kurikulum, program yang disiapkan adalah
schulkindergarden.
3. Pendidikan khusus
Sistem sekolah khusu bagi anak anak yang punya bakat istimewah dalam bidang seni atau
olahraga.
4. Pendidikan Vokasional, Teknik, dan Bisnis
Pendidikan vokasional diselenggarakan oleh sekolah-sekolah negeri, sedangkan ijazah
diberikan oleh kamar dagang, industri atau keungan, program ini disebut “sistem ganda”
5. Pendidikan Orang Dewas dan Pendidikan Nonformal
Pendidikan orang dewasa ada 3 yaitu; umum, vokasional, dan politik. Mata pelajarannya
dalah bahasa, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, kesehatan, kerajinan tangan,
sekolah persamaan, politik dan ilmu-ilmu sosial, pendidikan, psikologi, dan teologi serta
sesusastraan dan seni.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Lander adalah pembuat ketentuan dalam konsitusi mengenai pengaturan masalah masalah
pendidikan, dan seluruhnya melalui proses legislative.
Supervisi atau inspeksi terhadap sekolah merupakan tugas kementerian negara bagian,
secara langsung atau tidak. Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian
tidak lagi melakukan fungsi supervisi terhadap sekolah. Secara resmi, ada tiga fungsi
supervisi sekolah: fungsi pedagogis, hukum, dan servis terhadap masyarakat.
2. Pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan
Lander dan masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil ditanggung oleh
pemerintah negara bagian, dan infra struktur oleh masyarakat. Tanggung jawab pemerintah
16

Federal untuk pendidikan tinggi, pengadaan penelitian serta peralatan pengajaran, dan
secara umum memberi dukungan terhadap kegiatan penelitian.
3. Personalia
Biasanya, hanya guru-guru Gymnasien dan sebagian guru-guru spesialis untuk bidang
keuangan yang dididik di tingkat universitas, dengan tekanan utama pada bidang keahlian
dibandingkan dengan bidang keguruan. Staf pengajar untuk sekolah lain termasuk berbagai
bentuk sekolah vokasional dan teknik.
Bagi staf pengajar, sertifikasi adalah urusan negara bagian. Pendidikan di universitas ,
diakhiri dengan ujian yang di awasi negara dan staf universitas sebagai penguji.
4. Kurikulum
Menteri-menteri Pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis
instrumen: a) tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu. serta mata pelajaran
sesuai dengan "grade" dan jenis sekolah; b) pedoman kurikulum; dan c) pemberian
wewenang penulisan dan pengaduan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditemukan oleh peraturan sekolah (sering dinyalakan pada
Mukadimah suatu Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan
pedoman kurikulum. Ini diputuskan oleh kementerian negara bagian dan mencakup silabus,
rekomendasi metode mengajar, dan kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Hanya
silabus yang dianggap wajib, sedangkan metodologi diserahkan kepada guru. Pedoman
kurikulum biasanya dijabarkan oleh tim ahli yang khusus ditunjuk untuk itu. yang kadang-
kadang bekerja sama dengan universitas atau dengan lembaga penelitian.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Pendekatan yang dipakai untuk mengetahui pencapaian murid ialah menyerahkan
sepenuhnya kepada guru untuk menyusun tes tertulis sendiri ditambah dengan interaksi
lisan murid-guru selama proses belajar berlangsung. Hasilnya digambarkan dalam bentuk
laporan kemajuan tertulis (terutama pada pendidikan dasar) atau dalam bentuk nilai pada
skala 6 butir. Tes tidak resmi diberikan dengan ketentuan frekuensi minimum (pada grade
yang lebih tinggi hanya sampai 5 jam lamanya). Bobot yang lebih besar terletak pada
partisipasi murid yang haik dalam interaksi kelas. Tugas rumah juga dapat digunakan untuk
dasar penilaian.
6. Evaluasi, dan Penelitian Pendidikan
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan.
Komponen Jerman dalam Asosia Internasional untuk penelitian penilaian pencapaian
pendidikan dalam bidang “Membaca” merupakan survei pertama dalam dua dekade terakhir
yang didasarkan pada sampel probabilitas siswa secara nasional.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Jerman belum banyak melakukan
penelitian empiris dalam bidang pendidikan. Hal yang sama juga terjadi dalam hal inovasi
metodologi pendidikan yang dimulai oleh ahli-ahli Jerman. Di Jerman Timur, ada kebiasaan
melakukan penelitian empiris berskala kecil, tetapi sering sekali sangat terbatas karena
kurangnya akses terhadap fasilitas komputer.

X. SISTEM PENDIDIKAN KANADA


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
17

Kanada bukan negara yang memiliki ciri politik yang ekstrim. Kanada memiliki
karakteristik moderat dan pragmatis. Dikarenakan mayoritas penduduk Kanada menghormati
etika untuk mendapatkan kesempatan yang sama, Kanada menyediakan pendidikan yang
universal, gratis sampai ke pendidikan tinggi.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Tinggi
Ada tiga tingkat pendidikan di Kanada, tingkat sekolah dasar, menengah dan pendidikan
tinggi. Pendidikan dasar mulai kelas 1-6 akan tetapi beberapa provinsi di Kanada sekolah
dasar termasuk grade 7 dan 8. Sekolah menengah grade 7-11 yang diikuti dua atau tiga
tahun. Pendidikan tinggi pada dasarnya dibiayai pemerintah.
Tahun ajaran di Kanada untuk sekolah dasar dan menengah rata-rata 180-200 hari belajar.
Sedangkan pada universitas melaksanakan selama 2 semester penuh dan semester pendek.
2. Pendidikan Prasekolah
Diselenggarakan pada sekolah-sekolah dasar negeri bagi anak usia 5 tahun. Pada umumnya
pasilitas taman kanak-kanak dianggap belum memadai untuk menampung kecenderungan
yang ada.
3. Pendidikan Khusus
Kanada menekanakan terlaksananya konsep persamaan kesempatan pendidikan bagi
seluruh anak-anak dan berusaha melayani perbedaan-perbedaan individual.
4. Pendidikan Vokasional, Teknik dan Bisnis
Orang-orang Kanada memandang pendidikan persiapan untuk pekerjaan dan ada hubungan
pendapatan dengan kualifikasi pendidikan.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Disemua provinsi, sekolah dijalankan penguasa setempat yang anggotanya tersusun
berdasarkan pemilihan dan penunkukan.
Di semua propinsi, sekolah dijalankan oleh penguasa setempat (Board of Education) yang
anggotanya tersusun berdasarkan pemilihan dan penunjukan. Daerah otorita "Board of
Education" ini ditentukan oleh provinsi. Belakangan ini, banyak "Board of Education"
kecil-kecil yang digabungkan ke dalam unit-unit di pusat, regional atau kabupaten.
Kekuatan dewan pendidikan ini diberikan oleh propinsi dan terutama mengenai aspek
manajemen kependidikan termasuk antara lain pendirian, pemeliharaan, pemeliharaan,
pembelian/pengadaan fasilitas peralatan pendidikan, pengangkatan guru-guru dan
penyiapan anggaran.
Struktur lembaga universitas ditentukan dengan ketetapan dewan legislatif provinsi.
2. Personalia
Dengan meningkatnya dua kali lipal jumlah murid di Kanada antara tahun 1951 dan 1471,
jumlah guru sekolah dasar dan menengah meneapai 284,900 orang dalam lahun 1976-77.
menurun sedikit sampai penengahan 1980-an. tetapi sesudah ilu menunjukkan kenaikan
yang stabil. Kira-kira 94% guru-guru sekolah dasar dan menengah mengajar di sekolah
negeri, 5% di sekolah swasta, dan sisanya l% mengajar di sekolah-sekolah federal.
Pada perguruan tinggi mempersyaratkan gelar doktor sebagai salah satu kualifikasi untuk
menjadi dosen.
3. Kurikulum dan Metodologi Pengajar
18

Ditinjau dari aspek struktur, sistem pendidikan Kanada berkembang ke arah lebih
desentralisasi. Provinsi tetap memberikan pedoman umum, tetapi dewan pendidikan
setempat dan masing-masing sekolah memiliki kontrol lebih besar terhaadap
implementasinya.
Materi kurikulum yang diterbitkan oleh departemen atau kementerian pendidikan biasanya
diuji-cobakan di sekolah-sekolah sebelum mendapat perubahan resmi dari kementerian.
Mareri kurikulum yang diterbitkan oleh pihak swasta biasanya harus mendapat persetujuan
lebih dulu dari pihak kementerian dan pejabat dewan pendidikan sebelum dituju, secara
resmi. Materi-materi lain dianggap sebagai maten pendukung kurikulum.
4. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Kemajuan yang terus menerus merupakan patokan di sekolah dasar. Pada tingkat sekolah
menengah sistem kredit merupakan peraturan, dan kenaikan kelas dilaksanakan
berdasarkan mata pelajaran, bukan berdasarkan "Grade" atau kelas.
Menyelesaikan pendidikan pada sekolah menengah didasarkan atas jumlah kredit mata
pelajaran yang ditentukan dalam pedoman propinsi Pada kebanyakan sistem, ujian
disiapkan dan dinilai pada tingkat lokal. Namun demikian, pada beberapa propinsi, seperti
British Columbia, Alberta, dan Quebec (juga teroteri Northwest dan Yukon yang umumnya
mengikuti program-program Alberta dan British Columbia) ujian akhir untuk mendapatkan
diploma untuk mata pelajaran tertentu dibuat secara sentral oleh departemen pendidikan
Jenis dan tingkat diploma yang diberikan berbeda antar daerah, tetapi kebanyakan provinsi
mengeluarkan diploma umum dan diploma sekolah menengah tingkat lanjut mengingat
program yang berbeda-beda yang diambil oleh siswa bagi yang tidak bermaksud
melanjutkan ke universitas. Rata-rata 60% tamatan sekolah menengah melanjutkan
pendidikannya ke pendidikan tinggi.
5. Evaluasi dan Penelitian
Kecenderungan untuk meredefinisikan “kunkulum inti” dan memasukkan lebih banyak
mata pelajaran wajib lelah diikuti dengan penekanan pada penilaian hasil pendidikan. Ini
meprioritaskan tidak hanya padu penilaian terhadap hasil belajar murid, tetapi juga pada
penilaian program, guru, sekolah, dan sistem sekolah.
Penelitian pendidikan dilaksanakan pada seluruh propinsi dan teritori, walaupun aktivitas
penelitian itu berbeda-beda karena perbedaan kepadatan penduduk. Sejumlah besar
penelitian juga dilakukan oleh dosen-dosen universitas serta organiasasi kependidikan
asosiasi guru-guru. Pemerintah federal, melalui Dewan Penelitian ilmu-ilmu sosial dan
Humaniora, merupakan sumber dana penelitian terutama untuk para peneliti universitas.

XI. SISTEM PENDIDIKAN REPUBLIK KOREA SELATAN


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 ialah menyusun
Undang-undang Pendidikan. Berdasarkan undang-undang ini, pendidikan bertujuan untuk
menanamkan pada setiap orang rasa identitas nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan
nasional. Disebutkan dalam Pasal 1 bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membuat setiap
warga negara mampu menyempurnakan kepribadiannya, mengemban cita-cita persaudaraan
yang universal, mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri, dan mampu berbuat untuk
pengembangan negara yang demokratis dan untuk kemakmuran bagi seluruh umat manusia.
19

Untuk tercapainya tujuan dasar itu, undang-undang pendidikan mengutamakan: a) badan


yang sehat dan semangat yang pantang menyerah; b) patriotisme sebagai dasar bekerja ke arah
perdamaian dunia; c) evaluasi atas tradisi Korea sendiri sebagai prasyarat bagi perkembangan
budaya di seluruh dunia; d) dorongan terhadap aktivitas yang kreatif; e) cinta atas kemerdekaan
dan kerja sama; dan terakhir f) kemampuan untuk menghargai dan menciptakan karya-karya
artistik yang bernilai tinggi.
Secara lebih rinci tujuan pendidikan Korea dijabarkan dalam kalimat-kalimat di bawah
ini.
1. Pendidikan berfungsi membangkitkan kesadaran agar setiap individu termotivasi untuk
mewarisi, mengembangkan, dan mewariskan budaya bangsa kepada generasi penerus.
2. Pendidikan harus mampu membangun manusia seutuhnya (whole person) sehingga terdapat
keseimbangan antara ilmu pengetahuan, kepribadian, pikiran dan kesehatan jasmani
3. Pendidikan berfungsi sebagai pembangkit kreativitas yang dianggap sangat penting untuk
kelangsungan hidup bangsa dalam berpacu dengan perkembangan teknologi yang sangat
cepat.
4. Pendidikan harus mencapai tingkat terbaik [excellence) dan untuk itu diperlukan guru yang
punya kualifikasi dan kualitas tinggi, program-program yang beraneka ragam, dan
metodologi pengajaran yang mampu melayani kebutuhan individu.
5. Operasional pendidikan harus demikian rupa sehingga mampu mengembangkan potensi
murid seoptimal mungkin.
6. Pendidikan berfungsi untuk masa depan dengan pengertian bahwa keterampilan murid
sesuai dan dapat diaplikasikan dalam dunia masa depan.
7. Manajemen pendidikan harus berbentuk pemberian otonomi sebanyak mungkin kepada
sekolah-sekolah. Otonomi mengembangkan rasa tanggung jawab dan akuntabilitas.
Sehubungan dengan ini, setiap sekolah didorong mengelola diri sendiri melalui kreativitas
dan sumber daya sendiri.
8. Pendidikan harus terlaksana dalam kondisi lingkungan yang bersih dan manusiawi.
9. Pendidikan harus menyatu dengan lingkungan sosial sehingga masyarakat dapat memahami
dengan baik alam pendidikan, dan untuk itu usaha kerja sama dengan media massa perlu
digiatkan
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
Sistem pendidikan secara umum di Republik Korea terdiri dari empat jenjang: sekolah
dasar, sekolah menengah tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas, dan pendidikan
tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini sejalan dengan 'grade' 1-6 (sekolah dasar), 'grade' 7-9
(sekolah menengah tingkat pertama), 'grade' 10-12 ( sekolah menengah tingkat atas), dan 'grade
'13-16 (pendidikan tinggi tingkat/program S-1). Level yang lebih tinggi mencakup program
pascasarjana (S-2 dan S-3).
Sekolah dasar (Elementary schools) merupakan pendidikan wajib selama enam tahun
bagi anak-anak yang berusia antara 6 dan 11 tahun. Diversifikasi pada sekolah menengah
tingkat atas telah terlaksana di Repupiik Korea dengan adanya berbagai jenis sekolah pada
“grade” 10, 11, dan 12. Sekolah menengah tingkat atas ini dibagi dalam dua kategori umum
dan kejuruan. Sekolah kejuruan ini mencakup bidang pertanian, perdagangan, perikanan, dan
teknik. Setara dengan jenjang pendidikan umum ada pula sekolah dagang menengah dan
sekolah dagang tingkat atas. Juga ada sekolah khusus anak-anak tuli, buta dan anak-anak yang
menyandang cacat fisik atau mental.
20

Para pelamar ke perguruan tinggi harus melewati dua rintangan untuk dapat diterima.
Rintangan pertama adalah ujian kualifikasi yang didasarkan atas mata pelajaran di sekolah
menengah tingkat atas.
Untuk dapat diterima menjadi dosen pada 'junior collège' seseorang harus sudah memiliki
kualifikasi atau gelar paling rendah magister (S-2) ditambah paling kurang dua tahun
pengalaman akademik atau penelitian. Untuk menjadi dosen pada universitas, kualifikasi
Doktor (S-3) sangat penting walaupun hanya untuk jabatan asisten profesor.
Penerimaan mahasiswa pada program pascasarjana dilakukan atas dasar kompetisi antara calon-
calon yang telah memiliki kualifikasi sarjana muda (bachelor) dengan menamatkan kuliah
reguler selama empat tahun.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita dan Keuangan
Menteri pendidikan yang bertanggung jawab terutama pada bidang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, adalah anggota dewan negara dan karena itu ikut dalam pembuatan keputusan
kebijakan negara tingkat atas. Sebagai pimpinan Kementerian Pendidikan, menteri
bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan yang berhubungan dengan seluruh aspek
pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan melakukan kontrol serta supervisi atas implementasi
kebijakan tersebut.
Kekuasaan dan wewenang yang dilimpahkan kepada Menteri Pendidikan mencakup antara
lain pembuatan dan implementasi keputusan-keputusan menteri, pengarahan dan supervisi
administrasi pendidikan, penyusunan aturan administratif dan pemberian dispensasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, seperti mengeluarkan izin,
memberikan persetujuan dan otorisasi, penataan administrasi pribadi karyawan pendidikan,
dan pengarahan serta pengawasan atas perangkat-perangkat pendidikan.
2. Pendidikan Guru
Ada dua jenis pendidikan guru di Republik Korea, Akademi Pendidikan Guru Dua Tahun
(grade 13-14) untuk mendidik guru-guru sekolah dasar, dan Pendidikan Guru Empat Tahun
untuk mendidik guru-guru sekolah menengah. Walaupun sekolah-sekolah guru berstatus
negeri, namun fakultas pendidikan bisa berstatus negeri atau swasta. Perbedaan utama
antara yang berstatus negeri dan yang berstatus swasta adalah bahwa yang berstatus negeri
memberikan berbagai pembebasan pembayaran biaya pendidikan sehingga relatif lebih
murah; tetapi, sebagai imbalannya, para lulusan dari kedua jenis lembaga pemerintah ini
terikat mengajar pada sekolah-sekolah tertentu dalam waktu tertentu.
Di luar fakultas-fakultas pendidikan, beberapa universitas yang menyelenggarakan program
empat tahun menawarkan pula program-program spesialisasi bagi guru-guru, yang
tamatannya berhak mengajar di sekolah menengah pertama atau sekolah menengah tingkat
atas.
Sertifikat untuk menjadi guru terdiri dari tiga kategori, yaitu untuk menjadi guru taman
kanak-kanak, guru sekolah dasar, dan guru sekolah menengah. Pada setiap kategori
sertifikat guru pun dibagi dalam:guru magang, guru biasa II, guru biasa I, guru konseling,
pustakawan, instruktur laboratorium, dan perawat.
3. Kurikulum
para perancang nasional telah melakukan berbagai reformasi yang mencakup perubahan-
perubahan kurikulum dan teknik mengajar. Sasaran utamanya adalah untuk
mengembangkan sistem instruksional yang tidak hanya menggunakan kuliah dalam kelas
21

membaca buku teks, tetapi juga memanfaatkan berbagai materi belajar lainnya serta
program program televisi dan radio. Proyek ini terdiri dari dua aspek yang saling berkaitan.
Pertama adalah pencarian teknik instruksional yang baru, yaitu membuat model-model
instruksional, kemudian mengembangkan materi pengajaran yang cocok untuk itu, dan
meneobakannya dalam situasi sebenarnya. Yang kedua ialah menciptakan sistem
instruksional baru dan menyusunnya dalam lima langkah sebagaimana yang dikerjakan oleh
guru pada setiap unit pelajaran. Kelima langkah tersebut adalah:a) perencanaan
sebagaimana dituntun oleh buku pedoman; b) melakukan diagnosis tentang kekuatan dan
kelemahan murid dengan menggunakan tes dalam buku kerja; c) membimbing mahasiswa
belajar menggunakan buku kerja dan program televisi dan radio; d) mengembangkan
pelajaran melalui tes formatif; dan e) menilai hasil belajar murid sebagaimana terlihat dalam
tes sumatif.
4. Kenaikan Kelas dan Ujian
Pada level pendidikan, kenaikan pangkat dapat dikatakan berjalan secara otomatis.
Mengenai masuk ke universitas atau ke perguruan tinggi lainnya sudah dibicarakan
sebelumnya. Pada waktu lalu kompetisi yang ketat terjadi saat ujian masuk ke sekolah
menengah tingkat pertama, tetapi saat ini hal itu sudah tidak ada lagi dengan dihapuskannya
ujian masuk tersebut.
Keputusan untuk meniadakan ujian masuk ke sekolah menengah tingkat pertama ini adalah
sebagai dampak dari kebijakan pemerintah untuk membuat setiap individu memiliki
pendidikan minimal sama yaitu sekolah menengah.tingkat pertama sejalan dengan
kebijakan wajib belajar sembilan tahun.
5. Penelitian Pendidikan
Di luar dari penelitian yang dilakukan oleh universitas dan fakultas atau akademi, dua badan
penelitian utama lainnya adalah "The Korean Educational Development Institute" (KEDI),
dibentuk tahun 1972, dan The Korean Institute for Educational Research and Training
(K1ERT) dibentuk tahun 1982. KEDI mempunyai staf spesialis lebih dari 350 orang dan
melakukan penelitian mengenai sasaran dan isi pendidikan, metode instruksional,
peningkatan mutu belajar, penyusunan dan pengimplementasian tes secara nasional, dan
penelitian terhadap peserta pendidikan. Pada saat-saat awal, KIERT telah memulai
program-program testing, dan diantaranya telah terlibat dalam 'the Science Achievement
Study of the International Association for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA).

XII. SISTEM PENDIDIKAN KUBA


A. Tujuan Pendidikan
Konteks ideologi revolusi Kuba yang sangat berbeda dengan filosofi kapitalis masyarakat
sebelum revolusi. Reformasi juga terjadi dalam urutan-urutan tertentu, yaitu setiap reformasi
adalah akibat dari kejadian-kejadian sebelumnya, begitu juga reformasi lain. Perubahan-
perubahan dalam masyarakat Kuba menjadi berbentuk eksperimen, dan prosesnya memiliki arti
yang sangat penting. Gerakan pemberantasan buta huruf mempengaruhi bentuk pendidikan
orang-orang dewasa: Program "Sekolah masuk desa" (Schools in the countryside)
menggantikan "Schools to the countryside"; bukan lagi anak-anak disuruh masuk sekolah yang
ada di desa, tetapi gerakan dengan motto baru, seolah-olah sekolah yang mencari murid di desa-
desa. Anak-anak yang putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar, membuat pemerintah
22

membangun sekolah-sekolah baru untuk menampung anak-anak putus sekolah itu. Proses
menciptakan perubahan-perubahan merupakan usaha yang bersifat "coba-coba" dan belajar dari
kesalahan (trial and error) sampai ditemukan bentuk sistem pendidikan yang cocok dengan
kebutuhan masyarakat dalam keadaan ekonomi tertentu.
Mobilisasi dan tujuan ideologis revolusi telah menjadikan pendidikan orang dewasa
prioritas pertama. Program-program pendidikan bagi orang dewasa yang didorong oleh revolusi
bukanlah pelajaran-pelajaran vokasional bagi ibu-ibu rumah tangga dan yang punya hobi, dan
juga tidak merupakan pelajaran-pelajaran lanjutan untuk segelintir orang; tetapi program itu
bagian dan paket sebuah gerakan untuk menggabungkan setiap orang ke dalam proyek revolusi.
Program ini berupa ideologis dalam dua hal: pertama, program untuk membalikkan ideologi
lama sebelum revolusi, yang memberikan hasil pembangunan kepada sekolompok kecil kelas
menengah dan kelas atas kepada ideologi revolusi yang menyerahkan proses perkembangan
pembangunan kepada seluruh anggota masyarakat; kedua, program ini bertujuan untuk
menjadikan pendidikan bagi orang dewasa tempat mentransformasikan nilai-nilai dan budaya
Kuba pada semua level masyarakat kepada hubungan sosial yang baru dalam produksi yang
bersifat kolektif.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
Sistem pendidikan disusun dalam subsistem sebagai berikut: (a) pendidikan politeknik
umum dan buruh; (b) pendidikan teknik dan kejuruan; (c) pendidikan guru; (d) pendidikan
khusus; (e) pendidikan orang dewasa; dan (f) pendidikan tinggi. Sistem pendidikan ini
tersiruktur dalam tiga tingkat: tingkat dasar, tingkat menengah, dengan memberikan
kesempatan kepada setiap orang untuk melanjutkan dari pendidikan dasar ke tingkat yang lebih
tinggi. Sistem pendidikan ini juga disusun dalam dua kategori: kelas-kelas biasa bagi pekerja-
pekerja (studeni-workers) dan kelas-kelas paralel bagi siswa-siswa yang akan menjadi pekerja.
Berdasarkan ketentuan, setiap murid/siswa harus dididik dan dilatih untuk menjadi pekerja atau
buruh dan setiap pekerja atau buruh harus masuk sekolah sesuai bidangnya masing-masing.
Struktur sistem pendidikan yang berlaku secara nasional adulah sebagai berikut:
1. Pendidikan 12 tingkat atau "grade" padu politeknik umum dan pendidikan buruh wajib dan
menjadi persyaratan untuk masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan didahului
dengan pendidikan prasekolah (Taman Kanak-kanak).
2. Pendidikan teknik dan kejuruan terdiri dari dua tingkat: pelatihan pekerja terampil pada
sekolah politeknik selama satu sampai dua tahun untuk "grade" 9, dan pelatihan teknisi
tingkat menengah di institut politeknik selama tiga sampai empat tahun bagi lulusan "grade
" 9.
3. Pendidikan guru terdiri dari dua tingkat: pertama, pendidikan guru tingkat menengah untuk
menghasilkan guru-guru pendidikan dasar atau pendidikan khusus yang menampung siswa
tamatan "grade" 9; kedua, pendidikan guru tingkat tinggi selama empat tahun pada Institut
Pendidikan untuk mengasilkan guru-guru sekolah menengah, dan menerima tamatan
"grade" 12.
4. Pendidikan khusus bagi anak-anak cacat, baik cacat fisik maupun yang berkelainan mental.
5. Pendidikan orang dewasa terdiri dari tiga tingkat. (1) tingkat dasar selama dua tahun (untuk
pekerja dan petani) yang sederajat dengan pendidikan dasar, (2) tingkat menengah dasar
(untuk pekerja dan petani) sederajat dengan sekolah menengah pertama; dan (3) tingkat pra
uni versitas selama empat semester (untuk pekerja dan petani) sederajat dengan pendidikan
menengah tingkat atas.
23

6. Pendidikan tinggi yang terbuka bagi lususan "grade" 12 pendidikan umum politeknik dan
pendidikan untuk kerja dengan spesialisasi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Semua sekolah dalam sistem pendidikan nasional berada di bawah naungan Kementerian
Pendidikan. Kementerian ini bertanggung jawab atas kebijakan pendidikan secara umum,
mendesain serta melaksanakan silabus dan kurikulum, menyarankan metode-metode
mengajar, menyupervisi dan mengontrol pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan tinggi berada di bawah bermacam-macam badan, tergantung
pada jenis dan bidang garapan. Lembaga pendidikan tinggi kedokteran berada di bawah
Kementerian Kesehatan Rakyat; lembaga pendidikan keguruan yang bertugas mendidik
guru-guru pendidikan dasar dan menengah berada di bawah Kementerian Pendidikan;
insitut kesenian di bawah Kementerian Kebudayaan, dan seterusnya. Lembaga-lembaga
pendidikan tinggi yang mendidik dan melatih calon profesional untuk pertanian, industri,
ilmu-ilmu sosial, dan humaniora menjadi tanggung jawab dan berada di bawah
Kementerian Pendidikan Tinggi.
Supervisi dan kontrol dijalankan pada tiga tingkat; nisional, provinsi, dan kotamadya.
Reformasi sistem manajemen dan organisasi diarahkan pada desentralisasi dan fleksibilitas.
Peran yang sangat penting dalam kehidupan sekolah dijalankan oleh organisasi siswa. Ada
Asosiasi Pionir pada tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama; di tingkat
pendidikan menengah atas, sekolah teknik dan profesional terdapat Federasi Siswa Sekolah
Menengah, Federation of Intermediate-level Students (FEEM); pada tingkat pendidikan
tinggi ada federasi mahasiswa, Federation of University Students (FEU). Hal yang sama
juga terdapat pada sektor pendidikan lain, seperti siswa pekerja membentuk "Union of
Workers of Education Science and Spons (SNTECD), yang menyuarakan kehendak mereka
dan bekerja sama pengembangan dan aktivitasnya. Juga terdapat organisani pekerja sains.
Union of Science Workers.
2. Pendanaan
Pendidikan di Kuba diselenggarakan dan didanai oleh negara. Pada pendidikan tinggi,
sebagian dari pelayanan ilmiah dan teknik atau penelitian yang dilakukan untuk
kepentingan bisnis di biaya oleh lembaga bisnis itu sendiri. Prioritas yang diberikan pada
sektor pendidikan dapat dilihat dari perkembangan anggaran yang secara konstan naik.
3. Personalia
Pendidikan di Kuba telah mengalami pertumbuhan pendidikan yang dramatis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Guru menjadi komponen yang sangat penting dalam
pertumbuhan ini. Upaya-upaya yang cukup sistematis selalu diarahkan pada pendidikan dan
peningkatan para staf pengajar. Pendidikan guru pendidikan dasar dan menengah dilakukan
berupa peningkatan latar belakang kultural serta peningkatan level kemampuan pedagogik
dan psikologis dalam mengajar.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Kurikulum dan silabus berlaku secara nasional untuk semua tingkat pendidikan. Tujuannya
ialah agar terjamin homogenitas atau keseragaman isi dasar yang diajarkan pada setiap
tingkat. Kurikulum dan silabus selalu diperbaiki untuk disesuaikan isinya dengan
kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.
24

kurikulum, silabus dan bahan-bahan pengajaran lainnya ditulis secara bersama oleh guru-
guru yang dipilih atas dasar pertormansi profesional yang tinggi dan direvisi oleh para
spesialis dan ilmuan yang lebih baik dalam bidang ilmu tertentu, tanpa memandang tempat
mereka bekerja. Pada pendidikan teknik dan profesional, diminta partisipasi para teknisi
yang berkualifikasi tinggi yang bekerja dalam sektor yang berbeda-beda. Perubahan dalam
kurikulum segera dilakukan pada lembaga pendidikan guru, baik pada strata-1 maupun pada
tingkat pascasarjana.
5. Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
Pada tingkat pendidikan dasar kenaikan kelas dari “grade” yang satu ke “grade” yang lebih
tinggi berlangsung secara otomatis. Murid-murid yang mengalami kesukaran dalam
pelajarannya, diberikan perlakuan atau pelayanan khusus tanpa memisahkan mereka dari
kelasnya. Untuk meyakinkan bahwa taraf pengetahuan minimum murid dapat tercapai pada
“grade” 6, 9, dan 12 di seluruh negara, ujian-ujian negara dilakukan pada tingkat-tingkat
ku. Selanjutnya, untuk memabuki pendidikan tinggi, danai nama seluruh pelamar
digabungkan menurut nilai yang diperoleh pada pendidikan menengah dengan nilai yang
diperoleh pada ujian-ujian negara.
Untuk setaip level pendidikan, persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
sertifikasi atau ijazah telah ditetapkan.

XIII. SISTEM PENDIDIKAN REPUBLIK ARAB MESIR


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan, serta
pembentukan individu-individu yang demokratis;
2. pendidikan juga dimaksudkan sebagai pembangunan bangsa menyeluruh, yaitu
menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja;
3. pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap
bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab;
4. pendidikan harus mampu menggiring masyarakat pada pendidikan sepanjang hayat melalui
peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri;
5. pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemampuan tulis baca, berhitung,
bahasa-bahasa selain bahasa Arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan;
6. pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerja sama dalam pengembangan kurikulum
dan penilaian.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Sistem Pendidikan Formal
Sistem pendidikan Mesir mempunyai dua struktur paralel: struktur sekuler dan struktur
keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh kementerian pendidikan. Struktur al
Azhar dilaksanakan oleh kementerian urusan Al Azhar atau sering disebut kementerian
agama.
2. Sistem Pendidikan Sekuler
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai "grade” 8 dan ini dikenal sebagai pendidikan
dasar. Ada pendidikan Taman Kanak-kanak dan "play group" yang mendahului pendidikan
dasar, tetapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar
25

di dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan "Sekolah Dasar" mulai
iri "Grade" 1 sampai "Grade" 5, dan jenjang kedua, yang dikenal dengan "Sekolah
Persiapan", mulai dari “Grade” 6 sampai "Grade" 8.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat
pilihan: tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah
teknik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah teknik lima tahun.
Pendidikan tinggi di universitas dan insitusi spesialisasi lainnya mengikuti pendidikan
akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga perguruan tinggi berlangsung selama
dua, empat atau lima tahun tergantung pada bidang dan program yang dipilih.
3. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah Al Azhar hampir sama dengan sistem sekolah sekuler pada tingkat lidikan
dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi,
untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sekolah sistem sekuler. Grade 10 dan 11
sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah ingin masuk
ke sekolah umum dua tahun lagi, atau masuk ke sekolah agama selama dua tahun.
Pada level universitas, fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler
tetapi kurikulumnya lebih menekankan pada keagamaan.
Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan jumlah murid
sekolah sistem sekuler.
4. Pendidikan Vokasional dan Teknik
5. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal disefiniskan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana
siluar sistem pendidikan formal. Pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan
pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Kementerian Pendidikan disusun dengan organisasi sebagai diuraikan berikut ini.
a. Kantor Deputi Menteri: bagian menyupervisi
b. Bagian Perkantoran Menteri. Tugasnya termasuk antara lain penghubung dengan
Dewan Perwakilan Rakyat pusat teknik, kantor keamanan, sekretariat umum dewan-
dewan tertinggi negara, dan seksi kesekretariatan.
c. Bagian Pendidikan Dasar. Kantor ini bertugas mengawasi pendidikan dasar, persiapan
guru, dan pendidikan bagi orang dewasa serta literasi.
d. Bagian Pendidikan Persiapan dan Pendidikan Menengah, bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap kedua sektor serta koordinasi administrasinya.
e. Bagian Pendidikan Teknik. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi pendidikan
industri, pendidikan kebudayaan, pendidikan perdagangan, peralatan teknik, dan
koordinasi administrasi.
f. Bagian Pelayanan Pendidikan. Bagian ini bertanggung jawab mengawasi akademi-
akademi militer dan pendidikan jasmani, pendidikan sosial, hubungan keluar, ujian, dan
koordinasi administrasi.
g. Bagian Pelayanan Umum. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi metode
pendidikan, pendidikan swasta, makanan, soal-soal hukum, dan masalah-masalah
kantor.
26

h. Bagian Pengembangan Administrasi. Kantor ini mengawasi organisasi, pelatihan, dan


personalia.
i. Bagian administrasi dan soal-soal keuangan.
2. Pendanaan
Mesir menerima bantuan dari Bank Dunia, UNICEF, UNESCO, dan negara-negara szzzboz
seperti Amerika Serikat, German, Kerajaan Inggris (UK) dan negara-negara Arab
Walaupun jumlah bantuan itu cukup besar, namun masih banyak lagi yang harus dicapai
dalam bidang pendidikan, terutama dalam meningkatkan efisiensi manajemen dan belanja
pendidikan.
3. Personalia
Kementerian pendidikan memiliki hampir 2000 staf profesional dan staf pendukung,
biasanya dipilih dengan cermat.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum ini terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman.
Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan
ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan dapat dikoordinasikan.
Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan
Prauniversitas yang secara resmi mengesahkannya untuk diimplementasikan. Berdasarkan
peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi
setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian Pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi
mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya di
lapangan.
Pada level pendidikan tinggi lebih banyak kebebasan dalam menyusun kurikulum dan
dalam pemakain buku teks.
Bahasa asing diajarkan pada sekolah menengah, dan kadang-kadang juga mulai diajarkan
pada sekolah-sekolah dasar swasta. Pelajaran bahasa asing merupakan keharusan: di
sekolah, dan bahasa Inggris, Perancis dan Jerman merupakan tiga bahasa asing yang banyak
dipilih.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga termasuk panitia kurikulum
dari semua jurusan, para akademisi, dan asosiasi guru-guru mata pelajaran.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat mempengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat
pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade
2, 4 dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir Grade 8. Murid yang lulus
mendapat Sertfikat Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat
penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat
masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diingini menuju universitas. Kalau
tidak, mereka masuk ke sekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain.
6. Evaluasi, dan Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan di Mesir bermula dengan pendirian Institut Pendidikan Keguruan
dalam tahun 1929.
27

Beberapa penelitian pendidikan dilakukan bekerja sama dengan Bank Dunia. UNESCO,
UNICEF, dan badan-badan PBB lainnya, misalnya penelitian: "Anak Tidak Naik Kelas dan
Putus Sekolah", "Pengaruh Makanan terhadap Hasil Pendidikan", "Motivasi Belajar pada
Orang-orang Buta Huruf Dewasa", dan sebagainya.

XIV. SISTEM PENDIDIKAN PRANCIS


A. Tujuan Pendidikan
Pada tingkat sekolah dasar yang pendidikannya adalah gratis, wajib dan tidak
membedakan aliran keagamaan, terdapat dua jenis pendidikan yang paralel: sekolah umum
pemerintah, dan sekolah-sekolah menengah kecil yang disebut "lycees".
Pada tingkat sekolah menengah, pemisahan makin sering terjadi: "lycees" disediakan bagi anak-
anak dari kelompok masyarakat kelas atas dan menengah, dan masyarakat kelas buruh
mengirim anak-anaknya ke sekolah menengah umum tingkat pertama, dan kemudian ke
sekolah-sekolah kejuruan.
Tujuan khusus lycees adalah untuk mendidik kelompok elit, dan melakukan pengajaran
bahasa Yunani dan bahasa Latin karena mata pelajaran ini dianggap sangat berharga dalam
pembentukan pikiran. Tujuan lain sistem pendidikan-mendidik orang-orang yang "qualified"
mulai menjadi penekanan dalam pernyataan-pernyataan resmi. Tetapi hal itu jelas tidak
dilaksanakan oleh guru-guru secara berlebihan. Sesudah Perang Dunia 1, sekelompok guru-
guru veteran mencoba memperkenalkan reformasi berdasarkan prinsip-prinsip budaya bersama
untuk semua, tetapi usaha pemerintah yang pertama ke arah demokratisasi dimulai tahun 1936,
dalam bentuk pemerintahan "Front populaire".
Tujuan sistem sekolah harus a) meningkatkan kesempatan yang sama dalam hidup bagi
setiap orang; b) memenuhi kebutuhan sistem yang produktif bagi orang-orang yang "qualifiée";
dan c) memberikan prioritas pada pengembangan kepribadian setiap anak.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Formal
Hampir seluruh sistem pendidikan formal di Perancis dilaksanakan secara tersentralisasi
yang ketat dan dikontrol oleh Kementerian Pendidikan. Anak-anak boleh memulai
pendidikannya pada umur dua tahun.
"Dropout" tidak ada dalam sistem pendidikan Perancis karena hal itu dilarang oleh undang-
undang, tetapi kenaikan kelas secara otomatis bukan pula menjadi aturan sekolah.
Pendidikan menengah terdiri dari dua siklus. Pada siklus pertama, umumnya anak-anak
memasuki lembaga pendidikan yang dinamakan "coll'eges d'enseignement
secondaire"(CES). Siklus kedua pendidikan menengah terbagi atas dua jalur, yaitu "jalur
panjang" (long stream), dan "jalur pendek" (short stream). Jalur panjang diarahkan pada
baccalauréat dan pendidikan tinggi, dan jalur ini terbagi pula atas dua: pendidikan
menengah umum, dan pendidikan menengah kejuruan. Jalur pendek adalah murni
pendidikan teknik yang diarahkan untuk mendapatkan "Certificat d'Aptitude
Professionelle" ( CAP) dalam rentang waktu dua tahun.
2. Pendidikn Nonformal
Program-program pendidikan nonformal ini bervariasi dari hanya beberapa hari sampai
dengan beberapa bulan, dan diselenggarakan oleh bermacam-macam grup dan lembaga
dalam masyarakat.
C. Manajemen Pendidikan
28

1. Otorita
Kementerian Pendidikan yang ada saat ini mengawasi pendidikan formal di semua tingkat:
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama dan atas serta pendidikan
tinggi. Terdapat beberapa pengecualian. Kementerian Pertanian mengawasi dan
menyelenggarakan pendidikan menengah atas, dan beberapa sekolah tinggi bidang
agronomi. Kementerian Angkatan Bersenjata memiliki pula beberapa sekolah menengah
atas dan sekolah perwira. Beberapa kementerian lainnya menyelenggarakan pula beberapa
sekolah keinsinyuran atau sekolah keadministrasian dan langsung berada di bawah
pengawasan mereka. Sekolah-sekolah kejuruan sebagian diselenggarakan dan dikontrol
oleh perusahaan atau badan yang dibentuk sendiri oleh perusahaan.
2. Pendanaan
Belanja pendidikan dipikul bersama oleh beberapa lembaga antara lain Kementerian
Pendidikan dan Kementerian-kementerian lain, pemerintah daerah, perusahaan, keluarga
dan sebagainya. Sekolah-sekolah negeri dibiayai sebagian besar oleh pemerintah pusat,
pemerintah lokal/daerah kurang berperan, sedangkan masyarakat atau keluarga secara
keseluruhan menyumbang 13% dari total pengeluaran
3. Personalia
Kurang lebih 16% dari guru-guru mengajar di sekolah swasta, dan jumlah guru seluruhnya
bervariasi dari 98,6% pada tingkat pendidikan dasar dan 24,3% pada perguruan tinggi.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Sistem pendidikan Perancis bersifat sentralistis, maka pengembangan kurikulum sekolah
diatur oleh sebuah komisi nasional beranggotakan terutama anggota korp inspektur
jenderal. Cakupan kurikulum bersifat nasional dan sedikit sekait peluang yang diberikan
untuk muatan lokal daerah.
Berbeda halnya di tingkat pendidikan tinggi yang lebih bersifat independen, walaupun
universitas harus mengikuti program umum nasional agar terdapat keseragaman sistem
pemberian gelar secara nasional.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian sepenuhnya berada di tangan guru. Tidak ada sertifikat yang diberikan kepada
murid sampai mereka menyelesaikan pendidikan pada akhir siklus pertama pendidikan
menengah, yaitu setelah mendapat pendidikan selama sembilan tahun. Pada pendidikan
dasar, kenaikan kelas ditentukan hanya oleh para guru pada akhir tahun ajaran.
Pada pendidikan menengah, para konselor program orientasi atau bimbingan membantu
siswa dan ikut berpartisipasia dalam komisi orientasi pada grade kedua untuk menentukan
apakah seorang siswa dinaikkan ke grade ketiga atau dimasukkan ke kelas khusus, sebagai
persiapan mengikuti pemagangan (apprenticeship).
Baccalauréat adalah diploma yang menerangkan tidak hanya penyelesaian pendidikan
tingkat sekolah menengah, tetapi juga menerangkan bahwa seorang pemegang diploma
tersebut dapat masuk secara bebas ke universitas kecuali ada ketentuan khusus
menyertainya (numerus clauses). Pada pendidikan tinggi, penerimaan mahasiswa
ditentukan oleh suatu panitia.
6. Penelitian Pendidikan
Dalam penelitian efisiensi internal, topik penelitian punya rentangan dari proses
pemagangan sampai pada masalah manajemen sekolah dan universitas dalam sistem
sentralisasi. Dalam penelitian efisiensi eksternal topik-topik penelitian berkisar dari analisis
29

hubungan antara sistem sekolah dan sistem produksi, dan kekurang-serasian antara
keduanya sampai pada penghitungan hasil yang diberikan oleh diploma yang telah
dikeluarkan.

XV. SISTEM PENDIDIKAN RUSIA


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Tujuan umum politik nasional untuk membangun komunisme digabungkan dengan
pembangunan manusia seutuhnya merupakan tujuan akhir pendidikan. Negara dianggap
sebagai wadah yang paling cocok untuk mencerminkan dan menjabarkan apa yang dibutuhkan
masyarakat; kepentingan dan kebutuhan manusia sebagai individu hampir tidak pernah menjadi
pertimbangan (N.D. Nikandrov, 1995).
Ada 6 prinsip kebijakan negara mengenai pendidikan, yaitu:
1. pendidikan yang becirikan kemanusiaan dan prioritas nilai-nilai umum kemanusian;
2. kesatuan budaya dan fasilitas pendidikan dalam Federasi;
3. akses pendidikan bagi seluruh rakyat;
4. pendidikan bebas dari pengaruh agama (church-free) pada lembaga-lembaga pendidikan
negara;
5. kebebasan dan pluralisme dalam pendidikan; dan
6. manajemen yang demokratis dalam pendidikan dan otonomi lembaga-lembaga pendidikan.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi
Sekolah dasar adalah bagian dari sekolah menengah dan memerlukan waktu 4 tahun untuk
menamatkannya. Tujuan pendidikan dasar ialah untuk memberikan kepada anak-anak dasar
keterampilan belajar dan fakta-fakta dasar tentang kehidupan sehari-hari. Tahun kelima
merupakan permulaan pendidikan menengah dengan pembagian mata pelajaran yang
diajarkan oleh guru-guru spesialis.
Pendidikan menengah 11 tahun dapat dilakukan dalam berbagai cara. Seorang siswa boleh
menghabiskan keseluruhan waktunya pada sekolah menengah umum; atau 9 tahun di
sekolah ini, diikuti beberapa tahun di sekolah kejuruan untuk mendapatkan tambahan
pendidikan umum; atau memilih untuk melanjutkan ke sekolah menengah khusus
(technieum-sejenis akademi), dan ini juga merupakan tambahan pendidikan umum plus
pendidikan kejuruan untuk pekerjaan buruh kasar (blue-collar).
Pendidikan tinggi terdiri dari universitas, institut, dan akademi. Masuk perguruan tinggi di
Rusia dilakukan melalui ujian masuk yang kompetitif dengan jumlah pelamar yang
bervariasi antar lembaga perguruan tinggi.
2. Pendidikan Prasekolah
Anak-anak mulai dari kelahirannya sampai pada umur 3 tahun dapat dimasukkan pada
sekolah penitipan anak (irèches) kemudian diikuti dengan Taman Kanak-kanak sebelum
mereka dimasukkan ke sekolah dasar. Pendidikan prasekolah pada dasarnya merupakan
pengawasan, perawatan fisik, pengawasan perkembangan mental dan moral anak.
3. Pendidikan Khusus
Ada sekolah khusus bagi anak-anak buta (atau anak-anak yang lemah penglihatannya), bagi
anak-anak tuli (atau lemah pendengarannya), dan juga bagi anak-anak yang cacat mental.
Juga ada pusat-pusat perawatan bagi anak-anak yang praktisnya tidak bisa mendapat
pendidikan oleh karena cacat yang dideritanya sangat berat semenjak dari lahir baik fisik
30

maupun mental. Juga ada sekolah bagi anak-anak yang lemah kesehatan dengan berbagai
cacat lainnya yang lebih berat.
4. Pendidikan Vokasional
Sekolah kejuruan atau vokasional mendidik tenaga kerja terampil dan menyediakan dua
jenis program. Orang yang memasukinya setelah menamatkan pendidikan selama 9 tahun
mengambil program 3 tahun.
Sekolah menengah khusus (uchlischche atau technicum) juga menyediakan dua jenis
program. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah 11 tahun dengan waktu sekolah 2
tahun; kalau telah menyelesaikan 9 tahun diperlukan waktu pendidikan 4 tahun.
5. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
Tujuan menyelesaikan pendidikan menengah bagi setiap orang, jumlahnya cepat berkurang
di sekolah-sekolah, dan di perguruan tinggi secara berangsur-angsur juga berkurang.
Persatuan berbagai perkumpulan dari semua republik Rusia yang disebut "Znanye" (artinya
"ilmu") telah berdiri semenjak tahun 1940-an, dan telah menyelenggarakan berbagai
program pendidikan orang dewasa dalam skala besar. Program-program ini antara lain
berbentuk universitas rakyat ("volk university"), kelompok-kelompok kerja, kuliah, dan
sebagainya. Guru-guru atau dosennya adalah dosen-dosen universitas, dan juga dari
personel tempat kerja, dari pabrik-pabrik, dari lembaga-lembaga seni dan sebagainya.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Pada hampir semua republik yang ada dulunya di Uni Soviet, kebanyakan lembaga
pendidikan dikelola oleh Kementerian Pendidikan. Pada tingkat regional dan tingkat kota,
juga ada komite pendidikan, tetapi tanggung jawabnya hanyalah atas sekolah-sekolah
pendidikan umum, dan kadang-kadang juga sekolah vokasional. Kepala sekolah (directori)
selalu diangkat oleh pejabat tingkat regional atau tingkat kota.
Walaupun sekolah alternatif sesuai aturan tidak begitu tergantung pada kurikulum dan
metodologi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, namun secara administratif dan
keuangan masih mengikut padanya
Pendidikan nonformal selalu berada di luar tanggung jawab kementerian pendidikan.
Masyarakat Znanye dalam teorinya dulu adalah organisasi independen, dan menurut
kenyataan badan ini selalu dikontrol secara ketat oleh pejabat-pejabat Partai Komunis pada
semua tingkat
2. Pendanaan
pendanaan pendidikan bersifat sentralisasi yang ketat. Pendidikan membutuhkan dana yang
lebih besar dari yang diperolehnya sekarang. Ini merupakan salah satu stimulus dari
mendesentralisasikan sistem keuangan sehingga penguasa-penguasa lokal juga
menyisihkan dana untuk pendidikan selain yang diperolah dari pusat.
3. Personalia
Guru dididik pada 42 universitas, 4 universitas pendidikan, 93 institut pendidikan, dan 353
sekolah menengah (hanya mendidik guru-guru prasekolah dan sekolah dasar). Kompetisi
untuk mendapatkan pekerjaan mengajar selalu rendah. Calon yang memilih bidang
pendidikan karena takut gagal dalam ujian masuk untuk mengambil bidang lain.
Program pendidikan guru untuk semua tingkat mencakup komponen pendidikan umum
(dulu sebagian besar digunakan untuk mata pelajaran ideologi seperti sejarah Partai
31

Komunis), komponen bidang studi yaitu mata pelajaran yang nanti akan diajarkan dan
komponen profesional, seperti psikologi dan kependidikan.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Pendidikan di Rusia sesungguhnya tidak menggunakan istilah “kurikulum” dalam arti yang
lebih luas yang mencakup jumlah mata pelajaran, metodologi, dan media yang dipakai.
Yang ada adalah "rencana pelajaran" (study plans) yang terdiri dari mata pelajaran yang
diajarkan dengan jumlah jam untuk setiap mata pelajaran, silabus setiap mata pelajaran yang
memberikan uraian yang jelas apa saja yang dicakup dalam mata pelajaran itu. Sekarang
Federasi Rusia memutuskan isi kurikulum inti menjadi: bahasa ibu dan sastra, sejarah Rusia,
"physical culture", dan beberapa mata pelajaran khusus lainnya yang berhubungan dengan
Federasi secara keseluruhan. Penetapan ini maksudnya ialah untuk memberikan kebebasan
yang luas kepada masing-masing lembaga.
Metodologi mengajar dianggap sebagai tanggung jawab masing-masing guru
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Baru sesudah Perang Dunia II, anak-anak mengikuti ujian tahunan dalam berbagai mata
pelajaran dan mulai dari "Grade"- 4. Ujian akhir baru diadakan setelah Grade-8 dan pada
akhir Grade-10 atau 11 dan pada saat itu sertifikat tamat belajar (attestat) diberikan.
Hampir sepanjang sejarah pendidikan Soviet prinsip yang dianut adalah kesamaan
kesempatan belajar dan tidak ada pembedaan. Ini juga berarti bahwa seluruh murid harus
diusahakan dengan berbagai cara agar mereka berhasil memperoleh nilai minimal 3 dalam
semua mata pelajaran sesuai dengan perhatian dan kemampuannya.
6. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Kecenderungan pada awal tahun 1990-an ke arah desentralisasi memperkecil kemungkinan
untuk melaksanakan evaluasi pada tingkat Rusia secara keseluruhan, karena Rusia yang
seperti itu tidak ada lagi sejak beberapa tahun yang lalu.
Undang-Undang Pendidikan tahun 1992 menetapkan adanya evaluasi secara teratur
terhadap pendidikan di Rusia dan ini merupakan keharusan untuk menyusun peraturan ujian
dan standar pendidikan (menengah) bagi seluruh Rusia.
BAB II : KEUNGGULAN BUKU

A. Keterkaitan Antar BAB


Membaca buku ini sangat penting untuk dibaca terutama mahasiswa yang membidangi
jurusan pendidikan sebab pada buku ini penuh dengan informasi mengenai sistem pendidikan
di negara lain yang cocok untuk kita bandingkan dengan kondisi pendidikan kita di Indonesia
ini.
Keterkaitan antar Bab dalam buku ini terlihat jelas pada masing-masing sub-Bab. Yakni
pada masing-masing Bab membahas mengenai Politik dan Tujuan Pendidikan, Struktur dan
Jenis Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Isu-isu dan Reformasi Pendidikan masing-masing
Negara hingga Komentar Penulis pada setiap Bab-nya.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Buku ini masih relevan untuk dibaca dan diterapkan pada pendidikan saat ini, karena
isinya bersifat perbandingan dan jika isi tersebut tidak sesuai dengan kondisi saat ini,
kemungkinan perbedaannya hanya sedikit saja. Apalagi yang dibahas mengenai sistem
pendidikan, kita tahu bahwa sistem pendidikan itu jika dirubah masih tetap berpatokan kepada
sistem yang lama tidak langsung diganti tanpa mengikuti sistem-sistem yang sudah pernah di
terapkan.

32
BAB III : KELEMAHAN BUKU

A. Keterkaitan Antar BAB


Keterkaitan antar Bab dalam buku ini tidak semua pembahasan sama pada sub-sub-bab
nya. Mungkin di sebabkan pada setiap pembahasan dan kondisi sistem pendidikan di masing-
masing negara itu tidak sama. Contohnya: ada sebagian negara yang memberlakukan akreditasi
sebagai penilaian kualitas pendidikan di negaranya. Tetapi pada negara lain tidak ada sistem
akreditasi. Jadi menurut penulis, itu merupakan salah satu dar kelemah dalam buku ini.

B. Kemutakhiran Buku
Buku ini merupakan cetakan pertama dari penerbit Lubuk Agung Bandung pada tahun
2001. Jika dilihat dari tahun terbitnya, buku memang jauh dari kemutakhiran karena penulis
CBR ini menganggap buku yang mutakhir itu terbit lima tahun sebelum tahun yang berjalan
saat ini. Hanya penulis menganggap buku ini sedikit banyaknya masih berguna untuk dibaca
dan dijadikan informasi dan sebagai pembanding mengenai sistem pendidikan kita saat ini.

33
BAB IV : IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori/Konsep
Buku Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara karya Prof. Dr. Drs. H. Agustiar Syah
Nur, MA ini ditulis di Washington, D. C., Amerika Serikat melalui studi banding yang cukup
komprehensif, mencakup tidak hanya banyak negara, tetapi juga membicarakan semua level
pendidikan mulai dari prasekolah sampai pendidikan tinggi serta pendidikan formal dan
nonformal. Pembahasan Teori dan konsep-konsep yang di paparkan dalam buku ini baik untuk
dijadikan referensi penelitian dan bahkan baik untuk disesuaikan dengan konsep sistem
pendidikan kita saat ini.
Perbandingan pendidikan sebagai salah satu bagian dalam bidang pendidikan memulai
peran nyatanya pada tahun 1960-an walaupun pada hakikatnya kegiatan perbandingan
pendidikan itu telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Namun demikian, tidak
mengherankan apabila intensitas perhatian dan kegiatan formal perbandingan pendidikan ini
sangat benbeda antara negara-negara bahkan juga tidak sama secara regional. Inggris beserta
beberapa negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat, misalnya, dianggap sebagai negara yang
besar sumbangannya dalam memprakarsai cabang ilmu perbandingan pendidikan ini, baik
berupa rumusan konsep, teori, maupun pelaksanaan berbagai penelitian.
B. Program pembangunan di Indonesia
Membaca buku ini otomatis kita akan tahu sedikit banyaknya mengenai sistem
pendidikan di negara-negara lain. Dengan mengetahui sistem pendidikan negara lain tidak
harus diartikan bahwa kita akan meniru dan akan mengubah sistem pendidikan di Indonesia,
tetapi paling tidak kita dapat mengambil manfaat untuk tidak mengulangi yang diperbuat
negara lain. Melalui perbandingan kita juga dapat meningkatkan kepercayaan diri bahwa
bagian-bagian tertentu dalam sistem pendidikan sudah benar dan baik, karena itu perlu
dilanjutkan dan terus dikembangkan sesuai dengan konteks budaya Indonesia.
C. Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)
Studi banding di bidang pendidikan mungkin sudah banyak dilakukan, tetapi belum
banyak yang dilahirkan dalam bentuk buku yang cukup komprehensif, mencakup semua
tingkat pendidikan di 15 negara dan dapat dibaca oleh semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan, seperti pembuat kebijakan pendidikan, guru-guru, orangtua murid dan masyarakat
secara umum. Selain itu, studi banding dalam bidang pendidikan dan upaya
mengkomunikasikannya ke masyarakat di dalam bentuk karya tulis perlu terus didorong dan
ditingkatkan. Saya yakin studi banding di 15 negara yang dikerjakan secara cermat oleh Prof.
Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA., akan merupakan salah satu bahan masukan yang sangat
bermanfaat di dalam upaya kita di Indonesia untuk turut menyempurnakan sistem pendidikan
kita, demi upaya jangka panjang untuk mencerdaskan bangsa.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengetahui sistem pendidikan di negara-negara lain jelas akan memperluas cakrawala
dan khasanah dan dengan itu kita dapat menarik manfaat dalam membenahi pendidikan. Buku
perbandingan pendidikan ini juga menggambarkan bagaimana negara lain mereformasi sistem
pendidikannya, faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pembaharuan pendidikan. Agenda

34
35

pemabaharuan pendidikan Indonesia tidak hanya menyangkut reformasi institusional dan


instrumental, tetapi juga menuntut perubahan sikap dari banyak pihak yang menjadi konstituen
pendidikan, dan buku perbandingan pendidikan ini dapat pula berfungsi sebagai pemberi
masukan yang berharga.
B. Saran
Sesuai dengan isi yang termuat di dalamnya, buku ini tidak hanya pantas dibaca oleh
lapisan masyarakat yang terlibat dalam pendidikan-guru dan dosen, tetapi juga sangat relevan
untuk para pembuat keputusan kependidikan, baik yang berada di jalur eksekutif maupun jalur
legislatif. Di samping itu, para mahasiswa, orang tua/wali murid patut pula memahaminya
sebagai konsumen pendidikan.
36

DAFTAR PUSTAKA

Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Lubung Agung:
Bandung.

Soryono, Yoyon & Entoh Tohani. 2016. Inovasi Pendidikan Nonformal. Graha Cendekia:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai