Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar
penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-
sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah mengetahui
kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agamaatau dalam menjalankan
tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, rasulullah SAW sering
mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan
ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka
yang keliru. Seorang calon guru nantinya akan benar-benar dituntut profesional dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Di dalam mengajar nantinya seorang guru dituntut untuk bisa memberikan
pendidikan yang terbaik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Dalam hal itu, evaluasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang
dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
tersebut, dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu evaluasi hasil belajar,
dimana evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari seorang guru.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang bagaimana sistem evaluasi
dalam pembelajaran Alquran dan Hadis. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca
dan penulis khususnya. Jika terdapat banyak kesalahan baik dalam metodologi
penulisan dan tata bahasa yang tidak sempurna, penulis mengharapkan saran
konstruktif dari para pembaca. Dan semoga dengan membaca tulisan ini akan
menambah Khazanah keilmuak kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran Alquran Hadis?
2. Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran Alquran dan Hadis?
3. Apa saja prinsip evaluasi dalam pembelajaran Alquran dan Hadis?

1
4. Apa saja ruang lingkup evaluasi dalam pembelajaran Alquran dan Hadis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi dalam pembelajaran Alquran Hadis
2. Untuk mengatahui tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran
Alquran dan Hadis
3. Untuk mengetahui prinsip evaluasi dalam pembelajaran Alquran dan
Hadis
4. Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi dalam pembelajaran Alquran
dan Hadis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN


Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang
berrati penilaian atau penaksiran1. Adapun makna evaluasi dalam bahasa arab disebut
al-Thaqdir (‫ ) التقدر‬bermakna penilaian. Akar katanya adalah al-Qimah (‫) الفيمه‬
bermakna nilai. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pembelajaran (al-Taqdir al
Tarbawy) diartikan sebagai penilaian dalam pendidikan atau penilaian mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan kegitan pendidikan dan pembelajaran.
Dalam Al-Qur’an terminologi evaluasi pendidikan terdapat beberapa makna
dengan mengacu kepada makna kalimat;
1. Al-Hisāb/al-Muhāsabah

‫ّللاُ ۖ فَيَ أغ َف ُر َل َم أن يَشَا ُء‬ َ ‫س ُك أم أ َ أو ت أُخفُو ُه ُيحَا‬


‫س أب ُك أم َب َه ه‬ َ ُ‫ض ۗ َو َإ أن ت ُ أبدُوا َما فَي أ َ أنف‬
َ ‫ت َو َما فَي أاْل َ أر‬
َ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬
‫َ هّلِلَ َما فَي ال ه‬
‫ع َل ٰى ك َُل ش أَيءٍ قَدَير‬ ‫َب َم أن يَشَا ُء ۗ َو ه‬
َ ُ‫ّللا‬ ُ ‫َويُعَذ‬
Artinya:
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Q.S. alBaqarah: 284).
Terma al-hisāb/al-muhāsabahi dianggap yang paling dekat dengan kata
evaluasi, berasal dari kata “ ‫ ”حسب‬yang berarti menghitung. Al-Ghazali
mempergunakan kata ini di dalam menjelaskan tentang evaluasi diri (‫) محاسبةالنفس‬
yaitu suatu upaya mengoreksi dan menilai diri sendiri setelah melakukan aktivitas.

1
Muhaimin,Abdul Mujib, Pemikiran Pendiidkan Islam; Kajian filosofis dan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya (Bandung: Trigenda Karya,1993), h.234.

3
Menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.2
Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Sedangkan
menurut Norman, Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa.
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi dalam
pembelajaran Alquran dan Hadis ialah suatu kegiatan yang terencana dan sistematis
dalam mengukur hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Alquran dan Hadis
untuk menentukan sebuah keputusan.
B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Dalam beberapa ayat Alquran Allah menyebutkan adapun tujuan evaluasi
terhadap manusia ada beberapa, yaitu:
1. Dasar mengadakan seleksi

Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap hamba-Nya ada yang di dunia dan
ada yang diakhirat, bertujuan untuk mengadakan seleksi dalam berbagai hal
diungkapkan dalam beberapa ayat, dala Surah An-Naml: 40, Allah memeriksa amal
yang dilakukan manusia untuk menyeleksi kelompok yang taat dan kelompok yang
durhaka, bagi kelompok yang taat akan diberikan ganjaran dan kelompok yang
durhaka akan diberi siksa.

2. Dasar penempatan

Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap hamba-Nya bertujuan untuk dasar


penempatan baik di dunia maupun diakhirat, seperti diungkapkan dalam Alquran
Surah Al-Baqarah: 31-32 yaitu: Allah menguji Nabi Adam tentang nama-nama benda

2
Azizah Hanum, Filsafat Pendidikan Islam (Medan: Scientific Corner Publish, 2018), h. 116.

4
yang disaksikan oleh para Malaikat, dengan ujian tersebut Allah menempatkannya
dan merupakan bukti kewajaran Adam untuk menjadi Khalifah di bumi.

3. Pengukur prestasi (hasil belajar)

Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap hamba-Nya ada yang di akhirat,


bertujuan untuk menunjukkan kualitas kinerja manusia semasa hidup di dunia. Hal ini
sebagaimana disebutkan dala Alquran Surah Al-Haqqoh: 19-26, yaitu Allah
memberikan rapor manusia ada yang dari arah kanan, kelompok ini akan menikmati
kehidupan yang luar biasa nikmatnya dan ada golongan yang menerima rapor dari
arah kiri atau belakang, kelompok ini akan merasakan siksa yang luar biasa
dahsyatnya dari Allah.3

Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk insan


kamil atau manusia paripurna. Oleh karena itu hendaknya diarahkan pada dua
dimensi, yaitu dimensi dialektikal horizontal, dan ketundukan vertikal. Dalam
pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif
dan psikomotorik). Penekanan ini bertujuan untuk mengethaui kemampuan peserta
didik yang secraa besarnya meliputi empat hal, yaitu:

1) Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya


2) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3) Sikap dan pengalamanterhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya.
4) Sikap dan pandangan terhadap diri sendri selaku hamba Allah, anggota
masyarakat, serta khalifah Allah Swt.
Dari keempat dasar diatas, dapat dijabarkan dalam beberapa klasifikasi
kemampuan teknis, yaitu:

3
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran (Medan: Perdana Publishing, 2018), h. 60-
62.

5
1) Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-
indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencermikan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah Swt.
2) Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya dan
kegiatan hidup bermasyarakat, seperti akahlak yang mulia dan disiplin.
3) Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusaka atau memberi
makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.4
Selain itu, M. Ngslim Purwanto, mengemukakan ada empat fungsi evaluasi,
diantaranya:
1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan seta keberhasilan peserta
didik setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka
waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran
sebagai suatu sistem terdiri atas bberapa komponne-komponen yang saling
berkaitan satu dengan lainnya. Komponen-komponen yang dimaksud anatara
lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar
mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling. Hasil-hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dilaksanakan oleh guru
terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan
BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya.5
4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang suat aspek yang dihubungkan dengan
situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh gambaran yang menyelruh ditinjau dari

4
Ibid., h. 117-118.
5
M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006) Cet. Ke- 13, h. 5.

6
beberapa segi. Oleh karena itu dalam melaksanakan evaluasi aharus memperhatikan
berbagai prinsip antara lain:
1) Prinsip kesinambungan (kontinuitas). Evaluasi tak hanya dilakukan setahun
sekali atau persemester, tetapi dilakukan secara terus menerus mulai darri
proses mengajar sambil memerhatikan keadaan peserta didknya, hingga
peserta didik tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran islam, sangat
memperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsp ini,
keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid.
2) Prinsp menyeluruh (komprehensif). Prinsip yang melihat semua aspek,
meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan,
sikap kerja sama, tanggung jawab.
3) Prinsip objektivitas. Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
irasional. Allah Swt., memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam
mengevaluasi. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektivan
evaluasi yang dilakukan. (Al-Ma’idah:8)
4) Prinsip Shahih, dimana evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur
5) Prinsip sistematis, evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
6) Beracuan/berkriteria, dimana evaluasi di dasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang diterapkan oleh instrument penilaian yang disusun merujuk
pada kompetensi (SKL, SK, dan KD).
7) Terbuka, maksud prinsip ini ialah evaluasi, kriteria, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak berkepentingan.
8) Praktis, mengandung arti mudah digunakan, baik bagi untuk penyusun alat
evaluasi maupun untuk orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Untuk itu dalam hal ini perlu memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.

7
9) Akuntabilitas, dimana evaluasi dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
D. RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Domain Hasil
Belajar
a. Domain Kognitif
Domain ini terdiri dari 6 jenjang, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta
atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain.
3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip
dan teori-teori dalam situasi baru dan konkrit.
4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi.
5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai
faktor.
6) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu.

8
b. Domain Afektif
Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke
arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai
yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya
dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku
c. Domain Psikomotorik
Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta didik
yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang
sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks.

2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Sistem


Pembelajaran
a. Program pembelajaran yang meliputi:
1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target yang harus
dikuasai peserta didik dalam setiap pokok atau bahasan.
2) Isi atau materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau
pokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi.
3) Metode pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti
metode ceramah, tanya jawab diskusi dll.
4) Media pembelajaran yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media dibagi menjadi 3, yaitu
media audio, media visual, media audio-visual.
5) Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar.
6) Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan keluarga.
7) Penilaian proses dan hasil belajar, baik menggunakan tes ataupun non tes.
b. Program pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
1) Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan, sarana
pendukung dll.
2) Guru, terutama dalam hal menyampaikan materi, kesulitan guru dll.

9
3) Peserta didik, terutama peran peserta dalam kegiatan belajar, keaktifan,
kesulitan belajar dll.
c. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.
3. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Proses
Dan Penilaian Hasil Belajar
a. Sikap :

1) Apakah sikap peserta didik sudah sesuai dengan apa yang diharapkan ?

2) Bagaimanakah sikap peserta didik terhadap guru, mata pelajaran, orang


tua, suasana madrasah, lingkungan, metoda dan media pembelajaran ?

3) Bagaimana sikap dan tanggung jawab peserta didik terhadap tugas-tugas


yang diberikan oleh guru di madrasah ?

b. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran :

1) Apakah peserta didik sudah mengetahui dan memahami tentang materi


yang telah diajarkan ?

2) Apakah peserta didik telah mengetahui dan mengerti hukum-hukum atau


dalil-dalil dalam Al-Alquran dan Hadits ?

c. Kecerdasan peserta didik :


1) Apakah peserta didik sampai taraf tertentu sudah dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, khususnya dalam pelajaran ?
d. Keterampilan :
1) Apakah peserta didik sudah terampil membaca Al-Quran?6
E. JENIS-JENIS EVALUASI
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup sistem pembelajaran,
maka pada hakekatnya pembelajaran adalah adalah suatu program. Artinya evaluasi

6
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), h, 48-
54.

10
yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi penilaian hasil belajar. Arifin
menjelaskan ada empat jenis evaluasi penilaian hasil belajar yang dapat digunakan.
Yakni penilaian formatif, penilaian sumatif, penempatan dan penilaian diagnostik.
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui dan memantau kemajuan
hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik selama proses belajar berlangsung
dan setelah menyelesaikan satuanprogram pembelajaran (kompetensi dasar) pada
mata pelajaran tertentu, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang
memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses belajar guru
menjadi lebih baik.Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Jenis ini
diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak kelemahan seperti
tercantum dalam QS. An-Nisa ayat 28 “Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
d. Fungsi
Fungsi evaluasi ini yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran.
e. Tujuan
Tujuannya yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi
yang diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran.
f. Aspek yang dinilai
Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan
belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap
terhadap materi ajar Alquran Hadis yang disajikan
g. Waktu pelaksanaan
Evaluasi ini dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran dalam satu
satuan/rencana pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif

11
Istilah “sumatif” berasal dari kata “sum” yang berarti “total obtained by
adding together items, numbers or amounst, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap
hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir
tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-
Insyiqaq ayat 19 “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam
kehidupan). Dan juga dalam QS. Al-Qamar ayat 49 yaitu “Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
Dengan demikian, ujian akhir semester termasuk penilaian Sumatif. Penilaian
sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat
menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuan penelian
sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar
peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.
a. Fungsi
Fungsi evaluasi ini yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik
setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester
atau akhir tahun.
b. Tujuan
Tujuan evaluasi ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan,
semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran (Alquran Hadis) pada
satu satuan pendidikan tertentu.
c. Aspek yang dinilai
Aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang
diberikan.
d. Waktu pelaksanaan
Evaluasi ini dilakukan ketika selesai mengikuti program pembelajaran selama
satu catur wulan, semester atau akhir tahun pembelajaran pada mata pelajaran
(Alquran Hadis) pada satu tingkat satuan pendidikan.
3. Evaluasi Penempatan (placement)

12
Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk
kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta
didik.
a. Fungsi
Fungsi evaluasi ini yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk
keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan
pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya.
b. Tujuan
Tujuan evaluasi ini yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta
keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan
yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program bahan yang
disajikan guru. .
c. Aspek yang dinilai
Aspek yang dinilai, yaitu meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang dianggap
perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.
d. Waktu pelaksanaan
Sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menempati/menduduki kelas
tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.
4. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-
kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.
a. Fungsi
Fungsi evaluasi ini yaitu untuk untuk mengetahui masalah-masalah yang
diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani
kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
dalam satu mata pelajaran tertentu (Alquran Hadis). Sehingga kesulitan
peserta didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.

13
b. Tujuan
Tujuan evaluasi ini yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui
hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran
pada satu mata pelajaran tertentu (Alquran Hadis) atau keseluruhan program
pembelajaran.
c. Aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang kehidupannya,
serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Waktu pelaksanaan
Disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan,
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:


a. Evaluasi ialah suatu proses sistematis yang dilaksanakan untuk mengukur
sejauh mana pencapaian hasil kinerja, belajar seseorang untuk menentukan
sebuah keputusan.
b. Adapun tujuan dari evaluasi dalam pembelajarn Alquran dan Hadis ialah:
a. Untuk mengetahui sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada
Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang
mencermikan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
b. Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menerapkan
nilai-nilai agamanya dan kegiatan hidup bermasyarakat, seperti
akahlak yang mulia dan disiplin.
c. Untuk mengetahui bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan
memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah
ia merusaka atau memberi makna bagi kehidupannya dan
masyarakat dimana ia berada.
c. Adapun prinsipprinsip dalam pembelajaran Alquran dan Hadis ialah:
a. Prinsip kesinambungan (kontinuitas)
b. Prinsp menyeluruh (komprehensif)
c. Prinsip objektivitas
d. Prinsip Shahih
e. Prinsip sistematis
f. Beracuan/berkriteria
g. Terbuka
h. Praktis
i. Akuntabilitas
d. Dan adapun jenis-jenis evaluasi dalam pembelajaran Alquran dan Hadis
ialah:
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
c. Evaluasi Penempatan (placement)
d. Evaluasi Diagnostik, dll.
4. Juga terdapat macam-macam ruang lingkup evaluasi dalam pembelajaran
Alquran dan Hadis, yaitu:
a. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Domain Hasil
Belajar
b. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Sistem
Pembelajaran
c. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian
Proses Dan Penilaian Hasil Belajar
B. Saran

Pembahasan evaluasi pembelajaran sangat penting dalam segala macam Mata


Pelajaran. Guna memberikan pemahaman terhadap guru dan calon guru dalam
melaksanakan evaluasi baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Sehingga
dapat menghasilkan sebuah keputusan baik yang akan ditindak lanjuti maupun tidak. Oleh
karena itu, terkhusus bagi kita calon guru harus betul-betul memahami materi ini untuk
Khazanah keilmuan kita kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib Muhaimin. Pemikiran Pendiidkan Islam; Kajian filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya,1993.
Arifin Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Hanum Azizah. Filsafat Pendidikan Islam. Medan: Scientific Corner Publish, 2018.
Ngalim Purwanto M. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Dalam Alquran. Medan: Perdana Publishing, 2018.

Anda mungkin juga menyukai