PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK), merupakan rentang waktu mulai
saat konsepsi hingga tahun kedua seseorang yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Periode ini merupakan rentang waktu yang optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangan otak yang paling cepat dan periode plastisitas
tertinggi, tepatnya pada trimester terakhir kehamilan dan dua tahun pertama
kehidupan. Maka dari itu, perlu perhatian khusus supaya terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang maksimal. Salah satu hal yang sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan manusia pada 1000 HPK adalah asupan nutrisi
yang mencukupi.
Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang
dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Stunting
menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya
kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan
motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.
Dilansir dari Databooks.com balita yang mengalami stunting pada tahun 2015
sebesar 36,4%. Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) pada tahun 2017, balita
yang mengalami stunting tercatat sebesar 26,6%. Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 angka stunting mencapai 30,8%, sedangkan
pada tahun 2019 stunting mengalami penurunan sebesar 27,67. Di mojokerto pada
tahun 2017, balita yang mengalamii stunting sebanyak 87 kasus. Jumlah tersebut
tersebar di 11 kecamatan. Jumlahnya menurun, jika dibandingkan dengan tahun
2016 sebanyak 238 kasus.
Remaja yang terkena stunting memiliki tingkat kecemasan, gejala depresi,
serta merasa memiliki harga diri yang rendah dibandingkan dengan remaja yang
tidak terhambat pertumbuhannya. Anak-anak yang terhambat pertumbuhannya
sebelum berusia 2 tahun memiliki hasil yang lebih buruk dalam emosi serta
perilakunya pada masa akhir remaja. Oleh karena itu stunting merupakan prediktor
buruknya kualitas sumber daya manusia yang selanjutnya akan berpengaruh
terhadap perkembangan potensi bangsa.
Standar yang ditetapkan Nasional mengacu pada standar yang telah
ditetapkan oleh WHO terkait maksimal terjadinya stunting sebesar 20%, sedangkan
di Indonesia saat ini angka stunting belum memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Bagaimana seorang tenaga kesehatan memangkas angka stunting dengan cara
social model atau biasa disebut dengan pendekatan secara sosial. Pendekatan
tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi hambatan sistemik, sikap negatif
dari lingkungan sekitar, dimana secara tidak langsung lingkungan menjadi hambatan
bagi penderita stunting. Peran tenaga kesehatan, terutamanya peran bidan sangat di
butuhkan dalam memangkas angka stunting agar sesuai dengan standar yang telah
di tetapkan dengan berfokus pada lingkungan yang didalamnya masih ditemukan
kasus stunting.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bidan memberikan social model dalam kasus stunting?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting?
3. Bagaimana cara mengurangi terjadinya angka stunting?
4. Apa kaitan stunting dengan pemberian ASI eklusif pada 1000 HPK?
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut artikel yang telah ditelaah dapat disimpulkan bahwa ada dua cara
pencegahan yang bisa dilakukan antara lain memberikan Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif dan memberikan Makanan Tambahan ASI (MTA). Manfaat memberikan ASI
eksklusif pada bayi antara lain sebagai berikut :
1. Dapat menjaga sistem kekebalan tubuh bayi, Air Susu Ibu (ASI) mengandung
zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantunya melawan
bakteri dan virus, jadi bayi yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) lebih kecil
resikonya terserang penyakit.
2. Membuat tulang bayi lebih kuat, bayi yang diberikan Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif selama 6 bulan memiliki tulang leher dan tulang belakang yang
lebih kuat dibandingkan dengan bayi yang diberikan Air Susu Ibu (ASI)
kurang dari 6 bulan. Karena itulah Air Susu Ibu (ASI) sangat berperan
penting dalam menunjang pertumbuhan tulang bayi.
3. Melindungi bayi dari kuman, saluran cerna bayi mulai dihuni oleh bakteri
beberapa jam setelah lahir. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif membuat
saluran cerna bayi dihuni oeh bakteri baik. Air Susu Ibu (ASI) juga
mengandung protein yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi kuman
sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi oleh penyakit.
4. Menyediakan nutrisi lengkap pada bayi, kandungan dalam Air Susu Ibu (ASI)
meliputi air, karbhohidrat. protein, lemak, vitamin, mineral, sel-sel darah putih
(leukosit), enzim, dan asam amino.
5. Mencegah mal nutrisi (kekurangan nutrisi), bayi baru lahir rentan tertular
penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya yang kurang sempurna.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif akan mencukupi kebutuhan yang
diperlukan bayi seperti nutrisi-nutrisi penting sehingga terhindar dari mal
nutrisi atau kekurangan nutrisi.
Manfaat pemberian makanan tambahan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk perkembangan otak, bayi yang mengonsumsi zat besi selama dua
tahun kehidupan pertamanya memiliki kemampuan lebih cepat saat belajar,
membaca, dan menulis dibandingkan dengan bayi yang kekurangan zat besi.
Ada beberapa nutrisi pada makanan yang membantu membangun kinerja
otak diantaranya zat besi pada bayam, omega 3 pada ikan yang berlemak,
jeruk, jambu, semangka, brokoli, dan tomat karena mengandung vitamin C
untuk membantu penyerapan zat bayi. Iodine pada ikan dan telur, protein
pada telur, ayam, daging dan antioksidan pada apel.
2. Untuk mennguatkan tulang, Tulang bayi akan terus bertumbuh dan berubah,
selayaknya anggota tubuh yang lain dengan nutrisi tepat dalam MPA,
kesehataan tulangnya akan terus terjaga. Pada waktu 18 bulan tulang lunak
di antara tengkorak kepala bagian atas dan belakang bayi akan tertutup.
Menngonsumsi kalsium dan vitamin D akan membantu membangun massa
tulang bayi.
3. Membantu pertumbuhan gigi yang baik
Bayi akan mulai tumbuh gigi pada usia sekita 8 bulan. Pertumbuhan gigi pada
setiap bayi akan berbeda, namun dengan nutri MPASI yang baik, bayi akan
mendapatkan gigi yang kuat dan sehat, MPASI juga akan membantu bayi
untuk berlatih mengigit dan mencoba berbagai tekstur makanan.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Melalui ASI, untuk meningkatkatkan sistem imunitas dalam tubuh bayi, ia juga
membutuhkan nutrisi dan vitamin dari MPASI.
Ada beberapa bahan makanan alami yang membantu meningkatkan sistem
imunitas tubuh bayi, diantaranya: kacang kedelai, bawang, dan sereal dengan
prebiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Darteh E.K., Acquah E. dan Kyereme A.K. 2014. Correlates of Stunting among
children in Ghana terdapat dalam Jurnal BMC Public Health 2014, 14:504
Eko Dardirdjo. 2015. Sinergitas Kua, Bidan, Puskesmas Dalam Penurunan Angka
Stunting. Diperoleh pada 19 Desember 2019, dari
http://celotehlarangan.com/sinergitas-kua-bidan-puskesmas-
dalampenurunan-angka-stunting/
Kemenkes RI. 2013. 1000 Hari: Mengubah Hidup, Mengubah Masa Depan.
Diperoleh Pada 19 Desember 2019, dari http://gizi.depkes.go.id/1000-
harimengubah-hidup-mengubah-masadepan