Skrining Mammografi Dan Motalitas Kanker Payudara
Skrining Mammografi Dan Motalitas Kanker Payudara
Kanker Payudara
Di seluruh dunia, kanker payudara merupakan penyakit yang paling mengancam jiwa
pada wanita. Negara kurang berkembang, penyait ini merupakan penyebab utama
kematian pada wanita. Di Amerika Serikat, kanker payudara menyumbang 30% dari
semua kanker pada wanita dan merupakan yang kedua setelah kanker paru-paru
sebagai penyebab kematian akibat kanker. [1]
Mamografi
X-ray (radiografi) adalah tes medis non-invasif yang membantu dokter mendiagnosis
dan merawat kondisi medis. Pencitraan dengan sinar-X melibatkan memaparkan
sebagian tubuh pada radiasi pengion dosis kecil untuk menghasilkan gambar bagian
dalam tubuh. Pemeriksaan mamografi, yang disebut mammogram, membantu deteksi
dini dan diagnosis penyakit payudara pada wanita.
Tiga kemajuan terbaru dalam mamografi termasuk mamografi digital, deteksi dengan
bantuan komputer dan tomosintesis payudara.
Skrining mamografi
Skrining mamografi telah terbukti mengurangi angka kematian akibat kanker payudara
dalam berbagai uji coba terkontrol secara acak. Dua puluh tahun setelah pengenalan
skrining, kematian akibat kanker payudara berkurang 30% pada wanita berusia 55-74
tahun dan 34% pada wanita berusia 75-79 tahun.
Berdasarkan bukti dari literatur, banyak yang berpendapat bahwa penundaan 3-5
tahun untuk mekakukan skrining pertama(usia 50) dapat meningkatkan risiko
kematian akibat kanker payudara. Oleh karenanya Sankatsing dkk, menggunakan
kelompok usia berikut: 55– 74 tahun; 40–54 tahun dan 75–79 tahun.
Sankatsing dkk, menemukan perubahan kuat dalam tren kematian akibat kanker
payudara pada wanita berusia 55-74 dan 75-79. Hasil ini mendukung bahwa skrining
mamografi dari usia 50 - 74 tahun berkontribusi pada pengurangan kematian akibat
kanker payudara hingga diperkirakan 30%. Kematian akibat kanker payudara pada
wanita yang lebih tua (75-79 tahun) berkurang sebesar 34%. [3]
Dalam penelitan Kalager dkk, di Norwegia program skrining kanker payudara dimulai
pada tahun 1996 dan diperluas secara geografis selama 9 tahun berikutnya. Wanita
berusia 50 sampai 69 tahun diskrining mamografi setiap 2 tahun. Kami menganalisis
data dari 40.075 wanita dengan kanker payudara. Tingkat kematian berkurang 7,2
kematian per 100.000 orang-tahun pada kelompok penapisan dibandingkan dengan
kelompok penapisan historis. Pada kelompok studi kedua, 4,8 kematian per 100.000
orang Tahun pada kelompok non-screening dibandingkan dengan kelompok non-
screening historis. Dari penelitian tersebut terlihat perbedaan dalam pengurangan
kematian antara kelompok saat ini dan sejarah yang dapat dikaitkan dengan skrining
saja adalah 2,4 kematian per 100.000 orang-tahun, atau sepertiga dari total
pengurangan 7,2 kematian. [4]
Kesimpulan:
Kanker payudara adalah penyakit yang menyebabkan kematian wanita di dunia.
Kejadian ini dapat dicegah dengan melakukan screening mamografi. Semakin dini
mendapatkan tindakan screening mamografi semakin mencegah risiko mortalitas di
karenakan kanker payudara.
REFERENCE:
[1] Chalasani P. Breast Cancer. 2019 [cited 2019 november 23]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1947145-overview#showall
[2] Radiologyinfo. Mammography. 2019 [cited 2019 november 23]. Available from:
https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=mammo.
[3] Sankatsing Valérie D.V., et all. The effect of population‐based mammography
screening in Dutch municipalities on breast cancer mortality: 20 years of follow‐up.
International journal of cancer. 2017; Vol 141(4):671-7.