Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti


Program Pendidikan Klinik Bagian Anastesi
Di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Oleh :
Rika Yulita Rahmawati / 14711090

Pembimbing:
dr. Girindro Utomo, Sp.An, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANASTESI DAN REANIMASI


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2019
FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


_________________________________________________________________________

Nama Dokter Muda : Rika Yulita Rahmawati

Stase : Ilmu Anastesi dan Reanimasi

Identitas Pasien

Nama / Inisial : An. A No RM : 676xxx

Umur : 15 tahun Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosis/ kasus : Appendisitis akut

Pengambilan kasus pada minggu ke : 2

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)

a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).

Keluhan Utama

Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Wonogiri dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan
bawah sejak 3 hari yang lalu. Awalnya nyeri dirasakan di sekitar pusar namun lama-

1
lama menjalar ke kanan bawah lalu menetap. Pasien juga merasakan lemas dan
demam sejak 1 hari yang lalu. Kadang muncul rasa mual namun tidak terus menerus.
Keluhan muntah disangkal. BAK dan BAB seperti biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat keluhan serupa (-)


- Riwayat alergi (-)
- Riwayat penyakit kronis (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat penyakit serupa dalam keluarga (-)


- Riwayat alergi (-)
- Riwayat penyakit kronis (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD = 105/52 N = 98x/menit
RR = 19x/menit S = 38°C

Pemeriksaan abdomen
I = dinding abdomen sejajar dinding dada, masa (-),bekas luka (-),kemerahan (-)

A = bising usus (+)

P = timpani (+), lainnya dalam batas normal

P = nyeri tekan (+) area iliaca dx, hepar dan lien tidak teraba

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen

Kesan : Menyokong appendicitis, tak tampak kelainan pada hepar, lien, pancreas,
VF, kedua ren, dan VU

DIAGNOSIS
Appendisitis akut

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

2
Tindakan medis seperti tindakan operasi yang akan dilakukan harus
medapatkan persetujuan tindakan medis (PTM) dari pasien yang bersangkutan.
Persetujuan tindakan medis diberikan pasien setelah mendapatkan penjelasan oleh
dokter. Pasien dewasa dan anak memiliki perbedaan tentang siapa yang berhak
memberikan persetujun tindakan medis. Persetujuan tindakan medis merupakan hal
mendasar namun penting dalam praktik klinis. Berdasarkan hal ini maka dokter
muda tertarik membahas PTM dari aspek medikolegal dan aspek keislaman, serta
membahas sabar dari aspek keislaman.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu

Persetujuan tindakan medis (PTM) adalah terjemahan yang dipakai untuk


istilah informed consent. Informed artinya telah diberitahukan, dan consent artinya
persetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan
demikian, informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter
setelah diberikan penjelasan. Ada dua bentuk PTM, yaitu : (1) tersirat atau dianggap
telah diberikan ; dan (2) dinyatakan dalam bentuk lisan maupun tulisan (Hanafiah,
2008). Untuk pasien di bawah umur 18 tahun, dan pasien pasien gangguan jiwa
yang menandatangani adalah orang tua / wali / keluarga terdekat atau induk semang.
Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta tidak didampingi oleh
keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang
memerlukan tindakan medik segera, tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun
(pasal 11 bab IV Permenkes No. 585 tahun 2008).

Dalam kasus ini, tenaga kesehatan telah melakukan informed consent


kepada pihak keluarga dalam hal ini adalah orang tua pasien dikarenakan pasien
berumur dibawah 18 tahun. Informed consent dilakukan dari hendak dilakukannya
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hingga tatalaksana. Tindakan
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua pasien. Hal ini telah
sesuai dengan peraturan yang ada bahwa setiap tindakan medis yang hendak

3
dilakukan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Terdapat 2 topik permasalahan yang akan dibahas yaitu refleksi keislaman tentang
Persetujuan Tindakan Medis (PTM), dan tentang sabar.

Persetujuan Tindakan Medis (PTM)

Informed consent yang pada dasarnya adalah sebuah perjanjian yang


berakibat pada hubungan yang erat antara dokter dan pasien dalam melaksanakan
tindakan medis, sehingga hubungan tersebut menjadi dasar sebuah perjanjian. Dalam
islam, terdapat hal yang berhubungan dengan perjanjian yaitu Akad. Akad yang
terjadi harus memiliki prinsip yaitu tidak bertentangan dengan syariat islam, tidak
terdapat usur penipuan, mendatangkan manfaat dan menghidarkan mudharat, dan
harus adil dengan mempertimbangkan hak dan kewajiban masing-masing.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa (4) : 29

“Wah
ai
orang
-
orang
yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan
cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang didasarkan antara suka sama suka.
Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha
Kasih Sayang kepada kalian”.

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa dalam setiap Akad harus terdapat unsur keridhaan
dan kerelaan kedua pihak, sehingga akan muncul hak dan kewajiban.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah (5) : 1 :

4
Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan
bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum sesuai yang Dia kehendaki”.

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa semua pihak yang terlibat didalam perjanjian
harus memenuhi semua hak dan kewajibannya masing-masing.

Sabar

Setiap manusia pastinya akan mendapatkan ujian sesuai dengan kemampuannya. Tak
terlepas dari sebuah ujian, sakit merupakan ujian umum yang pasti dihadapi oleh setiap
orang, mulai dari penyakit ringan seperti batuk pilek sampai penyakit berat seperti
gagal jantung ataupun stroke. Pasien harus bersabar dalam proses penyembuhan dan
dalam menghadapi penyakit ini. Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi
yang senantiasa dialami oleh manusia. Kita sebagai umat manusia harus berbaik
sangka kepada Allah SWT, karena Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit
apabila tidak menurunkan obatnya.
Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori didalam shahihnya, dari sahabat
Abu Hurairah bahwasanya Rasullullah SAW bersabda :

”Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya” (HR.
Bukhari)

Dan diisyaratkan dalam hadist Nabi SAW dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin
Abdillah, Rasullullah SAW bersabda :
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Dalam makna hadist tersebut mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa setiap
penyakit pasti ada obatnya, dan apabila obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga

5
memperoleh kesembuhan. Maka kita sebagai makhluk ciptaan-Nya yang sedang diberi
ujian sakit, harus bertawakal setelah berusaha mencari pengobatan untuk penyakitnya,
kemudian serahkan semuanya kepada Allah SWT karena kesembuhannya itu adalah
atas izin dari Allah SWT. Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan
yang diberikan oleh sang pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji
keimanannya.
Sabda Rasulullah SAW :

“Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yan ridho menerimanya, makan dia akan memperoleh
keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridho) dia akan memperoleh
kemurkaan Allah SWT” (HR. Ibnu Majah dan At-Tarmidzi ).
Akan selalu ada hikmah dibalik sakit dan musibah yang sedang menimpa kita,
berikut ini merupakan beberapa hikmah yang dapat diambil selama seseorang sedang
diberi cobaan sakit :
a. Rasullullah SAW, dimana beliau bersabda : “Tidaklah seorang muslim tertimpa
suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya
dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya” (HR. Bukhori no.
5660 dan Muslim no. 2571)
b. “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan,
gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan
menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhori no. 5641)
c. Sakit dan musibah lainnya adalah sebagai pengingat kepada seseorang agar selalu
bersyukur kepada Allah SWT dan dapat digunkan untuk berisitirahat dari kesibukan
mengejar keikmatan duniawi dan dapat kembali mengingat Robb-nya Allah SWT
berfirman : “Dan sesungguhnya kami telah menguus (rasul-rasul) kepada umatumat

6
sebelum mu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
Kesengsaran dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan
tunduk merendahkan diri.” (QS. Al An’am:42)

Umpan balik dari pembimbing

20 November 2019

Dokter Pembimbing Dokter Muda

dr. Girindro Utomo, Sp.An, M.Kes Rika Yulita R

Anda mungkin juga menyukai