Anda di halaman 1dari 34

INSTRUMEN EPIDEMIOLOGI

INSTRUMEN HIV
“Perilaku Seksual Berisiko Terkait HIV pada Supir Truk di
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara”

Oleh :
Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik 2020
Semester V

Arisca Dewi Safitri 25000118183002


Auliah Masruroh 25000117120025
Tia Eka Putri 25000117130132
Nourma Shofia Fitriani 25000117130135
Meindha Liya L. M. 25000117130161
Annisa Resifa 25000117140212
Catherine Aurora D. 25000117140156
Intan Permata 25000117140125

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur


tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa. Paradigma sehat yang
dewasa ini dipromosikan menghendaki terjadinya perubahan pola pikir, yaitu
dari mengobati penyakit menjadi memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit. Untuk itu pengetahuan masyarakat tentang berbagai penyakit dan
cara menghindari atau mencegahnya perlu disebarluaskan kepada mereka.
Dengan demikian masyarakat secara mandiri dengan penuh kesadaran dapat
melindungi diri dan orang-orang yang disayanginya dari berbagai virus yang
menyerang (Depkes RI, 2002).

Salah satu virus yang saat ini menjadi perhatian masyarakat dunia, karena
dipandang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup suatu bangsa adalah
Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV yaitu suatu virus yang
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh sehingga menimbulkan Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) (Nursalam,dkk,2007). HIV (Human
Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai
penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

HIV merusak sistem ketahanan tubuh, sehingga orang-orang yang


menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari
serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV
belum tentu mengidap AIDS. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang
akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang
biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem
imun tubuh (Sopiah, 2009). HIV akan menyerang sel-sel darah putih jika HIV
masuk ke dalam peredaran darah seseorang. Sel darah putih akan mengalami
kerusakan yang berdampak pada melemahnya kekebalan tubuh seseorang.
HIV/AIDS kemudian akan menimbulkan terjadinya infeksi opportunistic lesi
fundamental pada AIDS ialah infeksi limfosit T helper (CD4+) oleh HIV yang
mengakibatkan berkurangnya sel CD4+ dengan konsekuensi kegagalan fungsi
imunitas (Smeltzer, 2001). Penyakit menular ini sangat menarik perhatian
dunia sehingga badan dunia UN (United Nations) bekerjasama dengan WHO
(World Health Organization) menyatakan bahwa, penyakit menular ini
dipengaruhi oleh perkembangan kesehatan tubuh seseorang yang dimana ada
beberapa faktor antara lain faktor keturunan, faktor kesehatan, faktor
lingkungan, dan faktor perilaku (Kurniawan, 2011). Menurut WHO dalam
Laporan Kemajuan 2011, pada akhir tahun 2010, diperkirakan 34 juta orang
(31.600.000-35.200.000) hidup dengan HIV di seluruh dunia (Sianturi, 2012).

Secara komulatif, sampai tahun 2010 kasus AIDS di Indonesia mencapai


22.726 kasus dengan case rate 9,85 per 100.000 penduduk. Proporsi komulatif
kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20- 29 tahun (47,8%),
disusul dengan kelompok umur 30-39 tahun (31,01%), dan kelompok umur
40-49 tahun (9,2%). Tahun 2011 bulan Juni secara komulatif jumlah AIDS
mencapai 26.483 kasus dengan case rate 11,09 per 100.000 penduduk.
Proporsi komulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-
29 tahun (46,4%), disusul dengan kelompok umur 30-39 tahun (31,5%), dan
kelompok umur 40-49 tahun (9,8%) (Ditjen PP &PL Depkes RI, 2011).

Kelompok populasi yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS adalah salah


satunya sopir truk dan kernetnya. Sopir truk merupakan salah satu golongan
yang termasuk dalam High Risk Man (HRM), yakni laki-laki yang berisiko
untuk menularkan dan juga tertular HIV/AIDS karena sopir truk memiliki
mobilitas yang tinggi, yakni seringnya melakukan perjalanan jauh dan sering
singgah pada beberapa pos selama dalam perjalanan membawa muatan ke
kota lain di pulau Jawa (Riono, dkk, 2008).

Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menyebutkan bahwa sopir


yang mengidap HIV/AIDS juga meningkat setiap tahun. Pada tahun 2008
sopir yang mengidap HIV/AIDS berjumlah 14 orang atau sekitar 2,89%, tahun
2009 naik menjadi 26 orang atau sekitar 6,73%, tahun 2010 menjadi 47 orang
atau sekitar 11,31% dan bertambah menjadi 67 orang atau sekitar 19,08%
sampai bulan Maret 2011 (KPAN, 2011).
Berdasarkan penelitian Mundiharno (1999) tentang sopir truk, menemukan
bahwa 92% responden yang diteliti mengaku pernah melakukan hubungan
seks di luar pernikahan selama perjalanan. Hasil penelitian ini juga
menyebutkan, 50% responden yang diteliti pernah terkena Penyakit Menular
Seksual (PMS) (pada umumnya gonorhoe (GO) dan syphilis ) sebagai akibat
dari perilaku seksual yang sering berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom.

Berdasarkan laporan KEMENKES tentang perkembangan HIV/AIDS dan


IMS (Infeksi Melnular Seksual) Triwulan IV Tahun 2018, Jumlah infeksi HIV
tertinggi yaitu di DKI Jakarta 58.877 kasus pada tahun 2018. Faktor risiko
penularan terbanyak melalui hubungan seksual berisiko 70,3%. Kasus HIV
juga terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2016 sebanyak 112 kasus
positif HIV.

B. Rumusan Masalah

Kelompok populasi yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS adalah salah


satunya sopir truk dan kernetnya. Sopir truk merupakan salah satu golongan
yang termasuk dalam High Risk Man (HRM), yakni laki-laki yang berisiko
untuk menularkan dan juga tertular HIV/AIDS karena sopir truk memiliki
mobilitas yang tinggi, yakni seringnya melakukan perjalanan jauh dan sering
singgah pada beberapa pos selama dalam perjalanan membawa muatan ke
kota lain di pulau Jawa (Riono, dkk, 2008). Data dari Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) menyebutkan bahwa sopir yang mengidap HIV/AIDS juga
meningkat setiap tahun. Menurut SIHA Kemenkes RI (2018). Jumlah infeksi
HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta 58.877 kasus pada tahun 2018. Faktor
risiko penularan terbanyak melalui hubungan seksual berisiko 70,3%. Kasus
HIV juga terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2016 sebanyak 112 kasus
positif HIV. Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana gambaran perilaku seksual berisiko terkait HIV dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya pada kelompok beresiko tinggi supir truk di
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.
C. Tujuan

a. Tujuan Umum
Mengetahui perilaku seksual berisiko terkait HIV dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada supir truk di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta
Utara.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan antara penggunaan media porno dengan
perilaku seksual berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung
Priuk Jakarta Utara.
2. Mengetahui hubungan antara akses lokasi dengan perilaku seksual
berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta Utara
3. Mengetahui hubungan antara frekuensi pulang ke rumah dengan
perilaku seksual berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung
Priuk Jakarta Utara.
4. Mengetahui hubungan antara penggunaan kondom dengan perilaku
seksual berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta
Utara.
5. Mengetahui hubungan antara perilaku berganti pasangan dengan
perilaku seksual berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung
Priuk Jakarta Utara.
6. Mengetahui hubungan antara status gay dengan perilaku seksual
berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta Utara.
7. Mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan seksual dengan
perilaku seksual berisiko pada supir truk di Pelabuhan Tanjung
Priuk Jakarta Utara.

D. Patofisiologi

a. Status Gay
Homoseksual merupakan ketertarikan seksual berupa disorientasi
pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbian
untuk penderita perempuan. Ketertarikan seksual ini yang dimaksud
adalah orientasi seksual,yaitu kenderungan seseorang untuk melakukan
perilaku seksual dengan laki-laki atau perempuan. Homoseksualitas
bukan hanya konak seksual antara seseorang dengan orang lain dari jenis
kelamin yang sama tetapi juga menyangkut individu yang memiliki
kecenderungan psikologis, emosional, dan sosial terhadap seseorang
dengan jenis kelamin yang sama. Orientasi seksual ini dapat terjadi
akibat bawaan genetik kromosom dalam tubuh atau akibat pengaruh
lingkungan seperti trauma sesksual yang didapatkan dalam proses
perkembangan hidup individu, maupun dalam bentuk interaksi dengan
kondisi lingkungan yang memungkinkan individu memiliki
kecenderungan terhadapnya.
Gay merupakan sebutan untuk laki-laki yang menyukai laki-laki,
berdasarkan survei terpadu biologis perilaku tahun 2010, jumlah rata –
rata gay di enam kota (Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya, Dan
Malang) adalah sebanyak 76.800 (STBP 2010). Gay merupakan
kelompok termarginalkan yang memiliki faktor risiko dalam penyabaran
IMS. 29-34% gay di kota-kota besar Indonesia (Jakarta, Bandung,
Surabaya) telah terinfeksi satu atau lebih IMS seperti goonore dan sifilis
(STBP,2007). Pada tahun 2010 sifilis pada gay di indonesia meningkat
prevalensinya dari 4% menjadi 13% (STBP,2010). IMS yang tidak dioati
memiliki rata-rata 6-10 kali lebih tinggi menularkan atau terjangkit HIV
selama hubungan seksual (KPA, 2011).
b. Frekuensi Pulang Ke Rumah
Penelitian yang dilakukan oleh Berliani tahun 1997 mengenai
perilaku seksual pekerja migran (TKI) menyatakan 41,2% responden
melakukan hubungan seks dengan alasan dorongan dan tuntutan batin
dan 23,5% karena alasan kesepian, bosan, dan mencari hiburan.
Sebagian besar responden ini hanya bisa menjenguk keluarga sekali
dalam 2 atau 3 tahun.
Fauziah, dalam Buletin Pekerja Migran dan HIV-AIDS 2007,
juga menyatakan bahwa kondisi jauh dari pasangan karena ikatan
kontrak kerja yang panjang (rata-rata dua tahun) sering menyebabkan
sebagian TKI tergoda untuk melakukan hubungan seksual baik dengan
sesama TKI maupun dengan tenaga kerja dari negara lain, heteroseksual
maupun homoseksual. Masa kerja yang panjang tanpa ada kesempatan
untuk pulang menjenguk keluarga dapat memicu kesepian dan
kebosanan yang menimbulkan tekanan batin bagi para pekerja migran,
begitu juga dengan kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi.
c. Akses Lokasi
Lokasi adalah tempat dimana orang-orang biasa berkunjung.
Lokasi yang strategis mampengaruhi seseorang dalam menimbulkan
keinginan untuk melakukan pembelian karena lokasinya yang strategis,
terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Menurut Fandy Tjiptono
pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap
faktor-faktor berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau
sarana transfortasi umum.
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan
jelas dari jarak pandang normal.
c. Lalu lintas (traffic)
d. Penggunaan Kondom
Penggunaan pelindung fisik seperti kondom dianjurkan untuk
mengurangi penularan HIV melalui seks. Pola epidemi HIV di negara-
negara Asia memiliki kemiripan yaitu dapat terjadi pada pengguna
NAPZA suntik, lelaki suka seks lelaki, penjaja seks dan pelanggannya,
pasangan tetap (istri atau suami). Pengalaman di banyak negara
menunjukkan penggunaan kondom pada kegiatan seks berisiko mampu
mencegah penularan HIV, terlihat dengan semakin rendah kasus
penularan infeksi yang ditularkan secara seksual, termasuk HIV.
Sebagian besar kondom mempunyai kantong kecil di ujungnya,
sebagai tempat menampung sperma. Kondom untuk laki-laki digunakan
dengan cara dipasang pada batang penis, apabila penis tegang sebelum
melakukan hubungan seks. Kondom tersedia dalam berbagai ukuran.
Kondom lateks merupakan kondom yang paling banyak beredar di
penjuru dunia, terdapat ribuan jenis, bervariasi ukuran, ketebalan, dan
bentuk yang bervariasi. Kondom yang terbuat dari lateks atau getah karet
sifatnya lebih baik karena lebih tipis, mampu mencegah penyebaran
penyakit kelamin dan lebih murah. Kondom yang terbuat dari lateks atau
getah karet juga mampu mencegah penyebaran penyakit kelamin seperti
HIV/AIDS, apabila digunakan dengan betul dan kontinyu. Dalam
penggunaannya penting untuk memastikan tidak terdapat gelembung
udara yang terperangkap, apabila kondom dipasang. Kondom baru perlu
digunakan setiap kali melakukan hubungan seksual.
Tingkat efektivitas kondom secara teoritis mencapai angka 98%,
tetapi karena faktor kesalahan pemakai efektivitasnya hanya 90-95%.
Penggunaan kondom secara benar dan konsisten mampu menurunkan
risiko penyakit menular seksual dan memberi proteksi yang maksimal.
Konsisten berarti menggunakan kondom mulai dari awal sampai akhir
setiap kali berhubungan seksual. penggunaan kondom yang benar antara
lain: menggunakan kondom baru setiap kali berhubungan seksual,
menggunakan kondom sesegera mungkin saat ereksi dan sebelum kontak
seksual, pegang ujung kondom dan memasukkan pada penis yang ereksi,
membiarkan ruang di ujung kondom untuk menampung sperma,
memastikan tidak ada udara yang terperangkap di ujung kondom,
memastikan penggunaan lubrikan yang tepat, mencabut dari pasangan
segera setelah ejakulasi, dan memegang kondom secara kuat agar tidak
terlepas.
e. Penggunaan Media Pornografi
Perkembangan teknologi telah membawa bentuk-bentuk baru
dari pornografi, yang oleh Burhan Bungin diidentifikasikan menjadi
pornoaksi, pornomedia, pornoteks dan pornosuara. Pornoaksi merupakan
penggambaran aksi gerakan tubuh, penonjolan bagian-bagian tubuh yang
dominan memberi rangsangan seksual, sampai dengan aksi
mempertontonkan payudara dan alat vital yang tidak disengaja atau
disengaja, untuk membangkitkan nafsu seksual bagi yang melihatnya.
Pornomedia adalah aksi-aksi subjek-objek seksual yang dipertontonkan
secara langsung dari seseorang kepada orang lain sehingga menimbulkan
rangsangan bagi seseorang. Pornomedia ini merupakan realitas porno
yang diciptakan media, seperti gambar dan teks porno yang dimuat di
media cetak, film porno (baik dalam bentuk VCD, DVD, film yang
dapat didownload pada handphone), cerita porno melalui media,
provider telpon maupun melalui internet.
Kemudahan akses pada materi pornografi ini membuat hampir
tidak ada yang bisa lepas dari bahaya pornografi. Di tubuh kita terdapat
banyak sekali hormon yang bekerja, dan pornografi setidaknya akan
merusak 4 hormon yaitu dopamine, neuropiniphrin, serotonin, dan
oksitoksin. Pornografi berperan dalam kerusakan sel sel otak. Kecanduan
oleh pornografi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut
Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil. Rusaknya otak
prefrontal conteks, akan membuat perasaan selalu kacau, yang akan
menyebabkan ketergantungan untuk melihat film porno. Saat melihat
film porno, sistim limbik akan bekerja, sehingga keluarlah dufamin atau
hormon kenikmatan. Pornografi juga menimbulkan perubahan konstan
pada neorotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol, hal ini membuat
orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol
perilakunya.
Pornografi merupakan awal dari seks bebas, kemudian penyimpangan
perilaku seksual, hingga yang pada akhirnya akan berakibat pada
timbulnya berbagai penyakit berbahaya seperti HIV.
f. Tingkat Kepuasan Pasangan
Hubungan seksual melalui anal (anal intercourse) yang banyak dilakukan
merupakan teknik hubungan seks yang paling berisiko menularkan
HIV/AIDS. Pasangan yang tidak puas cenderung akan mencari seorang
atau pasangan lainnya untuk memuaskan orang tersebut, dan
menimbulkan perilaku berganti-ganti pasangan yang juga merupakan
risiko perilaku seksual HIV.
g. Perilaku Berganti Pasangan
Perilaku seksual yang berisiko merupakan faktor utama yang
berkaitan dengan penularan HIV/AIDS. Partner seks yang banyak dan
tidak memakai kondom dalam melakukan aktivitas seksual yang berisiko
merupakan faktor risiko utama penularan HIV/AIDS. Risiko tertular
HIV akan lebih besar bila melakukan seks dengan banyak pasangan. Hal
ini terjadi karena tidak diketahui apakah pasangan seks telah terinfeksi
HIV atau tidak. Pasalnya dalam banyak kasus, seseorang yang terinfeksi
HIV fase awal tidak menimbulkan gejala yang berarti. Bahkan,
seseorang yang terkena HIV baru memunculkan gejla penyakit tersebut
beberapa tahun setelah terinfeksi. Pada dasarnya, siapapun yang
berhubungan seks dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan
berpotensi menularkan penyakit yang didapat dari pasangan seks
sebelumnya. Jadi, semakin sering berganti-ganti pasangan, maka risiko
terkena HIV pun semakin meningkat.
E. Kerangka Teori

Status Pekerjaan5 Tingkat Komunikasi Penggunaan Status


Seksual13 Media Porno2 Perkawinan1

Akses Lokasi3 Frekuensi Pulang Frekuensi Aktivitas Tingkat Kepuasan


ke Rumah4 Seksual Pasutri13 Seksual1,13

Tingkat Frekuensi Frekuensi Berganti


Pendapatan12 Menggunakan Pasangan1
PSK10

Frekuensi
Penggunaan
Tingkat Hubungan Jenis Pasangan Jumlah Pasangan
Kondom6
Seksual Berisiko9 Tidak Tetap7 Tidak Tetap5

Status Gay8,12
Penularan Infeksi
Menular Seksual11

Perilaku Seksual
Berisiko HIV
Referensi

1. Khotimah, K., 2017. Hubungan antara kepuasan seksual dengan


kebahagiaan pernikahan pada dewasa madya (Doctoral dissertation, UIN
Sunan Ampel Surabaya)
2. Mandey.F. K.P., Ratag, B.T. kawatu, P.A.T. (2014) Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Manado. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 2014
3. KPAN 2003 dalam Yusi Mutia A 2008 Perilaku Seksual Berisiko Terkait HIV-
AIDS pada Buruh Bangunan di Proyek P Perusahaan Kontruksi K, Jakarta
Tahun 2008
4. Hugo G. 2001, Mobilitas Penduduk dan HIV/AIDS di Indonesia, Adelaide
University, Australia.
5. Li dkk dalam dalam Yusi Mutia A 2008 Perilaku Seksual Berisiko Terkait
HIV-AIDS pada Buruh Bangunan di Proyek P Perusahaan Kontruksi K,
Jakarta Tahun 2008
6. BPS dan DEPKES RI. 2005. Survei Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di
Indonesia, Jakarta : SSP 2004-2005.
7. Sirait, L.M. and Sarumpaet, S., 2012. Hubungan Komponen Health Belief
Model (HBM) Dengan Peng-gunaan Kondom Pada Anak Buah Kapal (ABK)
Di Pelabuhan Be-lawan. Pre Cure, 1.
8. Herlani, N., Riyanti, E. and Widjanarko, B., 2016. Gambaran Perilaku
Seksual Berisiko HIV AIDS Pada Pasangan Gay (Studi Kualitatif Di Kota
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), pp.1059-1066.
9. Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi, Pustaka Rihama ; Yogyakarta
10. Margawati, K. and Hargono, A., 2017. Perilaku Seksual Berisiko Penularan
HIV Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Kalimas
Surabaya. Jurnal Promkes, 3(2), pp.183-194.
11. Marlina, H., 2014. Hubungan Mitos Pencegahan Infeksi Menular Seksual
dengan Suspect Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja di Panti Pijat
Kota Dumai. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(4), pp.168-171.
12. Prastowo, A.P., 2015. Analisis Faktor Perilaku Heteroseksual Berisiko
Hiv/Aids Dengan Taking Action And Enactment Pada Sopir Truk
Berdasarkan Pendekatan Aids Risk Reduction Model (Arrm) Di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya (Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga).
13. Chandrasari, R.E., 2009. Hubungan antara kualitas komunikasi seksual
dengan kepuasan pernikahan (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
F. Kerangka Konsep

Status Gay

Frekuensi Pulang Ke
Rumah

Akses Lokasi

Frekuensi Perilaku Seksual


Penggunaan Berisiko HIV
KOndom
Frekuensi
Penggunaan Media
Pornografi
Tingkat Kepuasaan
Seksual

Frekuensi Berganti
Pasangan

G. Definisi Operasional

Skala
Variabel Kriteria Alat Ukur
Pengukuran
Status Gay Sesama jenis pada laki-laki, Kuesioner/ Nominal
yang sudah sampai tahap wawancara
melakukan kegiatan seksual
Frekuensi Pulang Frekuensi responden untuk Kuesioner/ Ordinal
ke Rumah mengunjungi tempat tinggal wawancara
dan keluarga di daerah asal,
dalam hitungan bulan
Akses Lokasi Tempat (place) diartikan Kuesioner/ Ordinal
sebagai tempat pelayanan wawancara
jasa, berhubungan dengan
di mana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan
operasi atau kegiatannya.
(Ratih Hurriyati 2015:56)

Dimensi :
b. Akses : Kemudahan akses
transportasi umum
c. Visibilitas : Strategis dan
Mudah ditemukan
d. Lalu Lintas : arus lalu
lintas menuju tempat
lokalisasi
Penggunaan Penggunaan alat kontrasepsi Kuesioner/ Nominal
Kondom kondom secara benar dan wawancara
konsisten, ketika
berhubungan seksual untuk
mencegah kehamilan dan
penularan penyakit menular
seksual.
Penggunaan Kegiatan membaca buku Kuesioner/ Ordinal
Media Pornografi porno/ melihat gambar porno/ wawancara
menonton film porno.
Tingkat Kedekatan seksual yang Kuesioner/ Nominal
Kepuasan dirasakan oleh pasangan wawancara
Pasangan suami istri dalam wilayah
interpersonal yang diukur
menggunakan skala dengan
aspek kepuasan seksual yang
meliputi:
a. Kualitas komunikasi
seksual
b. Penyingkapan
hubungan seksual
c. Keseimbangan
hubungan seksual.
Perilaku Berganti Aktivitas seksual yang Kuesioner/ Nominal
Pasangan dilakukan responden berupa wawancara
sexual intercourse dengan
pasangan yang berbeda-beda
atau berganti-ganti pasangan
lebih dari satu

H. Instrumen Kuesioner

Identitas Responden

 No. Responden :
 Nama :
 Umur :
 Jenis Kelamin :
 Status Pernikahan :
 Alamat Rumah :
 Pendidikan Terakhir :
 Pekerjaan :
 Alamat Kantor :
 Lama Bekerja :

Status Gay

1. Apakah Anda memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis ?


a. Ya
b. Tidak
2. Dengan siapa Anda tinggal saat ini ?
a. Sendiri
b. Pasangan
c. Orang Tua
d. Teman-teman heteroseksual/homoseksual

*Jika jawaban Anda “iya” jawab pertanyaan dibawah ini

3. Anda mengidentifikasi diri sebagai ?


a. Gay
b. Lesbian
c. Biseksual
4. Apakah saat ini Anda bergabung dengan organisasi/komunitas LGBT ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Anda pernah melakukan kegiatan seksual dengan sesama jenis ?
a. Ya
b. Tidak
6. Sejak usia berapa Anda menyukai sesama jenis ?
a. < 12 tahun
b. 12 tahun – 18 tahun
c. 19 tahun – 28 tahun
d. > 28 tahun
7. Faktor apa yang paling mendorong Anda untuk menyukai sesama jenis?
a. Trauma masa kecil
b. Pergaulan
c. Dorongan pribadi
d. Lainnya.....

Frekuensi Pulang ke Rumah


1. Berapa kali Anda pulang ke daerah asal : …… bulan sekali
2. Apa alasan Anda jarang pulang ke daerah asal?
a. Banyak pekerjaan
b. Tidak diberi izin
c. Lainnya …….
3. Apakah Anda mengetahui tempat mangkal para pekerja seks (lokalisasi,
bar, panti pijat, dsb) di sekitar tempat kerja?
a. Ya, sebutkan daerahnya …….
b. Tidak
4. Apakah Anda pernah mengunjungi tempat tersebut?
a. Ya
b. Tidak
5. Jika pernah, berapa kali Anda mengunjungi tempat tersebut : ……. kali
sebulan

Akses Lokasi

1. Berapa jarak tempat tinggal/ domisili anda dengan tempat kerja anda?

a. <1 km

b. 1- 6 km

c. >6 km

d. Luar kota

2. Bagaimana rute perjalanan pengantaran barang?

a. Melewati tempat karaoke

b. Sepanjang jalan hutan

c. Lainnya.....

3. Apakah anda menunggu bongkar muat barang atau mengantri ke


pelabuhan sebelum melakukan ekspedisi?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Jika ya, berapa lama rata-rata waktu anda menunggu?

a. <1 jam
b. 1-23 jam

c. > 24 jam

d. > 1 minggu

e. lainnya

5. Berapa lama anda bekerja menempuh jarak dalam pengantaran barang?

a. 1 hari

b. > 1 hari

c. > 1 minggu

d. lainnya

6. Apakah anda mengetahui tempat mangkal pekerja seks (lokalisasi, panti


pijat dsb) disekitar tempat kerja anda?

a. Ya, sebutkan daerahnya.....

b. Tidak

7. Apakah dalam perjalanan tersebut anda singgah dan beristirahat di suatu


tempat?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Aktivitas apa yang anda lakukan selama singgah?

a. Istirahat

b. Mencari hiburan

c. Mencari kepuasan seksual

d. Lainnya....... (boleh lebih dari satu)


9. Dimana tempat anda mengakses jasa seksual ?

a. Di dekat pelabuhan

b. Di tempat singgah

c. Di tempat pemberhentian akhir

d. Lainnya.....

10. Seberapa jarak tempat singgah tersebut dengan tempat pemberhentian


akhir anda?

a. <1 km

b. 1- 10 km

c. >10 km

11. Apakah di rute perjalanan anda memiliki teman atau pacar tetap?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

12. Seberapa jauh akses pemberhentian sementara maupun pemberhentian


akhir anda dengan tempat lokalisasi?

a. <1 km

b. 1- 6 km

c. >6 km

13. Seberapa dekat akses pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal anda?

a. <1 km

b. 1- 6 km

c. >6 km
14. Transportasi apa yang anda gunakan untuk ke tempat pelayanan kesehatan
tersebut?

a. Kendaraan proyek (truk)

b. Kendaraan pribadi

c. Kendaraan umum

15. Apakah daerah tempat tinggal anda pernah didatangi oleh petugas
kesehatan?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak Pernah

Penggunaan Kondom

1. Apakah Anda menganggap kondom penting untuk digunakan ketika


berhubungan seksual?
a. Tidak penting
b. Penting
2. Apakah dalam sebulan terakhir Anda pernah membeli kondom?
a. Tidak
b. Ya
3. Apakah Anda menggunakan kondom ketika berhubungan seksual?
a. Tidak
b. Ya
4. Kapan Anda terakhir menggunakan kondom?
a. Sebulan lalu
b. Dua minggu lalu
c. Seminggu lalu
d. 2-4 hari lalu
5. Apakah Anda mengetahui cara memasang kondom yang benar?
a. Tidak
b. Ya
6. Apakah Anda menggunakan kondom mulai dari awal sampai akhir setiap
kali berhubungan seksual?
a. Tidak
b. Ya
7. Apakah Anda menggunakan kondom baru setiap kali berhubungan
seksual?
a. Tidak
b. Ya
8. Apakah Anda memasang kondom sesegera mungkin saat ereksi?
a. Tidak
b. Ya
9. Apakah Anda membiarkan ruang di ujung kondom?
a. Tidak
b. Ya
10. Apakah ada membiarkan udara terperangkap di ujung kondom?
a. Tidak
b. Ya
11. Bagaimana akses Anda ke sarana yang menyediakan kondom?
a. Tidak terjangkau
b. Terjangkau
12. Bagaimana dukungan teman Anda dalam menggunakan kondom?
a. Tidak mendukung
b. Mendukung
13. Apakah PSK menawarkan kondom kepada Anda ketika berhubungan
seksual?
a. Tidak
b. Ya
14. Apakah PSK mengingatkan Anda tentang bahaya tertular penyakit
seksual, jika tidak memakai kondom?
a. Tidak
b. Ya

Penggunaan Media Pornografi

1. Apakah Anda pernah membaca/melihat/menonton tentang pornografi?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak pernah

2. Apakah dalam sebulan Anda pernah membaca buku porno/melihat gambar


porno/menonton film porno?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak setuju

3. Apa yang mendorong Anda membaca buku porno/melihat gambar


porno/menonton film porno? (bisa pilih lebih dari satu)

a. Sekedar ingin tahu

b. Mencari hiburan

c. Diajak teman/ikutan teman

d. Lainnya, sebutkan.

4. Jika ya, biasanya dalam sebulan berapa kali Anda membaca buku
porno/melihat gambar porno/menonton film porno?

a. 1-2 kali

b. 3-4 kali

c. >4 kali
5. Apakah Anda terangsang saat membaca buku porno/melihat gambar
porno/menonton film porno?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak pernah

6. Apa yang Anda rasakan setelah membaca buku porno/melihat gambar


porno/menonton film porno?

a. Rasa ingin tahu terjawab

b. Malu dan risih

c. Perasaan puas

d. Lainnya, sebutkan

7. Apa yang Anda lakukan ketika Anda terangsang saat membaca buku
porno/melihat gambar porno/menonton film porno?

a. Berkhayal

b. Onani/masturbasi

c. Melakukan hubungan seksual

d. Lainnya, sebutkan

8. Apakah Anda memiliki keinginan untuk mencoba apa yang Anda


baca/lihat/tonton tersebut?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju
9. Jika ya, apakah setelah Anda membaca buku porno/melihat gambar
porno/menonton film porno, Anda pernah mempraktikkannya dalam
sebuah hubungan seksual?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak pernah

10. Jika ya, kepada siapa Anda mempraktikkan adegan porno tersebut?

a. Pacar/kekasih

b. Teman

c. PSK

d. Lainnya, sebutkan

Tingkat Kepuasan Pasangan

1. Dalam bentuk apa hubungan seks yang anda lakukan pertama kali ?

a. Berciuman

b. Sodomi

c. Meraba-raba

d. Berhubungan badan

2. Apa perasaan anda saat melakukan hubungan seks pertama kali ?

a. Takut

b. Bingung

c. Senang

d. Lainnya...........................

3. Apakah anda menggunakan alat bantu saat berhubungan seks?


Jika ya, alat bantu apa yang anda gunakan?

a. Dildo

b. Vibrator

c. Sex doll

d. Dan lainnya………….

4. Hubungan seks seperti apa yang anda jalani saat ini ?

a. Hanya sebatas meraba-raba (patting)

b. Berhubungan badan dengan lawan jenis

c. berhubungan dengan sesama jenis (sodomi)

d. Lainnya...........................................

5. Berapa kali biasanya anda melakukan hubungan seks ?

a. 1 hari sekali

b. 1 minggu sekali

c. 1 bulan sekali

d. lainnya………………………………………

6. Apakah anda merasa puas saat berhubungan seks?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Apakah anda melakukan foreplay (pemanasan) setiap kali berhubungan


seks?
a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Dalam suasana seperti apa anda merasa nyaman saat berhubungan seks?

a. Suasana tenang

b. Suasana ramai

c. Dimana saja

d. Lainnya……………………………………..

9. Dengan cara seperti apa anda melakukan hubungan seks?

a. Anal seks

b. Vaginal seks

c. Oral seks

d. Blow seks

e. Lainnya…………………………………….

10. Apakah setiap melakukan hubungan seks anda mengalami ogasme?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

11. Bagimana kualitas orgasme yang anda alami saat berhubungan seks?

a. Puas

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah
d. Sama sekali tidak puas

Perilaku Berganti Pasangan

1. Apakah saat ini anda memiliki pasangan seksual tetap?

a. Ya

b. Tidak

2. Dengan siapa anda melakukan hubungan seks pertama kali?

a. Pasangan lawan jenis/istri

b. Pasangan sejenis

c. PSK

d. Lain-lain, ….

3. Apakah dalam melakukan hubungan seks anda pernah berganti pasangan ?

a. Ya

b. Tidak

4. Seberapa sering anda bergangti pasangan dalam melakukan hubungan


seks?

a. >1 kali

b. >3 kali

c. >5 kali

5. Apakah saat berhubungan seks pasangan anda meminta bayaran ?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah
6. Jika menerima bayaran/imbalan dalam bentuk apa?

a. Uang

b. Barang

c. Tidak menerima

7. Apakah saat berhubungan seks anda dibayar oleh pasangan anda ?

a. Ya

b. kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Pernah mendapat kekerasan seksual ?

a. Pernah, Jika pernah seperti apa contoh kekerasan yang di dapat?


....................................................................................

b. Tidak pernah

9. Apakah yang memotivasi anda melakukan seks bebas /berganti-ganti


pasangan?

a. suka sama suka

b. Pengaruh teman

c. Kepuasan/kesenangan

d. Ingin Tahu

e. Lainnya.......................................................

10. Pernahkah anda mengalami penyakit kelamin ?

a. Pernah, Jika pernah, penyakit kelamin apa? ..................................

b. Tidak pernah
11. Pasangan mengetahui atau tidak jika anda melakukan seks bebas/berganti-
ganti pasangan?

a. Ya, Jika tau, bagaimana tanggapan mereka ?

1) Marah

2) Mendukung

3) Biasa saja

4) Lainnya......................................

b. Tidak

Mengenai Risiko HIV

1. Apakah anda pernah mengalami rasa sakit saat buang air kecil ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah ada nanah yang keluar dari saluran kencing?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda pernah mengalami pembengkakan atau benjolan pada


selangkangan paha dan alat kelamin?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda pernah mengalami timbul luka, lecet, bintil-bintil dan


benjolan pada alat kemaluan?

a. Ya

b. Tidak
5. Apakah anda sering mengalami keringat saat malam hari?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah anda pernah mengalami pembengkakan pada daerah leher, paha


dan ketiak?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah anda pernah mengalami mual dan diare secara terus menerus?

a. Ya

b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA

1. Khotimah, K., 2017. Hubungan antara kepuasan seksual dengan


kebahagiaan pernikahan pada dewasa madya (Doctoral dissertation, UIN
Sunan Ampel Surabaya)
2. Mandey.F. K.P., Ratag, B.T. kawatu, P.A.T. (2014) Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Manado. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 2014
3. KPAN 2003 dalam Yusi Mutia A 2008 Perilaku Seksual Berisiko Terkait HIV-
AIDS pada Buruh Bangunan di Proyek P Perusahaan Kontruksi K, Jakarta
Tahun 2008
4. Hugo G. 2001, Mobilitas Penduduk dan HIV/AIDS di Indonesia, Adelaide
University, Australia.
5. Li dkk dalam dalam Yusi Mutia A 2008 Perilaku Seksual Berisiko Terkait
HIV-AIDS pada Buruh Bangunan di Proyek P Perusahaan Kontruksi K,
Jakarta Tahun 2008
6. BPS dan DEPKES RI. 2005. Survei Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di
Indonesia, Jakarta : SSP 2004-2005.
7. Sirait, L.M. and Sarumpaet, S., 2012. Hubungan Komponen Health Belief
Model (HBM) Dengan Peng-gunaan Kondom Pada Anak Buah Kapal (ABK)
Di Pelabuhan Be-lawan. Pre Cure, 1.
8. Herlani, N., Riyanti, E. and Widjanarko, B., 2016. Gambaran Perilaku Seksual
Berisiko HIV AIDS Pada Pasangan Gay (Studi Kualitatif Di Kota
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), pp.1059-1066.
9. Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi, Pustaka Rihama ; Yogyakarta
10. Margawati, K. and Hargono, A., 2017. Perilaku Seksual Berisiko Penularan
HIV Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Kalimas
Surabaya. Jurnal Promkes, 3(2), pp.183-194.
11. Marlina, H., 2014. Hubungan Mitos Pencegahan Infeksi Menular Seksual
dengan Suspect Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja di Panti Pijat
Kota Dumai. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(4), pp.168-171.
12. Prastowo, A.P., 2015. Analisis Faktor Perilaku Heteroseksual Berisiko
Hiv/Aids Dengan Taking Action And Enactment Pada Sopir Truk Berdasarkan
Pendekatan Aids Risk Reduction Model (Arrm) Di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya (Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga).
13. Chandrasari, R.E., 2009. Hubungan antara kualitas komunikasi seksual
dengan kepuasan pernikahan (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
14. Rumtianing, Irma., dan Uswatul Hanifah. 2013. Kejahatan Pornografi :
Upaya Pencegahan dan Penanggulangannya di Kabupaten Ponorogo. 10(3).
15. Jatmiko, A., Sunarko Martodihardjo, dan Dian Kencana Dewi. 2010. “Peran
Kondom pada Penderita HIV” Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan Kulit &
Kelamin 22(1): 45-44.
16. Lolong, D. dan Lamria Pangibuan. 2010. “Perilaku Penggunaan Kondom
dalam Pencegahan Penularan HIV pada Masyarakat Umum di Tanah Papua
dan pada Kelompok Risiko di Indonesia Tahun 2004-2006” Jurnal Ekologi
Indonesia 9(1): 1144-1154
17. Kristawansari. 2013. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP
SOPIR TRUK TENTANG HIV/AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
HIV/AIDS (Studi Kasus di Area Pangkalan Truk Alas Roban Kabupaten
Batang Tahun 2012). Unnes Journal of Public Health. 2(3).
18. Depkes RI. Lokakarya Estimasi Jumlah Populasi Tertular HIV. September
2002

19. Depkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing HIV/AIDS
Secara Sukarela (voluntary counselling and testing). Jakarta: Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI

20. Depkes RI. 2003. HIV/AIDS dan Pencegahannya. Ditjen PP&PL, Jakarta

21. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2010. Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
Jawa Tengah: Dinas Kesehatan Jawa Tengah

22. Ditjen PPM & PL Depkes RI. 2011. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
Tahun 2011. Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai