Referat Glaukoma
Referat Glaukoma
Struktur dasar mata yang berhubungan dengan aqueous humour adalah korpus siliaris,
sudut Camera Oculi Anterior (COA) dan sistem aliran aqueous humour.
a.Korpus Siliaris
Korpus siliaris atau badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
bilik mata (aqueous humour), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak
pada pangkal iris di batas kornea dan sklera (Ilyas, 2007). Korpus siliaris memiliki
panjang 6 mm, berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan
dari ujung anterior koroid ke pangkal iris.
2. Kanalis Schlemm
Dinding bagian dalam kanalis Schlemm dibatasi oleh sel endotel yang irregular yang
memiliki vakuola yang besar. Dinding terluar dari kanalis dibatasi oleh sel rata yang
halus dan mencakup pembukaan saluran pengumpul yang meninggalkan kanalis
Schlemm pada sudut miring dan berhubungan secara langsung atau tidak langsung
dengan vena episklera (Kanski, 2007).
3. Saluran kolektor
Saluran kolektor disebut juga pembuluh aquos intrasklera. Pembuluh ini dibagi
menjadi dua sistem. Pembuluh besar berjalan sepanjang intrasklera dan berakhir
langsung ke dalam vena episklera (sistem direk) dan beberapa saluran kolektor
membentuk pleksus intrasklera sebelum memasuki vena episklera (sistem indirek)
(Lubis, 2009).
siliaris. Sekresi dimulai dengan transport aktif ion Na+ ke dalam ruangan di antara
sel-sel epitel. Ion Na+ kemudian menarik ion Cl- dan bikarbonat, dan bersama-sama
mempertahankan sifat netralitas listrik. Kemudian semua ion ini bersama-sama
menyebabkan osmosis air dari kapiler darah yang terletak di bawahnya ke dalam
ruang interselular epitel yang sama, dan larutan yang dihasilkan membersihkan
ruangan prosesus siliaris sampai ke kamera okuli anterior mata (Hall, 2011).
Aqueous humour mempunyai kapasitas isi tertentu untuk mempertahankan bola mata
agar menjadi bulat. Aqueous humour mengalir dari Camera Oculi Posterior (COP)
melalui pupil ke COA, keluar ke aliran sistemik melalui 2 rute berbeda, yaitu (Lubis,
2009):
Trabecular outflow (pressure dependent outflow)
Merupakan aliran utama aqueous humour dari sudut COA. Sekitar 90%
aqueous humour total dialirkan melalui jalur ini. Aqueous humour dialirkan
dari sudut COA ke TM kemudian ke kanalis Schlemm menuju ke vena
episklera (Lubis, 2009).
Jaringan trabekular dibentuk oleh beberapa lapisan. Masing-masing lapisan
memiliki inti jaringan ikat berkolagen, yang dilapisi oleh jaringan endotel.
Aliran aqueous humour yang melewati jaringan trabekular merupakan tempat
aliran yang bergantung pada tekanan. Jaringan trabekular berfungsi sebagai
katup satu arah yang melewatkan aqueous humour meninggalkan mata tetapi
membatasi aliran dari arah lain tanpa menggunakan energi. Selanjutnya,
ruangan intertrabekular berhubungan secara langsung dengan kanalis
Schlemm, yang mengalirkan aqueous humour ke bagian tersebut. Suatu sistem
yang kompleks menghubungkan kanalis Schlemm dengan vena episklera,
yang kemudian dialirkan ke vena siliaris anterior dan vena ophtalmica
superior, yang selanjutnya diteruskan ke sinus kavernosus (Lubis, 2009;
Barton, 2013)
Uveoscleral outflow (pressure independent outflow)
Sekitar 5-15% aliran aqueous humour keluar melalui jalur ini. Pada
mekanisme aliran ini, aqueous humour mengalir dari sudut COA menuju ke
otot siliar, kemudian ke rongga suprasiliar dan suprakhoroidal. Cairan ini
kemudian meninggalkan mata melalui sklera atau mengikuti saraf dan
pembuluh darah yang ada (Lubis, 2009; Eva, 2009). Normalnya antara
produksi aqueous humour dan absorbsinya adalah seimbang. Jika aliran
keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka TIO akan meninggi
(Ilyas, 2007).
5. Klasifikasi
Adapun menurut Vaughan glaukoma dibagi atas:
1. Glaukoma Primer
1.1. Glaukoma Primer Sudut Terbuka/Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
POAG terjadi ketika tidak terdapat penyakit mata lain atau penyakit sistemik yang
menyebabkan peningkatan hambatan terhadap aliran akuos atau kerusakan terhadap
saraf optik, biasanya disertai dengan peningkatan TIO. Glaukoma primer sudut
terbuka merupakan jenis glaukoma terbanyak dan umumnya mengenai umur 40 tahun
ke atas. POAG dikarakteristikkan sebagai suatu yang kronik, progresif lambat, optik
neuropati dengan pola karakteristik kerusakan saraf optik dan hilangnya lapangan
pandang. POAG didiagnosa dengan suatu kombinasi penemuan termasuk tingkat TIO,
gambaran diskus optik, dan hilangnya lapangan pandang. Tekanan bola mata
merupakan faktor resiko penting walaupun beberapa keadaan lain dapat menjadi
faktor yang berpengaruh seperti riwayat keluarga, ras, miopia, diabetes mellitus dan
lain-lain.
Patogenesis naiknya TIO pada POAG disebabkan oleh karena naiknya tahanan aliran
akuos humor di trabekular meshwork. Kematian sel ganglion retina timbul terutama
melalui apoptosis (program kematian sel) daripada nekrosis.
Banyak faktor yang mempengaruhi kematian sel, tetapi pendapat terbaru masih
dipertentangkan adalah kerusakan akibat iskemik dan mekanik
3. Glaukoma Sekunder
3.1 Glaukoma Pigmentasi
Sindroma depresi pigmen ditandai oleh pengendapan abnormal pigmen di bilik mata
depan – terutama di anyaman trabekular, yang sesuai perkiraan akan mengganggu
aliran keluar aqueous, dan di permukaan kornea posterior (Krukenberg’s spindle) –
disertai defek transiluminasi iris. Studi dengan ultrasonografi menunjukan perlakuan
iris berkontak dengan zonula atau processus ciliares, mengindikasikan pengelupasan
granul-granul pigmen dari permukaan belakang iris akibat friksi, dan menimbulkan
efek transiluminasi iris.Sindrom ini paling sering terjadi pada pria miopia berusia
antara 25 dan 40 tahun yang memiliki bilik mata depan yang dalam dengan sudut
bilik mata yang lebar.1
Temuan klinis glaukoma pigmentasi dapat berupa:
1. Krukenberg’s spindle pada endotel kornea.
2. Nyeri.
3. Penurunan lapangan pandang setelah berolahraga atau saat pupil berdilatasi.
4. Degenerasi serabut saraf optik (miopia) yang berjalan secara progresif.
Kelainan pigmentasi dapat terjadi jika tanpa disertai glaukoma, tetapi orang-orang ini
harus dianggap sebagai ”tersangka glaukoma”. Hingga 10% dari mereka akan
mengalami glaukoma dalam 5 tahun dan 15% dalam 15 tahun (glaukoma pigmentasi).
Pernah dilaporkan beberapa pedigere glaukoma pigmentasi herediter autosomal
dominan, dan satu gen untuk sindrom dispersi pigmen dipetakan pada kromosom
tujuh.1
Tetapi miotik maupun iridotomi perifer dengan laser telah menunjukkan mampu
mengembalikan konfigurasi iris yang abnormal, tetapi masih belum jelas apakah
keduanya memberikan keuntungan jangka panjang bagi perkembangan dan
perburukan glaukoma. (Karena pasien biasanya penderita miopia berusia muda, terapi
miotik kurang dapat ditoleransi, kecuali jika diberikan dalam bentuk pilokaprin sekali
sehari, lebih disukai pada malam hari).1
Baik sindrom depersi pigmen maupun glaukoma pigmentasi khas dengan
kecenderungannya mengalami episode-episode penigkatan tekanan intraokular secara
bermakna – terutama setelah berolahraga atau dilatasi pupil – dan glaukoma
pigmentasi akan berkembang dengan cepat. Masalah selanjutnya adalah glaukoma
pigmentasi biasanya timbul pada usia muda; ini meningkatkan kemungkinan
diperlukannya tindakan bedah drainase glaukoma disertai terapi antimetabolit.
Trabekuloplasti dengan laser sering digunakan pada keadaan ini, tetapi kecil
kemungkinan dapat menghilangkan kebutuhan akan bedah drainase.7
3. 8 Glaukoma Neovaskular
Neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) dan sudut bilik mata depan paling sering
disebabkan oleh iskemia retina yang luas seperti yang terjadi pada retinopati diabetik
stadium lanjut dan oklusi vena sentralis retina. Glaukoma mula-mula timbul akibat
sumbatan sudut olah membran fibrovaskular, tetapi kontraksi membran selanjutnya
menyebabkan penutupan sudut.1
Glaukoma vaskular yang telah terbentuk sulit diatasi dan terapi sering tidak
memuaskan baik rangsangan neovaskularisai maupun peningkatan TIO perlu
ditangani. Pada banyak kasus, terjadi kehilangan penglihatan dan diperlukan prosedur
siklodestruktif untuk mengontrol TIO.1
4.Glaukoma Kongenital
a. Glaukoma kongenital primer
b. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
c. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan kestraokular
5.Glaukoma Absolut
Merupakan hasil akhir dari semua glaucoma.Hasil akhir dari semua glaucoma yang
tidak terkontrol adalah mata yang keras ,tidak dapat melihat dan sering nyeri.
5.Diagnosis
Keluhan utama atau gejala-gejala penderita dengan glaukoma umumnya
berupa gangguan penglihatan, mata sakit, mata merah. Kehilangan penglihatan yang
disebabkan oleh atropi serabut saraf optik tidak disadari penderita, samapai kelainan
sudah lanjut yaitu hilangnya penglihatan sentral. Kadang-kadang pada beberapa
penderita mungkin sudah mengeluh adanya skotoma-skotoma di daerah Bjerrum
(parasentral pada lapang pandangnya). Tetapi umumnya gangguan penglihatan baru
dirasakan bila sudah ada kekeruhan media atau kelainan makula.5
Gangguan penglihatan subjektif pada penderita glaukoma paling sering
disebabkan oleh edema kornea akibat peninggian TIO yang cepat. Gangguan
penglihatan yang lain adalah haloglaukomatosa yaitu penderita melihat lingkaran-
lingkaran pelangi disekitar bola lampu. Keadaan ini umumnya disebabkan oleh edema
kornea atau sudah ada sklerosis nukleus lensa. Selain itu astenopia seperti mata cepat
lelah, kesulitan akomodasi pada waktu membaca dekat dan kehilangan penglihatan
untuk beberapa saat (transient blackout) dapat disebabkan keadaan glaukoma.5
Rasa sakit pada penderita glaucoma mempunyai derajat yang berbeda-beda.
Sakit ini terdapat disekitar mata, pada alis mata atau didalam bola mata dengan atau
tanpa sakit kepala. Mata merah terutama akibat injeksi siliar yang terjadi pada
peninggian TIO yang cepat, sering disertai mual muntah.8
Riwayat-riwayat penyakit mata penderita hendaknya dicatat seperti trauma, operasi-
operasi mata, penyakit retina, pemakaian obat-obatan, steroid, penyakit-penyakit
sistemik seperti kelainan kardiovaskular, penyakit endokrin seperti DM, kelainan
tekanan darah.5
Pemeriksaan ulang 3-4 kali setahun pada penderita glaukoma sangat perlu dilakukan
untuk melihat TIO tidak memberikan kerusakan baru pada syaraf optik. Pemeriksaan
glaukoma jika hanya dengan memeriksa TIO tidaklah cukup untuk menegakkan
diagnosa glaukoma, maka harus dilakukan pemeriksaan mata lengkap, antara lain
(Eva, 2009):
a. Mengukur TIO
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara
tonometri, untuk mengetahui tekanan intraokular, yaitu:
digital palpasi atau digital dengan jari telunjuk.
indentasi dengan tonometer schiotz.
aplanasi dengan tonometer aplanasi goldman.
non-kontak pneumotonometri (Ilyas, 2007).
Gambar 8 Pemeriksaan aplanasi dengan tonometer aplanasi goldman.
b. Memeriksa sudut aliran mata dengan gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut COA dengan menggunakan
lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma, gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar
dan sempitnya sudut COA (Ilyas, 2007).
Tanda awal hilangnya lapang pandang biasanya terlihat berupa adanya area
lengkungan yang tidak terlihat atau gelap (blind spot) sedikit di atas atau di bawah
penglihatan sentral. Daerah gelap ini akan meluas apabila tidak diobati atau ditangani
sehingga daerah yang sempit seperti kita melihat pada lubang kunci (tunnel vision)
(Ilyas, 2007).
Daftar Pustaka
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. 3 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010.
Guyton, AC & Hall, JE (2006). Textbook of Medical Physiology, 11th Edition. New
York: Elsivier. Diterjemahkan: Luqman Yanuar Rachman et al. 2007. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Skuta. Glaukoma, Section 10. Basic and Clnical Science Course. 2009- 2010
San Fransisco. American Academy Opthalmology.