Anda di halaman 1dari 7

Vol XI No.

1 Mei 2019

HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP KEJADIAN


PREEKLAMPSIA DI RSUD IDAMAN BANJARBARU

Rubiati Hipni
Dosen Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Email: rubiatihipni@yahoo.co.id

ABSTRAK

Preeklampsia merupakan komplikasi medis dari kehamilan dan terjadi sekitar 5% - 8% dari
kehamilan yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortilitas pada ibu dan janin.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas dan pendidikan ibu terhadap
kejadian preeklampsiadi RSUD Idaman Banjarbaru.
Metode yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian yang digunakan
adalah case control, menggunakan teknik sampel purposive sampling, responden yang digunakan
pada kasus adalah 100 orang ibu hamil dengan preeklampsia dan pada kontrol 100 orang ibu
hamil normal, pengumpulan data ini dengan cara melihat rekam medik lalu dianalisis secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan analisis Rank Spearman Correlation.
Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian preeklampsia
(p=0,002), tidak ada hubungan yang signifikan pendidikan dengan kejadian preeklampsia
(p=0,121).
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
kejadian preeklampsia dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian
preeklampsia.

Kata Kunci: Preeklampsia, Paritas, Pendidikan

ABSTRAC

Preeclampsia is a medical complication of pregnancy and occurs in about 5% - 8% of


pregnancies which cause high morbidity and mortility in the mother and fetus.
The purpose of this study was to determine the relationship of maternal parity and education
to the incidence of preeclampsia in Idaman Banjarbaru Hospital.
Method: used is an analytical survey with the study design used was case control, using
purposive sampling technique, respondents used in the case were 100 pregnant women with
preeclampsia and in the control of 100 normal pregnant women, this data was collected by looking
at the record Then the medical was analyzed by univariate and bivariate using Rank Spearman
Correlation analysis.
The results of the study showed a significant relationship between parity and the incidence
of preeclampsia (p = 0.002), there was no significant relationship between education and the
incidence of preeclampsia (p = 0.121).
This study concluded that there was a significant relationship between parity and the
incidence of preeclampsia and there was no significant relationship between education and the
incidence of preeclampsia.

Keywords: Preeclampsia; Parity; Education

PENDAHULUAN 8% dari kehamilan yang menyebabkan


Preeklampsia merupakan komplikasi tingginya morbiditas dan mortilitas pada ibu
medis dari kehamilan dan terjadi sekitar 5% - dan janin (Shah et al, 2015; WHO, 2011).

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 23


Vol XI No. 1 Mei 2019

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan vasospasme arteriola. Faktor-faktor lain yang
angka kematian bayi (AKB) merupakan diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya
salah satu indikator kesehatan. Di preeklampsia antara lain: paritas, kehamilan
indonesia angka kematian ibu masih tinggi ganda, hidramnion, mola hidatidosa,
menurut Survey Demografi Kesehatan malnutrisi berat, usia ibu dan anemia, di
Indonesia (SDKI) pada tahun2012 mencapai negara-negara berkembang dihubungkan
359/100.000 KH. Penyebab AKI meliputi dengan masih rendahnya status sosial
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki
(HDK) dan infeksi. Berdasarkan The kebanyakan masyarakat (Anik, Yulianingsih,
National High Blood Pressure Education 2009; Eka, 2014).
Program Working Group on High Blood AKI di Kalimantan Selatan tahun
Pressure in Pregnancy (Lindheimeret al, 2014 sebanyak 120 orang yang disebabkan
2009), menjelaskan bahwa klasifikasi oleh perdarahan 33 orang (27,5%), Pre
hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi Eklampsi/eklampsia 34 orang (28,3%), infeksi
empat yaitu peeklampsia–eklampsia, 3 orang (2,5%), abortus 1 orang (0.8%), lain-
hipertensi kronis, superimposed lain 49 orang (40,8%). Tahun 2015 terjadi
preeklampsia, dan hipertensi gestasional. Di penurunan AKI sebanyak 89 orang yang
negara berkembang angka kejadian disebabkan oleh perdarahan 27 orang
preeklampsia 9–25 % dari seluruh kehamilan (30,3%), Pre Eklampsi/eklampsia 20 orang
(Naljayan and Karumanchi, 2013; Huang et (22,4%), infeksi 1 orang (1,1%), gangguan
al.,2013; Polsani et al., 2013). Kematian ibu peredaran darah 8 orang (8,9%), gangguan
di Indonesia pada tahun 2011 hampir 30% metabolik 4 orang (4,4%), lain-lain 29 orang
diakibatkan oleh preeklampsia (Ditjen Bina (32,5%) (Dinkes Prov.Kalsel, 2016).
Gizi dan KIA Kemenkes RI, 2013). Kejadian Pre Eklampsi di RSUD
Preeklampsia dipengaruhi oleh Idaman Banjarbaru cukup tinggi dan
beberapa faktor yaitu primigravida atau >10 meningkat setiap tahun yakni pada tahun
tahun sejak kelahiran terakhir, kehamilan 2014 sebanyak 265 (4,4%) dari 5961
pertama dengan pasangan baru, riwayat persalinan dan meningkat pada tahun 2015
preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga sebanyak 363 (7,6%) dari 4776 persalinan.
dengan preeklampsia, kehamilan kembar, RSUD Idaman Banjarbaru merupakan
kondisi medis tertentu, adanya proteinuria, Rumah Sakit pendidikan dan mempunyai
umur >40 tahun, obesitas, dan fertilitas in kerjasama yang baik, berdasarkan hasil studi
vivo (Bothamley et al, 2012). pendahuluan tingginya angka kejadian pre
Penyebab timbulnya preeklampsia eklampsi dan terjadi peningkatan setiap
pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tahun yakni dari tahun 2014-2015 maka
tetapi pada umumnya disebabkan oleh penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 24


Vol XI No. 1 Mei 2019

dengan judul “Hubungan Paritas Dan Ibu bersalin tahun 2017 sebanyak 1976 ibu
Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian bersalin kemudian dipilih berdasarkan kriteria
Preeklampsia Di RSUD Idaman Banjarbaru”. Inklusi dan eksklusi didapatkan ibu bersalin
dengan preeklampsia sebanyak 100 orang,
BAHAN DAN METODE Jumlah sampel 1:1 yaitu 100 orang ibu
Metode yang digunakan adalah bersalin yang mengalami
survei analitik dengan rancangan penelitian preeklampsia/eklampsia dan 100 orang ibu
yang digunakan adalah case control. bersalin yang tidak mengalami
Penelitian ini mengidentifikasi kejadian preeklampsia/normal yang diambil secara
preeklampsi pada ibu bersalin untuk dijadikan random/acak dari jumlah ibu bersalin yang
kasus dan memilih ibu bersalin yang tidak tidak mengalami preeklampsia. Pengumpulan
preeklampsi untuk dijadikan kontrol kemudian data ini dengan cara melihat rekam medik
melihat kebelakang untuk mengidentifikasi persalinan di RSUD Idaman Banjarbaru dari
hubungan paritas dan pendidikan Ibu dengan bulan Januari sampai Desember tahun 2017,
kejadian preeklampsia. Penelitian ini data diolah kemudian dilakukan analisis
dilakukan di RSUD Idaman Banjarbaru univariat dan bivariat, dalam penelitian ini
dengan melihat rekam medik dari bulan menggunakan uji Rank Spearman
Januari sampai Desember 2017. Correlation yang digunakan untuk mencari
Populasi dalam penelitian ini adalah hubungan atau untuk menguji signifikansi
seluruh ibu bersalin di RSUD Idaman pada hipotesis.
tahun 2017 yaitu sebanyak 1976 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah teknik purposive 1. Analisis Univariat
sampling yaitu teknik pengambilan sampel a. Paritas
berdasarkan pertimbangan tertentu yang Tabel 1. Distribusi frekuensi ibu bersalin
berdasarkan Jumlah Persalinan
telah dibuat oleh peneliti, dengan kriteria
di RSUD Idaman Banjarbaru
inklusi yaitu, Ibu bersalin yang mengalami Tahun 2017
Paritas Ibu Frekuensi %
preeklampsia/eklampsia untuk kasus
Jumlah persalinan 73 36.5
memenuhi syarat untuk diteliti, Ibu bersalin ibu 1 atau >3
yang tidak mengalami Jumlah persalinan 127 63.5
ibu 2-3
preeklampsia/eklampsia untuk kontrol Total 200 100,0
memenuhi syarat untuk diteliti dan data ada
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 200
dibuku register tentang pasien lengkap
ibu bersalin yang paling banyak
sedangkan untuk kriteria ekslusi yaitu Ibu
melahirkan dengan jumlah persalinan 2-3
bersalin tidak memenuhi syarat untuk diteliti
yaitu sebesar 127 orang (63,5%).
dan data ibu di buku register tidak lengkap.

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 25


Vol XI No. 1 Mei 2019

b. Pendidikan 1 atau >3 dan 74 (37%) yang memiliki


jumlah persalinan 2-3.dari 200 ibu bersalin
Tabel 2. Distribusi frekuensi ibu bersalin
berdasarkan Pendidikan Ibu di paling banyak jumlah persalinan ibu 2-3.
RSUD Idaman Banjarbaru
Berdasarkan perhitungan kolerasi di atas,
Tahun 2017
Pendidikan Ibu Frekuensi % n menunjukan jumlah observasi sampel
Rendah 79 39,5 sebanyak 200, sedangkan tingginya
(SD, SMP)
Sedang 77 38,5 kolerasi di tunjukan oleh angka 0,218.
(SLTA) Besar kolerasi yang terjadi antara kedua
Tinggi 44 22,0
(Diploma, S1, S2) variabel adalah 0,218. Sedangkan angka
Total 200 100,0 sig. (2-tailed) adalah 0,002 berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua
Tabel 2 menunjukan bahwa dari 200
variabel (0,002<0,05).
ibu yang paling banyak memiliki
pendidikan rendah yaitu sebesar 79 orang Hasil penelitian ini sesuai dengan

(79 %). teori dimana wanita nullipara berisiko lima


hingga sepuluh kali lipat lebih tinggi untuk
2. Analisis Bivariat menderita preeklampsi dibandingkan
a. Hubungan antara paritas dengan dengan wanita multipara. Jumlah
kejadian preeklampsia persalinan ibu tinggi (>3) merupakan
Tabel 3.Hubungan Paritas Dengan jumlah persalinan ibu berisiko terjadinya
Kejadian Preeklampsia di
preeklampsi karena ibu dengan jumlah
RSUD Idaman Banjarbaru
Tahun 2017. persalinan ibu tinggi mengalami
Jumlah PEB Tidak Total
penurunan fungsi sistem reproduksi
persalinan PEB
ibu n % n % n % (Lockwood et al, 2000).
Jumlah Hasil penelitian ini sejalan dengan
persalinan
47 23.5 26 13 73 36,5 penelitian Hinda tahun 2016 dimana
ibu 1 atau
>3 paritas berpengaruh terhadap kejadian
Jumlah
persalinan 53 26.5 74 37 127 63,5 preeklampsia, penelitian ini juga sejalan
ibu 2-3 dengan penelitian Pratiwi tahun 2015
Total 100 50 100 50 200 100
dimana terdapat hubungan yang signifikan
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 100 antara paritas dengan kejadian
orang ibu yang mengalami PEB ada 47 preeklampsia pada ibu hamil di RSUD
(23,5%) yang memiliki jumlah persalinan 1 Wonosari yang menunjukkan bahwa ibu
atau >3dan 53 (26,5%) yang memiliki dengan paritas berisiko (<2 atau ≥4) 4,750
jumlah persalinan 2-3. Sedangkan dari kali lebih berisiko mengalami
100 ibu yang tidak mengalami PEB ada 26 preeklampsia dibandingkan dengan ibu
(13%) ibu yang memiliki jumlah persalinan dengan paritas tidak berisiko (2-3 kali)

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 26


Vol XI No. 1 Mei 2019

dimana pada primigravida/primipara terjadi HLA-G (Human Leukocyte Antigen G)


gangguan imunologik (blocking antibodies) terhadap antigen plasenta belum
dimana produksi antibodi penghambat terbentuk secara sempurna, sehingga
berkurang. Hal ini dapat menghambat proses implantasi trofoblas ke jaringan
invasi arteri spiralis ibu oleh trofoblas desidual ibu menjadi terganggu (Novianti,
sampai batas tertentu hingga 2016).
mengganggu fungsi placenta sehingga
b. Hubungan antara pendidikan dengan
bisa menyebabkan preklampsia.
kejadian preeklampsia
Preeklampsia tidak hanya terjadi pada
Tabel 4. Hubungan pendidikan dengan
primigravida tapi juga pada
kejadian preeklampsia di
grandemultipara memiliki risiko untuk RSUD Idaman Banjarbaru
Tahun 2017
mengalami eklampsia. Misalnya pada ibu
PEB Tidak Total
hamil dan bersalin lebih dari tiga kali. Pendidikan PEB
Peregangan rahim yang berlebihan n % n % n %
Rendah 44 22 35 17.5 79 39,5
menyebabkan iskemia berlebihan yang Sedang 38 19 39 19.5 77 38,5
dapat menyebabkan preeklampsia Tinggi 18 9 26 13 44 22
(Pratiwi, 2015). 100 50 100 50 200 100

Penelitian Novianti tahun 2015 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 100


mendapati dimana paritas ibu merupakan orang ibu yang mengalami PEB ada 44
faktor resiko terjadinya preeklampsia. (22%) yang memiliki pendidikan rendah dan
Paritas yang ideal adalah 2-3, ibu yang 38 (19%) yang memiliki pendidikan sedang
mempunyai anak >5 memiliki serta 18(9%) yang memiliki pendidikan tinggi.
kecenderungan untuk mengalami masalah dari 200 ibu bersalin paling banyak memiliki
dalam kehamilannya.disebabkan karena pendidikan rendah. Berdasarkan perhitungan
pada kehamilan pertama pembentukan kolerasi di atas, N menunjukan jumlah
blocking antibodies terhadap antigen observasi /sampel sebanyak 200, sedangkan
plasenta tidak sempurna, yang semakin tingginya kolerasi di tunjukan oleh angka
sempurna pada kehamilan berikutnya. 0,110. Besar kolerasi yang terjadi antara
Secara teori, primigravida lebih berisiko kedua variabel adalah 0,110. Sedangkan
untuk mengalami preeklampsia daripada angka sig.(2-tailed) adalah 0,121 berarti
multigravida karena preeklampsia tidak ada hubungan yang signifikan antara
biasanya timbul pada wanita yang kedua variabel (0,121>0,05).
pertama kali terpapar vilus korion. Hal ini Penelitian menunjukan tidak ada
terjadi karena pada wanita tersebut hubungan maupun kolerasi antara
mekanisme imunologik pembentukan pendidikan ibu dengan kejadian PEB
blocking antibody yang dilakukan oleh dikarenakan banyak faktor yang

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 27


Vol XI No. 1 Mei 2019

mempengaruhi kejadian preeklampsi dan hal dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang
ini juga dapat dilihat deskriptif bahwa pendidikannya SD/SLTP mempunyai peluang
sebagian besar kejadian preeklampsi juga di yang sama untuk terjadinya preeklampsia
alami ibu yang memiliki pendidikan sedang dibandingkan dengan ibu hamil yang
dan tinggi. pendidikannya SMA/PT, tetapi hasil
Teori pendidikan mengatakan bahwa penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha Nurhusna yang menunjukkan bahwa ada
untuk meningkatkan kepribadian, sehingga hubungan yang bermakna antara pendidikan
proses perubahan prilaku menuju kepada dengan kejadian preeklampsia (OR=2,3).
kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan Pendidikan rendah mempunyai risiko
manusia. Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadinya preklampsia 2-3 kali lebih tinggi
ibu yang pendidikannnya tinggi maupun dibandingkan dengan pendidikan tinggi
berpendidikan rendah memiliki kesempatan (Rozikhan, 2007).
yang sama untuk terkena preeklampsia (Dien
et al, 2015). Banyaknya pasien yang KESIMPULAN DAN SARAN
berpendidikan SMA seiring dengan Berdasarkan hasil uji statistik dapat
kesadaran akan pentingnya pendidikan. disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Pendidikan secara tidak langsung signifikan antara paritas dengan kejadian
berpengaruh dalam menentukan dan preeklampsia dan tidak ada hubungan yang
mengambil sebuah keputusan. Tingginya signifikan antara pendidikan dengan kejadian
tingkat pendidikan seorang wanita preeklampsia
diharapkan semakin meningkat juga Penelitian ini memberikan wawasan
pengetahuan dalam mengantisipasi kesulitan tentang penyebab terjadinya preeklampsia
kehamilan dan persalinan sehingga pada ibu bersalin yaitu jumlah persalinan
termotivasi untuk melakukan pengawasan yang tidak aman (persalinan 1 atau >3) yang
kehamilan secara teratur. Namun, pendidikan dapat menjadi faktor resiko terjadinya
yang dimiliki oleh seseorang belum menjamin preeklampsia pada ibu hamil dan bersalin.
untuk menderita atau tidak menderitanya
seseorang tersebut pada suatu penyakit DAFTAR PUSTAKA
tertentu (Kandou et al, 2016).
Bothamley, Judy dan Maureen Boyle. 2012.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta:
penelitian Rozhikan menunjukkan bahwa EGC
Dien Gusta Anggraini Nursal , Pratiwi
tidak ada perbedaan yang bermakna antara
Tamela, F. 2015. Faktor risiko kejadian
ibu hamil yang pendidikannya SD/SMP preeklampsia pada ibu hamil di rsup dr.
dengan terjadinya preeklampsia (p=1,000). m. djamil padang tahun 2014, 2014,
38–44.
Dari nilai OR (95% CI) = 1,0 (0,56-1,79)

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 28


Vol XI No. 1 Mei 2019

Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel. 2016. Profil Suwanti, Edi Prasetyo Wibowo, & Nur Aini
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Safitri. 2012. Hubungan Tekanan Darah
Tahun 2016. Banjarmasin Dan Paritas Dengan Kejadian
Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. Preklampsia Di Ruang Bersalin RSUP
2013. Upaya percepatan penurunan NTB Tahun 2012. Media Bina Ilmiah.
angka kematian ibu di Indonesia. Volume 8, No. 1, Februari 2014. ISSN
Downloud on, June, 09, 2014 No. 1978-3787. Pp 25-30
Kandou, P. R. D., Hutabarat, R. A., WHO. 2011. Recommendations for
Suparman, E., Wagey, F., 2016. Prevention and Treatment of
Karakteristik pasien dengan Preeclampsia and Eclampsia, WHO
preeklampsia Kandidat Skripsi Fakultas Department of Maternaland Child
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Health, Geneva, Switzerland
Manado World Health Organization
Lindheimer M.D, Robert J.M, Cunningham
F.G, 2009. Chesley’s hypertensive
disorders in pregnancy, Third Edition.
Elseiver Inc. All rights Reserved.p: 87-
103
Lockwood, C.J., Paidas, M.J. 2000.
Preeclampsia and Hypertensive
Disorders. In: Complication of
Pregnancy fifth ed. Baltimore: Lippincott
Wiliams and Wilkins. P. 214-215.
Maryunani, Anik dan Yulianingsih. 2011.
Asuhan Kegawatdaruratan Dalam
Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info
Media.
Novianti, H. 2016. Pengaruh Usia Dan
Paritas Terhadap Kejadian Pre
Eklampsia Di RSUD Sidoarjo
Abstract :Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol.
9, No, 25–31.
Pratiwi, I. 2015. Hubungan Paritas Dengan
Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
Di RSUD WONOSARI. Skripsi.
Rozikhan. 2007. Faktor-Faktor Risiko
Terjadinya Pre-eklampsia Berat di
Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal.
Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Shah, D. A., & Khalil, R. A. 2015. Bioactive
factors in uteroplacental and systemic
circulation link placental ischemia to
generalized vascular dysfunction in
hypertensive pregnancy and
preeclampsia. Biochemical
Pharmacology, 95(4), 211–226.

Embrio, Jurnal Kebidanan Page 29

Anda mungkin juga menyukai