Anda di halaman 1dari 6

Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

DOMESTIC VIOLENCE

Dinno Prima Zola


dinnoprimazola@gmail.com
Stikes Fort De Kock Bukittinggi,Sumatera Barat,Indonesia

ABSTRAK

Kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga adalah masalah keluargayang sulitterungkap,
sebagai akibat dariadanya anggapan masyarakat bahwamasalah tersebut adalah suatuhal
yangwajardan dapat diselesaikansecara interndalam suatukeluarga.Budaya di masyarakat yang
melekat yaitu budaya patriarkiyang dianggap bahwa laki-laki kedudukannya lebih tinggi dari
perempuan.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan sumber datapenelitian
didapat dari dokumentasi dan wawancara. Hasilpenelitian inimenunjukan bahwakarakteristik dari
tindakan kekerasan terhadapperempuandalam rumah tangga adalah pelaku dan korban. Pelaku adalah
lakilaki (suami)mulai dariyang mempunyai pekerjaan maupun tidak. Korban adalahperempuan(istri)
yang tingkat pendidikannnya tinggi maupun rendah. Selain itu, bentuk daritindakan kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga adalah fisik,psikisdan penelantaran rumah tangga.Kekeran
yang terjadi meliputi beberapa alasan yaitu: Persoalan ekonomirumah tangga,lingkungan sosial
dankomunikasi.

Kata Kunci :Kekerasan Dalam Rumah Tangga

ABSTRACT

Violence against women in the household is a difficult family problem, as a result of the public's
assumption that the problem is normal and can be resolved internally within a family. Culture in
society is a patriarchal culture that assumes that men position higher than women. The research
method used is descriptive qualitative, and the source of research data obtained from the
documentation and interview. The results of this study indicate that the characteristics of violence
against women in the household are perpetrators and victims. The perpetrator is a man (husband)
starting from who has a job or not. Victims are women (wives) with higher or lower education. In
addition, forms of violence against women in the household are physical, psychological and negligent
households. Errors that occur include several reasons, namely: household economic problems, social
environment and communication

Keyword : Domestic Violence

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page1


Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

PENDAHULUAN dan bagaimana mereka merefleksikan


Secara umum kekerasan dalam pengalaman dan manajemen
rumah tangga dilatar belakangi oleh pengungkapan tentang hubungan keluarga
beberapa faktor yaitu faktor kehadiran mereka mereka. Kami menyoroti
anak, perbedaan pandangan pasangan, kapasitas mereka untuk agen (dibatasi
kemungkinan perselingkuhan, karakteristik karena mungkin dengan konteks sosial dan
pasangan,kestabilan emosi pasangan, interpersonal mereka), dan manajemen hati
menjadi kontributor penurunan kepuasan mereka telling, dan tidak mengatakan,
pernikahandari waktu ke waktu berbicara dan tinggal tenang. Hal ini
(Abdurrachman, 2010).Kepuasan memungkinkan kita untuk berkontribusi
pernikahan dapat merujuk pada bagaimana pada pertumbuhan tubuh literatur yang
pasangan suami istri mengevaluasi berfokus pada kemampuan anak-anak
hubungan pernikahan mereka, apakah baik, untuk agen di kekerasan dalam rumah
buruk, atau memuaskan. jumlah KDRT tangga, menekankan kapasitas mereka
sangat banyak terjadi di masyarakat, untuk merefleksikan dan mengelola
namun mereka tidak melaporkan dirinya pengungkapan mereka, seperti sadar, akal-
kepada lembaga yang ada, karena alasan membuat manusia, bukan saksi sebagai
malu dan takut (Trevillion et al., 2015). pasif kekerasan dewasa . analisis ini
Penelitian tersebut diharapkan menjadi mengeksplorasi bagaimana anak-anak dan
sumber informasi dan wawasan kepada orang muda tercermin pada dan berhasil
para ibu maupun masyarakat, agar lebih ketegangan yang mereka alami di sekitar
memahami KDRT(Dariyo, 2004). pengungkapan.
Korban kekerasan dalam rumah Anak-anak dan orang muda
tangga yang paling banyak adalah menyatakan hati-hati, kecurigaan dan
perempuan, hal ini disebabkan adanya ketidakpercayaan tentang pengungkapan,
pandangan bahwa laki-lakilebih berkuasa. dibuktikan dalam cara mereka berbicara
Seperti yang terdapat di negara tentang mengungkapkan pengalaman
berkembang, misalnya masyarakat mereka kepada teman, keluarga dan
Pakistan memiliki struktur patriarkal dan profesional(Gregory et al., 2010). Hati-
sebagian besaraspek sosial, ekonomi hati mereka sering melampaui
dimiliki dan dikuasai oleh laki-laki(Al- pengungkapan kekerasan per se, dan ke
Hawari & El-Banna, 2017). Karena per- lainnya, aspek tampaknya lebih kehidupan
bedaan gender yang besar tersebut sehari-hari. Dalam hal ini, berbicara, atau
perempuan biasanya memilki kedudukan memang, berbicara sama sekali, menjadi
yang lebih rendah dari pada laki-laki di dibingkai sebagai berisiko dan berbahaya
bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi
dan politik dan sering menjadi korban METODE
kekerasan. Anak-anak dan refleksi anak- Dalam penulisan ini Metode yang
anak muda pada pengalaman mereka digunakan adalah Metode Literatur
mengungkapkan kekerasan dalam rumah Review, Yaitu sebuah pencarian literatur
tangga. Tujuan kami adalah untuk baik Internasional maupun Nasional yang
mengeksplorasi bagaimana anak-anak dan dilakukan dengan menggunakan Google
orang muda bicara tentang pengungkapan, scholar.Pada tahap awal pencarian journal

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page2


Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

dicari dari tahun 2010 sampai 2016


menggunakan kata kunci ‘Kekerasan
Dalam Rumah Tangga’Artikel ini di ambil PEMBAHASAN
dari 20 journal yaitu 15 diantaranya Seorang perempuan korban
journal internasional dan 5 journal kekerasan dalam rumah tangga dapat
nasional. diprediksikan dari bagaimana dia menilai
lokasi, stabilitas, dan pengendalian
HASIL penyebab kekerasan, serta seberapa besar
Hasil dari kekerasaan dalam rumah kesadaran terhadap kesetaraan gender yang
tangga (Feder et al., 2011)bahwa budaya dimiliki oleh perempuan tersebut; strategi
patriarki merupakan penyebab dalam menghadapi masalah yang berorientasi
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, pada emosi seorang perempuan korban
yang memilki pemahaman bahwa seorang kekerasan dalam rumah tanggadapat
laki-laki mempunyai peran yang diprediksikan dari seberapa besar
mendominasi dalam rumah tangga yang kesadaran terhadap kesetaraan
tidak bisa disetarakan dengan wanita dan gender,tanpa disertai dengan bagaimana
hal tersebut telah sesuai dengan konstruksi dia menilai lokasi, stabilitas, dan
sosial budaya yang diemban masyarakat pengendalian.Perceraian merupakan
kita(Sapkota, Baird, Saito, & Anderson, sebuah fakta yang sering terjadi di tengah
2017). Kekerasan Dalam Rumah Tangga masyarakat kita(Care, State, Iyanam, Udoh,
(KDRT) dianggap persoalan privat, karena & Morgan, 2018).
merupakan persoalan pribadi maka Seringkali perceraian tidak dapat
masalah-masalah Kekerasan Dalam dihindari oleh pasangan, walaupun
Rumah Tangga (KDRT) dianggap sebagai keduanya telah berupaya secara baik-baik
rahasia keluarga. mengatasinya, namun tetap gagal dan
Undang-undang Penghapusan menemui jalan buntu(Sukmawati,
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 2014).Keduanya tentu sudah memikirkan
adalah penghormatan terhadap martabat segala resiko yang harus diterima dan
manusia, kaitannya dengan hak-hak suami ditanggung bila keduanya bercerai.Mereka
istri dalam rumah tangga, serta arti menjadi janda atau duda, anakanak tidak
kekerasan atau diskriminasi terhadap memiliki orangtua yang utuh,hidup merasa
perempuan(Nurhayati, 2006). Serta tidak bahagia dan sebagainya(Gabriel et al.,
perlunya peningkatan pemahaman dan 2018).Hasil ini menunjukkan ada hubu-
pengetahuan masyarakat secara luas ngan yang sangat signifikan antara tingkat
mengenai kesetaraan dan keadilan gender ke puasan pernikahan istri dengan KDRT
guna meningkatkan kesejahteraan dan apabila coping strategy dikontrol dengan
perlindungan perempuan dari tindak arah hubungan yang negatif.Semakin
kekerasan dan meningkatkan partisipasi tinggi kepuasan pernikahan yang dirasa-
kaum perempuan disegala bidang kan pasangan maka akan semakin rendah
khususnya dalam bidang pembangunan perilaku agresivitas yang dilakukan oleh
dan perlunya sosialisasi Undang-undang pasangan(Sullivan, 2018). Begitu pula
No. 23 Tahun 2004 tentang Pengahpusan sebaliknya semakin rendah kepuasan
tindak Kekerasan dalam rumah tangga. pernikahan yang dirasakan pasangan maka

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page3


Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

akan semakin tinggi perilaku agresivitas masing-masing.Seperti halnya dalam


yang dilakukan oleh pasangan. Diperkuat berpacaran.
yang menyatakan bahwa kekerasan dan Untuk mempertahankan sebuah
kepuasan(Sherman & Harris, 2015). hubungan, butuh rasa saling percaya,
Perceraian merupakan sebuah fakta pengertian, saling menghargai dan
yang sering terjadi di tengah masyarakat sebagainya. Begitu juga halnya dalam
kita. Seringkali perceraian tidak dapat rumah tangga harus dilandasi dengan rasa
dihindari oleh pasangan,walaupun saling percaya. Jika sudah ada rasa saling
keduanya telah berupaya secarabaik-baik percaya, maka mudah bagi kita untuk
mengatasinya, namun tetap gagal dan melakukan aktivitas(Pignotti, 2014). Jika
menemui jalan buntu(Ruijne et al., tidak ada rasa kepercayaan maka yang
2017).Keduanya tentu sudah memikirkan timbul adalah sifat cemburu yang kadang
segala resiko yang harus diterima dan berlebih dan rasa curiga yang kadang juga
ditanggung bila keduanya bercerai.Mereka berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang
menjadi janda atau duda, anak anak tidak suami yang sifat seperti itu, terkadang
memiliki orangtua yang utuh,hidup merasa suami juga melarang istrinya untuk
tidak bahagia dansebagainya. beraktivitas di luar rumah. Karena
mungkin takut istrinya diambil orang atau
KESIMPULAN yang lainnya. jika sudah begitu kegiatan
Seharusnya seorang suami dan istri seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul
harus banyak bertanya dan belajar, seperti dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah
membaca buku yang memang isi bukunya dampak dari sikap seorang suami yang
itu bercerita tentang bagaimana cara memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi.
menerapkan sebuah keluarga yang Banyak contoh yang kita
sakinah, mawaddah dan lihat dilingkungan kita, kajadian seperti
warahmah(Semahegn & Mengistie, itu.
2015).Di dalam sebuah rumah tangga Sifat rasa cemburu bisa
butuh komunikasi yang baik antara suami menimbukan kekerasan dalam rumah
dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga(Nelson, 2013).Maka dari itu, di
tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga kedua belah
dalam sebuah rumah tangga tidak ada pihak harus sama-sama menjaga agar tidak
keharmonisan dan kerukunan diantara terjadi konflik yang bisa menimbulkan
kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi kekerasan(Callaghan, Fellin, Mavrou,
pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah Alexander, & Sixsmith, 2017). Tidak
tangga(Anderson, Howard, Dean, Moran, hanya satu pihak yang bisa memicu
& Khalifeh, 2016). Seharusnya seorang konflik di dalam rumah tangga, bisa suami
suami dan istri bisa mengimbangi maupun istri. Sebelum kita melihat
kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu kesalahan orang lain, marilah kita berkaca
sangat mempengaruhi keinginan kedua pada diri kita sendiri(Kunst & van Bon-
belah pihak yang bertentangan. Seorang Martens, 2011). Sebenarnya apa yang
suami atau istri harus bisa saling terjadi pada diri kita, sehingga
menghargai pendapat pasangannya menimbulkan perubahan sifat yang terjadi
pada pasangan kita masing-masing.

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page4


Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

Perceraian Dalam Kehidupan Keluarga.


Memahami Psikologi Perceraian Dalam
Kehidupan Keluarga Jurnal Psikologi,
SARAN 2(2), 94–100.
Saran saya berikan pengetahuan
kepada masyarakat bahwa kepuasan dalam Feder, G., Davies, R. A., Baird, K., Dunne, D.,
pernikahan sangatlah penting, karena dapat Eldridge, S., Griffiths, C., … Sharp, D.
(2011). Identification and Referral to
mengurangi dan menghindari terjadinya Improve Safety (IRIS) of women
KDRT experiencing domestic violence with a
primary care training and support
DAFTAR PUSTAKA programme: A cluster randomised
Abdurrachman, H. (2015). (2010). controlled trial. The Lancet, 378(9805),
Perlindungan Hukum Terhadap Korban 25–27. https://doi.org/10.1016/S0140-
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam 6736(11)61179-3
Putusan Pengadilan Negeri Sebagai
Implementasi Hak-Hak Korban. Jurnal Gabriel, L., Tizro, Z., James, H., Cronin-Davis,
Hukum IUS QUIA IUSTUM, 17(3), 475– J., Beetham, T., Corbally, A., … Hill, S.
491. (2018). “Give me some space”: exploring
youth to parent aggression and violence.
Al-Hawari, H., & El-Banna, A. (2017). A Journal of Family Violence, 33(2), 161–
medicolegal study of domestic violence 169. https://doi.org/10.1007/s10896-017-
in south region of Jordan. Egyptian 9928-1
Journal of Forensic Sciences, 7(1).
https://doi.org/10.1186/s41935-017- Gregory, A., Ramsay, J., Agnew-Davies, R.,
0006-x Baird, K., Devine, A., Dunne, D., …
Feder, G. (2010). Primary care I
Anderson, F., Howard, L., Dean, K., Moran, P., dentification and R eferral to I mprove S
& Khalifeh, H. (2016). Childhood afety of women experiencing domestic
maltreatment and adulthood domestic violence (IRIS): protocol for a pragmatic
and sexual violence victimisation among cluster randomised controlled trial. BMC
people with severe mental illness. Social Public Health, 10, 54.
Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1186/1
51(7), 961–970. 471-2458-10-54
https://doi.org/10.1007/s00127-016-
1244-1 Kunst, M. J. J., & van Bon-Martens, M. J. H.
(2011). Examining the Link Between
Callaghan, J. E. M., Fellin, L. C., Mavrou, S., Domestic Violence Victimization and
Alexander, J., & Sixsmith, J. (2017). The Loneliness in a Dutch Community
Management of Disclosure in Children’s Sample: A Comparison Between Victims
Accounts of Domestic Violence: and Nonvictims by Type D Personality.
Practices of Telling and Not Telling. Journal of Family Violence, 26(5), 403–
Journal of Child and Family Studies, 410. https://doi.org/10.1007/s10896-011-
26(12), 3370–3387. 9374-4
https://doi.org/10.1007/s10826-017-
0832-3 Nelson, E. L. (2013). Domestic violence
sentencing: coefficient to a natural
Care, H., State, A. I., Iyanam, V., Udoh, B., & process that already reduces recidivism
Morgan, U. (2018). Domestic Violence simply as a function of aging. Crime
among Pregnant Women Attending the Science, 2(1), 1–33.
Ante-Natal Clinic of Primary Health https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1186/2
Care Centre, Itu, Akwa Ibom State, 193-7680-2-9
South-South Nigeria, 6(1), 32746–32753. Nurhayati, S. R. (2006). Peningkatan
Dariyo, A. (2004). Memahami Psikologi Kemampuan Menggunakan Problem

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page5


Journal Ilmu Keperawatan , 15 April 2018

Focused Coping Perempuan Korban. Domestic Violence Support Services


Humanitas: Indonesian Psychological Promote Survivor Well-being: A
Journal, 3(1), 18–27. Conceptual Model. Journal of Family
Violence, 33(2), 123–131.
Pignotti, M. S. (2014). Parental alienation https://doi.org/10.1007/s10896-017-
diagnosis. A modern and effective 9931-6
subtype of domestic violence, endemic in
Italian courts. Italian Journal of Trevillion, K., Williamson, E., Thandi, G.,
Pediatrics, 40(1), 1–1. Borschmann, R., Oram, S., & Howard, L.
https://doi.org/10.1186/1824-7288-40- M. (2015). A systematic review of
S1-A34 mental disorders and perpetration of
domestic violence among military
Ruijne, R. E., Howard, L. M., Trevillion, K., populations. Social Psychiatry and
Jongejan, F. E., Garofalo, C., Bogaerts, Psychiatric Epidemiology, 50(9), 1329–
S., … Kamperman, A. M. (2017). 1346. https://doi.org/10.1007/s00127-
Detection of domestic violence by 015-1084-4
community mental health teams: A
multi-center, cluster randomized
controlled trial. BMC Psychiatry, 17(1),
1–11. https://doi.org/10.1186/s12888-
017-1399-7

Sapkota, D., Baird, K., Saito, A., & Anderson,


D. (2017). Interventions for domestic
violence among pregnant women in low-
and middle-income countries: A
systematic review protocol. Systematic
Reviews, 6(1), 4–11.
https://doi.org/10.1186/s13643-017-
0657-6

Semahegn, A., & Mengistie, B. (2015).


Domestic violence against women and
associated factors in Ethiopia; Systematic
review. Reproductive Health, 12(1).
https://doi.org/10.1186/s12978-015-
0072-1

Sherman, L. W., & Harris, H. M. (2015).


Increased death rates of domestic
violence victims from arresting vs.
warning suspects in the Milwaukee
Domestic Violence Experiment
(MilDVE). Journal of Experimental
Criminology, 11(1), 1–20.
https://doi.org/10.1007/s11292-014-
9203-x
Sukmawati, B. (2014). Hubungan Tingkat
Kepuasan Pernikahan Istri Dan Coping
Strategy Dengan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga. In Sains dan Prakyik
Psikologi (Vol. 2, pp. 205–218).

Sullivan, C. M. (2018). Understanding How

Dinno Prima Zola , Kekerasan Dalam Rumah Tangga Page6

Anda mungkin juga menyukai