A. Pengkajian
1. Identitas diri
Nama : Ny.H
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Tanggal masuk RS : 13 Mei 2019
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl.Cipto Mangunkusumo RT.10
No.RM : 018072
Tanggal MRS : 13 Mei 2019
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2019
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri dada
b. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dada 1 jam sebelum MRS, dada terasa tertekan, nyeri menjalar ke bahu belakang,
keluar keringat dingin, badan lemas, pusing. Maka oleh anak di bawa ke IGD RSUD
I.A Moeis tanggal 13 Mei 2019 jam 08.30 WIB dan masuk ke ICCU. Saat dilakukan
pengkajian tanggal 14 Mei 2019, pasien mengeluh nyeri dada seperti berkurang, klien
merasa badannya terasa lemas seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan
mudah lelah, inginya tiduran terus, badan terasa lemas, lemas saat beraktivitas ringan
KU: lemas, TD: 128/83 mmHg, Nadi:883x/menit, RR: 16x/menit, S: 360C.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi
d. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik, menular, atau alergi
3. Pola Aktvitas Sehari-Hari
a. Pola istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur: Sebelum dirawat dirumah sakit: Tidur siang sampai 2 jam, malam 8
jam/ hari. Setelah dirawat dirumah sakit klien tidur siang 1-2 jam , malam hanya
tidur sekitar 6-8 jam/hari. Pasien dapat tidur.
b. Pola eliminasi
Kebiasaan buang air besar (BAB):
Frekuensi: 1 kali/ hari
Konsistensi: Keras
Warna : kuning
Jumlah: Normal
klien belum BAB selama dirawat di RS
Kebiasaan buang air kecil (BAK):
Warna:Kuning
Kejernihan:Keruh
Frekuensi:4 kali/hari
Jumlah: 600 cc/hari
Penggunaan alat bantu: tidak terpasang kateter
c. Pola nutrisi
Sebelum Masuk Rumah sakit, pasien mengatakan mempunyai kebiasaan makan 3 kali
sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk. Saat dikaji pasien mengatakan makan 3 kali
sehari tetapi tidak dihabiskan
d. Kebersihan diri
Selama menjalani perawatan di rumah sakit pasien memita bantuan keluarga dan
perawat utuk membersihkan diri dan mengganti pakaian.
4. Pemeriksaan Fisik
Panca indera
Lapang pandang : [√] Dalam batas normal [-] Menggunakan kaca mata [-]
Menggunakan lensa kontak [-]
Pendengaraan : [√] Dalam batas normal [-] Terganggu (kiri/kanan) [-] Menggunakan
alat bantu dengar [ -] tidak ada pengeluaran cairan dari telinga
Sentuhan : [√] dalam batas normal [ -] dapat merasakan sentuhan kulit dengan normal [
-] kesemutan [ -] mati rasa
Penciuman : [√] Dalam batas normal [ -] Abnormal (jelaskan) indra penciuman tidak ada
masalah, klien dapat mencium bau secara normal
Kardiovaskuler ,
Irama jantung regular, ada nyeri dada, bunyi jantung normal, akral dingin, tidak ada acites,
tidak mengalami clubbing finger, tidak ada oedem, kaki tidak kram, klien pusing, tidak ada
palpitasi, TD : 128/83 mmHg, HR : 88x/ menit
Ektremitas
Acral teraba hangat, CRT < 2 detik, Terpasang infus RL 7 tpm di ekstermitas kiri atas.
Pernafasan
Terapi
1. Infus RL &tpm
3. Diviti 1x2,5mg
5. Amlodipin 1x10mg
6. Rosuvastatin1x20mg
8. Spironolacton 1x25mg
1. Nyeri dada akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
2. Gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri
koronaria.
D. Rencana keperawatan
Nyeri dada akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor nyeri dada (awal serangan, sifat,
1. . iskemia jaringan sekunder terhadap 3x24 jam, diharapkan klien terbebas dari rasa nyeri lokasi, lamanya dan faktor pencetus).
sumbatan arteri koroner 2. Anjurkan klien untuk segera minta bantuan
Kriteria Hasil : Subjektif : keluhan nyeri dada, perawat atau dokter bila merasakan nyeri.
DS: pusing lemas berkurang 3. Upayakan lingkungan tenang. Batasi
Pasien mengatakan nyeri dada seperti Objektif : irama sinus, ST isoelektris, gelombang T aktivitas selama serangan nyeri dada. Bantu
tertekan, nyeri menjalar kebahu positif, kardiak isoenzim dalam keadaan normal, mengubah posisi
belakang dengan skala 5 dan tanda-tanda vital normal. 4. Upayakan rencana tindakan dan latihan
dirasakan hilang timbul aktivitas yang tidak mengganggu periode
DO: tidur dan istirahat kllien.
KU pasien lemas 5. Berikan latihan ROM
Pasien tampak menyeringai kesakitan 6. Nilai respon klien terhadap aktivitas, catat
TD : 128/83 mmHg, N : 88 x/menit, adanya ST depresi, disritmia, kelelahanm
RR:16 X/menit pusing, sesak dan nyeri dada.
7. Menilai tanda-tanda vital saat istirahat dan
setelah aktivitas.
2. Gangguan perfusi jaringan jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi tanda-tanda vital tiap 1-4 jam,
berhubungan dengan iskemik, 3x24 jam, diharapkan gangguan perfusi jaringan status hemodinamika
kerusakan otot jantung, penyempitan / jantung berkurang / tidak meluas selama dilakukan 2. Monitor tanda dan gejala penurunan perfusi
penyumbatan pembuluh darah arteri tindakan perawatan di RS. (nyeri dada, disritmia, takikardia, takipnea,
koronaria. hipotensi dan penurunan curah jantung)
DS : Kriteria Hasil : 3. Monitor bunyi dan irama jantung secara
Pasien mengatakan mengalami nyeri - Nyeri dada berkurang (skala nyeri 1-3) kontinue, catat adanya denyut prematur
dada, lemas dan pusing - Gambaran ST depresi berkurang atau tidak ada ventrikel kontraksi
DO : - TD= 120/80 mmHg 4. Observasi adanya tanda dan gejala
TD : 128/83 mmHg penurunan curah jantung ( pusing, pucat,
- Nadi=60-100x/menit
RR : 16 x/ menit
HR :88 X / menit - EKG: Irama sinus reguler. diaforesis, pingsan, akral dingin)
S : 36 C 5. Monitor tanda dan gejal gangguan perfusi
Pasien tampak lemas renal (produksi urin < 30 ml/jam,
Kulit pasien tampak pucat peningkatan BUN dan kreatinin, edema
perifer, tidak adanya reaksi diuretik).
6. Monitor tanda dan gejala yang menujukkan
penurunan perfusi jaringan (kulit dingin,
pucat, lembab, berkeringat, sianosis, denyut
nadi lemah, edema perifer).
7. Atur posisi baring setiap 2 jam,
menggerakkan kaki dan tangan secara aktif
dan pasif setiap 1 jam
8. Kolaborasi tim medis untuk terapi dan
tindakan.
E. Catatan keperawatan
Hari Pertama
No Diagnosa
Hari/Tgl/ Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Dx keperawatan
1. S:
Selasa, 26 Mei Nyeri dada akut Pasien mengatakan nyeri dada seperti tertekan,
2019 berhubungan 1. Mengobservasi KU pasien nyeri menjalar kebahu belakang dengan skala 5
07.30 dengan 2. Melakukan rekam EKG dan dirasakan hilang timbul
07.45 3. Mengobservasi TTV
iskemia jaringan O:
08.00 TD: 128/83 mmHg KU pasien lemas
sekunder terhadap HR: 88 kali permenit Pasien tampak menyeringai kesakitan
sumbatan arteri RR: 16 kali permenit TD : 140/89 mmHg, N : 73 x/menit, RR:16
koroner Temp: 36 derajat celcius
X/menit, Temp 36 derajat celcius, SPO2 98%
Spo2: 98%
4. Kolaborasi pemberian terapi A: Masalah nyeri dada akut belum teratasi
captopril 25 mg, alprazolam
0,5 mg ½ tablet, P: 1.1 Monitor nyeri dada (awal serangan, sifat,
laksadin sirup 1 cth, ramipril lokasi, lamanya dan faktor pencetus).
10 mg. 1.6 Nilai respon klien terhadap aktivitas, catat
5. Kolaborasi pemberian terapi adanya ST depresi, disritmia, kelelahanm
10.00
amlodipin 10 mg pusing, sesak dan nyeri dada.
6. Mengobservasi TTV 1.7 Menilai tanda-tanda vital saat istirahat dan
12.00
TD: 140/89 mmHg
setelah aktivitas.
HR: 73 kali permenit
RR: 16 kali permenit
Temp: 36 derajat celcius
SPO2: 98%
7. Kolaborasi pemberian terapi
spironolacton 25 mg
8. Mengkaji keluhan pasien S:
13.00 9. Kolaborasi pemberian terapi
laksadin sirup 1 cth, O:
bisoprolol 5 mg, ramipril 10
mg.
2. A:
No Diagnosa
Hari/Tgl/ Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Dx keperawatan
1. S:
Selasa, 26 Mei Nyeri dada akut Pasien mengatakan nyeri dada berkurang
2019 berhubungan 1. Mengobservasi KU pasien dengan skala 3
07.30 dengan 2. Melakukan rekam EKG O:
07.45 3. Mengobservasi TTV KU pasien sedang
iskemia jaringan
08.00 TD: 121/76 mmHg TD : 124/69 mmHg, N : 84x/menit, RR:20
sekunder terhadap HR: 85 kali permenit X/menit, Temp 36 derajat celcius, SPO2 99%
sumbatan arteri RR: 16 kali permenit
koroner Temp: 36 derajat celcius
Spo2: 98% A: Masalah nyeri dada akut teratasi sebagian
4. Kolaborasi pemberian terapi
alprazolam 0,5 mg ½ tablet, P: 1.2 Monitor nyeri dada (awal serangan, sifat,
laksadin sirup 1 cth, ramipril lokasi, lamanya dan faktor pencetus).
10 mg. 1.6 Nilai respon klien terhadap aktivitas, catat
5. Kolaborasi pemberian terapi adanya ST depresi, disritmia, kelelahanm
amlodipin 10 mg pusing, sesak dan nyeri dada.
10.00 6. Mengobservasi TTV 1.7 Menilai tanda-tanda vital saat istirahat dan
TD: 124/69 mmHg
12.00 setelah aktivitas.
HR: 84 kali permenit
RR: 20 kali permenit
Temp: 36 derajat celcius
SPO2: 99%
7. Kolaborasi pemberian terapi
spironolacton 25 mg
8. Mengkaji keluhan pasien S:
9. Kolaborasi pemberian terapi
laksadin sirup 1 cth, ISDN O:
13.00
10 mg, bisoprolol 5 mg,
ramipril 10 mg.
A:
2.