Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN CASE STUDY

KLIEN DENGAN DIABETIC FOOT ULCER


DI KLINIK KITAMURA

DISUSUN OLEH
TRI MUTIARA DAYANI
NIM I4052191010

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019/2020
FORMAT PEMBUATAN CASE STUDY KLINIK KITAMURA

Identitas
Nama klien : Ny. M
Usia : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medik : Diabetic Food Ulcer (DFU)

1. Pengkajian Data Fokus


Riwayat Penyakit dan Luka
Ny. M datang ke klinik Kitamura pada tanggal 26 Desember 2019, dengan
keluhan adanya luka di jempol kaki kanan sudah kurang lebih 1 minggu, perlahan
luka membesar. Klien sering berjalan sehingga lukanya terdapat banyak tekanan.
Klien sempat mengorek luka kaki sehingga terjadi infeksi dan saat dikaji juga
jempol kakinya sudah di amputasi pada tanggal 29 Desember 2019. Pada saat
dilakukan pengkajian terdapat luka pada kaki kanan dengan panjang luka: 6 cm,
lebar 3,5 cm. GDS: 108 mg/dl. TTV: TD: 153/74 mmHg, Nadi: 86x/menit, RR: 20
x/menit, T: 36,6 C.

Pemeriksaan laboratorium (31 Desember 2019)


- Leukosit 14,54 (4-10) ribu/uL
- Eritrosit 3,69 (3,5-5,5) juta/uL
- Haemoglobin 10,2 (11-16) gr/dL
- Hematokrit 29,9 (35,50) %
- Trombosit 469 (150-390) ribu/uL
- Albumin 2,8 (3,8-5,1) g/dL
- Ureum 11 (10-50) mg/dL
- Kreatinin 1 (0,5-0,9) mg/dL

Pemberian terapi
Oral :
- Gluvos 2mg 1x1
- Disolf 3x1
- Prospide 3x1
- Eprisan 3x5
Injeksi :
- RL
- Ceftriaxone 1x1 gr
- Metronidazol 2x500 mg
- Omeprazole 1x1

2. Masalah Keperawatan /Diagnosis


ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Ds: klien mengatakan Penurunan fungsi pankreas Kerusakan
kakinya kebas integritas jaringan
Do: terdapat luka di
Penurunan kualitas insulin
kaki kanan. Ukuran
luka P: 6 cm, L: 3,5
cm. Wound bad:
Neuropati perifer
Slough 6,5%,
granulasi 7%, nekrotik
15%, bonespose 13%.
Trauma
Wound edge:
maserasi. Peri wound
skin eritema. Tanda
Ulkus
infeksi rubor, calor,
dolor, functiolaesa,
berbau

2. Ds: keluarga klien Penurunan fungsi pankreas Hambatan


mengtakan klien mobilitas fisik
sangat lemah
Penurunan kualitas insulin
Do: klien perlu
bantuan saat berjalan.
Gerakan klien lemah
Penurunan glukosa dalam sel

Penurunan kekuatan otot

Diagnosa :
1. Kerusakan integritas jaringan
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Rencana Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

Kerusakan Setelah dilakukan tindakan  Anjurkan pasien


integritas keperawatan selama 3x24 jam untuk
jaringan ditemukan hasil : menggunakan
pakaian yang
 Perfusi jaringan normal Ionggar

 Tidak ada tanda-tanda  Jaga kulit agar


infeksi tetap bersih dan
kering
 Ketebalan dan tekstur
jaringan normal  Monitor kulit akan
adanya kemerahan
 Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan  Oleskan lotion
kulit dan mencegah atau minyak/baby
terjadinya cidera berulang oil pada daerah
yang tertekan
 Menujukkan terjadinya
proses penyembuhan luka  Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien

 Monitor status
nutrisi pasien

 Observasi luka :
lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi
lokal, formasi
traktus

 Ajarkan keluarga
tentang luka dan
perawatan luka

 Kolaborasi ahli
gizi pemberian diet

 TKTP( tinggi
kalori tinggi
protein)

 Cegah kontaminasi
feses dan urin

 Lakukan tehnik
perawatan luka
dengan steril

 Berikan posisi
yang mengurangi
tekanan pada luka

 Hindari kerutan
pada tempat tidur

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam
Hambatan ditemukan hasil :
mobilitas
fisik  Klien meningkat dalam
aktivitas fisik
Monitoring vital sign
 Mengerti tujuan dan sebelum/sesudah latihan
peningkatan mobilitas dan lihat respon pasien
saat latihan
 Memverbalisasikan
Konsultasikan dengan
perasaan dalam
terapi fisik tentang
meningkatkan kekuatan
rencana ambulasi sesuai
dan kemampuan
dengan kebutuhan
berpindah
Bantu klien untuk
 Memperagakan menggunakan tongkat saat
penggunaan alat berjalan dan cegah
terhadap cedera
 Bantu untuk mobilisasi
(walker) Ajarkan pasien atau
tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi

Kaji kemampuan pasien


dalam mobilisasi

Latih pasien dalam


pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
Dampingi dan Bantu
pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhi kebutuhan
ADLs pasien
Berikan alat bantu jika
klien memerlukan

Ajarkan pasien bagaimana


merubah posisi dan
berikan bantuan jika
diperlukan.

Implementasi
Diagnosa Implementasi Respon
Kerusakan (30.12.19) 1. Klien menggunakan baju
integritas - melakukan tindakan perawatan longgar
jaringan luka dengan prinsip steril 2. Dilakukan perawatan luka
debridement 3. Terdapat luka
- mengganti balutan setiap 1 hari - Lokasi luka di jempol kaki
sekali kanan yang sudah di
- menjaga kulit tetap bersih amputasi
- mengobservasi luka : lokasi - Ukuran luka: P: 6 x L:3,5
kedalaman luka, jaringan cm
nekrotik, tanda-tanda infeksi - Jenis luka diabetic foot
lokal ulcer (DFU)
- berkolaborasi dalam pemberian 4. Sekitar luka terasa nyeri,
antibiotik terdapat slough, granulasi,
rubor, nekrotik, bone ekspase,
tidak ada maserasi
5. Luka dibersihkan setiap hari
sekali

Hambatan (30.12.19) 1. klien bisa menggerakkan anggota


mobilisasi- mengkaji dan identifikasi tubuhnya dengan baik namun tidak
fisik kekuatan otot kuat
- melatih klien menggerakkan 2. dapat menggerakkan kaki dengan
kaki baik
- mengajarkan klien duduk 3. klien masih dibantu saat
sampai batas kemampuan mencoba duduk
- anjurkan klien untuk tidak
melakukan aktivitas yang berat
Kerusakan (31.12.19) 1. Dilakukan perawatan luka
integritas - melakukan tindakan perawatan 2. Terdapat luka
jaringan luka dengan prinsip steril - Lokasi luka di jempol kaki
debridement kanan yang sudah di
- mengganti balutan setiap 1 hari amputasi
sekali - Ukuran luka: P: 6 x L:3,5
- menjaga kulit tetap bersih cm
- mengobservasi luka : lokasi - Jenis luka diabetic foot
kedalaman luka, jaringan ulcer (DFU)
nekrotik, tanda-tanda infeksi 3. Sekitar luka terasa nyeri,
lokal terdapat slough, granulasi,
- berkolaborasi dalam pemberian rubor, nekrotik, bone
antibiotik ekspase, tidak ada maserasi
4. Luka dibersihkan setiap hari
sekali (1x1)
Hambatan (31.12.19) 1. klien bisa menggerakkan anggota
mobilisasi - mengkaji dan identifikasi tubuhnya dengan baik namun tidak
fisik kekuatan otot kuat
- melatih klien menggerakkan 2. dapat menggerakkan kaki dengan
kaki baik
- mengajarkan klien duduk 3. klien masih dibantu saat
sampai batas kemampuan mencoba duduk
- anjurkan klien untuk tidak 4. klien hanya berbaring saja dan
melakukan aktivitas yang berat tidak melakukan aktivitas apa-apa
Kerusakan (01.01.20) 1. Dilakukan perawatan luka
integritas - melakukan tindakan perawatan 2. Terdapat luka
jaringan luka dengan prinsip steril - Lokasi luka di jempol kaki
debridement kanan yang sudah d
- mengganti balutan setiap 1 hari amputasi
sekali - Ukuran luka: P: 6 x L:3,5
- menjaga kulit tetap bersih cm
- mengobservasi luka : lokasi - Jenis luka diabetic foot
kedalaman luka, jaringan ulcer (DFU)
nekrotik, tanda-tanda infeksi 3. Sekitar luka terasa nyeri,
lokal terdapat slough, granulasi,
- berkolaborasi dalam pemberian nekrotik, bone ekspase,
antibiotik tidak ada maserasi
4. Luka dibersihkan setiap hari
sekali
Hambatan (01.01.20) 1. klien bisa menggerakkan anggota
mobilisasi - mengkaji dan identifikasi tubuhnya dengan baik namun tidak
fisik kekuatan otot kuat
- melatih klien menggerakkan 2. dapat menggerakkan kaki dengan
kaki baik
- mengajarkan klien duduk 3. klien masih dibantu saat
sampai batas kemampuan mencoba duduk
- anjurkan klien untuk tidak 4. klien hanya berbaring saja
melakukan aktivitas yang berat
Evaluasi
Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
30/12/2019 Kerusakan 1. Menganjurkan klien S:
integritas untuk menggunakan - Klien mengatakan
jaringan pakaian yang longgar terdapat luka
2. Menjaga kulit tetap dijempol kaki
bersih dan kering kanan yang sudah
3. Memonitor aktivitas diamputasi
dan mobilisasi klien - Klien mengatakan
4. Memonitor luka nyeri saat diberi
5. Mengajarkan perawatan luka
keluarga tentang luka- O:
dan perawatan luka - - wound bed : nekrotik
6. Mengganti balutan 15%
pada interval waktu - - granulasi : 12%
yang sesuai - - bone ekspase : 13%
- Luka teraba hangat,
adanya kemerahan
disekitar luka dan
berbau
A: intervensi belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Menjaga kulit
tetap bersih dan
kering
2. Memonitor luka
3. Mengganti balutan
30/12/2019 Hambatan - mengkaji dan S: keluarga klien
mobilitas identifikasi kekuatan otot mengatakan klien
fisik - melatih klien masih tidak dapat
menggerakkan kaki duduk dan berdiri
- mengajarkan klien sendiri
duduk sampai batas O: klien dibantu
kemampuan keluarga saat hendak
- anjurkan klien untuk ke kamar mandi,
tidak melakukan aktivitas dibantu saat
yang berat berpakaian
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi di
lanjutkan
1. Kaji kekuatan
otot
2. Melatih klien
untuk duduk
sampai batas
kemampuan
31/12/2019 Kerusakan 1. Menganjurkan S:
integritas klien untuk - Klien mengatakan
jaringan menggunakan nyeri saat diberi
pakaian yang perawatan luka
longgar - O:
2. Menjaga kulit - - wound bed : nekrotik
tetap bersih dan 12%
kering - - granulasi : 23%
3. Memonitor - - slough : 32%
aktivitas dan - - bone ekspase : 13%
mobilisasi klien - Adanya kemerahan
4. Memonitor luka disekitar luka dan
5. Mengajarkan berbau
keluarga tentang A: masalah belum
luka dan teratasi
perawatan luka P:
6. Mengganti Intervensi dilanjutkan
balutan pada - Menjaga kulit
interval waktu tetap bersih dan
yang sesuai kering
- Memonitor luka
- Mengganti balutan
31/12/2019 Hambatan - mengkaji dan S: keluarga
mobilitas identifikasi kekuatan otot mengatakan klien
fisik - melatih klien masih belum bisa
menggerakkan kaki duduk sendiri
- mengajarkan klien O:
duduk sampai batas - Klien masih
kemampuan dibantu saat
- anjurkan klien untuk berpakaian, kamar
tidak melakukan aktivitas mandi
yang berat - Masih dibantu saat
ADL
A: masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
- Kaji kekuatan otot
- Melatih klien
untuk duduk
sampai batas
kemampuan
01/01/2020 Kerusakan 1. Menganjurkan S:
integritas klien untuk - Klien mengatakan
jaringan menggunakan nyeri saat diberi
pakaian yang perawatan luka
longgar - O:
2. Menjaga kulit - - wound bed : nekrotik
tetap bersih dan 25%
kering - - granulasi : 7%
3. Memonitor - - rubor : 10%
aktivitas dan - - slough : 48%
mobilisasi klien - - bone ekspase : 13%
4. Memonitor luka - Terdapat maserasi,
5. Mengajarkan rubor.
keluarga tentang A: masalah belum
luka dan teratasi
perawatan luka P:
6. Mengganti Intervensi dilanjutkan
balutan pada - Menjaga kulit
interval waktu tetap bersih dan
yang sesuai kering
- Memonitor luka
- Mengganti balutan
01/01/2020 Hambatan - mengkaji dan S: keluarga
mobilitas identifikasi kekuatan otot mengatakan klien
fisik - melatih klien tidak lagi ke kamar
menggerakkan kaki mandi
- mengajarkan klien O:
duduk sampai batas - Klien tampak
kemampuan semakin lemah
- anjurkan klien untuk - Klien tidak dapat
tidak melakukan aktivitas menggerakkan
yang berat kaki
A: masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
- Kaji kekuatan otot
- Melatih klien
untuk duduk
sampai batas
kemampuan
LAMPIRAN FOTO SETIAP PERAWATAN

A. Wound progress
1. Tanggal: 30 Desember 2019

 Wound bed: granulasi, slough, nekrotik, bone ekspase


 Wound edge :
 Perwaound skin: callus dan maserasi
 Wound care :
 Cleansing
Cuci luka dengan sabun, bilas kemudian keringkan dengan metode Moist
Wound Healing
 Debridement
Surgical debridement menggunakan pinset anatomis
 Wound dressing
Dermozone dan cuacell
 Wound score :
- Maseration
- Slough lembut dan hanya ada satu warna kekuning-kuningan
- Granulation : 12%
- Signs or symptoms : terdapat granulasi merah muda disertai adanya
slough
- Luka teraba hangat, adanya kemerahan sekitar luka serta bau
 Penjelasan
Buka perban yang menutup luka kemudian luka dicuci dengan sabun lalu
di bilas dan dikeringkan. Setelah dikeringkan dengan kassa steril,
jaringan slough diangkat dengan menggunakan gunting jaringan
steril, di irigasi dengan Nacl kemudian dikeringkan dan tutup luka
menggunakan kassa steril yang telah diberi madu sebelumya
selanjutnya tutup dengan ped dan kassa gulung lalu plester.

2. Tanggal 31 Desember 2019

 Wound bed: granulasi, slough, nekrotik, bone ekspase


 Wound edge :
 Perwaound skin: callus dan maserasi
 Wound care :
 Cleansing
Cuci luka dengan sabun, bilas kemudian keringkan dengan metode Moist
Wound Healing
 Debridement
Surgical debridement menggunakan pinset anatomis
 Wound dressing
Dermozone dan cuacell
 Wound score :
- Maseration
- Slough lembut dan warna kekuning-kuningan
- Granulation : 23%
- Nekrotik : 12%
- Signs or symptoms : terdapat granulasi merah muda, adanya slough,
nekrotik
- Luka teraba hangat, adanya kemerahan sekitar luka serta bau
 Penjelasan
Buka perban yang menutup luka kemudian luka dicuci dengan
sabun lalu di bilas dan dikeringkan. Setelah dikeringkan dengan kassa
steril, jaringan nekrotik dan slough diangkat dengan menggunakan
gunting jaringan steril, di irigasi dengan Nacl kemudian dikeringkan
dan tutup luka menggunakan kassa steril yang telah diberi madu
sebelumya selanjutnya tutup dengan ped dan kassa gulung lalu
plester.
3. Tanggal : 01 Januari 2020

 Wound bed: granulasi, slough, nekrotik, bone ekspase, rubor


 Wound edge :
 Perwaound skin: callus, rubor dan maserasi
 Wound care :
 Cleansing
Cuci luka dengan sabun, bilas kemudian keringkan dengan metode Moist
Wound Healing
 Debridement
Surgical debridement menggunakan pinset anatomis
 Wound dressing
Dermozone dan cuacell
 Wound score :
- Maseration
- Slough lembut dan warna kekuning-kuningan
- Granulation : 7%
- Nekrotik : 25%
- Eritema : 7%
- Signs or symptoms : terdapat granulasi merah muda, adanya slough
48%
- Luka teraba hangat, adanya kemerahan sekitar luka
 Penjelasan
Buka perban yang menutup luka kemudian luka dicuci dengan
sabun lalu di bilas dan dikeringkan. Setelah dikeringkan dengan kassa
steril, jaringan nekrotik dan slough diangkat dengan menggunakan
gunting jaringan steril, di irigasi dengan Nacl kemudian dikeringkan
dan tutup luka menggunakan kassa steril yang telah diberi madu
sebelumya selanjutnya tutup dengan ped dan kassa gulung lalu
plester.
B. Pembahasan
Proses penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh metode yang dipakai
dalam proses perawatannya, salah satu diantaranya adalah dengan menjaga
keseimbangan kelembaban (Purnama, 2016). Keseimbangan kelembaban pada
permukaan balutan luka adalah faktor kunci dalam mengoptimalkan perbaikan
jaringan; mengeliminasi eksudat dari luka yang berlebihan yang merupakan
bagian penting untuk permukaan luka. Untuk itu dikembangkan suatu metode
perawatan luka dengan cara mempertahankan isolasi lingkungan luka agar tetap
lembab dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, yang dikenal dengan
Moist Wound Healing. Metode ini secara klinis memiliki keuntungan akan
meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang
tipis, mengurangi resiko timbulnya jaringan parut dan lain-lain, disamping
beberapa keunggulan metode ini dibandingkan dengan kondisi luka yang kering
adalah meningkatkan epitelisasi 30-50%, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak
50 %, rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali lebih cepat serta dapat
mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka. Salah satu cara
mempertahankan kelembaban adalah dengan menggunakan madu (Rosita, 2007)
Madu merupakan cairan kental, dengan kandungan gula jenuh, secara
umum madu memiliki kandungan utama ± 30% glukosa, 40% fruktosa, 5%
sukrosa, dan 20% air; selain itu, terkandung pula sejumlah senyawa asam amino,
vitamin, mineral, dan enzim (Jull, 2013). Madu memiliki beberapa manfaat
dalam proses penyembuhan luka seperti aktivitas antiinflamasi, aktivitas
antibakterial, aktivitas antioksidan, kemampuan menstimulasi proses
debridement, mengurangi bau pada luka, serta mempertahankan kelembapan luka
yang pada akhirnya dapat membantu mempercepat penyembuhan luka (Ayu,
2016)
Penggunaan madu pada luka terbukti dapat mengurangi edema dan
pembentukan eksudat, meminimalisasi pembentukan jaringan parut, dan
mengurangi sensasi nyeri pada luka bakar atau jenis luka lainnya. (Gunawan,
2017). Potensi antioksidan madu diduga berkaitan erat dengan potensi
antiinflamasinya. Radikal bebas yang dibentuk dari oksigen, atau dikenal dengan
istilah reactive oxygen species (ROS). ROS berperan sebagai pembawa pesan
(messenger) yang menghantarkan umpan balik positif saat timbul inflamasi dan
proses ini dapat dihambat oleh antioksidan (Molan,2011). Manfaat madu dalam
pengangkatan jaringan mati atau debridemen tidak lepas dari potensi
antiinflamasinya. Pada luka kronis, sering dijumpai adanya slough yang dapat
menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko kolonisasi
bakteri. Perlekatan slough pada permukaan dasar luka yang sehat tersebut
diperantarai oleh fibrin yang akan terurai apabila terdapat cukup plasmin pada
area luka tersebut (Jones, 2016).
Metrodinazole merupakan antibiotik, antiprotozoa dan antibakteri. Obat
ini melawan infeksi yang disebabk an oleh bakteri dan amoeba dalam tubuh.
Pemberian metronidazole yang bersifat baktericide berdampak pada berkurangnya
aktifitas bakteri, dengan demikian maka akan terjadi pengurangan proses
dekomposisi medium yang pada akhirnya bau dan sekresi akan berkurang
(Mulyono, 2011)
Kassa alginat merupakan salah satu jenis dressing yang dapat digunakan
untuk mengatasi luka dengan jumlah eksudat sedang sampai parah, ulkus
diabetik, arterial/venous, luka bakar. Kassa alginat dapat membantu penyembuhan
luka dengan mempertahankan lingkungan yang lembab, dengan melepaskan ion
kalsium. Selain itu,kassa alginat dapat membantu membersihkan bakteri dalam
eksudat (Safitri, 2011).

C. Kesimpulan
Penanganan luka tergantung dari pengkajian luka, menentukan keadaan
luka, lakukan debridemen jika terdapat jaringan mati, berikan dressing yang
sesuai dan pastikan kebersihan kondisi luka, untuk luka diabetic food ulcer tidak
hanya dengan perawat luka tetapi juga dengan mengontrol gula darah juga ikut
serta dalam penyembuhan luka tersebut. Salah satu penanganan untuk luka yang
saat ini sering digunakan adalah menggunakan madu karena madu menggandung
anti inflamasi, antioksidan dan membantu mengangkat jaringan mati.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Diah K, Sundoro A, Sudjatmiko G. (2016). Antibacterial activity of Indonesian


local honey against strains of P. Aeruginosa, S. Aureus and MRSA. J Plast
Rekonstruksi
Gunawan N.A. (2017). Madu: Efektivitasnya untuk Perawatan Luka. CDK-249/ vol. 44
no. 2
Jones VE. (2016). Essential microbiology for wound care. United Kingdom: Oxford
University Press
Jull AB,Walker N, Deshpande S. (2013). Honey as a topical treatment for wounds.
Cochrane Database Syst Rev.
Molan P.C. (2011). The evidence and the rationale for the use of honey as a wound
dressing. Wound Pract Res .
Mulyono, Edy & Adi, Galih Setia. (2011). Pengaruh Kompres Metronidazol Terhadap
Luka Kaki Diabetikum. STIKes Kusuma Husada Surakarta. Hal 1-6
Purnama Handi, Sriwidodo, Ratnawulan Soraya. (2016). Review Sistematik: Proses
Penyembuhan Dan Perawatan Luka. Farmaka. Volume 15 Nomor 2
Rostita., (2007), Berkat Madu: Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas, Bandung, PT Mizan
Pustaka.
Safitri, Ratu; Mutia, Theresia & Eriningsih, Rifaida. (2011). Membran Alginat Sebagai
Pembalut Luka Primer Dan Media Penyampaian Obat Topikal Untuk Luka
Yang Terinfeksi. Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 161-174

Anda mungkin juga menyukai