PEMBAHASAN
Adapun teori-teori yang digunakan dalam mengidentifikasi bahaya potensial pada pekerja
pengolahan inti sawit PTPN 7 adalah Teori Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). ILO
(2008) mengemukakan keselamatan kerja adalah suatu keadaan dalam lingkungan /tempat
kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan serta kesehatan orang – orang
yang berada didaerah/ditempat tersebut, baik orang tersebut pegai maupun bukan
pegawai organisasi kerja itu. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan
dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara – cara melakukan pekerjaan
(ILO, 2008)
Adapun unsur- unsur dan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah adanya
apd (alat pelindung diri) di tempat kerja, Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau
isyarat bahaya, Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab, Adanya tempat
kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat – syarat lingkungan kerja) antara lain tempat
kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan,
kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memedai,
ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan,
Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja, sarana dan prasarana
yang lengkap ditempat kerja, Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan
diperhatikan dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek
Hygiene meliputi kesehatan dan kebersihan pribadi, makanan, minuman serta pakaian.
Aspek sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan tempat sampah, merawat dan
meliputi mengantisipasi penyebab penyakit dan kondisi fisik di lingkungan tempat kerja,
Untuk menjaga kesehatan lingkungan kerja perlu diperhatikan juga tentang aspek
sanitasi. Menurut pendapat Ichsan (1979:25) sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit
merupakan mata rantai penghubung dari penularan penyakit. Aspek sanitasi, meliputi
bersih, pembuangan air kotor dan limbah. Aspek sanitasi lainya adalah pengadaan tempat
sampah sementara, pemberantasan serangga dan tikus, penataan lingkungan kerja dan
Pemeliharaan area kerja termasuk merapikan dan membersihkan adalah suatu proses
dimana area kerja harus selalu terjaga kebersihan. Kerapian dan keteraturannya yang
merupakan tanggung jawab fasilitator dan peserta didik. Untuk menciptakan lingkungan
kerja yang sehat, maka setiap pekerja/siswa harus menjaga kebersihan dan kesegaran
Pekerja di pengolahan inti sawit PTPN 7 menggunakan gerobak dorong dengan posisi
membugkuk yang berulang selama 12 jam dengan istirahat 1 jam setiap 6 jam. Sedangkan
pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja, baik duduk
ataupun berdiri merupakan suatu hal yang sangat penting. Jika adanya sikap atau posisi
kerja yang tidak mengenakkan dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan
mengakibatkan pekerja cepat mengalami kelelahan serta membuat banyak kesalahan dan
1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk
2. Pengaturan posisi kerja dalam jarak jangkauan normal operator tidak seharusnya duduk
atau berdiri dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki dalam posisi
miring.
3. Operator tidak seharusnya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama
dengan tangan atau lengan berada diatas level siku yang normal.
MMH (Manual Material Handling) adalah pemindahan barang secara manual yang
dilakukan oleh manusia tanpa alat bantu tertentu. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu beban apa yang diangkat, perbandingan berat badan manusia
dengan berat benda, jarak horizontal dari manusia kepada beban yang diangkat dan juga
ukuran beban. Para pekerja berjumlah 3 orang yang berjenis kelamin laki-laki,
mengangkut beban yang didorong yaitu sebesar 370kg setiap satu kali angkut
adalah variabel antropometri (ukuran tubuh manusia), kekuatan otot, usia, jenis kelamin,
status pekerja (contoh: mahasiswa dan karyawan). Berat badan dan tinggi badan
mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap resiko cedera dalam MMH (NIOSH,
1981). Berat badan memiliki pengaruh langsung terhadap kebutuhan energi untuk
metabolisme pada saat seseorang mengangkat beban (Garg et al., 1978). Orang yang lebih
berat cenderung lebih cepat lelah tetapi di lain pihak, orang yang lebih berat bisa lebih kuat
kemampuan ototnya. Dalam beberapa studi juga diketahui bahwa ada hubungan positif
badan, maka secara umum MAWL juga bertambah. Usia ternyata tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap MAWL. Pengalaman kerja yang lebih banyak dengan
Berdasarkan perbandingan hasil observasi dan teori masih banyak sekali aspek-aspek yang
belum terpenuhi dalam proses Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Pengolahan Inti
International Labor Organization (ILO). 2008. Konvesi ILO nomor 102 tahun 1952