Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga

daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahaan sampai tugas

pemnagunan. Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonom

daerah tidak dapat terselenggarakan secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh

karena itu, sudah sewajarnya pemerintah daerah secara terus-menerus

mengadakan pemikiran untuk meningkatkan pendapatan asli daerah terutama dari

sektor pajak daerah dan distribusi daerah. Pemerintah sudah sewajarnya

meningkatkan kepada wajib pajak agar memenuhi kewajibannya sebagai warga

negara yng taat pada pajak. Tentunya ini akan sangat berpengaruh pada

pemenuhan kebutuhan daerah sebagai pelaksanaan rancanggan daerah. Adapun

salah satu pajak daerah yaitu BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan).

BPHTB atau Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan adalah pajak yang

dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. BPHTB merupkan

pajak yang harus dibayar akibat perolehan hak milik, hak guna usaha, hak guna

bangunan, hak pakai atau satuan rumah susun dan hak pengelolaa. Pengaturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2011 yang mengatur Tentang Pajak Daerah Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Objek pajak BPHTB adalah

perolehan hak atas tanah atau bangunan yaitu terhadap peristiwa hukum atau

1
2

perbuatan hukum atas tranksaksi/peralihan haknya meliputi pemindahan hak dan

pemberian hak baru perolehan hak tersebut. Oleh karena itu, bagi mereka yang

memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan wajib menyerahkan sebagian dari

nilai ekonomi yang di perolehnya kepada negara melalui membayar pajak.


menyadari
Dengan adanya pajak daerah, masyarakat diharapkan bahwa pajak

yang dibayarkan kepada pemerintah merupakan sumbangan untuk membantu

pemerintah dalam membiayai pembangunan daerah yang nantinya akan dinikmati

langsung oleh masyarakat melalui pembangunan dan pengembangan daerah

tersebut.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) merupakan salah satu instansi

pemerintah yang berada pada lingkaran Pemerintah Kabupaten Paser. Yang ber-

Alamat di Jl. Basuki Rahmat No. 01. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Paser

adalah instansi perubahan yang awalnya bernama Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Paser. Badan ini berfungsi dan bertujuan untuk memaksimalkan

pendapatan yang bisa diperoleh untuk menjadi pendapatan Asli Daerah (PAD)

sehingga nantinya dapat menunjang semua kegiatan pemerintah di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Paser.

Dalam hal ini penulis ingin menjelaskan bagaimanakah mekanisme berita

acara pemeriksaan BPHTB serta apa saja kendala yang dihadapi dan upaya yang

dilakukan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Paser sehubung dengan masalah

itu. Dengan adanya uraian-uraian diatas maka penulis mengusulkan untuk

menuangkan dalam bentuk Laporan Magang yang berjudul


3

Mekanisme Berita Acara Pemeriksaan BPHTB Di Kantor Badan Pendapatan

Daerah Kabupaten Paser

1.2. Materi Magang

Materi magang yang dilakukan selama kegiatan magang adalah melakukan

mekanisme berita acara dan pemeriksaan BPHTB .Dalam rangka meningkatkan

pendapatan daerah. Badan Pendapatan Daerah sangat berperan penting

dikarenakan penerimaan pajak dari masyarakat, atau pun dari suatu badan sangat

berpengaruh untuk pemnagunan dan perkembangan daerah di Kabupaten Paser.

Dalam Serangkaian tersebut, masyarakat atau badan tentunya akan

terbantu dalam penyelesian untuk pembayaran pada pajak yang telah ditentukan

masing-masing. Sehingga kiranya dapat juga bermanfaat untuk daerah khususnya

pada Kabupaten Paser.

1.3. Tujuan dan Manfaat Magang

1.3.1. Tujuan Magang

Adapun Tujuan dari magang sebagai berikut :

1.3.1.1. Untuk mengetahui mekanisme pencatatan penerimaan BPHTB.

1.3.1.2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerimaan BPHTB.

1.3.2. Manfaat Magang

Adapun Manfaat magang yang ingin diperoleh sebagai berikut :

1.3.2.1. Dapat membangun jiwa disiplin dan mengikuti segala aturan yang berlaku

di tempat magang.
4

1.3.2.2. Menambah ilmu pengetahuan yang didapat dan membandingkan teori-

teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dengan realita dunia

kerja.

1.3.2.3. Terjalinnya Kerjasama antara Perguruan Tinggi dengan Lembaga/Instansi

terkait.

1.3.2.4. Perguruan Tinggi akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui

pengalaman kerja Magang.

1.3.2.5. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan duian industri

sehingga Lembaga/Instansi dikenal oleh kalangan akademis.

1.3.2.6. Lembaga/Instansi akan mendapatkan bantuan tenaga dari mahasiswa-

mahasiswa yang melakukan praktek magang.


BAB II

TEMPAT MAGANG

2.1. Gambaran Umum Instansi

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Paser dibentuk Peraturan Daerah

Kabupaten Paser Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja dinas

daerah kabupaten, Sejak diberlakukan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor

14 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Peraturan Bupati

Paser Nomor 52 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan

Pendapatan Daerah Kabupaten Paser, yang semula Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda) berubah menjadi Badan Pendapatan Daerah (Bapeda). Terkait adanya

perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sehingga Renstra Dispenda

dilakukan Revisi. Didalam peraturan daerah tersebut diperjelas bahwa badan

pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksanaan pemerintah Kabupaten Paser

dibidang pengelolaan keuangan daerah yang ada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan, dan mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi Daerah Kabupaten Paser dalam bidang

pendapatan sesuai dengan daftar inventarisasi kewenangan Pemerintah Kabupaten

Paser sebagai daerah Otonom. Untuk kelancaran pelaksana tugas daerah maka

dibentuk pelaksanaan teknis sesuai dengan kingkup dan tugasnya.

Didalam pelaksanaan tugas Badan Pendapatan daerah mempunyai visi dan

misi yang merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan

Pendapatan Daerah diarahkan agar dapat mencpai tujuannya, diharapkan menjadi

salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah dan Pembanguan

5
6

Daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan

demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri.

2.1.1. Visi

Visi dapat di artikan sebagai gambaran situasi dan karakteristik mengenai

hal yang ingin dicapai didalam suatu organisasi ataupun instansi. Adapun visi

yang ingin dicapai oleh badan pendapatan daerah, yaitu :

“Mengoptimalkan penerimaan Daerah dan Kualitas Pembiayaan

Pembangunan Melalui Pelaksanaan Tufas yang Prima Menuju Kabupaten Paser

yang Sejahtera dan Berbudaya.

2.1.2. Misi

Misi merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai visi

yang telah dibuat oleh instansi. Adapun misi yang dari badan pendapatan daerah

yaitu :

2.1.2.1. Meninkatkan penerimaan pendapatan daerah secara optimal.

2.1.2.2. Meningkatkan Kualitas Pembiayaan Pembangunan dan Mewujudkan

Pelaksanaan Tugas yang Prima Melalui Keterpaduan antar Sektor dan

antar Pihak.

2.1.2.3. Terwujudnya Kesadaran Masyarakat sebagai Wajib Pajak.

2.1.2.4. Tercapainya Koordinasi, Pengendalian dan Pengawasan.


7

2.1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin di capai oleh Badan pendapatan Daerah Kabupaten

Paser adalah sejalan dengan sasaran yang hendak dicapai oleh Pemerintah Daerah

yaitu :

2.1.3.1. Meningkatkan Pendapatan Daerah dari Pajak dan Retribusi

2.1.3.2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pajak/Retribusi dan Kualitas SDM.

2.1.3.3. Peningkatan Pemahaman tentang Pembayaran pajak dan Retribusi.

2.1.3.4. Peningkatan Koordinasi, Pengendalian dan Pengawasan.

2.2. Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Paser.

Struktur Organisasi merupakan susunan komponen-komponen (unit-unit

kerja) dalam organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan adanya pembagian

kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda

tersebut di integrasikan (Koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga

menunjukkan hubungan pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Adapun Struktur Organisasi Pada Badan Pendapatan Daerah Tanah Grogot,

sebagai berikut :
9

2.3. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2014 yang terlampir pada

laporan magang ini, adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

2.3.1. Kepala Badan

Kepala Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintah daetah dibidang pendapatan. Pendapatan Daerah berdasarkan prinsip

otonomi daerah dan tugas lainnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Badan

Pendapatn menyelenggarakan fungsi :

2.3.1.1. Memimpin pelaksanaan tugas Badan Pendapatan Derah yang meliputi

Sekretariat, Bidang Pendapatan, Pendaftaran dan Penetapan, Bidang

Perhitungan, Penagihan dan keberatan dan Bidang Perencanaan dan

Pengendalian.

2.3.1.2. Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum Bidang Pajak

Daerah.

2.3.1.3. Merumuskan kebijakan rencana pengelolaan dan program kerja Badan

Pendapatan Daerah.

2.3.1.4. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

2.3.1.5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.

2.3.1.6. Membimbing kerja bawahan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan

dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja.

2.3.1.7. Merumuskan kebijakan teknis di Bidang Pajak Daerah.


10

2.3.1.8. Merumuskan petunjuk teknis pembinaan Bidang Pajak Daerah.

2.3.1.9. Merumuskan perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak

Daerah, dan bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bagunan (PBB).

2.3.1.10. Mengkaji bahan penetapan kebijakan pengawasan melekat di Bidang

Pajak Daerah.

2.3.1.11.Melaksanakan Pengawasan, Pengendalian, Pembinaan dan Mengevaluasi

di Bidang Pajak Daerah.

2.3.1.12. Mengarahkan RKA dan DPA serta mengendalikan DPA.

2.3.1.13. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

2.3.1.14. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2.3.2. Sekretaris

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada kepala badan, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sekretariat

dibantu oleh subbagian Perencanaan Program, Subbagian Umum dan

Kepegawaian, serta Subbagian Keuangan.

Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan urusan perencanaan

program, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga badan, dan memberikan

pelayanan administrasi kepada kepala satuan kerja dilingkungan badan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai

fungsi :

2.3.2.1. Penyusunan rencanan program kegiatan badan;

2.3.2.2. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dan penetapan indikator kinerja

untuk setiap program/kegiatan;


11

2.3.2.3. Pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah pada badan, yang meliputi

perencanaan dan analisis kebitihan, standarisasi, pemanfaatan dan

pendayagunaan;

2.3.2.4. Pengendalian, evaluasi, pelaporan pelaksanaan program dalam rangka

system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

2.3.2.5. Pelaksanaan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

2.3.2.6. Pelaksanaan penataan administrasi kepegawaian dan peningkatan

kompetensi aparatur pada badan;

2.3.2.7. Pelaksanaan urusan rumah tangga, komunikasi, informasi, dan

dokumentas;dan

2.3.2.8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan.

2.3.3. SubBagian Perencanaan Program

Subbagian perencanaan program mempunyai tugas menyusun rencana

program dan kegiatan Badan Pendapatan Daerah, rincian tugas sebagai berikut :

2.3.3.1. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan kegiatan badan sesuai

dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.3.2. Pelaksanaan penyusunan dan menetapkan indikator kinerja untuk setiap

program dan kegiatan;

2.3.3.3. Pelaksanaan pengendalian program kegiatan, mengevaluasi dan

melaksanakan pelaporan realisai program dan kegiatan secara periodik

(Bulanan, triwulan, semester, dan tahunan);

2.3.3.4. Pelaksanaan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan

dalam rangka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP);


12

2.3.3.5. Pelasanaan pengelolaan data dan informasi penyusunan statistik badan,

dokumentasi dan publikasi; dan

2.3.3.6. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Subbagian

Perencanaan Program.

2.3.4 SubBagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan

Penata Usaha Keuangan.

2.3.4.1. Melaksanakan penyusunan anggaran belanja Dinas yang meliputi belanja

langsung dan tidak langsung, termasuk perubahannya;

2.3.4.2. Melaksanakan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan

dokumen pelaksanaan perubahan anggaran (DPAA);

2.3.4.3. Melaksanakan penyiapan dokumen surat perintah membayar (SPM);

2.3.4.4. Melaksanakan penelitian kelengkapan surat perintah pembayaran

langsung (SPP-LS), surat perintah pembayaran uang persediaan (SPP-

UP), surat perintah pembayran ganti uang (SPP-GU) dan surat perintah

pembayaran, SPP-TU;

2.3.4.5. Melaksanakan verifikasi surat pemintaan pembayaran (SPP);

2.3.4.6. Melaksanakan pengujian tagihan dan melaksanakan pembayaran atas

persetujuan kepala badan selaku pengguna anggaran;

2.3.4.7.Melaksanakan pemungutan pajk penghasilan;

2.3.4.8.Melaksanakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan badan; dan

pelaksanaan pembinaan, fasilitas dan pantau usaha keuangan pada unit

pelaksanaan teknis di lingkungan badan; dan


13

2.3.4.9. Melaksanakan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Subbagian

Keuangan.

2.3.5 SubBagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan rumah tangga, mengelola barang milik daerah dan administrasi

kepegawaian pada badan, uraian tugas Umum dan Kepegawaian sebagai berikut :

2.3.5.1. Merencanakan kebutuhan barang dan pemeliharaan barang milik daerah

pada badan;

2.3.5.2 Melaksanakan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran

(pendistribusian), pemeliharaan, pengamanan, investarisasi dan

pelaporan dan pengusulan penghapusan barang milik daerah dan

lingkungan badan;

2.3.5.3. Pelaksanaan analisi jabatan (ANJAB), pengusulan formasi jabatan

fungsional angka kredit dan jabatan fungsional umum, penerapan

kualifikasi jabatan, evaluasi pelaksanaan tugas jabatan struktual, dan

peningkatan kompetensi PNS daerah di lingkungan badan;

2.3.5.4.Menyelenggarakan urusan kerumah tangga, ketertiban dan keamanan;

2.3.5.5. Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas, pakaian dinas, perjalanan

dinas;

2.3.5.6. Melaksanakan tata kearsipan dan dokumentasi;

2.3.5.7. Melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi kepangkatan,

penggajian, kesejahteraan, cuti, pemberhentian dan pensiun;

2.3.5.8. Melaksanakan pembinaan dan penegakan disiplin pegawai;


14

2.3.5.9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan

bidang dan fungsi masing-masing;

2.3.6. Bidang Perencanaan dan Pengendalian

Bidang Perencanaa dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan

pengoordinasian, perumusan penetapan kebijakan dan perencanaan program

kegiatan perencanaan pendapatan dan penyuluhan, pengembangan dan

pengkajian, serta pengendalian dan periksaan pendapatan daerah. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Perencanaan dan

pengendalian memiliki fungsi :

2.3.6.1. Pelaksanaan perumusan penetapan kebijakan dan perencanaan program

kegiatan teknis pelaksanaan perencanaan pendapatan dan penyuluhan,

pengembangan dan pengkajian, serta pengendalian dan pemeriksaan

pendapatan daerah sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan pemerintah;

2.3.6.2. Pelaksanaan penetapan perencanaan teknis operasional program kegiatan

perencanaan pendapatan dan penyuluhan, pengembangan dan

pengkajian, serta pengendalian dan pemeriksaan pendapatan daerah

sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan

pemerintah;

2.3.6.3. Pelaksanaan perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak

daerah dan pendapatan daerah lainnya;

2.3.6.4. Pengkoordinasian, sinkrinisasi, dan keharmonisan pelaksanaan prosedur

manajeman pengelolaan pendapatan daerah baik antara unsur lingkup


15

dinas maupun dengan instansi terkait, serta pembinaan teknis operasional

unit keja di daerah yang melaksanakan pemungutan pajak daerah,

retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya;

2.3.6.5. Pengidentifikasian dan penginventarisasian permaslahan yang timbul

berkenaan dengan kegiatan program pengembangan dan pengkajian serta

mengupayakan alternative pemecahannya;

2.3.6.6. Pelaksanaan koordinasian, pengawasan, monitoring pembinaan, fasilitas

dan evaluasi pengendalian dan pemeriksaan hasil kegiatan perencanaan

dan pengendalian; dan

2.3.6.7. Pelaksanaan tugas lain yang memiliki relevasi dengan tugas dan fungsi

Bidang Perencanaan dan Pengendaliaan.

2.3.7 Sub Bidang Perencanaan Pendapatan dan Penyuluhan

Sub Bidang Perencanaan Pendapatan dan Penyuluhan mempunyai tugas

melaksanakan urusan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pendapatan dan

penyuluhan pajak daerah. Adapun fungsi sub bidang perencanaan pendapatan dan

penyuluhan yaitu :

2.3.7.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan perencanaan

pendapatan dan penyuluhan sesuai dengan rencana strategi pemerintah

daerah;

2.3.7.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan perumusan penetapan

kebijakan perencanaan pendapatan dan penyuluhan sesuai dengan norma,

standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;


16

2.3.7.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasional program kegiatan

perencanaan pendapatan dan penyuluhan sesuai engan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.7.4.Pelaksanaan pengumpulan dan pengelolaan data sumber pendapatan

daerah;

2.3.7.5. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan lainnya;

2.3.7.6. Pelaksanaan perhitungan potensi pajak dan retribusi daerah;

2.3.7.7. Pelaksanaan pengkoordinasian dan kerjasama dengan lembaga atau

instansi terkait di bidang pengembangan dan penggalian potensi objek

pendapatan daerah;

2.3.7.8. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan, monitoring pembinaan, fasilitas dan

evaluasi pengendalian dan pemeriksaan hasil kegiatan perencanaan

pendapatan dan penyuluhan;dan

2.3.7.9. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub Bidang

Perencanaan Pendapatan dan Penyuluhan.

2.3.8 Sub Bidang Pengembangan dan Pengkajian

Sub Bidang Pengembangan dan Pengkajian mempunyai tugas

melaksanakan urusan pengembangan dan pengkajian, menggali dan merumuskan

naskah rancangan peraturan daerah, peraturan kepala daerah tentang pajak daerah,

retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud Sub Bidang Pengembangan dan Pengkajian

menyelenggarakan fungsi ;
17

2.3.8.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan pengembangan

dan pengkajian sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.8.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan perumusan penetapan

kebijakan peraturan daerah, peraturan daerah, dan pendapatan daerah

lainnya sesuai dengan norma. Standar prosedur dan kriteria yang di

tetapkan pemerintah;

2.3.8.3. Pelaksanaan pengaktualisasian kegiatan dalam rangka peningkatan hasil

rumusan dari kajian dan pengembangan pendapatan daerah agar berjalan

lancar dan terintegrasi sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria yang

berlaku;

2.3.8.4. Pelaksanaan koordinasi dan singkronisasi hasil kajian pengembangan

pendapatan daerah kepada bidang-bidang internal dan SKPD terkait

dalam upaya peningkatan PAD sesuai dengan arahan kepala bidang

pengembangan dan pengkajian;

2.3.8.5. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan, monitoring pembinaan, fasilitasi

dan evaluasi pengendalian dan pemeriksaan hasil kegiatan

pengembangan dan pengkajian;dan

2.3.8.6. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi sub Bidang

Pengembangan dan Pengkajian.

2.3.9. Sub Bidang Pengendalian dan Pemeriksaan

Sub Bidang Pengendalian dan Pemeriksaan mempunyai tugas

melksanakan urusan pengendalian dan pemeriksaan, mengkoordinasikan kegiatan

operasinal, program pengevaluasian hasil laporan penerimaan pajak daerah,


18

retribusi daerah, pendapatan daerah lainnya dan menerapkan sistem pengendalian

intern pemerintah (SPIP) di lingkungan dinas pendapatan daerah. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pengendalian dan

Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi :

2.3.9.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan pengendalian dan

pemeriksaan sesuai dengan rencana strategi pemerintah daerah;

2.3.9.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan perumusan penetapan

kebijakan pengendaalian dan pemeriksaan sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pepemrintah;

2.3.9.3. Pelkasanaan perencanaan teknis operasional teknis operasional program

kegiatan pengendalian pemeriksaan sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.9.4. Pelaksanaan pemeriksaan hasil laporan penerimaan dan pendapatan lain-

lain;

2.3.9.5. Pelaksanaan pengidentifikasian dan penginventarisiran permasalahan

yang timbul berkenaan dengan kegiatan pengendalian dan pemeriksaan

dengan mengupayakan alternatif pemecahan untuk dijadikan saran dan

tindakan bagi pimpinan lebih lanjut;

2.3.9.6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundanf-

undang di bidang pajak daerah dan retribusi daerah;

2.3.9.7. Pelaksanaan pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan pajak

daerah;
19

2.3.9.8. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penagihan pajak

dan retribusi daerah serta bagi hasil pajak terhutang;

2.3.9.9. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan, monitoring pembinaan, fasilitasi

dan evaluasi pengendalian dan pemeriksaan hasil kegiatan pengendalian

dan pemeriksaan; dan

2.3.9.10. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub bidang

Pengendalian dan Pemeriksaan.

2.3.10. Bidang Pendataan, pendaftaran ddan Penetapan

Bidang Pendataan Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas

melaksanakan pengkoordinasian, perumusan penetapan kebijakan dan

perencanaan program kegiatan pendataan, pendaftaran, pengolahan data serta

penetapan dan penilaian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Penetapan menyelenggarakan fungsi :

2.3.10.1. Pelaksanaan perumusan penetapan kebijakan dan perencanaan program

kegiatan teknis pelaksanaan pendataan dan pendaftran, pengolahan

data, serta penetapan dan penilaian sesuai dengan rencana strategis

pemerintah daerah;

2.3.10.2. Pelaksanaan penetapan perencanaan tekni operasioanal program kegiatan

pendataan dan pendaftaran, pengolahan data, serta penetapan penilaian

sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan

pemerintah;

2.3.10.3. Pelaksanaan pendataan sumber sumber pendapatan pajak dan sumber

pendapatan lain yang sah;


20

2.3.10.4. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak Daerah, menghimpun dan

mengelola data objek dan subjek wajib pajak;

2.3.10.5. pelaksanaan penyampaian surat pemberitahuan objek pajak daerah;

2.3.10.6. Pelaksanaan pemeriksaan dan uji kebenaran objek wahib pajak daerah,

menghimpun dan mengelola data objek dan subjek wajib pajak daerah;

2.3.10.7. Pelaksanaan validasi data sumber pendapatan pajak daerah dan sumber

pendapatan lain yang sah;

2.3.10.8. Pelaksanaan konfirmasi dan klarifikasi terhadap perubahan data dan atau

ketidaksesuaian data terhadap objek pajak daerah;

2.3.10.9. Pelaksanaan penerbitan ketetapan pajak;

2.3.10.10. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan, monitoring pembinaan, fasilitasi

dan evaluasi pengendalian dan pemeriksaan hasil kegiatan pendataan,

pendaftaran dan penetapan; dan

2.3.11. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran

Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tuga melaksanaan

urusan pendataan dan pendaftaran subjek/objek pajak. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran

menyelenggarakan fungsi :

2.3.11.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan pendataan dan

pendaftaran sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.11.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan perumusan penetapan

kebijakan pendataan dan pendaftaran sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;


21

2.3.11.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasioanl program kegiatan pendataan

dan pendaftaran dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

ditetapkan pemerintah;

2.3.11.4. Pelaksanaan program dan kegiatan pendaftaran dan dokumentasi;

2.3.11.5. pelaksanaan tugas pendaftaran pajak daerah;

2.3.11.6. Pelaksanaan pengelolaan pengarsipan dan pemeliharaan data wajib pajak

daerah dan objek pajak daerah;

2.3..11.7. Pelaksanaan penyelenggaraan pemeliharaan dan pembuatan daftar induk

wajib pajak daerah.

2.3.11.8. Pelaksanaan pengelolaan NPWPD dan penyimpanan arsip/dokumen

pajak daerah;

2.3.11.9. Pelaksanaan penyusunan dan pengelolaan sistem informai pengolahan

dan induk wajib pajak daerah;

2.3.11.10. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pendataan

dan pendaftaran; dan

2.3.11.11. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub

Bidang Pendataan dan Pendaftaran.

2.3.12. Sub Bidang Pengolahan Data

Sub Bidang Pengolahan Data mempuntai tugas melaksanakan urusan

pengolahan data pajak daerah. Untu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Sub Bidang Pengolahan Data menyelenggarakan fungsi :


22

2.3.12.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan program

kegiatan pengolahan data sesuai dengan rencana strategis pemerintah

daerah;

2.3.12.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan perumusan pennetapan

kebijakan pengolahan data sesuai dengan norma, standar, prosedur dan

kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.12.3. Pelaksanaan perencanaan teknia operasional program kegiatan

pengolahan data sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan pemerintah;

2.3.12.4. Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kebenaran data wajib pajak

daerah dan objek pajak daerah;

2.3.12.5. Pelaksanaan validasi data wajib pajak daerah dan objek pajak daerah;

2.3.12.6. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data objek dan subjek pajak

daerah;

2.3.12.7. Pelaksanaan penyususnan dan pengolahan data, analisi dan pengyajian

informasi pajak daerah; dan

2.3.12.8. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan

pengolahan data, dan pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas

dan fungsi Sub Bidang Pengolahan Data.

2.3.13. Sub Bidang Penetapan dan Penilaian

Sub bidang penetapan dan penilaian mempunyai tugas melaksanakan

urusan penetapan dan penilaian, mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penilaian

dan penetapan jumlah ketetapan pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas


23

sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Penetapan dan Penilaian menyelenggarakan

fungsi :

2.3.13.1. Pelaksanaan penyususnan perencanaan program kegiatan penetapan dan

penilaian sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.13.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan perumusan penetapan

kebijakan penetapan dan penilaian sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.13.3. Peleksanaan perencanaan teknis operasional program kegiatan penetapan

dan penilaian sesuai dengan norma, standar dan kriteria yang ditetapkan

pemerintah;

2.3.13.4. Pelaksanaan penerbitan ketetapan pajak darag;

2.3.13.5. Pelaksanaan pendistribusian surat ketetapan pajak daerah kepada wajib

pajak;

2.3.13.6. Pelaksanaan kesesuaian antara penetapan dan realisasi pajak daerah;

2.3.13.7. Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kembali kelayakan penetapan

pajak daerah serta membandingkan hasil penerimaannya;

2.3.13.8. Pelaksanaan pemeriksaan pembukuan pelaporan hasil pungutan dan

setoran pajak daerah;

2.3.13.9. Pelaksanaan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi;

2.3.14. Bidang Perhitungan, Penagihan dan Keberatan

Bidang Perhitungan, Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas

melaksanakan pengoordinasian, perumusan penetapan kebijakan dan perencanaan


24

program kegiatan perhitungan dan verifikasi, penagihan dan keberatan, serta

pembukuan dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Bidang Perhitungan, Penagihan dan Keberatan menyelenggarakan fungsi :

2.3.14.1. Pelaksanaan perumusan penetapan kebijakan dan perencanaa program

kegiatan teknis pelaksanaan perhitungan dan verifikasi, penagihan dan

keberatan, serta pembukuan dan pelaporan sesuai dengan rencana

strategis pemerintah daerah;

2.3.14.2. Pelaksanaan penetapan perencanaan teknis operasional program kegiatan

perhitungan dan verifikasi, penagihan dan keberatan, serta pembukuan

dan pelaporan sesuai dengan norma, standar prosedur dan kriteria yang

ditetapkan pemerintah;

2.3.14.3. Pelaksanaan perhitungan pentapan nilai pajak daerah dan objek pajak

daerah, serta pemeriksaan terhadap pelaksanaan ketetapan objek

pendapatan asli daerah;

2.3.14.4. Pelaksanaan pengelolaan pendistribusian SKPD dan dokumen lainnya;

2.3.14.5. Pelaksanaan klarifikasi tunggakan pajak daerah dan bagi hasil pajak

daerah;

2.3.14.6. Pelaksanaan pemungutan pajak daerah yang terutang;

2.3.14.7. Penerbitan surat tagihan pajak daerah yang telah melampaui batas akhir

pembayaran;

2.3.14.8. Pelaksanaan perhitungan dan penentuan besaran angsuran pembayaran

tunggakan pajak daerah dan pemerintah lain-lain;


25

2.3.15. Sub Bidang Perhitungan dan Verifikasi

Sub Bidang Perhitungan dan Verifikasi mempuntai tugas melaksanakan

urusan perhitungan dan verifikasi . Untuk melaksanakan tugas sebagimana

dimaksud, Sub Bidang Perhitungan dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi :

2.3.15.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan perhitngan dan

verifikasi sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.15.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan penetapan kebijakan

perhitungan dan verifikasi sesuai dengan norma, standar, prosedir dan

kriteria yang di tetapkan pemerintah;

2.3.15.3. Pelaksanan perencanaan teknis operasional program kegiatan

perhitungan dan verifikasi sesuai dengan norma, standar, prosedur dan

kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.15.4. Pelaksanaan kesesuaian antara penetapan dan realisasi kena pajak;

2.3.15.5. Pelaksanaan klarifikasi terhadap potensi objek pajak daerah dan

penetapan daerah lainnya;

2.3.16. Sub Bidang Penagihan dan Keberatan

Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas melaksanakan

urusan penagihan dan keberatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Sub Bidang Pengaihan dan Keberatan menyelenggarakan fungsi ;

2.3.16.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan prograam kegiatan penagihan dan/

keberatan sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;


26

2.3.16.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan perumusan penetapan

kebijakan penagihan dan keberatan sesuai norma, standar, prosedur dan

kriteria yang di tetapkan pemerintah;

2.3.16.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasional program kegiatan penagihan

dan keberatan ssuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

ditetapkan pemerintah;

2.3.16.4. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak

daerah;

2.3.16.5. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan

penagihan pajak daerah;

2.3.16.6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penagihan pajak

daerah;

2.3.16.7. Melaksanakan pemberian layanan retribusi pajak daerah, dan peneimaan

lain-lain.

2.3.17. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan

urusan pembukuan dan pelaporan, untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

2.3.17.1. Pelaksanaan penyususnan perencanaan program kegiatan pembukuuan

dan pelporan sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.17.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan perumusan penetapan

kebijakan pembukuan dan pelaporan sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kritria yang ditetapkan pemerintah;


27

2.3.17.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasional prgoram kegiatan

pembukuan dan pelaporan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan

kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.17.4. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan ata spenetapan dan penerimaan

pajak daerah, dan penetapan daerah alinnya;

2.3.17.5. Pelaksanaan penyusunan laporan realisasi penerimaan, dan tunggakan

pajak daerah, realisasi penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan

benda berharga secara berkala;

2.3.17.6. Pelaksanaan pencatatan Surat Ketetapan Pajak Daerah;

2.3.17.7. Melaksanakan pembukuan penerimaan dan tunggakan pajak daerah dan

peneriman daerah lainnya;

2.3.18. Bidang Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah

Bidang Dana Primbangan Dan Lain-lain pendpatan Daerah mempunyai

tigas melaksanakan mengkoordinasikan, pelaksanaan perumusan kebijakan teknis

bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak serta lain-lain pendapatan daerah, Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Dana Perimbangan dan Lain-

lain Pendapan Daerah menyelenggarakan fungsi :

2.3.18.1. Pelaksanaan perumusan penetapan kebijakan dan perencanaan kebijakan

dan perencanaan program kegiatan teknis pelaksanaan dan perimbangan

dana dan lain-lain pendapatan daerah sesuai dengan rencana strategis

pemerintah daerah;
28

2.3.18.2. Peleksanaan penetapan perencanaan teknis opersional program kegiatan

dan perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah sesuai dengan norma,

standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemrintah;

2.3.18.3. Pelaksanaan kegiatan memvalidasi, menetapkan dan melaporkan data

realisasi penerimaan bagi hasil pajak, dana bai hasil bukan bajak, dana

alokasi umum (DAU), dana alokasi umum (DAK) dan lain-lain

pendapatan daerah;

2.3.18.4.Pengkoordinasian dan singkronisasi pelaksanaan manajeman pengelolaan

pendapatan daerah baik antar unsur lingkup dinas mapun dengan instansi

terkait seusia dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

ditetapkan pemerintah;

2.3.18.5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Dana

Perimbangan dan Lain-lain Pendaptan Daerah;dan

2.3.18.6. Pelaksanaan tugas lain yang memiliki relevasi dengan tugas dan fungsi

Bidang Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatann Daerah.

2.3.19. Sub Bidang Bagi Hasil Pajak

Sub Bidang Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas melaksanakan urusan bagi

hasil pajak. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Bagi

Hasil Pajak menyelenggarakan fungsi :

2.3.19.1. Pelaksanaan penyususnan perencanaan program kegiatan bagi hasil

pajak sesuai dengan rencana startegis pemerintah daerah;


29

2.3.19.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan penetapan kebojakan

bagi hasil pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan pemerintah;

2.3.19.3. Pelaksanaan peremcanaan teknis operasional program kegiatan bagi

hasil pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

ditetapkan pemerintah;

2.3.19.4. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data sumber pendapatan

daerah dari dan bagi hasil pajak;

2.3.19.5. Pelaksanaan pemerintah dan penata usaha hasil penerimaan bagi hasil

pajak;

2.3.19.6. Pelaksanaan analisa dan perhitungan terhadap besaran nilai bagi hasil

pajak;

2.3.19.7. Pelaksanaan pengkoordinasian dengan lembaga instansi terkait baik

yang berkedudukan di Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat

dalam rangka menyususn dan mengkomplikasi sistem bagi hasil pajak

yang diarahkan Kepala Bidang.

2.3.20. Sub Bidang Bagi Hasil Bukan Pajak

Sub Bidang Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas melaksnakan

kegiatan operasional urusan bagi hasil bukan pajak. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Bagi Hasil Bukan Pajak menyelenggarakan

fungsi :

2.3.20.1. Pelaksanaan penyusunanperencanaan program kegiatan bagi hasil bukan

pajak sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;


30

2.3.20.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan perumusan penetapan

kebijakan bagi hasil bukan pajak sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.20.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasional program kegiatan bagi hasil

bukan pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang

ditetapakan pemerintah;

2.3.20.4. Pelaksanaan pengumpulan danpengolahan data sumber penerimaan bagi

hasil bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum ( DAU) dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat ;

2.3.20.5. Pelaksanaan pemeriksaan, penatausahaan dan pelaporan hasil

penerimaan bagi hasil bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU)

dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat ;

2.3.20.6. Pelaksanaan analisa dan perhitungan terhadap besaran nilai bagi hasil

bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat ;

2.3.20.7. Pelaksanaan validasi, memeriksa, memverifikasi dan menetapkan

pelaporan Dana Alokasi Umum (DAU);

2.3.20.8. Pelaksanaan pengelolaan dan melaporkan pengelolaan Dana Alokasi

Khusus (DAK).

2.3.21. Sub Bidang Lain-lain Penpdatan Daerah

Sub Bidang Lain-lain Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan

urusan lain-lain pendapatan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Sub Bidang Lain-lain Penpdatan Daerah menyelenggraakan fungsi :


31

2.3.21.1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan lain-lain

pendapatan daerah sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

2.3.21.2. Pelaksanaan penyiapan bahan dan penyususnan perumusan

penetapan kebijakan lain-lain penetapam daerah sesuai dengan norma,

standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

2.3.21.3. Pelaksanaan perencanaan teknis operasional program kegiatan lain-lain

penetapan daerah sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan pemerintah;

2.3.21.4. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data sumber peneimaan lain-

lain pendapatan daerah;

2.3.21.5. Pelaksanaan pemeriksaan dan penatausahaan hasil penerimaan lain-lain

pendapatan daerah;

2.3.21.6. Pelaksanaan analisa dan perhitungan terhadap besaran nilai penerimaan

lain-lain pendapatan daerah;

2.3.21.7. Pelaksanaan pengkoordinasikan dengan lembaga atau instansi terkait

baik yang berkedudukan di Pemerintah Daerah maupun Pemerintah

Pusat dalam rangka menyususn dan mengaplikasikan sistem

penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang di arahakan Kepala

Bidang;

2.3.21.8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelasanaan penerimaan lain-

lain pendapatan daerah; dan

2.3.21.9.Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub Bidang

Bagi Lain-lain Pendapatan Daerah.


32

2.3.22. Kelompok Jabatan Fungsional

2.3.22.1. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebaian

tugas Pemerintah Daerah seusi dengan keahlian dan kebutuhan;

2.3.22.2. Kelompok Jabatan Fungsional sebagimana dimaksud pada ayat(1) terdiri

dari sejumlah tenaga, dalam jenjang fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya, ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

2.3.22.3. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat(2), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undang yang

berlaku.
BAB III

LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN

Mengenai Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau BPHTB diatur

dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2000

(selanjutnya hanya disebut UU BPHTB). Disebutkan bahwa BPHTB adalah bea

yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

Setiap perolehan hak atas tanah dan bangunan, warga negara diwajibkan

membayar BPHTB. Dalam bahasa sehari-hari BPHTB juga dikenal sebagai bea

pembeli, jika perolehan berdasarkan proses jual beli. Tetapi dalam UU BPHTB,

BPHTB dikenakan tidak hanya dalam perolehan berupa jual beli. Semua jenis

perolehan hak tanah dan bangunan dikenakan BPHTB.

Sesuai bunyi pasal 2 Undang-undang BPHTB, yang menjadi objek BPHTB

adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Adapun, perolehan hak atas

tanah dan atau bangunan tersebut meliputi Jual beli, Hak Baru dan Waris.

Langkah – Langkah yang dilakukan semala kegiatan magang ini sebagai berikut :

3.1. Untuk Hibah, Waris atau Jual-Beli Waris SSPD BPHTB

3.2. Fotocopy SPPT PBB untuk tahun yang bersangkutan

Fungsi : untuk mengecek kebenaran Data NJOP pada SSPD BPHTB.

3.3. Fotocopy KTP Wajib Pajak

3.4. Fotocopy STTS/Struk ATM Bukti pembayaran PBB untuk 5 Tahun

Terakhir (Untuk tahun 2013 hanya 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011,

2012, dan 2013)

36
37

Fungsi : untuk mempermudah melakukan penagihan, jika masih ada

piutang PBB, karena Biasanya pembeli tidak mau ditagih pajaknya

sebelum tahun dialihkan.

3.5. Fotocopy Bukti Kepemilikan Tanah (Sertifikat, Akta Jual Beli, Letter C/

atau Girik)

Fungsi : untuk mengecek ukuran luas tanah, luas bangunan, tempat/ lokasi

tanah dan atau bangunan, dan diketahui status tanah yang akan dialihkan.

3.6. Fotocopy Surat Keterangan Waris atau Akta Hibah

Fungsi : dibutuhkan untuk memberikan pengurangan pada setiap transaksi.

3.7. Fotocopy Kartu Keluarga


38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari pelaksanaan magang yang ditempuh selama ± 3 Bulan didapatkan

hasil sebagaimana tujuan yang diharapkan Penulis dalam pelaksanaannya dengan

menggunakan sistem informasi manajemen keuangan (SIMDA), serta penataan

pengeluaran pengelolahan kas daerah sesuai dengan ketetntuan dan prosedur yang

telah ditetapkan dalam rangka tertib administrasi dan didapatkannya pembuatan

laporan yang akuntable.

Hasil magang yang telah dilakukan sebagai berikut : Berita Acara

Pemeriksaan BPHTB berupa laporan keterangan yang menjadi dasar melakukan

langkah-langkah pemeriksaan sampai kepada Pemabayaran Pajak Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

4.2. Pembahasan

Pada dasarnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bagunan (BPHTB)

adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atsa tanah dan/atau bagunan

sesuai dengan aturan hukum yang berlaku yang dilakukan oleh orang pribadi atas

perusahaan. Dimana tarif yang dikenakan atas objek pajaknya sebesar 5% daei

Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOPKP) yang nilainya merupakan Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bagunan yang terutang dan ynag harus distorkan kepada

pihak pemungut pajak.

Untuk membuat surat setoran pajak daerah bea perolehan hak ats tanah

dan bangunan terlebih dahulu mnegisi Formulir Permohonan Penelitian SSPD-

38
39

BPHTB dan melakukan cheklist kelengkapan dokumen BPHTB, yang

didalamanya dimana wajib pajak harus melengkapi dokumen seperti Fotocopy

sertifikat/akta/SKT yang ada dan mrlampirkan bukti lunas pembayaran Pajak

Bumi dan Bagunan (PBB) apabila tidak ada maka harus diselesaikan dulu

pembayaran pajak PBB. Kemudian harus menyertakan Kartu Tanda Penduduk

dan Kartu Keluarga (KTP dan KK), dan juga surat kuasa wajib pajak dan

fotocopy identitas kuasa Kemudian Mengisi Surat Setoran Pajak Daerah Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan (SSPD – BPHTB) dengan mengisi Luas

dan NJOP PBB/m² sehingga diperoleh Pajak Perhitungan yang dibayarakan serta

telah sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum.

Setelah Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan (SPPD – BPHTB) dilengkapi dengan ditetapkan ketentuan tagihan

BPHTB, kemudian pajak distor kepada Bagian Kasir Bendahara Penerimaan pada

Badan Pendaftaran Daerah sesuai dengan nilai yang tercantum setelah itu Tanda

Bukti Pembayaran diberikan. Sebagai tanda bahwa pajak tersebut telah

dibayarkan dan dilunasi Lalu dilakukan proses validasi.

4.3. Kelebihan/Keunggulan Dalam Berita acara Pemeriksaan BPHTB

Tentunya kita menyadari bahwa pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan merupakan pajak dimana ingin mengadakan peralihan hak atau

memberikan hak barunya atas tanah dan bangunan tersebut. Dengan adanya pajak

PBHTB yang dikelola oleh pemerintah daerah Kab.Paser maka akan

mempermudah masyarakat yang ingin memindahkan hak nya atau memberikan

hak baru untuk kepemilikan tanh dan bangunan dapat lebih mudah mengurus dan
40

melakukan pembayaran sesuai dengan Undang-Undang serta akan lebih taat

dalam melakukan pembayaran pajak yang sesuai dengan nilai yang sudah

ditetapkan. Dan secara tidak langsung masyarakat membantu menambahkan Kas

Daerah sebesar 5% yang telah ditetapkan tersebut.

4.4. Kelemahan/Kekurangan Dalam Berita Acara Pemeriksaan BPHTB

Dalam pengurusan Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB), tentunya banyak syarat dan prosedur yang harus

dilewati tanpa terkecuali agar dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Terkadang hak tersebut yang menjadi kendala, dalam penentapan

BPHTB guna melakukan berita acara pemeriksaan BPHTB. Kebanyakan kendala

tersebut susah untuk dipahami oleh masyarakat yang ingin memohon dan

membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Serta dikarenakan kurang akuratnya informasi yang diberikan oleh wajib

Pajak dalam memberikan informasi objek pajak dan pengaruh terhadap BPHTB.

4.5. Peluang Dalam Melakukan Berita Acara Pemeriksaan BPHTB

Pelimpahan wewenang BPHTB dari pusat ke pemkab/kota untuk

meningkatkan pendapatan daerah untuk memenuhi kebutuhan pengeluarannya.

Artinya BPHTB ini menjadi salah satu sumber PAD yang potensial bagi pemkab

kota dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah yang ada.

4.6. Anacaman Dalam Melakukan Berita Acara Pemeriksaan BPHTB

Sistem yang dilakukan dalam melakukan penerimaan Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) masih menggunakan sistem aplikasi yang

berbasis internet, sehingga bila terjadi hack atau pembobolan data oleh orang
41

yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan kerigian anggaran bagi daerah.

Selain itu keberatan terhadap ketergantungan listrik juga sangat berpengaruh,

sehingga gangguan-gangguan teknis terhadap listrik juga merupakan ancaman

yang nyata menjalankan aplikasi tersebut.


42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil, sebagai berikut :

5.1.1. Bahwa mekanisme pencatatan penerimaan Bea Peroleh Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) yang meliputu pendaftaran sampai pada pembayaran

yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang dijalankan dan semua

persyaratan-persyaratan harus dilengkapi dalam pengurusan Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

5.1.2. Dalam perhitungan atau pengenaan pajak nilai jual objel pajak (NJOP)

wajib pajak disesuaikan dengan klarifikasi masing-masing objek ynag menjadi

kepentingan wajib pajak yang mana perhitungannya sesuai dengan undang-

undang yang berlaku.

5.1.3. Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bukan Merupakan

pajak yang dibayarkan terus menerus dan menjadi pajak yang terutang dengam

adanya tagihan. Tetapi BPHTB hanya ada di bayarkan apabila ada pemindah hak

atau pemberian hak baru atas tanah dan bangunan, dalam hal ini seperti adanya

tranksaksi jual-beli, tukar-menukar, Hibah dan waris.

5.1.4. Setelah Wajib Pajak mendaftarakan bea Perolehan hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) nya maka pihak petugas pajak akan melakukan pendataan

yang tertib dan sesuai dengan jenis pengurusan wajiib pajak serta akan
43

menerbitkan surat keterangan pengurusan pajak dan beserta perhitungan pajak

terutang sesuai dengan perhitungan yang sudah ditentukan.

5.1.5. Dengan adanya dikelola BPHTB oleh pemerintah Kab.Paser dapat

memepermudah masyarakat dalam prosses pengurusan peralihan hak dan

peningkatan hak. Serta dengan adanya BPHTB dengan sendirinya masyarakat

membantu dan mendukung pembangunan di daerah Kabupaten Paser.

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai