PENDAHULUAN
Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pemnagunan. Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonom
daerah tidak dapat terselenggarakan secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh
negara yng taat pada pajak. Tentunya ini akan sangat berpengaruh pada
salah satu pajak daerah yaitu BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan).
BPHTB atau Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan adalah pajak yang
dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. BPHTB merupkan
pajak yang harus dibayar akibat perolehan hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak pakai atau satuan rumah susun dan hak pengelolaa. Pengaturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2011 yang mengatur Tentang Pajak Daerah Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Objek pajak BPHTB adalah
perolehan hak atas tanah atau bangunan yaitu terhadap peristiwa hukum atau
1
2
pemberian hak baru perolehan hak tersebut. Oleh karena itu, bagi mereka yang
memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan wajib menyerahkan sebagian dari
tersebut.
pemerintah yang berada pada lingkaran Pemerintah Kabupaten Paser. Yang ber-
Alamat di Jl. Basuki Rahmat No. 01. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Paser
pendapatan yang bisa diperoleh untuk menjadi pendapatan Asli Daerah (PAD)
acara pemeriksaan BPHTB serta apa saja kendala yang dihadapi dan upaya yang
dikarenakan penerimaan pajak dari masyarakat, atau pun dari suatu badan sangat
terbantu dalam penyelesian untuk pembayaran pada pajak yang telah ditentukan
1.3.2.1. Dapat membangun jiwa disiplin dan mengikuti segala aturan yang berlaku
di tempat magang.
4
teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dengan realita dunia
kerja.
terkait.
TEMPAT MAGANG
Kabupaten Paser Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja dinas
14 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Peraturan Bupati
Paser Nomor 52 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan
dibidang pengelolaan keuangan daerah yang ada dibawah dan bertanggung jawab
Paser sebagai daerah Otonom. Untuk kelancaran pelaksana tugas daerah maka
misi yang merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan
5
6
2.1.1. Visi
hal yang ingin dicapai didalam suatu organisasi ataupun instansi. Adapun visi
2.1.2. Misi
yang telah dibuat oleh instansi. Adapun misi yang dari badan pendapatan daerah
yaitu :
antar Pihak.
2.1.3. Tujuan
Paser adalah sejalan dengan sasaran yang hendak dicapai oleh Pemerintah Daerah
yaitu :
tersebut di integrasikan (Koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga
sebagai berikut :
9
Pengendalian.
Daerah.
Pendapatan Daerah.
kepada bawahan.
Daerah, dan bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bagunan (PBB).
Pajak Daerah.
2.3.2. Sekretaris
jawab kepada kepala badan, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sekretariat
fungsi :
2.3.2.3. Pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah pada badan, yang meliputi
pendayagunaan;
dokumentas;dan
program dan kegiatan Badan Pendapatan Daerah, rincian tugas sebagai berikut :
2.3.3.6. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Subbagian
Perencanaan Program.
UP), surat perintah pembayran ganti uang (SPP-GU) dan surat perintah
pembayaran, SPP-TU;
2.3.4.9. Melaksanakan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Subbagian
Keuangan.
kepegawaian pada badan, uraian tugas Umum dan Kepegawaian sebagai berikut :
pada badan;
lingkungan badan;
dinas;
2.3.5.9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
pemerintah;
2.3.6.7. Pelaksanaan tugas lain yang memiliki relevasi dengan tugas dan fungsi
penyuluhan pajak daerah. Adapun fungsi sub bidang perencanaan pendapatan dan
penyuluhan yaitu :
daerah;
daerah;
pendapatan lainnya;
pendapatan daerah;
2.3.7.9. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub Bidang
naskah rancangan peraturan daerah, peraturan kepala daerah tentang pajak daerah,
menyelenggarakan fungsi ;
17
tetapkan pemerintah;
lancar dan terintegrasi sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria yang
berlaku;
2.3.8.6. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi sub Bidang
lain;
daerah;
19
2.3.9.10. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub bidang
pemerintah daerah;
pemerintah;
2.3.10.6. Pelaksanaan pemeriksaan dan uji kebenaran objek wahib pajak daerah,
menghimpun dan mengelola data objek dan subjek wajib pajak daerah;
2.3.10.7. Pelaksanaan validasi data sumber pendapatan pajak daerah dan sumber
2.3.10.8. Pelaksanaan konfirmasi dan klarifikasi terhadap perubahan data dan atau
menyelenggarakan fungsi :
ditetapkan pemerintah;
pajak daerah;
2.3.11.11. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub
daerah;
2.3.12.5. Pelaksanaan validasi data wajib pajak daerah dan objek pajak daerah;
2.3.12.6. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data objek dan subjek pajak
daerah;
pengolahan data, dan pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas
fungsi :
dan penilaian sesuai dengan norma, standar dan kriteria yang ditetapkan
pemerintah;
pajak;
fungsi;
dan pelaporan sesuai dengan norma, standar prosedur dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
2.3.14.3. Pelaksanaan perhitungan pentapan nilai pajak daerah dan objek pajak
2.3.14.5. Pelaksanaan klarifikasi tunggakan pajak daerah dan bagi hasil pajak
daerah;
2.3.14.7. Penerbitan surat tagihan pajak daerah yang telah melampaui batas akhir
pembayaran;
dan keberatan ssuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
daerah;
daerah;
lain-lain.
bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak serta lain-lain pendapatan daerah, Untuk
pemerintah daerah;
28
realisasi penerimaan bagi hasil pajak, dana bai hasil bukan bajak, dana
pendapatan daerah;
pendapatan daerah baik antar unsur lingkup dinas mapun dengan instansi
ditetapkan pemerintah;
2.3.18.6. Pelaksanaan tugas lain yang memiliki relevasi dengan tugas dan fungsi
Sub Bidang Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas melaksanakan urusan bagi
hasil pajak. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Bagi
bagi hasil pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria
hasil pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
2.3.19.5. Pelaksanaan pemerintah dan penata usaha hasil penerimaan bagi hasil
pajak;
2.3.19.6. Pelaksanaan analisa dan perhitungan terhadap besaran nilai bagi hasil
pajak;
kegiatan operasional urusan bagi hasil bukan pajak. Untuk melaksanakan tugas
fungsi :
bukan pajak sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang
ditetapakan pemerintah;
hasil bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum ( DAU) dan Dana
penerimaan bagi hasil bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU)
2.3.20.6. Pelaksanaan analisa dan perhitungan terhadap besaran nilai bagi hasil
bukan pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK).
pendapatan daerah;
Bidang;
2.3.21.9.Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan tugas dan fungsi Sub Bidang
berlaku.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN
Mengenai Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau BPHTB diatur
dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2000
yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Setiap perolehan hak atas tanah dan bangunan, warga negara diwajibkan
membayar BPHTB. Dalam bahasa sehari-hari BPHTB juga dikenal sebagai bea
pembeli, jika perolehan berdasarkan proses jual beli. Tetapi dalam UU BPHTB,
BPHTB dikenakan tidak hanya dalam perolehan berupa jual beli. Semua jenis
adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Adapun, perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan tersebut meliputi Jual beli, Hak Baru dan Waris.
Langkah – Langkah yang dilakukan semala kegiatan magang ini sebagai berikut :
Terakhir (Untuk tahun 2013 hanya 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011,
36
37
3.5. Fotocopy Bukti Kepemilikan Tanah (Sertifikat, Akta Jual Beli, Letter C/
atau Girik)
Fungsi : untuk mengecek ukuran luas tanah, luas bangunan, tempat/ lokasi
tanah dan atau bangunan, dan diketahui status tanah yang akan dialihkan.
4.1. Hasil
pengeluaran pengelolahan kas daerah sesuai dengan ketetntuan dan prosedur yang
4.2. Pembahasan
Pada dasarnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bagunan (BPHTB)
adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atsa tanah dan/atau bagunan
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku yang dilakukan oleh orang pribadi atas
perusahaan. Dimana tarif yang dikenakan atas objek pajaknya sebesar 5% daei
Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOPKP) yang nilainya merupakan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bagunan yang terutang dan ynag harus distorkan kepada
Untuk membuat surat setoran pajak daerah bea perolehan hak ats tanah
38
39
Bumi dan Bagunan (PBB) apabila tidak ada maka harus diselesaikan dulu
dan Kartu Keluarga (KTP dan KK), dan juga surat kuasa wajib pajak dan
fotocopy identitas kuasa Kemudian Mengisi Surat Setoran Pajak Daerah Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan (SSPD – BPHTB) dengan mengisi Luas
dan NJOP PBB/m² sehingga diperoleh Pajak Perhitungan yang dibayarakan serta
Setelah Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
BPHTB, kemudian pajak distor kepada Bagian Kasir Bendahara Penerimaan pada
Badan Pendaftaran Daerah sesuai dengan nilai yang tercantum setelah itu Tanda
Tentunya kita menyadari bahwa pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
memberikan hak barunya atas tanah dan bangunan tersebut. Dengan adanya pajak
hak baru untuk kepemilikan tanh dan bangunan dapat lebih mudah mengurus dan
40
dalam melakukan pembayaran pajak yang sesuai dengan nilai yang sudah
Dalam pengurusan Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB), tentunya banyak syarat dan prosedur yang harus
dilewati tanpa terkecuali agar dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
tersebut susah untuk dipahami oleh masyarakat yang ingin memohon dan
Pajak dalam memberikan informasi objek pajak dan pengaruh terhadap BPHTB.
Artinya BPHTB ini menjadi salah satu sumber PAD yang potensial bagi pemkab
Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) masih menggunakan sistem aplikasi yang
berbasis internet, sehingga bila terjadi hack atau pembobolan data oleh orang
41
yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan kerigian anggaran bagi daerah.
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Bahwa mekanisme pencatatan penerimaan Bea Peroleh Hak Atas Tanah
yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang dijalankan dan semua
5.1.2. Dalam perhitungan atau pengenaan pajak nilai jual objel pajak (NJOP)
5.1.3. Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bukan Merupakan
pajak yang dibayarkan terus menerus dan menjadi pajak yang terutang dengam
adanya tagihan. Tetapi BPHTB hanya ada di bayarkan apabila ada pemindah hak
atau pemberian hak baru atas tanah dan bangunan, dalam hal ini seperti adanya
5.1.4. Setelah Wajib Pajak mendaftarakan bea Perolehan hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) nya maka pihak petugas pajak akan melakukan pendataan
yang tertib dan sesuai dengan jenis pengurusan wajiib pajak serta akan
43
5.2. Saran