Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INTISARI
Latar Belakang: WHO memperkirakan insidens ISPA di Negara berkembang
adalah sebesar 0,29% (151 juta jiwa). Prevalensi ISPA di Indonesia adalah 25,5%.
Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di lima Kabupaten di DIY
pada tahun 2014, angka tertinggi berada di Kebupaten Bantul yaitu 849 kasus.
Proporsi penyebab kematian pada umur 1-4 tahun adalah pneumonia 15,5%.
Perilaku pencegahan penyakit ISPA pada balita dapat dilakukan oleh keluarga
terutama orang tua.
Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan orang tua tentang cara pencegahan ISPA
dengan perilaku pencegahan ISPA pada balita di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO
2
Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO
3
Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO
1
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DEWASA DI
INSTALASI RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
INTISARI
Hipertensi merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas hampir diseluruh
dunia dan bertanggungjawab terhadap 7,1 juta kematian per tahun. Tujuan
pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas, namun
kenyataannya peresepanan tidak selalu rasional dan terkadang mengarah kepada
ketidakefektifan penggunaan obat. Hal ini mendasari perlu adanya evaluasi mengenai
penggunaan obat antihipertensi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kesesuaian penggunaan obat antihipertensi yang diberikan kepada
pasien dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan
standar pengobatan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif
dengan rancangan pengambilan data secara case series yang bersifat propektif. Data
dianalisis menggunakan pustaka ESH/ESC (2013), JNC 7 (2003) dan Drug
Information Handbook (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 kasus
(5,3%) penggunaan obat antihipertensi pada pasien dewasa di Instalasi Rawat Inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul yang tidak sesuai dengan rekomendasi standar
terapi hipertensi namun semua dosis yang diberikan kepada pasien telah sesuai
dengan rekomendasi pustaka Drug Information Handbook (2015).
2
GAMBARAN KEJADIAN TINGKAT PREEKLAMSI PADA IBU HAMIL
BERDASARKAN GRAVIDA DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang : Berdasarkan hasil audit maternal perinatal (AMP)
menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu disebabkan oleh perdarahan sebesar
46%, preeklamsia berat sebesar 23% dan 8% akibat infeksi, keracunan sebanyak
8% dan lainnya 15%. Berdasarkan data AMP preeklamsi merupakan penyebab
kematian ibu nomor dua di Bantul setelah perdarahan. Faktor resiko yang
mempengaruhi preeklamsi diantaranya gravida, terutama pada primigravida
muda, kehamilan kembar dan diabetes mellitus. Kejadian preeklamsi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada tahun 2013-2014 mengalami
kenaikan sebesar 0,1%.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian tingkat preeklamsi pada ibu hamil
berdasarkan gravida di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada
tahun 2013-2014
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan diskriptif kuantitatif, dengan
rancangan retrospectif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 juni- 24 Juni 2015,
dengan metode purposive sampling. Besar sampel 109 ibu preeklamsi yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data mengguanakan univariabel.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 109 responden,
preeklamsi tertinggi pada ibu primigravida sebanyak 58 responden (53,2%)
dengan preeklamsi ringan 14 responden (12,8%) dan preeklamsi berat 44
responden (40,4%), multigravida sebanyak 49 responden (45,0%) dengan
preeklamsi ringan 10 responden (9,2%) dan preeklamsi berat 39 responden
(35,8%) dan grandemultigravida sebanyak 2 responden (1,8%) dengan preeklamsi
berat
Kesimpulan : Mayoritas preeklamsi terjadi pada ibu primigravida dengan
preeklamsi berat 44 responden(40,4%)
3
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE
DI POLI SARAF RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
INTISARI
3Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
4
Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah
Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Sebagai
Badan Layanan Umum
Surani Trikawuri
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi Laporan Keuangan Rumah
Sakit Umum Daerah sebagai Badan Layanan Umum berdasarkan PSAK No. 45
tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer yang
diperoleh langsung dari narasumber bagian keuangan melalui wawancara dan
observasi, serta didukung dari data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Rumah Sakit RSUD
Panembahan Senopati Bantul telah mengacu pada SAP, namun belum menyusun
laporan saldo anggaran lebih dan laporan arus kas. PSAK No 45 belum sepenuhnya
diterapkan dalam laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Kata kunci : Rumah Sakit, Laporan Keuangan, PSAK No.45, Standar Akuntansi
Pemerintah, BLU, Organisasi Nirlaba.
5
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DARAH UTUH (WHOLE BLOOD)
PADA KANTONG DONOR TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT
1
) Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2,3
) Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
email; syafitriratnap@gmail.com
INTISARI
Transfusi darah adalah pemberian komponen darah dari donor ke resepien utuk
mengembalikan volume darah menjadi normal dan dapat menggantikan
kekurangan komponen darah. Darah yang berada dalam tubuh (in vivo) berbeda
dengan darah yang disimpan pada kantong donor. Akibat dari penyimpanan darah
tersebut dapat memperlambat metabolisme sel dan menurunkan jumlah leukosit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh lama penyimpanan
darah utuh (whole blood) kantong donor terhadap jumlah leukosit. Jenis penelitian
adalah quasy experiment dengan modifikasi rancangan rangkaian waktu (time
series design). Jumlah sampel yang diteliti adalah 45 sampel dengan objek
penelitian 3 unit kantong darah dengan berbagai kriteria. Variabel bebas adalah
lama penyimpanan darah dengan 15 hari penyimpanan.Variabel terikat adalah
jumlah leukosit. Lokasi penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta, tahun 2016. Analisis data menggunakan uji statistik Uji General
Linear Modal – Repeated Measure. Hasil (0,000) 0,05 menunjukkan ada
pengaruh lama penyimpanan darah utuh (whole blood) kantong donor terhadap
jumlah leukosit .Hasil uji Pairwaise Comparissons didapatkan (0,017) 0,05
ditunjukkan pada hari ke-4. Presentase penurunan jumlah eritrosit darah utuh
(whole blood) kantong donor terhadap pengaruh lama penyimpanan sebesar 78 %.
Sebaiknya penggunaan darah utuh (whole blood) kantong donor untuk transfusi
darah menggunakan darah segar langsung dari pendonor dan tidak melebihi batas
3 hari atau mempertimbangkan masa hidup leukosit agar masih berfungsi dalam
peranannya.
Kata kunci : lama penyimpanan, whole blood, kantong donor, jumlah leukosit
6
GAMBARAN BAYI BARU LAHIR PADA IBU PREEKLAMSI
YOGYAKARTA
INTISARI
Latar belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa. Penyebab tertinggi
kedua di Indonesia dan D.I. Yogyakarta yaitu preeklamsi. Bantul mempunyai
kasus preeklamsi tertinggi yaitu 13,8 % di D.I.Y (Dinkes D.I.Y, 2015).
Preeklamsi ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah
usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu
dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein didalam urine (proteinuri)
(Rukiyah, 2010). Preeklamsi berdampak terhadap bayi baru lahir yaitu BBLR,
persalinan prematuritas, asfiksia neonatorum, dan IUGR (Prawirohardjo, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 8 juni 2016
di RSUD Panembahan senopati bantul, diperoleh data dari rekam medis, ibu yang
bersalin mengalami preeklamsi sebanyak 97 kasus.
Tujuan : Diketahui gambaran bayi baru lahir pada ibu preeklamsi dilihat dari
berat lahir bayi, dan asfiksia.
Hasil penelitian : sebagian besar bayi baru lahir pada ibu preeklamsi mengalami
BBLR 51 responden (52,6%) dan tidak mengalami asfiksia 50 responden
(51,5%).
Kesimpulan : bahwa pada gambaran bayi baru lahir pada ibu preeklamsi yang
terjadi di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Bayi yang dilahirkan pada ibu
preeklamsi berisiko mengalami BBLR dan asfiksia.
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2
Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
7
PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GYCOL (PEG) 6000
ABSTRAK
Serum lipemik masih menjadi kendala dalam pemeriksaan kimia klinik sehingga
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. PEG 6000 merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi serum lipemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan PEG 6000 terhadap kadar AST pada serum lipemik serta untuk
mengetahui konsentrasi PEG yang efektif untuk mengatasi serum lipemik. Jenis
penelitan ini adalah quasi experiment dengan rancangan Non-equivalen Control
Group design. Lokasi penelitian di Instalansi Laboratorium Klinik RSUD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Oktober – November 2016. Serum lipemik
sebelum diberi perlakuan diukur terlebih dahulu kadar AST dan kontrol yang
digunakan adalah serum yang disentrifuge menggunakan sentrifuge high speed
kemudian diukur kadar AST. Serum lipemik ditambah PEG 6000 pada konsentrasi
4%, 6%, 8%, 10% dan 12% kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu 4 0C
kemudian disentrifuge dan diukur kadar AST. Analisis data menggunakan uji statistik
Kruskal-Walls-H Test dengan significancy level 0,05. Hasil penelitian didapat nilai
rata-rata kadar AST tanpa perlakuan, sentrifuge high speed, PEG pada konsentrasi
4%, 6%, 8%, 10% dan 12% berturut-turut yaitu 25,57u/L, 26,17u/L, 27u/L, 26,13u/L,
26u/L, 26,20u/L dan 24,07u/L. dari pengukuran uji statistik Kruskal-Walls-H Test
didapat nilai signifikan AST sebesar 0,846 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho
diterima yaitu tidak ada pengaruh penambahan PEG 6000 terhadap kadar AST pada
serum lipemik. Konsentrasi PEG yang efektif untuk mengatasi serum lipemik pada
pemeriksaan AST adalah konsentrasi 10%.
8
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KINERJA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
Lukken Januari Putri Rebanti1, Jati Untari2, Markus Gelar Kumara Agni3
INTISARI
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan
rancangan penelitian cross sectiona. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
Tempat Penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Populasi penelitian berjumlah
221 orang dengan jumlah sampel sebanyak 69 orang.
Hasil : 1). Hasil uji fisher test pelatihan terhadap kinerja menunjukkan nilai signifikansi
yaitu 0,001 dan nilai korelasi sebesar 0,417. 2). Motivasi terhadap kinerja menunjukkan
nilai signifikansi yaitu 0,006 dan nilai korelasi sebesar 0,371. 3). Insentif terhadap kinerja
menunjukkan nilai signifikansi yaitu 0,007 dan nilai korelasi sebesar 0,338.
Kesimpulan: 1. Terdapat hubungan yang signifikan faktor pelatihan, faktor motivasi, dan
faktor pemberian insentif terhadap tingkat kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
Saran : Bagi Pimpinan, pelatihan bagi perawat perlu diberikan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan kemampuan. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
pengaruh faktor lain terhadap kinerja perawat.
1
.Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta
2
.Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
3
.Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
9
ANALISIS MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN
KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
INTISARI
10
11