Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Riprap


Riprap adalah bangunan pengaman tebing yang melindungi dari gerusan dengan
lapisan batuan. Gerusan yang terjadi umumnya akibat erosi yang terjadi di dasar atau bagian
bawah tebing. Laipasan batuan dapat memeperlambat atau menghentikan erosi yang terjadi
akibat limpasan air yang mengalir di dasar tebing. Lapisan batu riprap menahan erosi
melalui kombinasi ukuran batu dan berat, daya tahan batu, dan gradasi dan ketebalan
selimut riprap. Interlocking sudut batuan menyediakan resistensi terhadap gerakan antar
blok batu pelindung. Karakteristik aliran juga sangat mempengaruhi stabilitas pelindung
riprap. Gerusan lokal, yang dipengaruhi oleh karakteristik aliran dan bed load, menentukan
perlindungan yang diperlukan pada dasar pelindung, kemiringan saluran umumnya
mengikuti dari kemiringan tebing yang ada.

1.2 Tipe Riprap


Riprap termasuk dalam tipe flexible revetment yakni jenis pengaman yang flexible,terlihat
pada tabel berikut ini dengan revetment lainya.

Tabel 1.1 Klasifikasi Struktur Pengaman Tebing

1.3 Dasar – Dasar Desain

Dasar-dasar desain untuk membuat riprap terdiri dari:


- Ukuran batuan

- Gradasi batuan

- Ketebalan lapisan riprap

- Desain filter

- Penanganan tepi riprap (ujung riprap)

- Stabilitas

1.4 Ukuran Batuan

Stabilitas riprap merupakan fungsi dari ukuran batuan yang digunakan, yaitu
diameter dan berat batuan. Salah satu kegagalan riprap atau keruntuhan riprap adalah erosi
partikel. Erosi partikel adalah fenomena hidraulik yang dihasilkan ketika gaya seret yang
terjadi akibat aliran air yang melebihi gaya tahan batuan riprap.

Dua metode atau pendekatan yang digunakan dalam membahas ketahanan batuan terhadap
erosi adalah :
1. Kecepatan ijin
Saluran akan stabil bila kecepatan yang dihitung lebih kecil dari kecepatan ijin.
2. Gaya seret ijin
Gaya seret ijin berfokus pada tegangan yang terjadi pada lapisan antara aliran air dan
material yang membentuk batas saluran. Gaya seret ijin merupakan pendekatan yang
sering dipakai karena secara ilmiah dapat dibuktikan.

 Hubungan Dengan Desain


Desain riprap berdasarkan gaya seret ijin yang diwakili dengan kecepatan aliran. Aliran
yang diasumsikan berubah lambat laun. Hubungannya dapat dilihat pada persamaan
sebagai berikut :

D50 = 0.00594 va3/(davg0.5K11.5)

Dimana
D50 = ukuran tengah batuan riprap
C = faktor koreksi
va = kecepatan rata-rata di saluran utama
davg = kedalaman rata-rata di saluran utama

𝟎,𝟓
𝒔𝒊𝒏²𝜽
K1=[𝟏 − (𝒔𝒊𝒏²𝜱)]

Dimana :

Θ : sudut bantaran dengan bidang horizontal

Ф : sudut batuan riprap

Untuk faktor koreksi C dapat dilihat sebagai berikut :


C = Csg x Csf

Csg = 2,12/(𝑺𝑮 − 𝟏)𝟏,𝟓

dimana :

SG = spesifik gravitasi batuan riprap

Csf = (𝐹𝑆/1,2)1,5

FS = faktor stabilitas

Faktor stabilitas merupakan perbandingan antara tegangan geser kritis batuan riprap
dengan gaya seret rata-rata yang dihasilkan oleh aliran air di lapangan. Faktor stabilitas
merupakan pencerminan dari tingkat ketidakpastian pada kondisi hidraulik. Persamaan
(8.3), aliran diasumsikan berubah lambat laut. Sedangkan kedaan di lapangan sangat
berbeda atau banyak ketidakpastian. Faktor stabilitas digunakan untuk memperbesar
ukuran batuan agar lebih aman digunakan. Tabel di bawah ini menjelaskan pemilihan faktor
stabilitas yang tergantung dari kondisi aliran yag terjadi :
KONDISI FAKTOR
STABILITAS
Aliran seragam; saluran relatif lurus atau berbelok dengan jari- 1.0 – 1.2
jari/lebar saluran yang berbelok > 30 m; benturan akibat
gelombang hampir tidak ada; sedikit parameter ketidakpastian
Aliran berubah lambat laun; berbelok dengan jari-jari 10<R<30; 1.3 – 1.6
benturan akibat gelombang mulai diperhitungkan
Aliran mendekati berubah tiba-tiba; belokan yang tajam ( R<10 1.6 – 2.0
m); benturan akibat gelombang yang kuat; tinggi gelombang
akibat angin atau kapal sebesar 0.30 sampai 0.61 m; adanya
turbulensi aliran; terjadi turbulensi di pilar jembatan; banyak
parameter ketidakpastian

Erosi Gelombang
Gelombang yang diakibatkan oleh angin maupun kapal yang lewat di sungai dapat
menyebabkan erosi pada tebing saluran. Persamaan gelombang yang digunakan untuk
hubungan antara ukuran riprap dengan tinggi gelombang adalah (persamaan Hudson) :

𝜸𝒔 𝑯𝟑
𝑾𝟓𝟎 =
𝟐. 𝟐𝟎𝑺𝑮 − 𝟏𝟑 𝐜𝐨𝐭 𝜽

dimana:

𝑊50 = berat batuan rata-rata batuan riprap (N)

𝛾𝑠 = berat jenis batuan (N/𝑚3 )

SG = spesific gravity batuan riprap

Gradasi Batuan
Gradasi batuan riprap mempengaruhi ketahanan riprap terhadap penggerusan..
Batuan harus mempunyai gradasi yang baik dengan ketebalan riprap. Spesifikasi batuan
riprap harus berada pada batas kedua kurva gradasi. Gradasi batuan sebaiknya dapat diatur
sehingga tidak membuat biaya yang mahal.

Gradasi batuan

Ukuran Batuan (m) Berat Batuan (kg) Persentasi Gradasi


Lebih kecil dari
1.5 D50 sampai 1.7 3.0 W50 sampai 5.0 100
D50 W50
1.2 D50 sampai 1.4 2.0 W50 sampai 2.75 85
D50 W50
1.0 D50 sampai 1.4 1.0 W50 sampai 1.5 50
D50 W50
0.4 D50 sampai 0.6 0.1 W50 sampai 0.2 15
D50 W50

Contoh gradasi untuk beberapa kelas riprap

Kelas Ukura Berat Persent


RipRa n Batuan ase
p Batuan (kg) riprap
(m) Lebih
kecil
dari

Facing 0.40 91 34 100 50


0.29 2.3 10
0.12

Light 0.55 227 91 100 50


0.40 2.3 10
0.12
0.23 0.68 454 100 50
metric 0.55 227 34 10
ton 0.29

0.45 0.87 907 100 50


metric 0.68 454 5
ton 0.55 227

0.91 1.10 1814 100 50


metric 0.87 907 5
ton 0.68 454

1.81 1.37 3629 100 50


metric 1.10 1814 5
ton 0.87 907

Gradasi seragam yang berada pada D50 dan D100 akan mengghasil D85.

Berat batuan riprap sebaiknya mempunyai gradasi yang baik dari yang paling kecil sampai
paling besar. Batu yang paling kecil dengan ukuran 5 atau 10 persen sebaiknya tidak
melebihi 20 persen dari berat.

Gradasi riprap yang digunakan di lapangan diawasi dengan visual. Untuk membantu
pengawas, dua atau lebih contoh batuan riprap untuk gradasi disiapkan melalui
penyusunan, berat dan campuran. Setiap sampel beratnya 4,5 kg sampai 9,0 kg. Satu sampel
ditempatkan di lapangan dan satunya di penambangan.

Ketebalan Lapisan
Filter adalah lapisan antara tanah dasar dengan riprap yang terdiri dari kerikil,
batuan kecil atau lapisan buatan (seperti geotextile). Filter mencegah perpindahan partikel
pasir dari tanah dasar ke riprap melalui ruang udara (void), menyebarkan beban riprap agar
terjadi penurunan tanah yang merata dan dapat melepaskan tekanan hidrostatis yang berada
dalam tanah. Untuk daerah diatas permukaan air, filter dapat mencegah erosi. Filter
seharusnya ditempatkan di tanah yang nonkohesif untuk membuat drainase bawah
permukaan. Yang harus diperhatikan dalam desain dari filter yang terbuat dari kerikil dan
lapisan buatan (geotextile) adalah kestabilan tebing yang digunakan untuk riprap. Kalau
lubang filter terlalu besar, maka akan terjadi aliran piping yang berlebihan melalui filter
sehingga dapat menyebabkan erosi dan keruntuhan tanah di bawah filter. Jika lubang filter
terlalu kecil, maka akan terjadi tekanan hidrostatik di bawah filter yang dapat menyebabkan
bidang runtuh sepanjang filter.

Filter Kerikil
Untuk riprap batuan, perbandingan antara filter ketebalan riprap sebesar 5 persen
atau kurang dapat menghasilkan keadaan yang stabil. Rasio perbandingan filter adalah
perbandingan antara 15 persen ukuran batuan kasar (riprap) (D15) dengan 85 persen ukuran
pasir halus (D85). Persyaratan tambahan untuk stabilitas adalah perbandingan 15 persen
ukuran batuan kasar dengan 15 persen ukuran pasir halus sebaiknya melebihi 5 tetapi
kurang dari 40. Persyaratan ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut :

𝐷15(er CoarserLay) 𝐷15(er CoarserLay)


<5< < 40
𝐷85(FinerLayer) 𝐷85(FinerLayer)

Pertidaksamaan sebelah kiri bertujuan untuk mencegah piping melalui filter, bagian
tengah agar permeabilitas dapat tercapai untuk struktur tanah dasar dan bagian kanan untuk
kriteria keseragaman.
Kalau satu lapisan tidak mencukupi, satu atau lebih lapisan diperlukan lagi. Bahan
filter ditempat di lapisan antara tanah dasar dan lapisan filter (blanket), diantara lapisan-
lapisan filter kalau lebih dari satu lapisan filter dan diantara lapisan filter dengan batuan
riprap. Ketebalan dari lapisan filter sebaiknya diantara 150 mm sampai 380 mm untuk
lapisan tunggal atau dari 100 mm sampai 200 mm untuk satu lapisan dengan banyak lapisan
filter (blanket). Ketika kurva gradasi filter yang digunakan mendekati paralel, maka
ketebalannya harus minimum. Ketebalan dari satu lapisan filter sebaiknya ditingkatkan
sampai batas mininum ketika kurva gradasi material filter menjauhi dari kurva paralel.
Filter buatan (Fabric Layer)
Selain kerikil yang digunakan sebagai filter, ada juga filter buatan yang terdiri dari
buatan pabrik seperti geotekstil. Disini akan dibahas keuntungan dan kerugian
menggunakan filter buatan (filter sudah jadi).

Keuntungan menggunakan filter buatan (jadi) :

1. Pemasangan yang cepat dan hemat tenaga kerja

2. Filter buatan lebih ekonomis dibandingkan filter kerikil

3. Filter buatan mempunyai konsistensi dan bahan yang berkualitas baik

4. Filter buatan mempunyai kekuatan yang merata

Kerugian menggunakan filter buatan (jadi) :

1. Pemasangan filter buatan agak sulit di bawah permukaan air.

2. Pemasangan filter buatan harus hati-hati agar tidak terkena sinar ultraviolet

3. Ketahanan filter buatan di bawah tanah belum teruji sepanjang waktu proyek rekayasa.

4. Aktivitas bakteri didalam tanah atau diatas filter dapat mempengaruhi sistem hidraulik
dari filter buatan.

5. Bukti eksperimen menunjukkan bahwa ketika tebing terkena gelombang, tanah


nonkohesif akan berpindah ke bawah menuju saluran (sungai) dibawah filter sedangkan
pada filter kerikil tidak terjadi.

6. Filter buatan dapat memberikan keruntuhan transional ketika digunakan pada riprap
yang dipasang pada tebing yang curam.

Fungsi dari filter buatan adalah membuat drainase dan filtrasi dari air. Dengan kata lain,
filter buatan harus membuat air dapat melalui tanah. Kedua fungsi tersebut harus terjadi
selama riprap dipasang. Meskipun filter buatan mudah menggunakannya, tetap diperlukan
desain. Untuk lebih jelasnya, biasanya pembuat filter buatan memberikan petunjuk
(manual) agar dapat menggunakan filter dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai