Anda di halaman 1dari 9

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak

lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya

sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi negara tanaman

tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam

golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan

(Ali dan Bambang, 2011).

Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha

Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal

perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar,

namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan

tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya,

untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor

yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen

Nicotiana tobacum dibudidayakan umumnya karena memiliki arti ekonomi

penting (Kurniawan, 2015).

Spesies yang sering dibudidayakan adalah Nicotiana tobacum dan

Nicotiana rustika. Nicotiana tobacum, daun mahkota bunganya memiliki warna

merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang,

habitusnya piramidal, daunnya berbentuk lonjong dan pada ujung runcing,

kedudukan daun pada batang tegak, tingginya 1,2 m (Rachman dkk., 2010).

Tanaman tembakau merupakan tanaman yang spesifik, sehingga tiap

daerah penghasil tembakau memiliki ciri khas dan mutu tembakau yang
2

dihasilkan berbeda. Ciri khas tembakau ini dipengaruhi aspek lingkungan dan

proses budidaya yang dilakukan petani. Kondisi lingkungan yang berpengaruh

terhadap produksi dan mutu tembakau antara lain adalah kondisi tanah (sifat fisika

dan kimia tanah), mikroklimat (temperatur dan kelembaban) di sekitar

pertanaman, tekstur, kelembaban tanah, dan curah hujan. Secara umum elevasi

tempat yang tinggi menghasilkan tembakau dengan mutu yang tinggi, sedangkan

elevasi rendah menghasilkan tembakau dengan kualitas yang rendah. Demikian

pula bila ditinjau dari tekstur tanah, dimana wilayah berelevasi tinggi umumnya

bertekstur lebih kasar dibandingkan wilayah berelevasi rendah (Prasetiyo, 2016).

Walaupun kedua varietas yang dilepas tahun 2004 memiliki produktivitas

dan mutu lebih baik dari Prancak-95, tetapi jumlah daun kedua varietas tersebut

hampir sama dengan Prancak-95 yaitu rata-rata 18–20 lembar. Petani

menginginkan varietas tembakau madura yang memiliki daun lebih banyak agar

produksinya lebih tinggi (Sholeh dkk., 2016).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui budidaya tanaman tembakau (Nicotiana tabacum).

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal tes praktikum Budidaya

Tanaman Tembakau, Kopi dan Teh Fakultas Pertanian Universitas

Muhamadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum Budidaya Tanaman

Tembakau, Kopi dan Teh Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah

Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tembakau, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota

bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit bergelombang, habitusnya

silindris, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, kedudukan daun pada

batang agak terkulai. Sistematika tanaman tembakau adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae, Klass : Dicotyledonaea. Ordo : Personatae. Famili:

Solanaceae. Genus: Nicotiana. Spesies: Nicotiana tabacum (Masruroh, 2015).

Akar

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas

pada tanah yang subur sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu

akar dan serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang

berlebihan karna dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati

Batang

Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi

kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang

ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap

ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter

batang sekitar 5 cm.

Daun

Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya.

Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan

berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki tulang-tulang

menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang
4

berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling

mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang terletak merata.

Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai

Bunga

Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa

tandan dan masing- masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk

terompet dan panjang, terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum,

sedangkan dari keturunan Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga

merah jambu sampai merah tua pada bagian atas.

Buah

Penyerbukan yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar

tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap

pertumbuhan yang norrmal, dalam satu tanaman terdapat lebih kurang 300 buah.

Biji

Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya

berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12.000 biji.

Jumlah biji yang dihasilkan pada setiap tanaman rata-rata 25 gram (Lestari, 2018).

Syarat Tumbuh

Iklim

Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000

mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan rata- rata 1.500-

3.500 mm/tahun. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata

2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan rata- rata

1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat


5

menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya

rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di

tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang

cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-320C

(Pratiwi dkk., 2017).

Tanah

Derajat keasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau adalah 5-5,6

tembakau Virginia 5,5-6,0. Apabila didapat nilai yang kurang dari 5 maka perlu

diberikan pengapuran untuk menaikkan pH sedangkan bila didapat nilai pH lebih

tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan pH

(Pratiwi dkk., 2017).


6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh tabel budidaya tanaman

tembakau yakni sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum).


Parameter Minggu Setelah Tanam (MST)
Jumlah Rataan
Pengamatan 2 3 4
Tinggi Tanaman 5 6 9 20 6,67
Jumlah Daun 4 5 7 16 5,33

Pembahasan

Berdasarkan tabel 1 diperoleh data pengamatan tinggi tanaman tembakau

pada 2 MST memiliki tinggi yaitu 5 cm, pada 3 MST memiliki tinggi 6 cm

sedangkan pada 4 MST memiliki tinggi 9 cm dengan rataan 6,67 cm. Diperoleh

data pengamatan jumlah daun tanaman tembakau pada 2 MST yaitu 4 helai, pada

3 MST memiliki 5 helai dan pada 4 MST memiliki 7 helai dengan rataan 5,33

helai. Dari data dapat dikatakan bahwa dalam pertumbuhan tanaman tembakau

diperlukan cahaya yang cukup dan tidak boleh terkena sinar matahari penuh

karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman tembakau. Hal ini sesuai dengan

literatur. Daun berperan dalam pertumbuhan tanaman sebagai tempat terjadinya

fotosintesis yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai

dengan literatur (Djumali, 2010) yang menyatakan bahwa dalam kondisi

lingkungan bukanlah merupakan faktor pembatas, laju fotosíntesis dipengaruhi

oleh ketersediaan bahan fotosíntesis (energi cahaya, air, dan CO2), proses

fotosintesis (pemecahan molekul air, fosforilasi, dan fiksasi CO2), dan

pengangkutan hasil fotosíntesis. Energi cahaya yang melewati daun tembakau


7

mengalami pemantulan, penyerapan, pelolosan. Kuantitas energi cahaya yang

dipantulkan tergantung kepadatan bulu daun dan lapisan kutikula pada permukaan

daun, dimana semakin lebat bulu daun dan lapisan kutikula semakin banyak

energi cahaya yang dipantulkan. Pembentukan bulu daun dan lapisan kutikula

dikendalikan oleh banyak gen. Apabila gen-gen pengendali tersebut mempunyai

kemampuan aksi berbeda antar varietas tanaman, maka jumlah energi yang

dipantulkan antar varietas tanaman yang diperoleh menjadi berbeda.


8

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan laporan praktikum di atas dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, sebagai berikut :

1. Pada biji tembakau diperlukan 2 minggu untuk biji tumbuh berkecambah.

2. Pada benih tembakau dari yang ditanam hanya 1 yang berhasil berkecambah.

3. Tinggi tanaman tembakau tertinggi dengan rataan 6,67 cm pada 4 MST.

4. Jumlah daun tanaman tembakau terbanyak dengan rataan 5,33 helai pada 4

MST.

Saran

Sebaiknya diperlukan perlakuan khusus untuk melakukan budidaya

tanaman tembakau terutama pada fase perkecambahan agar dapat mematahkan

biji tembakau lebih cepat lagi.


9

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M dan Bambang. M. H. 2011. Budidaya Tanaman Tembakau. Fakultas


Pertanian. Universitas Merdeka Surabaya. Jawa Timur.

Djumali, 2010. Tembakau Temanggung : Fotosintesis, Respirasi, Partisi


Karbohidrat, serta Keterkaitannya dengan Hasil dan Mutu Rajangan
Kering. Jurnal Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak Industri.
Vol. 2 (2). ISSN : 2085-6717.

Kurniawan, R. 2015. Kualitas Tembakau Besuki Na-Oogst pada Lahan yang


Dipupuk Menggunakan Pupuk Alamdan Urea. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Jawa Barat.

Lestari, A. E. 2018. Efikasi Diri Petani Tembakau (Studi pada Masyarakat


Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung).
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.

Masruroh, A. 2015. Kontribusi Usahatani Tembakau terhadap Pendapatan


Rumah Tangga di Desa Salamrejo Kecamatan Selopampang Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Prasetiyo, A., Djajadi dan Sudarto. 2016. Kajian Produktivitas dan Mutu
Tembakau Temanggung Berdasarkan Nilai Indeks Erodibilitas dan
Kepadatan Tanah. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol. 3 (2) : 389-
399.

Pratiwi, N. D., Utari. V dan Dian. T. 2017. Strategi Pengembangan Tanaman


Tembakau di Subak Abian Geluwung, Kabupaten Karangasem Bali.
Jurnal Agrimeta. Vol.7 (13) : 66-75. ISBN : 2088-2521.

Rachman, A., Machfudr dan Heri. I. 2010. Teknik Budidaya Tembakau Madura.
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Malang. Jawa Timur.

Sholeh, M., Fatkhur. R dan Djajadi. 2016. Pengaruh Pemupukan N dan K


Terhadap Produksi dan Mutu Dua Varietas Baru Tembakau Madura.
Jurnal Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak Industri. Vol. 8 (1)
: 10-20. ISSN : 2406-8853.

Anda mungkin juga menyukai