Anda di halaman 1dari 6

Terkait dengan Undang-Undang No.

9 Tahun 2006 sebagaimana telah dirubah


dan di tambah dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang,
(SRG) bahwasanya dalam Undang-Undang tersebut diuraikan mengenai Sistem Resi
Gudang.

Selain itu terdapat pula aturan tambahan terkait dengan Sistem Resi Gudang,
yaitu antara lain Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.
26/MDAG/PER/6/2007 yang menjelaskan jenis komoditas yang dapat disimpan di
gudang SRG, yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan rumput laut. Pada
tahun 2011, Permendag No. 26/M-DAG/PER/6/2007 dinyatakan tidak berlaku ketika
diterbitkan Permendag No.37/M-DAG/Per/11/2011 yang menambahkan komoditas
rotan dapat disimpan di gudang SRG, selain delapan jenis komoditas yang diatur
sebelumnya. Untuk pengaturan teknis penyelenggaraan SRG selanjutnya diatur oleh
Peraturan Kepala Bappebti. Pada tahun 2007 telah dikeluarkan empat peraturan
Bappebti No. 03, 04, 05, 06/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 yang mengatur (i)
Persyaratan umum dan persyaratan teknis gudang, (ii) Persyaratan dan tata cara untuk
memperoleh persetujuan sebagai lembaga penilaian kesesuaian dalam SRG, (iii)
Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh persetujuan sebagai Pusat Registrasi, dan
(iv) Penetapan hari dalam SRG. Pada tahun 2008 dikeluarkan tiga peraturan Bappebti
No. 08, 09, 10/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 yang mengatur tentang (i) Pedoman
teknis pengalihan RG, (ii) Pedoman teknis penjaminan RG, dan (iii) Pedoman teknis
penyelesaian transaksi RG. Pada tahun 2009, telah dikeluarkan tiga peraturan Bappebti
No. 11, 12, dan 13/ BAPPEBTI/PERSRG/5/2009 yang mengatur tentang (i)
Persyaratan keuangan bagi Pengelola Gudang, (ii) Tata cara penyampaian laporan
Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Pusat Registrasi, dan (3) Tata
cara pemeriksaan teknis kelembagaan dalam SRG. Peraturan Pemerintah (PP) No. 1
Tahun 2016 tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang.1

1
Erma Suryani, Erwidodo, dan Iwan Setiadjie Anugerah, Sistem Resi Gudang Di Indonesia:
Antara Harapan Dan Kenyataan (Warehouse Receipt System: Between Expectation and Reality),
Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 12 No. 1, Juni 2014, hal. 70.

1
Resi gudang yang dijaminkan nantinya akan dapat menghasilkan hak jaminan
atas resi gudang, dalam kedudukannya lembaga jaminan resi gudang pada dasarnya
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan obyek penjaminan yang memiliki
kesamaan dengan jaminan gadai dan jaminan fidusia yaitu benda bergerak. Lembaga
jaminan untuk benda bergerak sebelumnya hanya ada gadai dan fidusia, namun dengan
diterbitkannya Undang-Undang tentang Sistem Resi gudang.

Hak jaminan Resi Gudang merupakan bentuk lembaga pengikatan jaminan


baru yang pengaturannya terdapat di dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang
Sistem Resi Gudang, sebagaimana yang telah diubah dan ditambah didalam Undang-
Undang No. 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 9 Tahun 2006 tentang
Sistem Resi Gudang (UU SRG). Adapun tujuan dibentuknya lembaga jaminan ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan Pemegang Resi Gudang, yaitu pemilik barang
yang menyimpan barangnya pada Pengelola Gudang, tentu hal ini dilkaukan dalam
rangka memperoleh pembiayaan dengan jaminan berupa Resi Gudang, mengingat
karena sifatnya Resi Gudang tersebut, sehingga tidak dapat dibebani dengan salah satu
lembaga jaminan yang sudah ada seperti Hak Tanggungan, Gadai atau Fidusia. Dengan
dibentuknya Undang-Undang ini adalah jawaban dari permasalahan yang selama ini
timbul, semisal berkaitan dengan hasil panen pertanian yang memang jika ingin
dilakukan penjaminan atas resi Gudang tersebut selama ini tidak ada lembaga
jaminannya. Oleh karena itu dibentuklah Undang-Undang tersebut sebagai salah satu
instrument yang menjadi acuan dari adanya lembaga penjaminan tersebut.

2
ANALISIS SINGKAT UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2011 PERUBAHAN
ATAS UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI
GUDANG BESERTA ATURAN PELAKSANANYA

1. APA ITU SISTEM RESI GUDANG

Sistem Resi Gudang yaitu, Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan
dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Resi
Gudang (Pasal 1 Angka 1 (Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem
Resi Gudang). Resi Gudang ialah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang
disimpan di udang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang ( Berikutnya dalam
Pasal 1 Angka 2).

2. SUBJEK DALAM SISTEM RESI GUDANG

Terkait dengan subjek dalam resi gudang maka dijelaskan yaitu, Pemegang Resi
Gudang adalah pemilik barang atau pihak yang menerima pengalihan dari pemilik
barang atau pihak lain yang menerima pengalihan lebih lanjut (Pasal 1 Angka 7
jo. Pasal 1 Angka 6 PP No. 1 Tahun 2016 tentang Lembaga Pelaksana
Penjaminan Sistem Resi Gudang). Pengelola Gudang adalah pihak yang
melakukan usaha pergudangan, baik Gudang milik sendiri maupun milik orang
lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang
disimpan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang (Pasal 1
Angka 8 jo. Pasal 1 Angka 9 PP No. 1 Tahun 2016). Dan Penerima Hak Jaminan
adalah pihak yang memegang atau berhak atas Hak Jaminan atas Resi Gudang
sesuai dengan Akta Pembebanan Hak Jaminan (Pasal 1 Angka 15 jo. Pasal 1
Angka 8 PP No. 1 Tahun 2016).

3. OBJEK TERKAIT SYSTEM RESI GUDANG

Setelah mengetahui subjek dari system resi gudang maka dalam ketentuan
perundang-undangan system resi gudang tercantum pula apa saja yang menajdi
objek dalam system resi gudang itu sendiri, yaitu

3
4. JENIS-JENIS RESI GUDANG

Resi Gudang terdiri atas Resi Gudang Atas Nama dan Resi Gudang Atas Perintah.
Resi Gudang Atas Nama adalah Resi Gudang yang mencantumkan nama pihak
yang berhak menerima penyerahan barang. Resi Gudang Atas Perintah adalah Resi
Gudang yang mencantumkan perintah pihak yang berhak menerima penyerahan
barang (Pasal 3 UU Sistem Resi Gudang).

5. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM TRANSAKSI SISTEM RESI


GUDANG

Lembaga Jaminan Resi Gudang yang selanjutnya disebut Lembaga Jaminan


adalah badan hukum Indonesia yang menjamin hak dan kepentingan Pemegang
Resi Gudang atau Penerima Hak Jaminan terhadap kegagalan, kelalaian, atau
ketidakmampuan Pengelola Gudang dalam melaksanakan kewajibannya dalam
menyimpan dan menyerahkan barang (Pasal 1 Angka 4 jo. Pasal). Lembaga
Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang yang selanjutnya disebut Lembaga
Pelaksana adalah lembaga yang melaksanakan fungsi, tugas, kewajiban dan
wewenang Lembaga Jaminan (Pasal 1 Angka 5 jo. 8. Pengelola Gudang adalah
pihak yang melakukan usaha pergudangan, baik Gudang milik sendiri maupun
milik orang lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan
barang yang disimpan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang.
Badan Pengawas Sistem Resi Gudang yang selanjutnya disebut Badan Pengawas
adalah unit organisasi di bawah Menteri yang diberi wewenang untuk melakukan
pembinaan, pengaturan, dan pengawasan pelaksanaan Sistem Resi Gudang (Pasal
11 UU Sistem Resi Gudang). 12. Lembaga Penilaian Kesesuaian adalah lembaga
terakreditasi yang melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau
membuktikan bahwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses,
sistem, dan/atau personel terpenuhi (Pasal 12 UU Sistem Resi Gudang). Pusat
Registrasi Resi Gudang yang selanjutnya disebut Pusat Registrasi adalah badan
usaha berbadan hukum yang mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk
melakukan penatausahaan Resi Gudang dan Derivatif Resi Gudang yang meliputi

4
pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak
jaminan, pelaporan, serta penyediaan sistem dan jaringan informasi (Pasal 13 UU
Sistem Resi Gudang).
6. EKSEKUSI TERHADAP OBJEK TRANSAKSI JAMINAN SISTEM RESI
GUDANG

Dalam hal Pemegang Resi Gudang cedera janji, Pengelola Gudang dapat menjual
Resi Gudang secara langsung atau melalui lelang umum berdasarkan peraturan
perundangundangan dengan persetujuan Badan Pengawas (Pasal 26 UU Sistem
Resi Gudang).

7. PROSES PENERBITAN RESI GUDANG

Sebagaimana dalam aturan tambahan terkait dengan Sistem Resi Gudang (SRG),
yaitu Permendag No. 26/MDAG/PER/6/2007, jenis komoditas yang dapat
diresigudangkan diutamakan barang untuk ekspor dan untuk ketahanan pangan.
Persyaratan komoditas SRG, yaitu: (1) mempunyai usia simpan yang cukup lama,
minimal 3 bulan, (2) harga berfluktuasi, (3) mempunyai standar-mutu tertentu, (4)
mempunyai pasar dan informasi harga yang jelas, dan (5) komoditi potensial dan
sangat berperan dalam perekonomian daerah setempat dan nasional. Jenis
komoditas SRG mencakup gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan
rumput laut, dan tahun 2011 ditambah rotan dan garam. Selain komoditas tersebut,
dapat juga disimpan di gudang dengan mempertimbangkan rekomendasi dari
Pemerintah Daerah, instansi terkait, atau asosiasi komoditas dengan tetap
memerhatikan persyaratan komoditas yang diatur dalam Permendag. Penerbitan
RG memiliki beberapa tahapan yang prosedurnya telah diatur oleh Bappebti. Alur
penerbitan RG disajikan pada Gambar 2. Prinsipnya, barang yang akan
diresigudangkan harus memenuhi standar yang ditetapkan Pengelola Gudang.
Oleh karena itu, seluruh barang harus melewati tahap uji mutu dan penjaminan
barang. Dokumen RG akan diterbitkan Pengelola Gudang setelah seluruh

5
persyaratan terpenuhi. Seluruh data yang terkait dengan penerbitan RG akan
masuk ke sistem informasi RG di Pusat Registrasi.2

8.

2
Erma Suryani, Erwidodo, dan Iwan Setiadjie Anugerah, Ibid., hal. 73

Anda mungkin juga menyukai