Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Luaran Yang Diharapkan ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ...................................................... 5
3.1 Survey Awal ...................................................................................... 5
3.2 Rancang Bangun Alat Pencetak Dodol Sistem Extruding .............. 5
3.3 Pembuatan Alat Pencetak Dodol .................................................... 5
3.4 Uji Coba Alat .................................................................................... 6
3.5 Evaluasi Terhadap Kemajuan Dari Program ................................. 6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGATAN ......................................... 7
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................. 7
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 9
LAMPIRAN ................................................................................................ 10

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lahan kering di wilayah Nusa Tenggara Barat sebagian besar
dikelola sebagai lahan perkebunan rakyat. Luas perkebunan yang dikelola
seluas 995.121 Ha. Lebih dari 30% dari luas perkebunan adalah penghasil
buah-buahan, seperti mangga, nangka, srikaya, pisang dan durian.( Dinas
Kehutanan dan Perkebunan NTB, 1999). Produksi buah yang dapat
dihasilkan mencapai 530.410 ton/tahun (BPS NTB, 2000), yang biasanya
dijual dalam bentuk buah segar. Hal ini kurang menguntungkan bagi warga
masyarakat, selain harganya rendah saat musim panen, banyak buah yang
rusak/busuk.
Usaha untuk meningkatkan nilai ekonomi buah-buahan telah dirintis
oleh Pemda setempat sejak tahun 1980 berupa teknologi pembuatan dodol
buah. Dodol buah yang terkenal dan paling disukai adalah dodol nangka.
Terbukti dengan tersedianya dodol ini di supermarket daerah Mataram, kios
makanan ringan khas Lombok.
Sentra industri pembuatan dodol yang terkenal Dusun Jejelok , Desa
Sembung , Kecamatan Narmada. Jumlah industri rumah tangga pembuat
dodol berjumlah 5 UMKM (Data Profil Desa Sembung, 2015). Dalam
kegiatan usahanya rata-rata setiap industri rumah tangga memperkerjakan 5
sampai 10 orang tenaga kerja perempuan. Wilayah pemasaran adalah
diseluruh daerah di Pulau Lombok.
Proses pencetakan dodol yang dilakukan oleh masyarakat masih
menggunakan sistem tradisional. Sistem tradisional yang masih menggunakan
tenaga manusia dari awal pengolahan hingga pengemesan menyebabkan
produksi dodol nangka kurang maksimal. Untuk itu diperlukan mesin yang
mampu meningkatkan hasil produksi dodol dari masyarakat.
Secara umum kapasitas produksi dodol yang dihasilkan industri
rumah tangga ini masih rendah. Dalam satu hari bahan baku yang
dihabiskan 50 Kg nangka seharga Rp 50.000,- dan bahan pendukung seharga
Rp 25.000,-. Dodol yang bisa dihasilkan 100 kotak dengan jumlah tenaga
kerja 6 orang. Jika harga jual Rp.3.000,-/kotak, maka akan didapat
penghasilan kotor Rp 120.000,-/hari. Walaupun demikian kapasitas ini masih
sangat kurang untuk memenuhi permintaan pasar apalagi menjelang Idul
Fitri. Berdasarkan data penjualan mini market Duta Airlangga Mataram
setiap hari rata –rata bisa terjual 20 kotak dodol. Kapasitas produksi dodol
yang dihasilkan oleh industri kecil (20 x 100 kotak) 2 .000 kotak/hari.
Padahal jumlah minimarket dan kios makanan ringan khas lombok di
2

Lombok berjumlah mencapai 500 lebih (Data Dinas Industri dan


Perdagangan NTB, 2015 ) sehingga kebutuhan dodol diperkirakan 10.000
kotak/perhari belum permintaan dari daerah lain. Hal ini disebabkan karena
peralatan dan teknologi yang dipakai masih sangat sederhana. Dari awal
proses produksi (pengupasan buah), pengadukan dan pencetakan/pengemasan
dilakukan secara manual.
Proses yang menghambat produksi dodol , adalah saat pencetakkan.
Bentuk dodol adalah bulat panjang, sebesar jempol tangan. Dalam satu kotak
berisi 12 biji. Pencetakkanya dengan cara memilin dengan tangan adonan
dodol yang selesai dimasak. Cara mencetak dengan tangan ini mempunyai
kelemahan, bentuk dodol tidak seragam/sulit menyeragamkan (baik besarnya
maupun panjangnya) karena hanya berdasarkan perasaan dan lambat.
Kecepatan pencetakkan dodol dengan dodol rata-rata 25-30 biji/jam. Ditinjau
dari segi kesehatan kurang higienis karena kontak langsung dengan tangan.
Padahal saat melakukan kegiatan tangan berkeringat. Sehingga sangat
diperlukan teknologi untuk memecahkannya.
Keberadaan industri rumah tangga pembuat dodol ternyata sangat
eksis tidak terpengaruh oleh kondisi keamanan seperti industri ukiran kayu,
gerabah dan perhotelan. Karena bahan bakunya tersedia , pemasaran atau
konsumennya jelas dan teknologi proses produksi mudah. Bahkan
keberadaan industri ini bisa meningkatkan nilai ekonomi buah , membantu
pengelolaan pasca panen (mengurangi kerusakaan saat musim panen)
sehingga bisa meningkatkan perekonamian dan pendapatan daerah.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Adanya peluang untuk meningkatkan pendapatan serta kapasitas produksi
dodol yang dihasilkan oleh industri rumah tangga belum mencukupi
permintaan pasar terutama menjelang hari raya Idul Fitri dan rendahnya
kualitas produk (bentuk tak seragam, kurang higienis) maka perlu dipikirkan
peralatan yang bisa mempercepat proses produksi. Secara umum
permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan kapasitas produksi dodol
2. Bagaimana meningkatkan kualitas dodol sehingga lebih higienis.

1.3 TUJUAN
Alat pencetak dodol dibuat secara sederhana mungkin dengan tujuan agar
masyarakat pembuat dodol bisa mencontoh dan mudah sosialisasinya. Alat
pencetak dodol di wilayah ini belum ada. Alat sejenis yang sudah ada tapi di
lain daerah berupa pencetak geplak. Alat pencetak dodol baru ini mempunyai
lubang cetakan lima, untuk mempercepat proses pencetakkan dilengkapi
3

dengan pisau system ungkit untuk memotong. Sehingga diharapkan dengan


memakai alat pencetak baru ini bisa :
1. Meningkatkan kapasitas produksi dodol di industri kecil minimal
tiga kali lipat dari semula, dari 100 kotak/hari menjadi 300
Kotak/hari.
2. Mempercepat waktu pencetakkan dodol minimal tiga kali lebih
cepat dari sebelummnya.
3. Meningkatkan kualitas dodol (bentuk lebih seragam , lebih higienis
dan lebih menarik ).

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN


Target luaran yang ingin dicapai adalah :
1. Adanya peningkatan kualitas dan perluasan jaringan pemasaran produk.
2. Publikasi Ilmiah
3. Tersedianya mesin pencetak dodol sistem extruding yang dapat
membantu mitra meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produknya.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dodol diklasifikasikan menjadi dua yaitu dodol yang diolah dari buah-buahan
dan dodol yang diolah dari tepung-tepungan, antara lain tepung beras dan tepung
ketan. Saat ini dodol lebih dikenal dengan nama daerah asal dodol itu dibuat
seperti dodol garut, dodol kudus atau jenang kudus, dodol durian (lempog) dari
Sumatra dan Kalimantan, untuk dodol buah-buahan seperti dodol apel, dodol
strawberry, dodol pepaya dan sebagainya. (Satuhu dan Sunarmani, 2004)

Dodol buah terbuat dari daging buah matang yang dihancurkan, kemudian
dimasak dengan penambahan gula dan bahan makanan lainnya atau tanpa
penambahan bahan makanan lainnya. Khusus dodol nangka khas Lombok
campurannya adalah tape singkong. Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan
dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol
yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan
begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan
membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol
harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu
pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 6 jam dan jika kurang dari
itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 3 jam, pada
umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat
pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan
mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Kemudian dicetak dan dikemas.
Cara pencetakkan mirip dengan pencetakan dodol garut khas Bandung dan geplak
khas Yogyakarta.

Sistem Extruding telah diterapkan pada peralatan pencetak geplak oleh


Priyanto Triwitono (Laporan Program Vucer Tahun 2000 LPPM Universitas
Gajah Mada), diujicobakan di pabrik geplak “Super” Bantul, Yoyakarta. Alat ini
bisa mempercepat proses pencetakkan geplak dari 500 buah/15 menit menjadi
1000 buah/15 menit dengan operator dua orang.

Komponen utama pada alat pencetak dodol yang akan diterapkan berupa
tabung stainless steel , poros berulir, gear box dan motor listrik. Sistem kerjanya
adalah poros berulir (dengan gerak putar perlahan dan kontinu) menekan bahan
dalam tabung yang ujungnya telah dibuatkan lubang . Adonan dimasukkan
kedalam tabung kemudian ditekan oleh rod penekan (berupa poros berulir)
sehingga adonan tertekan keluar sesuai dengan cetakkan yang dipasang diujung
tabung
5

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Untuk memecahkan masalah produksi dodol, terutama dalam pencetakkannya


maka perlu dicarikan pemecahannya melalui kegiatan penerapan dan
pengembangan teknologi tepat guna, berupa pembuatan dan penggunaan alat
pencetak dodol, dengan sistem extruding. Metode ini dipilih karena cukup praktis.
Pencetak dodol ini mempunyai lubang pencetak, dengan tenaga penggerak motor
listrik, untuk memudahkan dalam pengemasannya. Adapun prosedur
pelaksanaannya sebagai berikut :.
3.1 Survei awal
Survei awal dilakukan untuk mendapatkan data proses produksi dodol,
khususnya data tentang, dimensi dodol (diameter, panjang), kecepatan
pencetakkan. Data tersebut digunakan untuk menentukan dimensi dari
komponen alat pencetak yang akan dibuat.
3.2 Rancang Bangun Alat Pencetak Sistem Extruding
Dalam kegiatan perancangan alat pencetak dodol dilakukan dengan
pembuatan desain atau gambar teknik dengan menggunakan software
Autodesk Inventor yang dilaksanakan di Lab Komputer Jurusan Msin
,UNRAM.
3.3 Pembuatan Alat Pencetak Dodol
Peralatan cetak dodol dibuat di Lab.Produksi Jurusan Mesin
berdasarkan gambar teknik kegiatan rancang bangun.
1. Komponen Utama dari Peralatan :
Motor Listrik, kopling , gear box, sprocket, rantai, tabung dari
pipa stainless steel, rod penekan, , pisau ungkit, bak penampung.
2. Kapasitas produksi : 1000 buah/15 menit (300 kotak/hari, asumsi satu
kotak isi 12 buah dodol. Dioperasikan 2 orang.(memasukkan bahan dan
memotong dodol saat di keluar dari cetakan.
3. Sistem Kerja
a. Adonan dodol yang telah dimasak dimasukkan kedalam tabung.
b. Rod penekan bergerak turun. Gerakan ini disebabkan karena ujung
dari rod dipasang sprocket serta rantai sebagai transmisi daya dari
motor.Rod penekan berupa poros berulir yang bagian ujungnya
dipasang penekan selebar diameter tabung. Saat bahan yang ditekan
sudah habis rod bisa bergerak kembali ke posisi awal. Gerakan maju
mundur ini diatur oleh saklar pengatur yang terpasang pada motor
listrik.
c. Dodol yang keluar dari cetakan yang terpasang pada tabung bawah
sebesar ibu jari dan memanjang. Dodol yang keluar kemudian
6

dipotong dan bergerak akhirnya sampai bak penampung dan


kemudian dikemas.
3.4 Uji Coba Alat
Setelah perancangan, pembuatan komponen dan perakitan alat pencetak
dodol selesai, selanjutnya dilakukan uji performansi alat secara langsung di
lokasi industri mitra. Parameter yang diamati meliputi ketangguhan alat,
keseragaman ukuran dodol yang dicetak, kecepatan cetak perjam.\

3.5 Penerapan Mesin Di Mitra

3.6 Evaluasi Terhadap Kemajuan Dari Program .


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu :
1. Mengevaluasi segala kegiatan yang telah dilaksanakan terutama kendala
yang dihadapi, sehingga mendapatkan rekomendasi kedepan agar hal hal
yang tidak dinginkan terjadi.
2. Menyusun laporan akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
7

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-M
No Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan 1.330.000,00
2 Bahan habis pakai 6.425.000,00
3 Perjalanan 1.750.000,00
4 Lain-lain 1.600.000,00
Jumlah 11.105.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Berikut adalah jadwal kegiatan yang kami rencanakan :
No Uraian Bulan Ke Keterangan
I II III IV V
1 Survey ke Surve ke Mitra
lapangan di Desa
Sembung,
Kecamatan
Narmada, Lobar
2 Persiapan Studi literature,
cari informasi ke
berbagai
narasumber
3 Rancang Bangun Tempat
Alat Pencetak Lab.Komputer,
Dodol Jurusan Mesin
Unram oleh
Ketua
Pelaksana,
Anggota dan
Dosen
Pembimbing

4 Pengadaan Pembelian alat


material untuk dan Bahan ke
komponen alat toko Oleh
8

pencetak dodol Ketua Pelaksana


dan Anggota
5 Pembuatan alat Tempat
Pencetak Dodol Lab.Proses
Produksi,
Jurusan Mesin
Unram. Oleh
Ketua dan
Anggota
6 Uji Coba Alat Tempat Industri
Pencetak Dodol Mitra. Oleh
Ketua
Pelaksana,
Anggota dan
dosen
Pembimbing
7 Evaluasi program Ketua
Pelaksana,
Anggota dan
Dosen
Pembimbing
8 Pembuatan Ketua Pelaksana
laporan dan Anggota dan
Dosen
Pembimbing
9

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Kegiatan Industri dan Perdagangan , Dinas Industri dan Perdagangan


NTB, 2015
Profil Desa Sembung, 2015.
Dilaga, 2000, Kebijaksanaan Pembangunan Kawasan Perkebunanan Rakyat
NTB, Dinas Kehutanan dan Perkebunanan NTB, 1999
Triwitono Priyatno, Perancangan Alat Pencetak Geplak Untuk Sentra Industri
Geplak Bantul, Laporan Kegiatan program Vucer , LPPM UGM,
Yogyakarta, 2000
Satuhu, S., dan Sunarmani. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya.
Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai