Tugas Makalah Afrizal
Tugas Makalah Afrizal
BAB 1
PENDAHULUAN
Pelaksanaan sosiologi hukum diindonesia sudah tidak tentu arah seakan sudah tidak
memiliki hukum. Hukum yang sudah dibuat oleh pihak legislativepun seakan hanya
sebuah catatan yang dibukukan. Pelanggaran-pelnaggaran semakin marak terjadi
dimasyarakat namun hukum seperti takut untuk melaksanakan tugasnya, kesadaran
masyarakat akan hukumpun merosot, dan mengaggap hukum yang dibuat hanya
untuk dilanggar.
1.2.Rumusan Masalah
kesadaran masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesadaran artinya keadaan ikhlas yang muncul dari hati nurani dalam
mengakui dan mengamalkan sesuai dengan tuntunan yang terdapatb didalamnya.
Kesadaran hukum artinya tindakan dan perasaan yang tumbuh dari hati nurani dan
jiwa yang terdalam dari manusia sebagai individu atau masyarakat untuk
melaksanakan pesan-pesan yang terdapat dalam hukum. Kesadaran hukum dapat
diartikan sebagai proses emanasi normative, maksudnya kesatuan trasendental
anatara kehidupan manusia yang isoterik dengan peraturan dan hukum yang
membawa kehidupan pribadi dan sosialnya.
Sementara itu menurut Esmi warassi, anatara ilmu-ilmu sosial dan ilmu
hukum mempunyai hubungan yang saling melengkapi dan mempengaruhi.
Ruang lingkup yang paling sederhana dari kajian sosiologi hukum adalah
memperbincangkan gejala sosial yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat
dalam hubunagannya dengan tindakan melawan hukum, tindakan mentaati hukum,
tindakan melakukan upaya hukum dikepolisian, kejaksaan dan pengadilan,
penafsiran masyarakat terhadap hukum, dan hukum sebagai produk penafsiran
masyarakat. Oleh karena itu, sosiologi hukum menjadi alat pengkaji hukum nyang
berlaku dimasyarakat dengan paradigma yang sangat luas. Keluasann nya
disebabkan sosiologi sebagai ilmu yang menguras kehidupan sosial, bukan oleh
hukum yang menjenuhkan dan selalu mempertahankan kebenaran hitam diatas putih.
Menurut soerdjono soekanto ruang lingkup sosiologi hukum meliputi.
3. Studi dari mereka berarti membuat aturan hukum yang efektif. Hal ini
telah neglectedalmost seluruhnya dimasa lalu. Kami telah mempelajari
perbuatan hukum sedulously. Hampir energi seluruh sistem peradilan kita
digunakan dalam mengerjakan konsisten, logis, teliti tepatb tubuh
preseden. Tapi kehidupan hukum dalam penegakannya. Studi ilmiah yang
serius tentang bagaimana untuk membuat output tahunan besar kami
legislasi dan interprestasi hukum yang efektif sangat penting.
5. Item lain adalah pentingnya solusi yang masuk akal dan hanya penyebab
individual, terlalu sering dikorbankan dimasa lalu langsung keupaya
untuk membawa gelar imposible dari pasti. Dalam yurist sosiologis
umum berdiri untuk apa yang disebut aplikasi yang adil hukum yaitu
mereka memahami aturan hukum sebagai panduan umum untuk hakim,
membawanya kearah hanya hasil, tetapi bersikeras bahwa dalam batas-
batas yang luas ia harus bebas untuk menangan kasus individual,
sehingga dapat memenuhi tuntutan keadilan antara para pihak dan sesuai
dengan alasan umum orang biasa.
C. Sosiologi Hukum
1. Kesadaran hukum
Stabilitas
Memberikan kerangka sosial terhadap kebutuhan kebutuhan dalam
masyarakat
Memberikan kerangka sosial institusi berwujud norma norma
Jalinan antar institusi
2. Ketaatan/kepatuhan hukum
Menurut Prof. Dr. Achmad Ali, kesadaran hukum adalah kesadaran tentang
keberadaan dan berlakunya norma hukum tertentu. Kesdaran hukum ada dua
macam.
a. kesadaran hukum yang positif adalah hukum yang untuk maksud baik,
contohnya karena menyadari larangan untuk merampok maka si
pelaku tercegah untuk melakukan perampokan
1.1. KESIMPULAN
-11-
Jika kita sudah konsisten membangun negara ini menjadfi negara hukum,
siapa harus tunduk pada hukmum. Hukum tidak dapat diberlakukan secara
didkriminatif tidak memihak kepada siapapun, dan apapun kecuali kepada
kebenaran dan keadilan itu sendiri. Disitulah letak keadilan hukum. Namun jika
hukum diberlakukan diskriminantif, tidak dapat lagi dipercaya lagi sebagai
sarana memperjuangkan hak dan keadilan maka jangan disalahkan jika
masyarakat akan mempetjuangkan haknya melalui hukum rimbva atau
kekerasan fisik.
Negara hanya menyediakan fasilitas bagi terjadinya penegakan hukum,
sedangkan selebihnya diserahkan kepada rakyat untuk bertindak (atau tidak
bertindak) dengan menggunakan fasilitas tersebut. Tidak ada dsikriminasi dalam
menggunakan fasilitas atau hukum tersebut, tidak semua orang berada pada
posisi yang sam untuk menikmati fasilitas yang disediakan oleh hukum.
Kekuaaan tersebut berupa pengetahuan, status, hubungan-hubungan sosial, dan
jemampuan ekonominya. Dengan kekuasaan nya itu, mereka lebih mampu
mengendalikan dan memanfaatkan penegaklan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Achmad, menguak teori Hukum ( Legal theory) dan teory peradilan (Judicial
frudence) termasuk interprestasi undang-undang (Legis frudence, kencana, 2009)
Mustafa Abdullah, 1982, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Jakarta : Raja
wali, halaman 14