Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Daftar Pustaaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hand, foot and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki dan

mulut adalah penyakit yang umum. HFMD endemik di Singapura dan dapat

mempengaruhi semua usia tetapi anak-anak kecil lebih rentan, terutama

mereka yang berusia di bawah 5 tahun yang merupakan populasi berisiko.

HFMD disebabkan oleh enterovirus seperti coxsackieviruses dan enterovirus

71 (EV71). HFMD yand disebabkan oleh EV71 adalah yang meresahkan

karena lebih berisiko tinggi terkait dengan komplikasi parah (seperti radang

otak akibat virus, encephalitis dan kelumpuhan serupa poliomyelitis) dan

bahkan kematian. Musim kejadian HFMD tertinggi di Hong Kong adalah pada

bulan Mei hingga Juli dan biasanya juga terjadi dalam jumlah lebih sedikit

pada bulan Oktober hingga Desember. Penyakit ini kebanyakan akan hilang

sendiri dan sembuh dalam waktu 7 – 10 hari. Biasanya penyakit ini diawali

dengan demam, penurunan nafsu makan, keletihan dan sakit tenggorokan.

Satu atau dua hari setelah terjadi demam, luka-luka nyeri dapat muncul di

bagian dalam mulut. Awalnya luka ini tampak seperti bintik-bintik merah

kecil melepuh dan seringkali menjadi luka sariawan. Hal ini biasanya terjadi

di lidah, gusi dan bagian dalam pipi. Mungkin juga terjadi ruam kulit yang

tidak gatal dan terkadang disertai oleh luka. Ruam umumnya muncul pada

telapak tangan dan kaki, dan juga dapat muncul pada bokong dan/atau

kelamin. HFMD disebarkan dari orang ke orang melalui kontak langsung


dengan keluarnya cairan hidung, air liur, tinja, dan cairan dari lepuh orang

yang terinfeksi. Tidak ada perawatan khusus yang tersedia; Namun,

pengobatan dapat diberikan untuk meringankan gejala penyakit.

Pencegahan penularan HFMD yaitu mempertahankan standar kebersihan

pribadi dan lingkungan yang tinggi membantu meminimalkan penularan

HFMD. Orang tua harus segera memberi tahu sekolah, taman kanak-kanak

atau pusat pengasuhan anak mereka jika anak mereka menderita HFMD,

sehingga mereka dapat memantau anak-anak lain dengan cermat dan

mengambil tindakan pencegahan tambahan. Selain hal di atas, orang tua harus

memastikan bahwa anak-anak mereka tinggal di rumah dan jauh dari tempat-

tempat umum,tidak memiliki gejala HFMD lagi dan jika berlaku, sertifikat

medis yang dikeluarkan oleh dokter telah kedaluwarsa sebelum kembali ke

sekolah, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun, misalnya sebelum

makan dan setelah ke toilet, tutupi mulut dan hidung mereka dengan tisu

ketika batuk atau bersin, dan segera buang tisu itu, jangan berbagi makanan /

minuman, peralatan makan, sikat gigi atau handuk dengan orang lain. Orang

tua juga harus memastikan bahwa barang-barang seperti mainan atau peralatan

yang terkontaminasi oleh cairan hidung atau oral dibersihkan dan didesinfeksi

sebelum digunakan kembali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Defenisi,Etiologi,Epidemologi dari penyakit HFMD!

2. Jelaskan Mekanisme terjadinya penyakit HFMD!


3. Jelaska diagnosis dan diagnosis banding mengenai penyakit HFMD!

4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh Virus

Herpes!

5. Bagaimana pegobatan penyakit HFMD?

6. Gejala-gejala apa saja yang dapat muncul jika terjangkit penyakit HFMD?

1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Defenisi,Etiologi,Epidemologi

dari penyakit HFMD

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang mekanisme terjadinya penyakit

HFMD

3. Mahasiswa mampu mejelaskan tentang diagnosis dan diagnosis banding

peyakit HFMD

4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang jenis jenis

penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes

5. Mahasiwa mampu menjelaskan tentang bagaimana pengobatan penyakit

HFMD

6. Mahasiswa mampu mengetahui gejala-gejala dari penyakit HFMD


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi,Etiologi,Epidemologi dari penyakit HFMD

Hand Foot and Mouth diseases (HFMD) atau dalam bahasa indonesianya

dikenal sebagai penyakit kaki, tangan, dan mulut. Penyakit ini umumnya

menyerang anak-anak dan menimbulkan gejala yang khas seperti

terbentuknya vesikula ditelapak tangan, kaki dan dirongga mulut sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman dan sulit menelan. HFMD sudah ada sejak

1957 dan pertama kali mucul ditoronto, kanada. Penyakit ini juga dikenal

dengan nama “Flu Singapura” karena gejalanya yang mirip dengan flu dan

pada saat itu banyak terjadi kasus dan kematian akibat penyaikit ini

disingapura.(Susanti,N.dkk,2014)

Etiologi dari Hand Foot and Mouth disease (HFMD) adalah suatu penyakit

infeksi sistemik akut.(Andriyani,2010). HFMD disebabkan oleh Genus

Enterovirus, Serotipe Coxackievirus dan Enterovirus, dan manusia serupakan

reservoar virus tersebut.(Sri Lunuwih,2016). Sejumlah enterovirus nonpolio

termasuk Coxscakievirus A5,A7,A9,A10,A16,B1,B2,B3,B5, Enchovirus dan

enterovirus lainnya. Paling sering penyebabnya adalah CV A16 dn EV 71.

(Andriyani,2010)

Menurut WHO penyebaran enteroviruslebih oleh tingkat kebersihan,

kepadatan penduduk, kualitas air dan kekebalan tubuh sesorang. Pernyataan

ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Dietz, dkk (1995) dan Elisabet Witso
(2006) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara jenis kelamin

dengan infeksi enterovirus. Anak-anak balita terutama yang berumur antara

1-5 tahun rentan menderita penyakit HFMD. Hal ini diperkuat oleh Jin-feng

Wang, dkk pada penelitiannya, yang menemukan bahwa bayi dan anak-anak

yang berumur dibawah 5 tahun sangat rentan menderita penyakit HFMD yang

disebabkan oleh enterovirus.16Hal serupa juga diungkapkan oleh Dhenni

(2008), Pallancsh dan Roos (2006) dan juga Dietz, dkk (1995), menyatakan

umur menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap infeksi enterovirus.

Walaupun vaksin untuk mencegah penyakit ini belum ada tapi resiko

penularan penyakit ini dapat diturunkan dengan perilaku hidup sehat.

Distribusi penyakit ini di Indonesia dan pola penyebarannya secara

keseluruhan juga terkesan masih sporadis.(Nike Susanti dkk,2014)

2.2 Mekanisme terjadinya penyakit HFMD

HFMD memiliki pola penyebaran diseluruh dunia. Dipengaruhi oleh

cuaca dan iklim dimana lebih sering terjadi selama musim panas dan musim

gugur (pada negara dengan iklim seadang) serta sepanjang tahun di negara

tropis.

Virus ini ditemukan di disekresi saluran pernafasan seperti saliva, sputum

atau sekresi nasal, cairan vesikel dan feses dari individu yang terinfeksi.

Setelah virus masuk melalui jalur oral atau pernafasan akan terjadi replikasi

awal pada faring dan usus. Replikasi awal pada faring dan usus diikuti

dengan multiplikasi pada jaringan limfoid seperti tonsil, peyer, patches dan
kelenjar limfe regional. Penyebaran limfe regional ini berjalan dalam waktu

24 jam yang diikuti dengan viremia. (Andriyani, c, dkk. 2010).

Invasi virus awal ada dimukosa ileum dan diikuti penyebaran kelenjar

getah bening regional dalam waktu 24 jam. Masa inkubasi adalah 3-6 hari

diikuti oleh prodrom pendek 12-36 jam malaise, batuk, sakit perut, demam

ringan, kesulitan makan dan sakit mulut. (Michael Glick. 2015)

2.3 Diagnosis dan diagosis banding tentang penyakit HFMD

Diagnosis infeksi enterovirus sering kali berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Diagnosis laboratoris dapat ditegakkan melalui tes

serologis, isolasi virus dengan kultur dan teknik PCR. Diagnosa banding yang

paling dekat adalah Enantema pada Herpangina. Kedua penyakit ini

disebabkan oleh Enterovirus. HFMD dibedakan dari Herpangina berdasarkan

distribusi lesi oral dan adanya lesi kulit. Diagnosa banding yang lain yang

perlu dipertimbangkan adalah Eritema multiforme, Varisella, Stomatitis

apthosa, erupsi obat, herpes Ginggivostomatitis. Stomatitis Apthosa

dibedakan dengan HFMD dengan tidak adanya demam dan tanda sistemik

lainnya serta riwayat kekambuhan. Penderita Herpes Ginggivostomatitis

biasanya mengalami lesi yang lebih nyeri. (Andriyani, c. Dkk. 2010).

Lesi antara penyakit HFMD dan Herpangina. Mungkin menyerupai

Ginggivostomatitis herpes primer. Namun, lesi Pada telapak tangan dan

telapak kaki adalah tipikal untuk penyakit HFMD, dan bisul dirongga mulut

posterior adalah tipikal untuk Herpangina. Gingiva merah dan menyakitkan

juga mencirikan infeksi HSV primer, dan ini jarang terhadi pada inveksi CV.
Cacar air hadir dengan lesi kulit vesikular umum, tetapi bisul tidak

menonjol dirongga mulut. Pasien juga tampak lebih sakit. Mononukleosis

Infeksiosa (infeksi EBV primer) juga dapat muncul dengan sakit tenggorokan

dan eksudat purilen tetapi serologi membedakannya dari infeksi CV.

(Michael Glick. 2015)

2.4 Jenis- jenis penyakit yang disebabkan oleh Virus Herpes

Infeksi virus herpes simplex

Etiologi dan patogenesis

Family virus herpes viridae mengandung virus yang berbeda yang bisa

menyebabkan penyakit pada manusia infeksi virus herpex simplex (HSV-1),

virus Varicella-Zoster (V2V) dan Cytomegalovirus (CMV) dengan detail

yang dapat menyebabkan ulcer pada mulut. Virus epstain Bar (EBV) jarang

berhubungan dengan Mucocutaneous ulcer dalam immunocompromissed dan

immunosenessent. Virus herpes memiliki struktur yang umum : sebuah inti

bagian dalam mengandung kosahedral nucleocaspid, tegument dan sampul

lipid bagian luar yang mengandung Glycoprotein. Virus diatas permukaannya

dikirimkan dari membran celukar inang. (Glick Michael. 2015)

Infeksi yang disebabkan oleh virus

Herpes simplex

Herpes adalah penyakit infeksi yang ditandai adanya erupsi kulit dalam

bentuknya yang akut.


Klasifikasi Herpes :

 Herpes 1 : pada herpes simplex 1

 Herpes 2 : pada herpes simplex 2

 Herpes 3 : pada Varicella-Zoster

 Herpes 4 : pada Epstein Barr

 Herpes 5 : pada Cytomegalovirus

 Cercopithecine : pada hewan

HSV-1 lebih sering pada oral dan HSV-2 pada daerah genital.

Herpes Zozter (Shingles)

Vesikula yang sakit, menyebar dikulit daerah Saraf kulit dada dan wajah

jika saraf cranial kelima (trigeminus) yang terkena.

Varicella (Chiken pox)

Penyakit infeksi ringan pada masa kanak-kanak yang masa inkubasinya

adalah 14 hari. Biasanya diikuti demam ringan dan vesikula transparan yang

mengiritasi diseluruh tubuh yang berasa nyeri, yang kemudian akan

mengering menjadi kerupeng. (Bakar Abu. 2012)

2.5 Pengobatan penyakit HFMD

Kebanyakan kasus HFMD diharapkan dapat sembuh secara total.FMD

biasanya merupakan penyakit swasima,dimana kenaikan anti bodi serum

mengeliminasi viremia dalam waktu 7 hingga 10 hari. Infeksi HFMD

menyebabkan imuitas terhadap virus yang spesifik. Belum ada Vaksin atau
antivirus yang diketahui eektif dalam mengobati maupun mencegah infeksi

EV71. (Christine A,dkk,2010)

Sampai saat ini tidak ada obat yang sera spesifik digunakan untuk

membunuh virus penyebab HFMD. Upaya yang dilakukan adalah

simtomatik, yaitu menghilangkan gejala demam dan sakit kepala,mencegah

terjadinya kehilangan cairan (dehidrasi). Terutama pada anak kecil dan

mencegah terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri, jamur, ataupun virus lain.

Pada kasus ini tentunya perlu penanganan medis sesuai dengan gangguan

yang dialami.(Pranoto,A.dkk.2009)

Pengobata HFMD bersifat suportif dan ditunjukkan untuk meredakan

gejala. Penderita dengan manifestasi klinis ringan dapat dilkukan rawat jalan

dengan observasi ketat khususnya pada penderita bagi terhadap terjadinya

dehidrasi. Penderita dengan manifestasi SSP membutuhkan rawat

inap.(Andryani,C,dkk.2010)

Terapi sistomatik di berikan untuk penyakit yang biasanya sembuh sendiri

ini. Saat ini tidak ada terapi yang disetujui yang tersedia untuk kasus yang

lebih parah. Anti virus dan immuglobin IV telah di evaluasi untuk infeksi

enterovirus 71, tetapi perawatan ini belum dievaluasi untuk dalam studi acak

terkontrol plasebo. Steroid sistemik harus dihindari karena dikaitkan dengan

penyakit yang lebih berat dan viral load yang lebih tinggi.(Ferri,F.F,2018)

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak. Terapi suportif dapat

diberikan oleh dokter, misalnya penurunan panas, pencegahan dehidrasi, dan

obat kumur. Medikasi likuid oral berupa anstetik topikal dan


dyphenhydramine dapat diberikan oleh dokter sesuai indikasi. Bila penderita

tidak dapat menelan melalui mulut, sehingga asupan cairan terganggu,

dianjurkan dirawat di rumah sakit untuk dipasang infus secara

intravena.(Anurogo,D.2016)

2.6 Gejala Penyakit HFMD

Gejala-gejala yang timbul untuk terserang penyakit ini antara lain, demam

selama 2-3 hari, disertai tidak ada nafsu makan, pilek dan gejala seperti flu

pada umumnya. Selanjutnya akan muncul sariawan( pada lidah, gusi, pipi

sebelah dalam) dan timbul ruam di tangan dan kaki.(Sari,E,R.2012)

Infeksi HFMD menyebabkan imnitas terhadap virus yang spesifik. Jika

terjadi episode penyakit yang kedua kemungkinan besar terjadi karena infeksi

dengan virus stain yang lai dalam grup enterovirus.(Andriyani,C,dkk.2010)

Setelah masa inkubasi 4 hingga 6 hari, pasien dapat melaporkan

odinofagia, sakit tenggorokan, malaise, dan demam(38,3 hingga 40o C) 1

hingga 2 ari kemudian, lesi oral yang khas muncul (bintik-bintik merah kecil

yang melepuh dan dapat memborok). Cairan dari lesi ini bersifat intectious,

dan penyakit dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan. Pada 75%

kasus, lesi kulit pada ekstremitas menyertai manifestasi oral ini (flat kecil

atau benjolan merah meninggi, kadang dengan lepuh), tapi lesi ini mungkin

tidak ada. Hanya 11% orang dewasa yang memiliki temuan kulit. Lesi oral

sering dijumpai dilidah, mukosa bukal, gingiva, dan palatum

durum.Ferri,F,F.2018)
Gejala umum yang ditimbulkan:

1. HFMD umumny imulai dengan demam, selera makan menurun, rasa tidak

enak badan, sakit ditenggrokan atau kerongkongan.

2. Setelah 1-2 hari demam muncul, sensasi sakit dan nyeri biasanya

berkembang dimulut. Dalam medis disebut herpagina atau blister-like

sores in the mouth, yaitu bintik-bintik merah kecil yang melepuh dan

sering berubah menjadi ulser(borok).

3. Rasa sakit sering terasa di belakang mulut

4. Ruam kulit berkembang setelah 1 sampai 2 hari. Ruam berlokasi ditelapak

tangan,telapak kaki, lutut, siku, pantat, atau daerah

kelamin.(Anurogo,D.2016)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai