Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Proliferasi Kultur Osteoblas pada

Osteogenesis
KRISNA DEVARA PRAMUDITYA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tulang alveolar diregulasi oleh pengaruh lokal maupun sistemik yang akan

mempengaruhi ketinggian dan kepadatan tulang alveolar. Saat proses resorpsi

lebih tinggi daripada proses pembentukan tulang, maka akan menyebabkan

berkurangnya ketinggian dan kepadatan tulang alveolar. Faktor-faktor penyebab

kerusakan tulang alveolar yaitu perluasan inflamasi gingival, trauma oklusi, dan

adanya kelainan sistemik (Bathla, 2017). Periodontitis merupakan salah satu

penyakit penyebab terjadinya kerusakan tulang alveolar. Pola kerusakan tulang

akibat periodontitis pada tahap awal terjadi pada satu sisi saja (terjadi pada area

bukal atau lingual) dan membentuk area defek seperti kawah (Hillson, 2005). Pola

kerusakan tulang alveolar dan ligamen periodontal tergantung jalur proses

inflamasi yang terjadi di gingival ke arah tulang alveolar. Akibat kerusakan tulang

alveolar salah satunya adalah terjadinya kegoyangan gigi (Nield-Gehrig dan

Willmann, 2008).

Untuk mengkompensasi adanya kerusakan tulang, maka tubuh akan

melakukan proses homeostasis yaitu proses remodeling tulang. Proses remodeling

tulang melibatkan 2 sel yaitu osteoblas dan osteoklas. Pada tahap awal akan

terjadi fase resorptif oleh sel osteoklas untuk menghilangkan debris-debris

penyebab kerusakan tulang dan sel-sel yang sudah mati untuk di fagositosis oleh

osteoklas. Selanjutnya, osteoblas akan mensekresikan beberapa faktor

pertumbuhan untuk menginduksi terjadinya pembentukan tulang baru (Mundy,

2005).

1
Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Proliferasi Kultur Osteoblas pada
Osteogenesis 2
KRISNA DEVARA PRAMUDITYA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Osteoblas merupakan sel penyusun tulang yang berbentuk kuboid

memanjang dan berperan penting dalam proses remodeling tulang. Sel ini

memliki fungsi sebagai pembentuk tulang dengan menyintesa matriks organik

tulang (Bathla, 2011). Namun, dalam keadaan periodontitis, osteoblas akan

mengalami apoptosis yang mengakibatkan proses pembentukan tulang menurun.

Pada keadaan periodontitis, terjadi peningkatan jumlah osteoklas yang akan

menyebabkan terjadinya resorpsi tulang (Mori et al., 2009).

Saat ini sudah terdapat obat untuk menginduksi pembentukan tulang, salah

satunya adalah teriparatid. Teriparatid bekerja dengan meningkatkan jumlah

osteoblas yang aktif dan menurunkan tingkat apoptosis osteoblas. Selain itu,

teriparatid juga mengaktifkan basic Fibroblast Growth Factor-2 (bFGF-2)

(Bathla, 2017).

Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang tahan tumbuh di

daerah kering tropis dan mempunyai manfaat yang besar di bidang medis. Daun

kelor memiliki potensi besar sebagai sumber anti bakteri patogen dan antioksidan

(Sjofjan, 2008). Kandungan yang terdapat pada daun kelor antara lain β-carotene,

protein, vitamin C, kalsium, dan kalium (Anwar et al., 2007).

Proliferasi adalah proses pertumbuhan jaringan dengan penambahan

jumlah sel serta penambahan ukuran sel dan substansi di dalam sel. Proses

proliferasi ini merupakan proses yang sangat penting dalam proses kehidupan

biologis (Hughes dan Mehmet, 2003). Proses proliferasi dan diferensiasi sel

osteoblas tidak hanya berdasarkan berjalannya waktu tapi juga diregulasi oleh
Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Proliferasi Kultur Osteoblas pada
Osteogenesis 3
KRISNA DEVARA PRAMUDITYA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

matriks ekstraselular, pengaruh hormonal maupun stimulus mekanis (Maeno et

al., 2005).

Kultur sel osteoblas dapat diambil dari cell lines tulang tikus maupun

tulang anak ayam. Cell lines dari tulang tikus maupun anak ayam secara umum

digunakan untuk studi mengenai fenotipe sel osteoblas selama proses proliferasi,

diferensiasi, dan maturasi. Secara umum tulang yang digunakan diambil dengan

metode pembedahan. Tulang yang diambil berasal dari tulang kepala (calvaria)

atau tulang panjang (Pietschmann, 2017).

Kalsium memegang peranan penting dalam regulasi proses proliferasi dan

diferensiasi sel osteoblas dengan mengubah ekspresi dari kanal isoform Ca2+

osteoblas. Saat konsentrasi Ca2+ tinggi, maka proses diferensiasi sel osteoblas juga

semakin tinggi, sehingga terjadi proses mineralisasi tulang (Maeno et al., 2005).

Flavonoid yang terkandung dalam daun kelor berfungsi sebagai antioksidan,

selain itu flavonoid dapat menstimulasi osteoblas pada mineralisasi tulang dan

menekan osteoklas pada resorpsi tulang serta dapat meningkatkan Bone

Morphogenetic Proteins (BMPs) (Yamaguchi, 2013; Yao et al., 2012). Ekstrak

daun kelor dengan konsentrasi 100μg/mL (0.01%) berpengaruh pada peningkatan

viabilitas sel (Patel et al., 2013).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut: Apakah ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)

berpengaruh terhadap proliferasi kultur osteoblas pada osteogenesis?


Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Proliferasi Kultur Osteoblas pada
Osteogenesis 4
KRISNA DEVARA PRAMUDITYA
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

C. Keaslian Penelitian

Jurnal mengenai kandungan flavonoid sebagai zat aktif pada daun kelor

(Moringa oleifera) telah dipublikasikan oleh Anwar dkk. (2007) berjudul “Review

Article: Moringa Oleifera: A Food Plant with Multiple Medicinal Uses”. Pada

penelitian yang telah dilakukan oleh Yamaguchi (2013) dan Yao et al. (2012)

menunjukkan bahwa flavonoid yang terkandung dalam daun kelor berfungsi

sebagai antioksidan, selain itu flavonoid dapat menstimulasi osteoblas pada

mineralisasi tulang dan menekan osteoklas pada resorpsi tulang serta dapat

meningkatkan Bone Morphogenetic Proteins (BMPs). Penelitian mengenai

pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap proliferasi kultur

osteoblas pada osteogenesis, sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.

D. Tujuan

Mengetahui adanya pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap

proliferasi kultur osteoblas pada osteogenesis

E. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan dari

produk alternatif. Selain itu, juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai