Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR INDIKATOR MUTU UNIT

Rumah Sakit Islam Purworejo


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan
kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya yang harus dilakukan
secara terpadu dan berkesinaMbungan sehingga mencapai tujuan yang optimal.
Dalam Garis-garis Besar Haluan Negam tahun 1983, dinyatakan bahwa
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat serta meningkatkan mutu dan kemampuan pelayanan kesehatan yang
harus makin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan meningkatkan
status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan
pengetaHuan sebagai hasil pembagunan nasional di segala bidang telah
menyebabkan masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu,
ramah serta sanggup memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Dondbedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 3 variabel, yaitu :
1. lnput (sruktur). ialah segala sumber daya yang diperlukan unruk melakukan
pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, perlatan, bahan,
teknologi informasi, organisasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu
memerlukan dukungan input yang bemutu pula. Hubungan struktur dengan mutu
pelayanan kesehatan adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
2. Proses, ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang
penting.
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat ), termasuk kepuasan konsumen
tersebut.

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin ilmu. Agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang profesional baik di bidang tehis medis maupun administiasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus dilakukan berbagai
standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Runah sakit dipacu untuk dapat menilai
diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada latar
ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit
tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output
yang baik pula. Indikator rumah sakit yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan
mengukur kinerja rumah sakit secara nyata.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit
disusun suatu indikator sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan. Beberapa
kriteria yang harus disepakati agar indikator ini dapat diterapkan sesuai dengan
keadaan atau situasi yang ada di rumah sakit saat ini.
Dengan adanya program ini, Indikator yang disusun setidak-tidaknya harus dapat
mengukur cara sederhana tingkat mutu output dari kegiatan tersebut. Indikator
sederhana rumah sakit adalah seperangkat alat ukur mutu pada output suatu
pelayanan.

1.2. Tujuan
1.2.1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit secara efekif dan
efisien.
1.2.2. Khusus
a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit secara paripurna
dan berkesinambungan
b. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan rumah sakit melalui indikator
mutu pelayanan di rumah sakit.
BAB II
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

A. Definisi dan Cara Pemakaian


Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang digunakan
untuk menilai suatu perubahan (definisi WHO).
Indikator yang ideal harus memiliki 4 kriteria, yaitu :
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang
akan dinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukan hasil yang sama pada
saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak terlalu
banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
Indikator mutu pelayanan rumah sakit ini akan mempunyai manfaat yang
sangat banyak bagi pengelola rumah sakit, terutama untuk mengukur kinerja
rumah sakit itu sendiri (self assesmente). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat
untuk melaksanakan menejemen kontrol dan alat untuk mendukug pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

B. Indikator Mutu Unit Rumah Sakit Islam Purworejo


Pelayanan bedah menjadi prioritas pelayanan. Segala sumber daya dipergunakan
untuk perbaikkan pelayanan . Rumah sakit perlu didukung oleh semua unit kerja /
bagian agar perbaikkan pelayanan bedah menjadi kenyataan. Pengukuran
perbaikkan yang dilakukan diwujudkan dengan adanya indikator mutu.
Indikator mutu prioritas RS Islam Purworejo yang ditetapkan sebagai tolok ukur
perbaikkan prioritas pelayanan bedah adalah sbb
1. Area Manajemen:
- Ketidaktepatan Waktu Penagihan Piutang BPJS
- Kepuasan Pasien dan keluarga pasien bedah Rawat Inap
2. Area Klinis:
- Angka ketidak lengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran
- Angka kelengkapan catatan/ monitoring anastesi
3. Area keselamatan pasien
- Ketidaktepatan identifikasi pasien
- Angka dilakukannya konfirmasi pada The Read Back Proses Oleh DPJP
- Kesalahan Pemberian Obat akibat tertukar obat LASA
- Angka Tidak dilakukanya penandaan area operasi
- Kepatuhan cuci tangan
- Kejadian Pasien Jatuh

Pencapaian indicator prioritas dipakai sebagai tolok ukur


keberhasilan, senantiasa dilakukan pengumpulan data bulanan, analisis
tiga bulanan dan tindak lanjut hasil evaluasi. Dengan pencapaian indicator
prioritas akan meningkatkan pelayanan pasien.

C. Indikator Mutu Unit Rumah Sakit Islam Purworejo


Selain memiliki indikator prioritas rumah sakit untuk memperbaiki mutu
pelayanan, rumah sakit delima asih juga memiliki indikator di masing – masing
unit. Indikator unit mendukung prioritas pelayanan namun memiliki indikator di unit
untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan keselamatan pasien.
BAB III
PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT
RUMAH SAKIT ISLAM PURWOREJO

INSTALASI GAWAT DARURAT


Judul Indikator Persentase Respon Time Pasien Gawat Darurat ≤ 5
menit
Definisi Operasional Emergency Respon Time (waktu tanggap pelayanan
gawat darurat) adalah waktu yang dibutuhkan mulai
pasien dilakukan triage di IGD sampai mendapat
pelayanan dokter.
Triage adalah usaha pemilihan pasien sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawatan/trauma/penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber
daya yang ada.
Tujuan Peningkatan Mutu  Meningkatkan mutu pelayanan pasien gawat
darurat
 Meningkatkan kepuasan pasien
Dimensi mutu Safety
Dasar pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah pelayanan pasien gadar dg respon time ≤ 5 menit
Denominator Total jumah pelayanan pasien gadar yang diamati
Formula pengujuran Jumlah pasien yang datang ke IGD yang ditolong ≤ 5
dalam satu bulan : Jumlah seluruh pasien dalam bulan
yang sama × 100 % = %
Sumber Data Formulir respon time pasien gadar
Penanggung Jawab Data Kepty Budianita. A. Md.Kep
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alasan Pemilahan Indicator Kecepatan penanganan pasien gawat darurat merupakan
uncur critical dalam pelayanan pasien gawat darurat
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Cakupan data RM pasien dan Register pasien
Inklusi : Pasien gawat, pasien darurat dan pasien
gawat darurat pasien hemodialisis
Eksklusi : Situasi bencana (disaster) / musibah
massal
Jangka Waktu Laporan 3 bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Metodologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend bandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Target Sample Dan Sample Total sample
Size
Area Monitoring IGD
Nilai Ambang/ Standar ≥ 80%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir Respon Time Pelayanan Pasien Gadar
Formulir Alat Audit

Rawat Jalan

Judul Indikator Ketepatan jam praktek Dokter dipoliklinik


Definisi oprasional kepatuhan dimulainya pelayanan dokter (praktek) sesuai
jadwal yang telah ditentukan
Tujuan Peningkatan Mutu 1. Meningkatkan kedisiplinan praktek dokter sesuai
jadwal
2. Meningkatkan kepuasan pasien
Dimensi mutu Focus kepada pasien
Numerator Jumlah praktek dokter tepat waktu
Denominator Jumlah total jam praktek yang diamati
Formula pengukuran Jumlah jadwal praktek dokter yang sesuai jadwal dalam
satu bulan : Jumlah seluruh jadwal praktek dokter dalam
bulan yang sama × 100 % = %
Sumber Data Formulir pencatatan jam kehadiran Dokter
Cakupan data Inklusi : Jadwal praktek dokter spesialis yang ber-
SIP di RSDA
Eksklusi :-
Penanggung Jawab Data Fajar Yunianto.A.Md. Kep
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Kerterlambatan dokter praktek akan mengurangi
kepuasan pasien secara signifikan. Keterlambatan dokter
praktek menyebabkan tumpukan antrian di unit poliklinik
dan unit lainnya, khususnya penunjang
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Total Semple
Size
Metodologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren, dibandingkan dengan RS lain
dan dibandingkan dengan standar
Area Monitoring Poliklinik rawat jalan
Nilai Ambang/ Standar ≥ 90%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir pengumpulan data indicator ketepatan waktu
Formulir Alat Audit praktek dokter poliklinik

Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan Pasien ke Poliklinik


Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
kontak dengan petugas pendaftaran sampai dilayani oleh
dokter spesialis.
Catatan : yang dimaksud kontak dengan petugas
pendaftaran adalah waktu petugas mencatat identitas
pasien. Yang dimaksud dilayani dokter adalah waktu
pasien kontak awal dengan dokter. Waktu yang dimaksud
tidak lebih dari 2 jam (≤ 2 jam)
Tujuan Tergambarnya pelayanan rawat jalan yang aman bagi
pasien
Dimensi mutu Fokus Kepada Pasien
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah pasien hemodialisis rawat jalan yang dilayani ≤ 2
jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang dilayani dalam
bulan yang sama
Formula Pengukuran Jumlah pasien pasien rawat jalan yang dilayani ≤ 2 jam
dalam satu bulan : Jumlah seluruh pasien hemodialisis
rawat jalan yang dilayani dalam bulan yang sama × 100
%= %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data RM pasien dan Register pasien
Inklusi : Semua pasien hemodialisis yang berobat
ke poliklinik spesialis
Eksklusi : Pasien yang tidak datang saat dipanggil
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar ≥60 %
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Instalasi rawat jalan
PJ pengumpul data Penanggung jawab data Instalasi rawat jalan
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

UNIT GIZI

Judul Indikator Kesesuaian Diet Pasien Rawat Inap


Definisi oprasional Kesesuaian jenis diit antara yang diminta oleh dokter
dengan yang disajikan pada saat makan.
Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan kesesuaian antara kondisi pasien dengan
diet yang disediakan
Menurunkan angka kesalahan pemberian diet pasien
rawat inap
Dimensi mutu Effective, Safety
Numerator Jumlah pemberian makanan yang disurvei dikurangi
jumlah pemberian makanan yang salah diet
Denominator Total jumlah diet pasien yang diamati dalam 1 bulan
Formula pengukuran Numerator X 100%
Denomerator
Sumber Data Rekam medis pasien
Cakupan data Catatan petugas pantry
Inklusi : seluruh pasien rawat inap
Eksklusi : diet bebas, perubahan diet baru
Penanggung Jawab Data Yudita Galuh K, A.Md. Gz
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alasan Pemilahan Indicator Pemberian diet yang tepat dan sesuai kondisi pasien
akan membantu pasien memperoleh asupan gizi yang
optimal dan menunjang proses penyembuhan pasien
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan Setiap bulan
Frekuesnsi Pelaporan Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Target Sample Dan Sample Total sample per hari
Size
Metodologi analisis Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area Monitoring Unit gizi dan rawat inap
Nilai Ambang/ Standar 100%
Publikasi data Internal : sismadak, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir daftar diet pasien rawat inap
Formulir Alat Audit

Judul Indikator Ketepatan waktu penyajian makanan kepada pasien


oleh petugas distribusi/ penyaji makanan
Definisi oprasional Kegiatan penyaluran/penyajian makanan pasien rawat
inap oleh petugas distribusi makanan sesuai jadwal yang
sudah di tetapkan manajemen rumah sakit
Tujuan Peningkatan Mutu Terselenggaranya ketepatan penyajian makanan yang
sesuai waktu pada pasien rawat inap
Dimensi mutu Effective, Efisiensi
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei dan
mendapatkan makanan tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Formula pengukuran Numerator X 100%
Denomerator
Sumber Data Formulir daftar diit pasien
Cakupan data Catatan petugas pantry
Inklusi : seluruh pasien rawat inap
Eksklusi : gangguan teknis, tambahan pasien baru
Penanggung Jawab Data Yudita Galuh. A.Md. Gz
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alasan Pemilahan Indicator Berdasarkan Standar Pelayanan Minimun Rumah Sakit
Tipe Indicator ⧠Struktur √ Outcome
⧠ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan
Frekuensi Pelaporan Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Target Sample Dan Sample Total sample per hari
Size
Metodologi analisis Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area Monitoring Unit gizi dan rawat inap
Nilai Ambang/ Standar ≥90%
Publikasi data Internal : sismadak, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir daftar diet pasien rawat inap
Formulir Alat Audit

Judul Indikator Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien


Definisi oprasional Prosentase sisa makanan padat pada pasien Non Diet
yang diproduksi Instalasi Gizi dari satu atau lebih waktu
makan
Tujuan Peningkatan Mutu Untuk mengetahui sisa makanan yang tidak termakan
pada pasien Non Diet
Dimensi mutu Efektivitas & Efisiensi
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makan pasien non diet yang
disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien non diet yang disurvei dalam satu bulan
Formula pengukuran Numerator X 100%
Denomerator
Sumber Data Formulir daftar diet pasien (comstock)
Cakupan data Catatan petugas pantry
Inklusi : Pasien Non diet yang mendapatkan diet
biasa/lunak
Eksklusi : Pasien Non diet yang mendapatkan diet cair
Penanggung Jawab Data Yudita Galuh. A.Md. Gz
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alasan Pemilahan Indicator Berdasarkan Standar Pelayanan Minimun Rumah Sakit
Tipe Indicator ⧠Struktur √ Outcome
⧠ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan
Frekuensi Pelaporan Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Target Sample Dan Sample Total sample per hari
Size
Metodologi analisis Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area Monitoring Unit gizi dan rawat inap
Nilai Ambang/ Standar ≤ 20%
Publikasi data Internal : sismadak
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir daftar diet pasien rawat inap
Formulir Alat Audit

UNIT RAWAT INAP

Judul Indikator Menurunkan angka insiden pasien jatuh selama


perawatan rawat inap di rumah sakit
Definisi oprasional Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan
penentuan identitas pasienseja k awal pasien masuk
sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan
yang diterima oleh pasien.
Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan keselamatan pasien
Dimensi mutu Safety
Numerator Jumlah pasien jatuh
Denominator Jumlah pasien resiko jatuh
Formula pengukuran Jumlah insiden pasien jatuh : jumlah pasien resiko jatuh x
100%
Sumber Data Form pengkajian pasien resiko jatuh
Cakupan data Inklusi : Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit
rawat inap
Eksklusi :-
Penanggung Jawab Data Post 1 : Dewi Pangestuti, S.Kep., Ns
Post 2 : Fina Juniatmaria, A.Md.Keb
Post 3 : Fina Setyowati, A.Md. Kep
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi
pasien yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana
perawatan untuk meminimalkan resiko. Kekurangna staf,
perawat yang tidak berpengalaman serat tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko
untuk jatuh dan mengalami perlukaan salah satu upaya
untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan
menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal
tempat perawatan pasien
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bulN
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Total sample
Size
Metodologi analisis Concurrent
Area Monitoring Rawat inap
Nilai Ambang/ Standar 0%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir pemantauan angka pasien jatuh
Formulir Alat Audit
Judul Indikator Kepatuhan DPJP terhadap PPK – CP pasien Fraktur
Femur

Definisi Operasional Fraktur femur adalah patah, retak, atau cedera himpitan
tulang paha. Fraktur femur diindikasikan untuk dilakukan
oprasi.
Tujuan Pengawasan obat dan tindakan serta lama rawatan pasien
sesuai dengan CP
Dimensi mutu Safety
Dasar Pemikiran Panduan Praktik Klinik
Numerator Jumlah pasien dengan fraktur femur dengan tatalaksana
tidak sesuai CP dalam satu bulan
Denominator Jumlah semua pasien dengan fraktur femur pada bulan
yang sama.
Formula Pengukuran Jumlah pasien dengan fraktur femur dengan tatalaksana
tidak sesuai CP dalam satu bulan ÷ Jumlah semua
pasien dengan fraktur femur pada bulan yang sama. X
100%
Metodelogi pengumpulan data Setiap bulan
Cangkupan data Inklusi : Seluruh pasien yang dirawat inap fraktur
femur
Eksklusi : -
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar 100 %
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Farmasi
PJ pengumpul data Penanggung jawab data rawat inap
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien Rawat Inap


Definisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas
pasien menggunakan minimal dua identitas dari 3 identitas
yang tercantum dalam gelang, label atau identitas lainnya
sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi
yang berlaku di RS.
Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan
secara benar oleh petugas pada saat : pemberian obat,
pemberian pengobatan termasuk nutrisi, pemberian darah
/ produk darah, pengabilan specimen, dan sebelum
melakukan tindakan.
Tujuan Tergambarnya pelayanan rawat inap pada pasien yang
aman bagi pasien
Dimensi mutu Safety
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah insiden ketidaktepatan identifikasi pasien
Denominator Jumlah seluruh pasien Rawat Inap
Formula Pengukuran Jumlah insiden ketidaktepatan identifikasi pasien ÷
Jumlah seluruh pasien Rawat Inap × 100 % = %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data Inklusi : Seluruh pasien RI (khusus shift pagi )
Eksklusi :-
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar 100%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, bandingkan dengan RS lain dan
bandingkan dengan standar
Area monitoring Rawat inap
PJ pengumpul data Penanggung jawab data rawat inap
Publikasi data Internal : brosur, leaflet dan sismadak
Unit FIsioterapi

Judul Indikator Pasien Fisioterapi yang Drop Out


Definisi oprasional Pasien drop out terhadap pelayanan rehabilitasi medic /
fisioterapi yang direncanakan adalah pasien rawat jalan
yang tidak meneruskan program rehabilitasi yang telah
direncanakan
Tujuan Peningkatan Mutu Tergambarnya pelayana fisioterapi yang aman dan
nyaman kepada pasien
Dimensi mutu Safety
Numerator Jumlah pasien fisioterapi yang drop out selama satu
bulan
Denominator Jumlah seluruh tindikan fisioterapi dalam satu bulan yang
sama
Formula Pengukuran Jumlah pasien fisioterapi yang drop out dalam satu bulan
: Jumlah seluruh tindakan fisioterapi dalam bulan yang
sama × 100 % = %
Sumber Data Buku regristasi fisioterapi
Cangkupan data Buku register fisioterapi
Inklusi : Semua pasien yang tidak meneruskan
program fisioterapi sesuai program
Eksklusi :-
Penanggung Jawab Data Akbar Triyanto., A.Md. Ft
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Untuk mengukur angka pelayanan fisioterapi
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3bln
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Bulanan ⧠ Mingguan
√ Harian ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Retrospektif
√ sensus Harian
Target Sample Dan Sample Semua sample
Size
Area Monitoring Fisioterapi
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan Rs lain
dan dibandingkan dengan standar
Nilai Ambang/ Standar ≤ 20%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Fomulir data pasien fisioterapi yang drop out
Formulir Alat Audit

UNIT IBS

Judul Indikator Angka ketidaklengkapan catatan/monitoring anastesi


Tujuan Peningkatan Mutu Untuk meningkatkan pelayanan bedah
Untuk mengurngi angka ketidaklengkapan catatan rekam
medis yang akan merugikan pasien ataupun rumah sakit
Numerator Jumlah laporan anastesi yang tidak dibuat atau tidak
sesuai dengan pelaksanaan
Denominator Jumlah semua pasien oprasi
Formula Pengukuran Jumlah laporan anastesi yang tidak dibuat atau tidak
sesuai dengan pelaksanaan : Jumlah semua pasien
oprasi x 100% = %
Cakupan data Buku register IBS
Inklusi : Semua pasien Oprasi
Eksklusi :-
Sumber Data Rekam medis
Penanggung Jawab Data Fajar Yunianto.A.Md. Kep
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Sebagai aspek tanggung jawab dan tanggung gugat
terhadap pelayanan yang diberikan, ketidak lengkapan
laporan anastesi akan mempersulit keadaan bila terjadi
tuntutan. Laporan anastesi merupakan riwayat pasien
yang perlu di cacat dalam catatan dokter dengan
demikan akan mempermudah pengelolaan selanjutnya.
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bln
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Total sample
Size
Area Monitoring IBS
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan Rs lain dan
dibandingkan dengan standar
Nilai Ambang/ Standar 0%
publikasi Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir pemantauan angka ketidaklengkapan
Formulir Alat Audit catatan/laporn anastesi

Judul Indikator Kejadian Penundaan Operasi > 2 jam


Definisi Operasional Tertundanya operasi yang sudah dijadwalkan lebih dari 2
(dua) jam dengan alasan apapun, dan telah dilakukan
pemeriksaan awal dan pre anestesi
Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena penundaan
operasi
Dimensi mutu Safety
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah pasien yang mengalami penundaan operasi lebih
dari 2 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah semua pasien operasi dalam periode / bulan yang
sama
Formula Pengukuran Jumlah pasien yang mengalami penundaan operasi lebih
dari 2 jam dalam satu bulan ÷ Jumlah semua pasien
operasi dalam bulan tersebut =
Metodelogi pengumpulan data Setiap bulan
Cangkupan data Inklusi : semua pasien yang di jadwalkan operasi
Eksklusi : Penundaan karena factor pasien atau
keluarga
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar <2%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Kamar operasi
PJ pengumpul data Penanggung jawab data kamar operasi
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Judul Indikator Ketidaklengkapan asesmen pre-anastesi sebelum
operasi elektif
Definisi Operasional Pengkajian pra-anesthesi adalah dimana ahli
anesthesia melaksanakan penentuan status medis
pasien, membuat rencana pengelolaan anesthesia dan
member informasi tindakan anesthesia kepada
pasien dan keluarga
Pengkajian pra anesthesia dilaksanakan untuk pasien
pra-operasi elektif dengan menerima penilaian pra-
anesthesi sebelum operasi dengan pengkajian yang
lengkap dan benar
Tujuan Mengetahui kinerja dokter anestesi dalam
melaksanakan prosedur
persiapan pra-anesthesi, untuk menghindari insiden
keselamatan pasien dalam hal anesthesi
Dimensi mutu Safety
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah ketidaklengkapan pre-anesthesi dilaksanakan
untuk pasien pra–operasi elektif dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien pra- oparaesi elektif dalam
bulan yang sama
Formula Pengukuran Jumlah ketidaklengkapan pengkajian pre-anesthesi
yang dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif
dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh pasien pra- operasi
elektif dengan dalam bulan yang sama × 100%
= %
Metodelogi pengumpulan data Setiap bulan
Cangkupan data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling,
dengan mengidentifikasi seluruh kegiatan operasi yang
dilaksanakan, data didapatkan dari sumber sekunder
rekam medis untuk format pengkajian pra anesthesia
Inklusi : Seluruh pasien operasi elektif
Eksklusi : -
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar 0%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Kamar Operasi
PJ pengumpul data Penanggung jawab data instalasi kamar operasi
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Unit Radiologi

Judul Indikator Pemeriksaan Ulang Radiologi


Definisi Operasional Pemeriksaan ulang terjadi karena kesalahan
pelaksanaan pemeriksaan
Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan mutu pelayanan radiologi dan
meningkatkan ketelitian pelayanan radiologi
Dimensi mutu Safety, Effective
Numerator Jumlah pengulangan pemeriksaan radiologi
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi
dalam satu bulan
Formula Pengukuran Jumlah pengulangan pemeriksaan radiologi dalam satu
bulan ÷ Jumlah pasien yang diperiksa radiologi dalam
bulan tersebut =
Sumber Data Registrasi
Cangkupan data Inklusi : Pemeriksaan diulang karena salah posisi,
kesalahan teknik fotografi, tidak sesuai dengan permintaa
Eksklusi : Pemeriksaan ulang karena factor pasien
Penanggung Jawab Data Dwi Nugrohowicaksono,A.Md.Rad
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Pemeriksaan ulang terjadi karna kesalahan
pelaksaanana pemeriksaan atau ketiktelitian perawat
rawat inap hingga membuat ketidaknyamanan pasien
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Semua sample
Size
Area Monitoring Radiologi
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Nilai Ambang/ Standar ≤ 5%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir angka pengulangan pemeriksaan radiologi
Formulir Alat Audit

Unit Laboratorium

Judul Indikator Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium ≤ 120 menit


Definisi Operasional Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik yang
dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan Darah
Lengkap dan Kimia Klinik. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium patologi klinik adalah tenggang waktu yang
dibutuhkan mulai pasien diambil sample oleh petugas
sampling sampai dengan hasil pemeriksaan yang sudah
diekspertisi diterima di loket Pengambilan hasil yang
diukur dalam satuan menit, untuk setiap pasien yang
diperiksakan laboratorium darah lengkap dan kimia klinik.
Waktu tunggu hasil pemeriksaan darah lengkap dan kimia
klinik ini dipantau untuk pasien rawat jalan dan IGD,
dengan standar waktu ≤ 120 menit
Tujuan Peningkatan Mutu Tergambarnya kecepatan pelaynana laboraturium
Dimensi mutu Effective
Numerator Jumlah pasien yang diperiksa darah lengkap dan kiamia
klinik ≤ 120menit dalam stu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa darah lengkap dan kimia
klinik dalam sebulan tersebut
Formula Pengukuran Jumlah pasien yang diperiksa darah lengkap dan kimia
klinik ≤ 120 menit dalam satu bulan ÷ Jumlah pasien
yang diperiksa darah lengkap dan kimia klinik dalam
bulan tersebut = menit
Sumber Data Ceklist data
Cangkupan data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling,
yaitu dengan melihat/observasi untuk pemeriksaan
darah lengkap dan kimia klinik. Ini dipantau untuk
pasien rawat jalan dan UGD
Inklusi : Seluruh pemeriksaan darah lengkap dan
kimia klinik pasien
rawat jalan dan IGD
Eksklusi : -
Penanggung Jawab Data Inten Nurjanah, A. Md.AK
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Untuk memberi kepuasan pasien
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Semua sample
Size
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area Monitoring Laborat (pasien IGD dan Rawat jalan)
Nilai Ambang/ Standar 100%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir waktu tunggu pelayanan laborat
Formulir Alat Audit

Judul Indikator Waktu Pelaporan Nilai Kritis Laboratorium pada Pasien Rawat
Inap < 30 menit
Definisi Operasional Adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban kepada
dokter pelaksana hd / DPJP hd yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh Dokter / analis laboratorium
sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau
tulisan). Waktu yang diberikan < 30 menit harus sudah diterima
oleh dokter yang meminta baik lisan atau tulisan.
Yang dimaksud nilai kritis adalah hasil pemeriksaan yang
termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan dengan kebijakan
RS
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
Dimensi mutu Effective, Safety
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan
laboratorium pada pasien hd < 30 menit
Denominator Jumlah hasil critical result pasien hd yang harus dilaporkan
Formula Pengukuran Jumlah Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan
laboratorium < 30 menit pada pasien hd ÷ Jumlah hasil critical
result yang harus dilaporkan dalam bulan tersebut =
Metodelogi Harian
pengumpulan data
Cangkupan data Inklusi : Seluruh pemeriksaan lab dengan nilai kritis pada
pasien hemodialisis
Eksklusi : seluruh pemeriksaan lab dengan hasil bukan kritis pada
pasien hemodialisis
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Frekuensi analisa Setiap bulan
data
Standar 100%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, bandingkan dengan RS lain dan
bandingkan dengan standar
Area monitoring Laboratorium
PJ pengumpul data Penanggung jawab data laboratorium
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Unit FO

Judul Indikator Ketepatan petugas dalam memproses administrasi


pasien baru mulai dari pendaftaran smpai mendapatkan
ruang rawat inap
Definisi Operasional Ketepatan petugas administrasi dalam memproses
administrasi pasien terhitung dari mulai daftar sampai
mendapatkan ruang rawat inap < 20 menit
Tujuan Peningkatan Mutu Tergambarnya kepedulian RS terhadap kualitas SDM
Numerator Jumlah pasien yang dilayani dengan tepat dalm proses
administrasi rawat inap dalam ≤ 20 menit
Denominator Jumlah seluruh asien rawat inap
Formula Pengukuran Jumlah pasien yang dilayanai dengan tepat dalam proses
administrasi rawat inap < 20 menit dalam satu bulan ÷
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam periode yang
sama × 100% = %
Cangkupan data Inklusi : pasien rencana rawat inap
Eksklusi : -

Penanggung Jawab Data Riastian. SH


Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Kecepatan dalam pelayanna akan membuat kepuasan
pasien semakin tinggi dan meningkatkan kemampuan
SDM
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample Semua sample
Size
Area Monitoring FO
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Nilai Ambang/ Standar ≥ 80%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Fomulir Ketepatan petugas dalam memproses
Formulir Alat Audit administrasi pasien baru mulai dari pendaftaran smpai
mendapatkan ruang rawat inap

Unit Farmasi

Judul Indikator Penulisan Resep Pasien Rawat Inab sesuai dengan


Formularium Nasional
Definisi Operasional Kepatuhan penggunaan formularium nasional adalah
kepatuhan para dokter meresepkan obat kepada pasien
rawat inap sesuai dengan daftar obat-obatan formularium
nasional
Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan dokter dan farmasi
Dimensi mutu Effective
Dasar Pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit th 2008
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mendapat obat sesuai
dengan formularium dalam satu bulan
Denominator Jumlah semua pasien rawat inap dengan provider BPJS
yang berobat pada bulan yang sama.
Formula Pengukuran Jumlah pasien rawat inap yang mendapat obat sesuai
dengan formularium dalam satu bulan ÷ Jumlah semua
pasien dengan provider BPJS yang berobat pada bulan
yang sama X 100%
Metodelogi pengumpulan data Setiap hari
Cangkupan data Pengumpulan data dilakukan d i farmasi, yaitu dengan
melihat/observasi langsung
Inklusi : semua resep pasien hd yang
dilayani
Eksklusi : Bila terdapat obat di luar fornas tetapi
dibutuhkan oleh pasien dan telah mendapat rekomendasi
dari komite medic dan mendapat persetujuan dari direktur,
bila terdapat obat diluar fornas karena stok obat nasional
kosong / habis
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar 100 %
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, bandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Farmasi
PJ pengumpul data Penanggung jawab data farmasi
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Judul Indikator Angka Kejadian kesalahan pembacaan


Definisi oprasional Kejadian kesalahan membaca resep oleh farmasi
terhadap tulisan resep dokter
Tujuan Peningkatan Mutu Meningkatkan mutu pelayanan farmasi
Dimensi mutu safety
Numerator Jumlah keselahan pembacaan resep dalam sebulan
Denominator Jumlah seluruh resep dalam satu bulan
Formula pengukuran Jumlah keselahan pembacaan resep dalam sebulan :
Jumlah seluruh resep dalam satu bulan x100% = %
Sumber Data Ceklist telaah resep
Cakupan data Pengumpulan data dilakukan d i farmasi, yaitu dengan
melihat/observasi langsung
Inklusi : semua resep pasien yang dilayani
Eksklusi : -
Penanggung Jawab Data Fajaria Dison Every, S.Farm
Penanggung Jawab Validasi Inten Nurjanah, A. Md.AK
Data
Alas An Pemilahan Indicator Kesalahan dalam pembacaan resep merupakan hal yang
fatal karena dapan membahayakan pasien atau membuat
proses penyembuhan pasien akan lama
Tipe Indicator ⧠Struktur ⧠ Outcome
√ Proses ⧠ Proses dan
Outcome
Jenis Indicator ⧠ Rate Based ⧠ Sentinel Event
√ Persentase ⧠ lainnya
Jangka Waktu Laporan 3 bulan
Frekuesnsi Penilaian Data ⧠ Harian ⧠ Mingguan
√ Bulanan ⧠ lainnya
Metodologi Pengumpulan Data ⧠ Sensus Harian
√ Retrospektif
Target Sample Dan Sample 30 sample /hari
Size
Area Monitoring Farmasi
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, bandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Nilai Ambang/ Standar 0%
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Nama Alat Audit/ Nama File/ Formulir angka kesalahan pembacaan resep
Formulir Alat Audit

PPI

Judul Indikator Kepatuhan cuci tangan petugas dalam melakukan 6


langkah cuci tangan
Definisi Operasional Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam
melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan
metode 6 langkah
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya infeksi nosokomial.
Dimensi mutu Safety
Dasar Pemikiran Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling
penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan
adalah instrument yang digunakan untuk menyentuh
pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga
keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis
adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya
penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi
staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun
1840, dia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata
dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu ditunjang
dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen
paling penting dalam pencegahan infeksi.
Numerator Jumlah kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar
dalam suatu periode survey (momen)
Denominator Jumlah seluruh petugas Medis
Formula Pengukuran Jumlah kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar
dalam suatu periode survey (momen) ÷ Jumlah seluruh
petugas medis × 100 % = %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data Survey ini dilakukan oleh tm PPI RS dengan
dimungkinkan melakukan sampling (quick survey).
Inklusi : seluruh petugas hemodialisis
Ekslusi : -
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar >80 %
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren dibandingkan dengan RS lain dan
bandingkan dengan standar
Area monitoring Ruang hemodialisis
PJ pengumpul data Komite PPI
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet
Eksternal : sismadak, brosur, leaflet

Humas
Judul Indikator Kecepatan Penanganan Komplain < 24 jam
Definisi Operasional Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan
RS dalam menanggapi complain pasien baik tertulis,
lisan atau melalui mass media oleh marketing < 24 jam

Tujuan Tergambarnya mutu dari marketing

Dimensi mutu Equity


Dasar Pemikiran Dengan respon yang cepat akan mengurangi complain
yang berlarut-larut
Numerator Jumlah komplain yang direspon < 24 jam oleh marketing
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh komplain dalam bulan yang sama
Formula Pengukuran Jumlah komplain yang direspon < 24 jam oleh marketing
dalam satu bulan ÷ Jumlah seluruh komplain dalam bulan
yang sama × 100% = %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data Data pasien complain
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar ≥75 %
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan RS lain
dan dibandingkan dengan standar
Area monitoring RS Islam Purworejo
PJ pengumpul data Humas Marketing
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga pada pasien


hemodialisis
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit dengan
indeks kepuasan > 3 berdasarkan elemen– elemen
tingkat kepuasan pelanggan yang ditetap. Pelanggan
disini adalah pasien rawat inap
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan hemodialisis berdasarkan elemen-elemen
tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
Dimensi mutu Equity
Dasar Pemikiran Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa
merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan jasa
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang menyatakan puas
terhadap pelayanan rumah sakit (indeks kepuasan > 3)
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang
sama
Formula Pengukuran Jumlah pasien hemodialisis yang menyatakan puas
terhadap pelayanan rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 3)
dalam satu bulan (orang) ÷ Jumlah seluruh pasien yang
disurvey dalam bulan yang sama (orang) × 100% = %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data Pengumpulan data
Inklusi : - Pasien dewasa (umur ≥18 tahun)
- Pasien rawat inap
Eksklusi : - Penunggu pasien
- Keluarga pasien
- Pasien pulang meninggal
Frekuensi pengumpulan data Harian
Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar ≥ 90%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan RS lain
dan dibandingkan dengan standar
Area monitoring rawat inap
PJ pengumpul data Humas Marketing
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Keuangan
Judul Indikator Ketepatan Waktu Klaim Pasien dengan provider BPJS
Definisi Operasional Kepatuhan untuk mengklaim pasien dengan provider
BPJS setiap bulan (tgl 15 bulan berikutnya)
Tujuan Tergambarnya mutu pelayananan keuangan pasien
Dimensi mutu Equity
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal
Numerator Jumlah ketepatan waktu berkas mengklaim pasien setiap
tgl 15 dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang harus di klaim dalam periode
yang sama
Formula Pengukuran Jumlah kepatuhan mengklaim pasien dalam satu bulan ÷
Jumlah seluruh pasien yang harus di klaim dalam
periode yang sama × 100% = %
Metodelogi pengumpulan data Sensus harian
Cangkupan data Inklusi : pasien dengan provider BPJS
Eksklusi : -

Frekuensi pengumpulan data Harian


Frekuensi analisa data Setiap bulan
Standar ≥80%
Metoddologi analisa Statistic : run chart
Interpretasi data : Tren, dibandingkan dengan RS lain dan
dibandingkan dengan standar
Area monitoring Ruang hemodialisis
PJ pengumpul data Pengumpul data keuangana
Publikasi data Internal : sismadak, brosur, leaflet

Anda mungkin juga menyukai