Perlakuan Akuntansi Mengenai Selisih Kurs
Perlakuan Akuntansi Mengenai Selisih Kurs
Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing
yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Selisih kurs terjadi ketika
terdapat perbedaan nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang asing yang
mempengaruhi nilai kekayaan bersih
Akuntansi Selisih Kurs dalam Standar
Akuntansi Indonesia
Pembukuan selisih kurs dalam SAK diatur dalam tiga standar dan satu interpretasi,
yaitu
PSAK 10, PSAK 11, PSAK 26 dan ISAK 4. Hal ini terjadi karena transaksi yang dapat
menimbulkan selisih kurs mempunyai jenis dan tujuan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya.Mata Uang Asing
Pengertian Mata Uang Asing Menurut Jose Rizal Joesoef (2008:4), valuta asing adalah mata
uang asing atau alat pembayaran luar negeri.Bentuk Perdagangan Mata Uang Asing
Menurut Haris Wibisono (2005), di dalam transaksi valuta asing terdapat beberapa
bentuk transaksi yang sering terjadi.Bentuk perdagangan atas foreign exchange terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Spot exchange
2. Foreign exchange
3. Swap
Sistem Kurs Mata Uang Asing Di setiap negara memiliki suatu sistem kurs valuta asing
yang biasanya ditentukan oleh kebijakan yang dianut oleh pemerintah di masing-masing
negara. terdapat tiga sistem kurs valuta asing yang dipakai suatu negara, yaitu:
1. Sistem kurs bebas (floating)
2. Sistem kurs tetap (fixed)
3. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled)
Jenis Perubahan Nilai Kurs Mata Uang Asing Dalam melakukan transaksi dalam mata
uang asing, nilai kurs mengalami perubahan setiap saat. Perubahan nilai kurs valuta
asing umumnya berupa:
1. Apresiasi atau depresiasi
2. Devaluasi atau revaluasi
Transaksi Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi
yang terjadi dengan menggunakan dua/lebih mata uang yang berbeda, dan memerlukan
penyelesaian juga dalam mata uang yang berbeda pula.Pada PSAK 10 (2010:10.1)
menyatakan transaksi dalam valuta asing dapat terjadi dengan dua cara, yaitu: kegiatan
usaha luar negeri (foreign operation) dan transaksi dengan menggunakan mata uang
asing (foreign activities).
HenryJakarta Utara
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang bapak sampaikan kepada kami. Didalam
Aturan Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf l UU PPh (UU Nomor 36 Tahun
2008) disebutkan bahwa:
Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Aturan Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf e UU PPh menyebutkan bahwa:
Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem
pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Maka dalam hal ini, aturan perpajakan mengenai selisih kurs mengikuti
ketentuan yang diatur dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan), dalam hal ini adalah PSAK No.10.
PSAK No. 10 mengatur tentang transaksi dalam mata uang asing. Dinyatakan
bahwa transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi
atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing. T ransaksi
dalam mata uang asing tersebut kebanyakan timbul dari transaksi berupa
pembelian dan penjualan barang dan jasa yang harganya didenomisasikan
dalam mata uang asing dan pinjam meminjam dalam mata uang asing.
Dari uraian paragraph 14 bisa kita lihat bahwa PSAK tidak menganut asas
kurs tetap. Artinya pada setiap akhir tahun buku pos-pos moneter dalam mata
uang asing harus dilakukan penyesuaian kembali dengan menggunakan kurs
pada tanggal neraca, sehingga diakuilah adanya selisih kurs antara kurs pada
tanggal catat dengan kurs pada tanggal neraca. Hal itu dinyatakan secara
lebih jelas dalam paragraf 9 bahwa pada setiap tanggal neraca:
1. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan
ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca.
Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca,
maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator
yang obyektif.
3. Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang
asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
saat nilai tersebut ditentukan.
PERTANYAAN LAIN
NAVIGASI
Tanya Jawab Permasalahan Pajak
Berita & Informasi Seputar Pajak
Peraturan Pajak Terbaru
ATS KONSULTAMA
The Mansion Kemayoran.
Cluster Bougenville, Tower Fontana lantai 17 Zona 2 Ruang 17G2,
Jl. Trambesi Blok D. Komp Bandar Baru, Kemayoran. Jakarta Utara 14410
Phone. +62.21.22604519
Fax. +62.21.22604520
Copyright © 2016-2019, ATS Konsultama
Tentang ATS
Contact Us
Website by PandavaMedia