Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Galian
2. Pekerjaan Batu Kosong
3. Pekerjaan Pondasi Batu Kali
4. Pekerjaan Rollag
5. Urugan bekas galian
6. Pasir urug
7. Lantai kerja
8. Urugan Tanah
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran
sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai pengurukan kembali
hingga padat.
Penggalian dan penimbunan kembali
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk
pengupasan dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan dengan gambar-gambar.
b. Pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada kedalaman sesuai dengan gambar
rancangan pelaksanaan.
b. Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup dan
kemiringan sisi sisinya tidak mudah longsor.
c. Apabila ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau
diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, yang mana pekerjaan ini akan dinilai
sebagai pekerjaan tambah.
d. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui
Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang
dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
e. Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor ke
dalam galian.
f. Penimbunan dan penimbunan kembali harus dilaksanakan di daerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian, kemiringan-
kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
g. Penimbunan-penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan
dengan ketebalan maksimum 20 cm gembur.
h. Pekerjaan pengurugan sirtu kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan
konstruksi yang memerlukannya selesai, keculai ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas. Urugan sirtu kembali hendaknya dipadatkan kembali dengan
menggunakan mesin pemadat (compactor).
i. Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan
atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
j. Pemborong dengan semua cara yang disetujui Konsultan Pengawas harus menjamin
agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat mengganggu/ merusak semua
pekerjaan galian/urugan.
k. Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm
gembur, agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya.
Tanah urugan harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
31.7. Pelaksanaan
Untuk mengaduk campuran baik pasangan menggunakan mesin-mesin pengaduk
(molen). Apabila terpaksa mencampur dengan tangan (cangkul dan sekrop), maka
landasan tempat adukan harus kuat. Tidak dibenarkan memakai adukan yang telah
mengering. Pekerjaan pasangan dinding harus terkontrol waterpass baik arah vertikal
maupun horisontal. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan
harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam. Tidak diperbolehkan
dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah-pecah.
Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari. Untuk itu
plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dan dalam.
Pasangan Rollag
Pasangan Rollag menggunakan pasangan bata yang di tata sejajar dengan dimensi 1
bata dengan Campuran 1:4. Pasangan Rollag dipasang sesuai gambar yaitu pada
tepi teras yang tertutupi oleh lantai dan diatasnya dipasang sloof untuk penguat.
Urugan Pasir
Setelah tanah galian sudah melalui proses pengukuran dan penggalian, untuk
melanjutkan pekerjaan dasar tanah yang akan digunakan untuk pondasi, terlebih
dahulu diberikan urugan pasir setinggi 10cm. Dengan adanya urugan pasir ini
diharapkan dapat menambah kepadatan tanah dan daya resap air.
Pembuatan Septictank dan Sumur Resapan
Saptitank dan sumur dibuat dengan ukuran/dimensi menyesuaikan gambar
perencanaan, sedangkan bahan yangdigunakan adalah pasir, koral, semen, air dll.
Septitank dan sumur resapan difungsikan sebagai penampung kotoran dan limbah dari
kamar mandi dan WC pada rencana Pembangunan Puskesmas ini. Dalam sumur
resapan ini tedapat beberapa item yang terdapat didalamnya antara lain ijuk, arang,
kapur dan pasir guna resapan kotoran dan limbah dari kamar mandi dan WC.
Septictank dan sumur peresap dipakai dari pasangan batu bata campuran 1pc : 3 ps
dengan bentuk / ukuran disesuaikan dengan gambar. Untuk saluran kotoran dari closed
menuju ke septictank dan resapan menggunakan pipa PVC 4” AW. Semua air kotor
yang berasal dari kamar mandi dan wastafel, disalurkan dengan menggunakan pipa
PVC 3” AW. pembuangan air dari wastafel dibuat vertikal yang ditanam rapi didalam
dinding.
Sumur resapan limbah medis ini difungsikan sebagai penampung kotoran dari ruang
medis (darah dsb). Demensi dan bahan disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Sumber : http://ab-corpo.blogspot.com/2015/10/spesifikasi-teknis-rks-pek-tanah-dan.html
Sumber : https://www.asdar.id/download-rencana-kerja-dan-syarat-syarat-rks-bangunan/