Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Legal Opinion Kasus 8

A. Para Pihak

1. A (40 tahun), pengemudi bus Restu No. Pol N-6092 sebagai pihak yang
karena kelalaiannya menabrak mobil BMW No. Pol N-300-BI.

2. B (45 tahun), pemilik sekaligus pengemudi mobil BMW No. Pol N-200-BI
sebagai pihak yang dirugikan.

B. Duduk Perkara Kasus

1. Pada hari Minggu, 17 Oktober 2012, di kota Malang, A pengemudi bus Restu
No. Pol N-6092 dari Perusahaan OTOBUS “RESTU” yang berkedudukan di
Malang menabrak sebuah mobil BMW No Pol N-200-BI yang dikemudikan
dan dimiliki oleh B.

2. Atas kejadiaan tersebut, Hakim Pengadilan Malang telah meutus hukuman


pidana penjara selama satu tahun kepada A.

3. Akibat dari kecelakaan diatas B menderita banyak kerugian. Berikut rincian


kerugian yang diderita:

a. Biaya perbaikan mobil sebesar Rp 46.954.300, -

b. Karena mobil BMW tersebut dipergunakan B sebagai sarana vital


penunjang pekerjaannya, B harus menyewa mobil selama 3 bulan
sejumlah Rp 8.750.000,- yang satu bulannya seharga Rp 2.750.000,-

c. B akhirnya menjual mobil dengan rugi 50%, yang tadinya seharga Rp


150.000.000,- hanya laku Rp 75.000.000
d. Selain menderita kerugian materiil, B juga mengalami kerugian
immateriil yaitu B mengalami trauma berkepanjangan sehingga harus
konsultasi dengan dokter.

C. Analisis Kasus

Berdasarkan pasal 1365 yang menyatakan bahwa “tiap perbuatan melanggar


hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut” kasus
tersebut diatas merupakan suatu kasus perbuatan melawan hukum. Dimana A karena
kelalaiannya ketika mengemudikan bus sehingga menabrak sebuah mobil, dan pemilik
mobil mengalami banyak kerugian baik materiil dan immaterial. Dalam kasus diatas
hanya merupakan kasus perbuatan melawan hukum, karena terhadap perkara pidananya
telah selesai dengan telah dipenjaranya A selama satu tahun.

Dari penjelasan diatas, kasus ini dapat masuk dalam pasal 1365 karena telah
memenuhi persyaratan untuk dapat menunut penggantian kerugian. Dimana dalam
menunut penggantian kerugian karena perbuatan melanggar hukum memiliki empat
syarat yaitu:

1. Ada perbuatan melawan hukum

Disini A telah melalukan perbuatan melawan hukum karena


kelalaian. Salah satu pengertian daripada perbuatan melawan hukum
adalah suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang mengakibatkan
timbulnya kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan
hukum yang mana perbuatan atau tidak berbuat tersebut, baik merupakan
suatu perbuatan biasa maupun bisa juga merupakan suatu kecelakaan.

Menurut Arrest HR 31 Januari 1919, perbuatan melawan hukum


dalam arti luas adalah berbuat atau tidak berbuat jika bertentangan dengan
kewajiban hukum dari si pembuat. Dimana disini A tidak melakukan
kewajiban hukumnya dengan baik yaitu lalai dalam mengendarai
kendaraan dengan benar. Dan juga telah melanggar pasal undang-undang
lalu lintas yang kemudian telah memperoleh sanksi pidana berupa penjara
satu tahun.

2. Ada kesalahan

Kesalahan dalam arti luas ada dua macam yaitu kesalahan yang
dilakukan karena dengan sengaja dan kesalahan yang dilakukakn karena
kelalaian. Perbuatan A merupakan kesalahan yang dilakukannya karena
kelalaiannya ketika mengemudikan bus sehingga akhirnya menabrak mobil
milik B yang kemudian menimbulkan kerugian.

3. Ada kerugian

Seperti yang telah dijabarkan diatas, bahwa banyak kerugian yang


telah diderita oleh B akibat mobilnya yang ditabrak oleh A. Baik kerugian
materiil yaitu kerugian yang sejak awal dapat dihitung dengan nilai uang
dan juga kerugian yang yang immaterial, yaitu kerugian yang awalnya
tidak dapat dikatakan mempunyai nilai uang, namun nantinya akan
dijabarkan dalam sejumlah uang.

4. Ada hubungan causal antara perbuatan dengan kerugian

Kerugian yang diderita oleh B, baik materiil maupun immaterial


adalah akibat daripada kelalaian A yang menabrak mobilnya. Sehingga
mobilnya rusak dan tidak dapat melakukan aktifitasnya sebagaimana
mestinya.

Berdasarkan Pasal 1366, menyatakan bahwa “setiap orang bertanggung jawab


tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya.

Dalam kasus ini, bus yang dikndarai oleh A bukanlah busnya miliknya. Melainkan
milik perusahan OTOBUS “RESTU” yang berkedudukan di Malang. Yang berarti bahwa
A bekerja sebagai sopir bus di perusahaan tersebut. Menurut Pasal 1367 ayat 3
“majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk mewakili
urusan-urusan mereka, adalah bertanggung jawab tentang kerugian yang
diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawahan-bawahan mereka didalam
melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang ini dipakainya” dan juga berdasarkan
pasal 1357 yang menyatakan bahwa “pihak yang kepentingan-kepentingannya
diwakili oleh seorang lain dengan baik, diwajibkan memenuhi perikatan-perikatan
yang diperbuat oleh si wakil itu tentang segala perikatan yang secara
perseorangannya dibuatnya, dan mengganti segala pengeluaran yang berfaedah
atau perlu”.

Dari kedua pasal tersebut diatas, berarti perusahaan OTOBUS “RESTU” tersebut
turut bertanggung jawab mengganti kerugian dalam kasus antara A dan B terebut.

D. Solusi Hukum
Menurut saya, dari apa yang telah dijabarkan diatas telah jelas bahwa kasus yang
terjadi antara A dan B merupakan suatu perikatan yang timbul dikarenakan undang-
undang, dan merupakan kasus perbuatan melawan hukum. Dimana B dapat menuntut
ganti rugi terhadap A, dengan B harus membuktikan kerugian-kerugian yang telah dia
derita. Dan pihak A dan juga perusahaan OTOBUS “RESTU” harus mengganti kerugian
kepada B sejumlah Rp 63.204.300, -. Ditambah dengan kerugian immaterial yang
diderita, dimana dapat dihitung ketika sudah diterima oleh hakim. Dimana biaya
penggantian untuk konsultasi ke dokter, dan juga penggantian atas terganggunya aktifitas
B.

Anda mungkin juga menyukai