Anda di halaman 1dari 18

BAB V

TEKNIK DAN ANALISA TRADING

Bagi para investor, kegiatan perdagangan berjangka komoditi dapat dijadi-


kan pilihan investasi yang cukup menarik, karena faktor leverage. Leverage ada-
lah suatu keadaan, di mana dengan penempatan sejumlah dana yang kecil
dapat diperoleh keuntungan atau kerugian, sebagai akibat dari perubahan harga
komoditi yang terjadi, yang besarnya diperhitungkan dari nilai dana yang ditem-
patkan. Perdagangan berjangka sering disebut sebagai kegiatan yang beresiko,
komplek, dan sangat bergejolak, sehingga hanya cocok bagi yang memiliki ke-
trampilan bisnis tinggi. Hal-hal yang dibutuhkan bagi keberhasilan trading adalah:
1. Analisa Pasar
2. Capital Management (Pengelolaan Dana)
3. Disiplin Trading (Psikologi Trading)

5.1. TEKNIK INVESTASI

5.1.1. Posisi Terbuka (Open Position)

Ada tiga kondisi bagi para investor di bursa yang sudah kita kenal, yaitu:
posisi beli (long position), posisi jual (short position), dan tidak mengambil posisi
apapun (uncommitted). Investor yang berada dalam salah satu dari kedua posisi
(beli atau jual) dan belum mengambil posisi sebaliknya maka kondisi inilah yang
disebut Posisi Terbuka (Open Position).

a. Mengambil Posisi Terbuka Beli (Long)


Pada saat trend meningkat, investor biasanya akan memberi amanat Beli
(Open Buy/Long Position):

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 38


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
b. Mengambil Posisi Terbuka Jual (Short)
Pada saat trend menurun, investor biasanya akan memberi amanat Jual
(Open Sell/Short Position)

c. Mengakhiri Posisi Terbuka Beli


Investor pada posisi Beli (Open Buy), mengakhirinya dengan mengambil po-
sisi Jual (Close Sell), baik posisi tersebut sudah menguntungkan (Profit Tak-
ing) ataupun dalam keadaan rugi (Cut Loss).

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 39


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
d. Mengakhiri Posisi Terbuka Jual
Investor pada posisi Jual (Open Sell), mengakhirinya dengan mengambil po-
sisi beli (Close Buy), baik posisi tersebut sudah menguntungkan (Profit Tak-
ing) ataupun dalam keadaan rugi (Cut Loss).

5.1.2. Tidak Menutup Posisi

Apabila Investor tidak menutup posisi terbukanya hingga saat jatuh tem-
po, maka ia akan menghadapi konsekuensi:
a. Menerima penyerahan fisik komoditi, bagi Investor yang Long position.
b. Menyerahkan fisik komoditi, bagi investor yang Short position.
Selain kemungkinan tersebut di atas konsekuensi lainnya adalah:
a. Bertambahnya margin, karena bulan kontrak yang dulunya remote month
akan menjadi spot month, dimana initial margin akan bertambah besar.
b. Long Position harus menyetor extra margin (± 19 Kali Nilai Initial Margin)
atau senilai harga Underlying Assetnya.

5.1.3. Menghitung Keuntungan & Kerugian (Profit & Loss)

Profit Loss
Gross Profit = (PSell - Pbuy) x QLot Gross Loss = (Pbuy – Psell) x QLot
Net Profit = Gross Profit – (Fee X Lot) Net Loss = Gross Loss + (Fee x Lot)

Keterangan:
Pbuy = Harga pada saat beli (Rp/kg)
Psell = Harga pada saat jual (Rp/kg)
Qlot = Kuantitas = Lot x Satuan Kontrak
Fee = Biaya transaksi: - Day trade Rp. 100.000 per lot per round turn
- Over night Rp. 200.000 per lot per round turn

5.1.4. Pembukaan Rekening

• Mengisi Formulir Aplikasi dengan menyertakan lampiran yang diperlukan.


• Menandatangani Risk Disclosure Statement (RDS).
• Menandatangi Customer Agreement (CA).

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 40


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
• Menyetor sejumlah Minimum Margin.
• Mematuhi tata tertib dan persyaratan perdagangan lainnya, baik yang diten-
tukan oleh Pialang, Bursa, Lembaga Kliring maupun BAPPEBTI.

5.1.5. Batas Maksimum Transaksi

Berdasarkan jumlah deposit nasabah:


me
∑L = --------
mi
Keterangan:
∑L = Jumlah lot yang dapat diperdagangkan
me = Effective Margin, ditentukan oleh perusahaan pialang
mi = Initial Margin (margin awal), ditentukan oleh Bursa Berjangka

5.1.6. Sanksi Finansial

Sanksi financial yang berhubungan dengan denda keterlambatan adalah:


• T+1 (sebelum jam 09.00): 0 % dari Kewajiban Margin Call
• T+1 (diatas jam 09.00): 0,20 % perhari dari kewajiban Margin Call

5.2. ANALISA KONDISI PASAR

Analisa pasar perdagangan berjangka dapat ditinjau dari berbagai sudut


pandang, yaitu faktor kondisi (Analisa Daily Quotation, Market Information),
faktor fundamental, faktor teknis atau analisis pergerakan harga dan faktor psiko-
logis. Konsep dasar untuk menganalisa pasar, yaitu:
1). Mengkombinasi antara analisa fundamental dan teknikal;
2). Mengetahui lima jenis analisis, yaitu analisa teknikal, analisa bar chart,
mengikuti tren, pola bar chart, karakteristik pasar dan berbagai macam
pendekatan lainnya;
3). Bagaimana meramalkan trend pergerakan harga komoditi.

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 43


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Analisa kondisi pasar merupakan analisa apa yang terjadi di pasar saat ini, dan
biasanya analisa kondisi pasar ini dipergunakan oleh para Business Consultant
untuk memprediksi pergerakan harga per sesi atau selama sehari saja. Analisa
ini tidak dapat digunakan secara jangka panjang, karena data-data yang dipergu-
nakan setiap hari berubah. Analisa Kondisi pasar terdiri analisa Daily Quotation
dan Analisa Market Information.

5.2.1. Analisa Daily Quotation (DQ)


Analisa Daily Quotation didasarkan atas perubahan yang terjadi di DQ,
yaitu harga, volume dan bulan kontrak. Perubahan ini dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menganalisa prediksi pergerakan harga. DQ sudah mencermin-
kan arah pergerakan harga itu, apakah stagnasi, berlanjut turun atau naik. Para
Business Consultant dapat melakukan riset dengan memanfaatkan sinyal-sinyal
yang ditunjukkan DQ, dan tentunya kita harus melakukan simulasi secara berke-
sinambungan selama beberapa periode tertentu. Semakin banyak periode atau
siklus untuk simulasi, akan semakin akurat hasil analisanya.

DAILY QUOTATION - Corn Futures

Previous Morning Session Afternoon Session Change


Settlement Open
Closing from Volume
Price Interest
Price 1st 2nd 3rd 1st 2nd 3rd prev. day

Nov-02 15000 14760 14800 14780 14840 14860 14830 -170 14830 616 14655
Jan-03 15350 15060 15130 15140 15180 15200 15170 -180 15170 913 16802
Mar-03 15600 15320 15370 15380 15440 15450 15430 -170 15430 2811 26211
May-03 15610 15430 15420 15460 15530 15530 15480 -130 15480 4741 58180
Jul-03 15650 15470 15470 15490 15600 15570 15510 -140 15510 20676 129139
Sep-03 15740 15600 15570 15610 15690 15630 15610 -130 15610 26214 42372

Volume 58072 14180 11001 8581 7919 6894 7396 55971 287359

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 44


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
FUTURES PRICE – Tokyo Corn

Date Open High Low Close Volume Open Interest


8/7/02 15110 15120 15070 15120 18975 261525

8/8/02 15080 15170 15080 15170 23941 262112

8/9/02 15100 15150 15080 15110 19363 263040


8/12/02 15100 15200 15100 15200 24152 264251
8/13/02 15580 15580 15470 15530 81565 268505

8/14/02 15750 15750 15620 15640 69136 268675

8/15/02 15820 16040 15820 16040 82661 272490


8/16/02 15950 16180 15930 16180 57099 279156

5.2.2. Analisa Market Information


Analisa Market Information adalah mempelajari informasi/data-data yang
ada di pasar, yaitu fresh buy (open buy), fresh sell (open sell), long liquidation
(close sell), short covering (close buy), open interest, volume, dan perubahan
harga di bursa lain (change price). Data-data tersebut, kemudian diklasifikasikan
untuk memudahkan analisa, yaitu ratio power buy, ratio power sell, ratio out buy,
ratio out sell, ratio hold buy position, ratio hold sell position.

Transaction Summary Corn

Contract New Open House House Net Selling Buying


New Sell Resell Rebuy Volume
Month Buy Interest Sell Buy Position Members Members
Nov-02 72 544 272 344 616 14383 882 3913 1459 33 23
Jan-03 73 840 332 581 913 16294 3154 1915 1453 32 32
Mar-03 994 1817 1565 1246 2811 25959 2493 4058 2702 45 24
May-03 1529 3212 2782 1959 4741 57750 3818 9940 5218 43 25
Jul-03 9175 11501 7738 12938 20676 125376 17679 7715 12154 42 30
Sep-03 21568 4646 13149 13065 26214 50875 21325 1320 9295 37 35
Total 33411 22560 25838 30133 55971 290637 49351 28861 32281 37 33

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 45


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Market Information

Power Buy Out Sell Out Buy Volume Change Price


Com Prev
H-2 H-1 H-i H-2 H-1 H-i H-2 H-1 H-i H-2 H-1 H-i H-2 H-1 H-i

TRB 12070 54.77 58.19 57.97 64.71 54.74 40.16 62.15 53.41 42.87 2600 2600 2600 - - -
TSB 28840 52.08 43.72 41.08 46.70 51.84 51.34 46.97 52.37 51.92 4636 6946 3526 8.4 - -
TRS 17150 39.93 41.54 46.74 44.95 52.40 46.27 42.40 53.38 45.75 2563 1567 629 - 3/1 -
TCF 15610 62.48 46.62 43.23 43.97 47.51 47.42 46.38 47.14 46.61 56509 58072 55971 0.2 - -
TAC 9350 35.21 39.19 38.83 53.89 53.97 55.67 57.15 56.17 58.94 31012 31012 31012 - -45 -
TRC 6820 39.05 37.56 35.75 47.13 53.53 56.30 45.52 55.87 61.32 1100 1258 593 - . 2
TRU 110.2 54.12 48.99 48.11 53.60 54.35 56.22 53.05 54.53 56.71 15257 26273 18024 - - -
TSM 28220 58.84 44.45 40.82 47.73 63.16 55.65 48.41 66.45 58.19 509 694 621 2.8 - -

Keterangan untuk Tabel Transaction Summary Corn dan Market Information:


H – 1 = Prosentase nilai satu hari yang lalu
H – I = Prosentase nilai hari ini
OI = Open interest, yaitu posisi yang masih tertahan di pasar, baik posisi beli
atau jual.
OI bernilai negatif berarti para pelaku pasar banyak melakukan tindakan
penutupan posisi, sedangkan OI bernilai positif berarti para pelaku pasar
banyak melakukan pembukaan posisi.
Vol = Posisi yang konfirmasi di pasar baik posisi beli atau jual
Change Price = perubahan harga di exchange lain.

5.3. ANALISA FUNDAMENTAL

Analisa fundamental adalah suatu analisa yang memanfaatkan berita-


berita baik nasional maupun internasional yang berhubungan dengan Underlying
Asset komoditinya, antara lain sebagai berikut:
a. Supply dan Demand
b. Produksi (Panen Raya) dan Konsumsi (Pertambahan Jumlah Penduduk)
c. Export dan Import
d. Cuaca (Frost / El Nino / La Nina)
e. Kebijaksanaan Pemerintah Lokal dalam Hal Pajak Export dan Import, Bea
Masuk/Import Tarif.
f. Kebijaksanaan International dalam hal Embargo, Retensi Scheme, Quota.
g. Keadaan Politik National dan International.
h. Keadaan Ekonomi (Inflasi, Devaluasi, Perubahan Suku Bunga, Valas).
i. Bencana Alam, Huru Hara, dan Perang, dan lain-lain.

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 46


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Analisa fundamental didasarkan atas teori harga komoditi yang dibentuk
dari pertemuan (equlibrium) antara supply dan demand. Analisa ini memperhati-
kan tentang informasi atau berita-berita yang berasal dari instansi resmi/peme-
rintah, media cetak/elektronik, internet, dan perorangan. Informasi-informasi ter-
sebut dapat mempengaruhi perubahan harga sesuai dengan derajat keperca-
yaan investor/konsultan dalam menelaah berita. Sifat berita dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:

1. Permintaan bersifat bullish


Bullish berasal dari kata “bull” (sapi jantan). Sifat ini menggambarkan perge-
rakan harga pasar terlihat seolah-olah turun, akan tetapi pergerakannya
sebenarnya akan. Dengan kata lain, sifat informasi ini mendorong harga
untuk bergerak naik.
Contoh: - Keadaan cuaca buruk, badai, banjir atau gempa
- Upacara agama, libur hari besar
- Buying power, bottom side/bottom out, dll.

2. Penawaran bersifat bearish


Bearish berasal dari kata “bear” (beruang). Sifat ini menggambarkan perge-
rakan harga pasar terlihat seolah-olah naik, akan tetapi pergerakannya sebe-
narnya akan turun. Dengan kata lain, sifat informasi ini mendorong harga
untuk bergerak turun.
Contoh: - Keadaan cuaca baik
- Kekurangan permintaan, selling power
- Hasil panen baik dan melimpah
- Puncak sudah tercapai (topside capped)

5.4. ANALISA TEKNIKAL

Metode Analisa Teknikal adalah suatu metode untuk menganalisa data-


data masa lalu dari suatu komoditi di pasar berjangka, yang meliputi: data harga,
volume, dan open interest. Tujuan dari analisa adalah untuk memprediksi kecen-

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 47


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
derungan harga pada masa mendatang. Data-data tersebut kemudian disajikan
dalam bentuk grafik (charting). Metode Technical Analysis ini dibedakan dalam 2
pendekatan, yaitu:

5.4.1. Metode Subjektif


Di satu pihak, metode ini memiliki kelemahan karena sangat subyektif.
Tetapi di pihak lain, metode ini memiliki keunggulan karena lebih sederhana dan
mendahului (leading) pergerakan harga. Dalam metode ini ada beberapa titik
kunci (key point) yang harus diperhatikan pada waktu membaca grafik. Titik
kunci tersebut adalah:

1. Trend (Kecenderungan Gerakan Harga)


Trend merupakan titik kunci yang paling mudah ditemui. Trend dianalisa
berdasarkan gerakan harga dalam waktu tertentu, misalnya 3-harian,
mingguan, atau tahunan. Berdasarkan arahnya dikenal 3 jenis, yaitu:
a. Trend Up: kecenderungan harga naik.
b. Trend Down: kecenderungan harga turun.
c. Stagnasi: kecenderungan harga bergerak ke samping.
Berdasarkan pada waktunya, trend juga dibedakan menjadi 3, yaitu: Short
Term, Intermediate/Medium Term, dan Long Term.

2. Lines (Garis-Garis Penganalisa)


Lines atau garis-garis merupakan alat pembantu dalam analisa grafik
(chart). Garis-garis tersebut digambar dengan menghubungkan titik-titik
tertentu. Ada 4 jenis garis analisa yang perlu diketahui, yaitu:
a. Support Line: yaitu garis yang menghubungkan titik-titik terendah
dalam kumpulan grafik. Support line merupakan batas psikologis
peserta pasar untuk melakukan pembelian (buy).
b. Resistance Line: yaitu garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi
dalam kumpulan grafik. Resistance line merupakan batas psikologis
peserta pasar untuk melakukan penjualan (sell).

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 48


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
c. Sensitive Line: yaitu garis horizontal yang melalui titik terendah/terting-
gi yang pernah tercapai sebelumnya. Dengan demikian akan dikenal 2
macam sensitive line, yaitu: Support Level dan Resistance Level.
d. Channel Line: yaitu garis paralel yang ditarik sejajar dengan trend line.
Channel line membantu trader untuk mengetahui trading range.

3. Percent Retracement
Percent Retracement adalah koreksi harga pada suatu trend setelah ada-
nya sejumlah pergerakan tertentu, sebelum akhirnya trend melanjutkan
pergerakan semula.

4. Pattern (Pola Harga Masa Lampau)


Pattern adalah gambaran sejarah bentuk-bentuk gerakan harga komoditi
di masa lampau. Analisa ini berdasarkan asumsi bahwa kejadian/peristiwa
di alam akan berulang mengikuti suatu pola yang pernah terjadi sebelum-
nya (history repeat itself). Pola-pola yang penting di antaranya:
a. Reversal Pattern: merupakan bentuk/pola gerakan harga dalam per-
gantian kecenderungan.
b. Continuation Pattern: merupakan bentuk/pola gerakan harga dalam
melanjutkan kecenderungan.
c. Character Pattern: suatu pola yang tidak random dan sering berulang
tapi hanya berlaku khusus untuk suatu komoditi tertentu.
d. Gap Pattern: pola yang terbentuk akibat harga low hari ini lebih besar
daripada harga high kemarin, atau sebaliknya.

5.4.2. Metode Mechanical/Computerized


Metode ini mendasarkan analisanya pada metode Statistik melalui indika-
tor yang ditunjukkan oleh komputer, sehingga bersifat obyektif, logis, dan umum.
Keuntungan metode ini dibandingkan dengan metode subyektif adalah terlepas-
nya faktor emosi pada saat pengambilan keputusan untuk bertransaksi. Pada
metode ini digunakan indikator-indikator untuk menganalisa data. Key point yang
harus diperhatikan dalam metode ini adalah sbb:

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 49


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
a. Trend. Pengertiannya sama dengan yang digunakan pada metode subyektif.
Penentuan arah trend pada metode ini adalah mutlak, tapi dalam pemakaian-
nya, indikator itu hanya mempunyai 2 golongan, yaitu:
- Trend Following Indicator: indikator yang dipakai saat ada trend.
- Counter Trend Indicator: indikator yang dipakai saat tidak ada trend.

b. Divergensi (Divergence). Divergensi bukanlah suatu indikator, tetapi suatu


keadaan di mana terjadi perbedaan arah gerak antara indikator dengan harga
pasarnya, yaitu ketika harga pasar membuat harga high/low yang baru, tapi
indikator gagal mengikutinya.

5.4.3. Open Interest & Volume Transaksi

Open Interest adalah jumlah pasang lot yang terdiri dari penjual dan pem-
beli yang posisinya masih dalam keadaaan terbuka (belum dilikuidasi). 1 Open
Interest = 1 Penjual (Open Sell) dan 1 Pembeli (Open Buy). Open interest dihi-
tung secara akumulasi dari awal kontrak berjangka yang bersangkutan diperda-
gangkan hingga kontrak tersebut jatuh tempo. Sedangkan volume adalah jumlah
partisipan yang bertransaksi dalam satuan lot pada hari tersebut. Volume ini dihi-
tung secara harian atau per hari transaksi perdagangan.
Contoh perhitungan Volume dan Open Interest, dapat dilihat pada tiga
pihak yang melakukan transaksi pada diagram di bawah:

Transaksi I:
V = 1 OI = 1

Transaksi II:
V = 2 OI = 1

Transaksi III:
V = 3 OI = 0

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 50


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
5.4.4. Analisa: Harga, Open Interest, dan Volume

5.5. BAR CHART (GRAFIK BATANG)

Bar Chart terbentuk dari beberapa bar (batang). Setiap bar merupakan
gambaran dari kondisi transaksi pada satu hari perdagangan tertentu, yaitu har-
ga tertinggi (High) & harga terendah (Low) serta harga pembukaan (Open) dan
penutupan (Close/Settlement). Contoh penggambaran suatu Bar (untuk satu hari
perdagangan tertentu) dapat dilihat pada diagram berikut:

- Harga pembukaan
adalah bendera
kesebelah kiri Bar

- Harga penutupan adalah


bendera kesebelah
kanan bar.

Sedangkan contoh suatu grafik batang (bar chart) selengkapnya dapat dilihat
dalam halaman berikut.

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 51


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
5.6. ANALISA MOVING AVERAGE
Moving Average (MA) adalah salah satu alat analisa teknikal yang meng-
gunakan rata-rata bergerak dengan rentang waktu tertentu dari data harga-harga
historis, yang biasanya digunakan untuk harga Penutupan (Close/Settlement).
Bebarapa hal yang menyangkut alat analisa ini :
a. Fungsi utamanya adalah memberikan indikasi bahwa suatu trend telah dimu-
lai, sedang berlangsung atau segera berakhir.
b. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend harga mena-
ik akan berada di bawah MA yang menggunakan rentang waktu lebih singkat.
c. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam trend harga menu-
run akan berada di atas MA yang menggunakan rentang waktu lebih singkat
Contoh perhitungan rata-rata bergerak (moving average) disajikan dalam
data harga berikut ini:

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 52


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2300
Harga 2200 2210 2220 2230 2240 2250 2260 2270 2280 2290 12 2310

MA5 pada tanggal 10: (Harga tgl 6 S/d tgl 10) / 5 = (2250+2260+2270+2280+2290) / 5 = 2.270
MA5 pada tanggal 11: (Harga tgl 7 S/d tgl 11) / 5 = (2260+2270+2280+2290+2300) / 5 = 2.280
MA5 pada tanggal 12: (Harga tgl 8 S/d tgl 12) / 5 = (2270+2280+2290+2300+2310) / 5 = 2.290
Demikian juga seterusnya.

MA10 pada tanggal 10: (Harga tgl 1 S/d tgl 10) / 10


= (2200+2210+2220+2230+2240+2250+2260+2270+2280+2290) / 10 = 2.245
MA10 pada tanggal 11: (2210+2220+2230+2240+2250+2260+2270+2280+2290+2300) / 10 = 2.255
MA10 pada tanggal 12: (2220+2230+2240+2250+2260+2270+2280+2290+2300+2310) / 10 = 2.265
Demikian juga seterusnya.

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 53


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
5.7. Relative Strength Index (RSI)

RSI diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. pada tahun 1978. Relative
Strength Index diplot pada skala vertikal dari 0% s/d 100%, apabila diambil kal-
kulasi RSI 14 hari. Untuk mendapatkan nilai rata-rata 14 hari yang naik, jumlah-
kan seluruh 14 hari harga yang mengalami kenaikan dari hari sebelumnya, ke-
mudian seluruhnya dibagi 14. Begitupun perhitungan untuk nilai rata-rata harga
yang turun. Kemudian kita tarik 2 garis horisontal di angka 30% dan 70%.

RSI = 100 - (100 / (100 + RS))

dimana: RS = (Average of x day’s Up Close) / (Average of x day’s Down Close)

Analisa penggunaan RSI:


• Pasar Overbought (Pembelian berlebihan) bila RSI berada diatas angka 70%.
• Pasar Oversold (Penjualan berlebihan) bila RSI berada dibawah angka 30%.

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 54


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
5.8. STOCHASTIC OSCILLATOR

Stochastic Oscillator diplot oleh dua garis grafik yaitu “%K line” dan “%D
line” pada skala vertikal dari 0% s/d 100% yang diantaranya ditarik 2 garis hori-
sontal di angka 30% dan 70%. Dasar observasinya adalah:
• Apabila harga naik, harga penutupannya cenderung mendekati ke ujung
rentang harga (range) yang tertinggi (High) pada hari tersebut.
• Apabila harga turun, harga penutupannya cenderung mendekati ke ujung
rentang harga (range) yang terendah (Low) pada hari tersebut.
Tujuan penggunaan SO adalah untuk menentukan harga penu-tupan yang paling
sering berhubungan dengan rentang harga pada periode tertentu.

% K = 100 x ((C - L5) / (H5 - L5)) dan % D = 100 x (H3 / L3)

dimana: C : Harga penutupan pada hari terakhir periode analisa (hari ke 5).
L5 : Harga paling rendah dari yang terendah selama periode analisa 5
hari terakhir.
H5 : Harga paling tinggi dari yang tertinggi selama periode analisa 5
hari terakhir.
H3 : Jumlah 3 hari harga (C - L5 ). L3 : Jumlah 3 hari harga (H5 - L5).

5.8.1. Interpretasi Stochastic Oscillator

• Timing Beli (Buy), bila garis D (%D line) berada di antara skala horisontal
10% hingga 15% (Oversold Zone)
• Timing Jual (Sell), bila garis D (%D line) berada di antara yaitu skala horizon-
tal 85% hingga 90% (Overbought Zone).
• Bullish Divergence berlaku apabila garis D melewati skala horisontal 30% dan
membentuk 2 lembah yang menanjak dan harga terus menurun
• Bearish Divergence berlaku apabila garis D melewati skala horisontal 70%
dan membentuk 2 puncak yang menurun, dan harga terus meningkat.
• Sinyal Kenaikan Harga: bila garis K memotong garis D setelah garis D men-
capai titik terendah dan berbalik arah naik (titik balik)
• Sinyal Penurunan Harga: bila garis K memotong garis D setelah garis D men-
capai titik tertinggi dan berbalik arah turun (titik balik).

Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 55


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 56
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
Laboratorium Pengembangan Pasar Modal (LPPM) 57
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)

Anda mungkin juga menyukai