Ada tiga kondisi bagi para investor di bursa yang sudah kita kenal, yaitu:
posisi beli (long position), posisi jual (short position), dan tidak mengambil posisi
apapun (uncommitted). Investor yang berada dalam salah satu dari kedua posisi
(beli atau jual) dan belum mengambil posisi sebaliknya maka kondisi inilah yang
disebut Posisi Terbuka (Open Position).
Apabila Investor tidak menutup posisi terbukanya hingga saat jatuh tem-
po, maka ia akan menghadapi konsekuensi:
a. Menerima penyerahan fisik komoditi, bagi Investor yang Long position.
b. Menyerahkan fisik komoditi, bagi investor yang Short position.
Selain kemungkinan tersebut di atas konsekuensi lainnya adalah:
a. Bertambahnya margin, karena bulan kontrak yang dulunya remote month
akan menjadi spot month, dimana initial margin akan bertambah besar.
b. Long Position harus menyetor extra margin (± 19 Kali Nilai Initial Margin)
atau senilai harga Underlying Assetnya.
Profit Loss
Gross Profit = (PSell - Pbuy) x QLot Gross Loss = (Pbuy – Psell) x QLot
Net Profit = Gross Profit – (Fee X Lot) Net Loss = Gross Loss + (Fee x Lot)
Keterangan:
Pbuy = Harga pada saat beli (Rp/kg)
Psell = Harga pada saat jual (Rp/kg)
Qlot = Kuantitas = Lot x Satuan Kontrak
Fee = Biaya transaksi: - Day trade Rp. 100.000 per lot per round turn
- Over night Rp. 200.000 per lot per round turn
Nov-02 15000 14760 14800 14780 14840 14860 14830 -170 14830 616 14655
Jan-03 15350 15060 15130 15140 15180 15200 15170 -180 15170 913 16802
Mar-03 15600 15320 15370 15380 15440 15450 15430 -170 15430 2811 26211
May-03 15610 15430 15420 15460 15530 15530 15480 -130 15480 4741 58180
Jul-03 15650 15470 15470 15490 15600 15570 15510 -140 15510 20676 129139
Sep-03 15740 15600 15570 15610 15690 15630 15610 -130 15610 26214 42372
Volume 58072 14180 11001 8581 7919 6894 7396 55971 287359
TRB 12070 54.77 58.19 57.97 64.71 54.74 40.16 62.15 53.41 42.87 2600 2600 2600 - - -
TSB 28840 52.08 43.72 41.08 46.70 51.84 51.34 46.97 52.37 51.92 4636 6946 3526 8.4 - -
TRS 17150 39.93 41.54 46.74 44.95 52.40 46.27 42.40 53.38 45.75 2563 1567 629 - 3/1 -
TCF 15610 62.48 46.62 43.23 43.97 47.51 47.42 46.38 47.14 46.61 56509 58072 55971 0.2 - -
TAC 9350 35.21 39.19 38.83 53.89 53.97 55.67 57.15 56.17 58.94 31012 31012 31012 - -45 -
TRC 6820 39.05 37.56 35.75 47.13 53.53 56.30 45.52 55.87 61.32 1100 1258 593 - . 2
TRU 110.2 54.12 48.99 48.11 53.60 54.35 56.22 53.05 54.53 56.71 15257 26273 18024 - - -
TSM 28220 58.84 44.45 40.82 47.73 63.16 55.65 48.41 66.45 58.19 509 694 621 2.8 - -
3. Percent Retracement
Percent Retracement adalah koreksi harga pada suatu trend setelah ada-
nya sejumlah pergerakan tertentu, sebelum akhirnya trend melanjutkan
pergerakan semula.
Open Interest adalah jumlah pasang lot yang terdiri dari penjual dan pem-
beli yang posisinya masih dalam keadaaan terbuka (belum dilikuidasi). 1 Open
Interest = 1 Penjual (Open Sell) dan 1 Pembeli (Open Buy). Open interest dihi-
tung secara akumulasi dari awal kontrak berjangka yang bersangkutan diperda-
gangkan hingga kontrak tersebut jatuh tempo. Sedangkan volume adalah jumlah
partisipan yang bertransaksi dalam satuan lot pada hari tersebut. Volume ini dihi-
tung secara harian atau per hari transaksi perdagangan.
Contoh perhitungan Volume dan Open Interest, dapat dilihat pada tiga
pihak yang melakukan transaksi pada diagram di bawah:
Transaksi I:
V = 1 OI = 1
Transaksi II:
V = 2 OI = 1
Transaksi III:
V = 3 OI = 0
Bar Chart terbentuk dari beberapa bar (batang). Setiap bar merupakan
gambaran dari kondisi transaksi pada satu hari perdagangan tertentu, yaitu har-
ga tertinggi (High) & harga terendah (Low) serta harga pembukaan (Open) dan
penutupan (Close/Settlement). Contoh penggambaran suatu Bar (untuk satu hari
perdagangan tertentu) dapat dilihat pada diagram berikut:
- Harga pembukaan
adalah bendera
kesebelah kiri Bar
Sedangkan contoh suatu grafik batang (bar chart) selengkapnya dapat dilihat
dalam halaman berikut.
MA5 pada tanggal 10: (Harga tgl 6 S/d tgl 10) / 5 = (2250+2260+2270+2280+2290) / 5 = 2.270
MA5 pada tanggal 11: (Harga tgl 7 S/d tgl 11) / 5 = (2260+2270+2280+2290+2300) / 5 = 2.280
MA5 pada tanggal 12: (Harga tgl 8 S/d tgl 12) / 5 = (2270+2280+2290+2300+2310) / 5 = 2.290
Demikian juga seterusnya.
RSI diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. pada tahun 1978. Relative
Strength Index diplot pada skala vertikal dari 0% s/d 100%, apabila diambil kal-
kulasi RSI 14 hari. Untuk mendapatkan nilai rata-rata 14 hari yang naik, jumlah-
kan seluruh 14 hari harga yang mengalami kenaikan dari hari sebelumnya, ke-
mudian seluruhnya dibagi 14. Begitupun perhitungan untuk nilai rata-rata harga
yang turun. Kemudian kita tarik 2 garis horisontal di angka 30% dan 70%.
Stochastic Oscillator diplot oleh dua garis grafik yaitu “%K line” dan “%D
line” pada skala vertikal dari 0% s/d 100% yang diantaranya ditarik 2 garis hori-
sontal di angka 30% dan 70%. Dasar observasinya adalah:
• Apabila harga naik, harga penutupannya cenderung mendekati ke ujung
rentang harga (range) yang tertinggi (High) pada hari tersebut.
• Apabila harga turun, harga penutupannya cenderung mendekati ke ujung
rentang harga (range) yang terendah (Low) pada hari tersebut.
Tujuan penggunaan SO adalah untuk menentukan harga penu-tupan yang paling
sering berhubungan dengan rentang harga pada periode tertentu.
dimana: C : Harga penutupan pada hari terakhir periode analisa (hari ke 5).
L5 : Harga paling rendah dari yang terendah selama periode analisa 5
hari terakhir.
H5 : Harga paling tinggi dari yang tertinggi selama periode analisa 5
hari terakhir.
H3 : Jumlah 3 hari harga (C - L5 ). L3 : Jumlah 3 hari harga (H5 - L5).
• Timing Beli (Buy), bila garis D (%D line) berada di antara skala horisontal
10% hingga 15% (Oversold Zone)
• Timing Jual (Sell), bila garis D (%D line) berada di antara yaitu skala horizon-
tal 85% hingga 90% (Overbought Zone).
• Bullish Divergence berlaku apabila garis D melewati skala horisontal 30% dan
membentuk 2 lembah yang menanjak dan harga terus menurun
• Bearish Divergence berlaku apabila garis D melewati skala horisontal 70%
dan membentuk 2 puncak yang menurun, dan harga terus meningkat.
• Sinyal Kenaikan Harga: bila garis K memotong garis D setelah garis D men-
capai titik terendah dan berbalik arah naik (titik balik)
• Sinyal Penurunan Harga: bila garis K memotong garis D setelah garis D men-
capai titik tertinggi dan berbalik arah turun (titik balik).