Anda di halaman 1dari 30

BAB I

GRADASI AGREGAT DAN BERAT SATUAN AGREGAT

A. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi
lepas dan padat.

B. PERALATAN
1. Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume (PAN)
4. Meja penggetar
5. Mistar perata

C. PROSEDUR PERCOBAAN
A. BERAT ISI LEPAS
1. Timbang pan (A) yang telah diketahui volumenya (V).
2. Masukan campuran agregat kasar dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan
butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas pan dengan menggunakan
sendok/sekop sampai penuh.
3. Ratakan permukaan pan dengan mistar perata.
4. Timbang berat pan + isi → (C).
5. Hitung :
C–A
Berat Isi =
V

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 1


B. BERAT ISI PADAT
1. Timbang pan ( A ) yang telah diketahui volumenya ( V )
2. Timbangan pan g (A).
3. Masukan campuran agregat kasar kedalam pan tersebut ± 1/3 bagian lalu goyang –
goyangkan hingga rata.
4. Ulangi hal yang sama untuk lapisan kedua.
5. Untuk lapisan terakhir, masukan campuran agregat kasar sehingga melebihi
permukaan atas pan (sampai meluap) lalu goyang – goyangkan kembali.
6. Letakan diatas meja penggetar lalu pasang penjepitnya.
7. Hidupkan motor penggerak selama 5 menit hingga tercapai kepadatan.
8. Ratakan permukaan campuran agregat dengan alat perata.
9. Untuk agregat yang besar, ambil kelebihan agregat atur sedemikian rupa sehingga
volume agregat yang berada di atas batas pan kurang lebih sama dengan volume
rongga di permukaan.
10. Timbang pan berikut isinya (C)
11. Hitung :
C–A
Berat Isi =
V

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2


D. TABEL PENGUJIAN GRADASI DAN BERAT SATUAN PASIR

A. Pemeriksaan Gradasi

Berat komulatif
Ayakan Berat tertinggal Berat komulatif
lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) (%) (mm)
3/8" 9,520 95 3,862 3,862 96,138
1/2” 12,7 90 3,659 7,521 92,479
No. 4 4.750 155 6,301 13,822 86,178
No. 10 2.380 275 11,179 25,001 74,999
No.16 1.180 290 11,789 36,79 63,21
No.30 0.600 475 19,309 56,099 43,901
No.50 0.300 420 17,073 73,172 26,828
No.100 0.150 505 20,528 93,7 6,3
Sisa 155 6,30 100 0
Jumlah 2460 100

B. Pemeriksaan Berat Satuan

No. Uraian Satuan Hasil pengukuran


1 Diameter bejana cm 20,4
2 Tinggi bejana cm 5
3 Berat bejana gram A 297
4 Volume bejana cm3 B
5 Berat pasir dan bejana gram C 2800
6 Berat pasir dalam bejana gram D = (C - A) 2503
gram/
7 Berat satuan (shoveled) D/B
cm3

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 3


Kesimpulan: Gradasi Pasir tersebut masuk zona 2 (Pasir agak kasar)

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 4


E. TABEL PENGUJIAN GRADASI DAN BERAT SATUAN KERIKIL

A. Pemeriksaan Gradasi

Berat komulatif
Ayakan Berat tertinggal Berat komulatif
lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) (%) (mm)
3/8" 9.520 1425 66,745 66,745 33,255
½” 12,7 250 11,710 78,455 21,545
No. 4 4.750 300 14,052 92,507 7,493
No. 10 2.380 45 2,108 94,615 5,385
No.16 1.180 15 0,703 95,318 4,682
No.30 0.600 15 0,703 96,021 3,979
No.50 0.300 20 0,937 96,958 3,042
No.100 0.150 40 1,874 98,832 1,168
Sisa 25 1,168 100 0
Jumlah 2135 100

B. Pemeriksaan Berat Satuan

No. Uraian Satuan Hasil pengukuran


1 Diameter bejana cm 20,4
2 Tinggi bejana cm 5
3 Berat bejana gram A 297
4 Volume bejana cm3 B
5 Berat kerikil dan bejana gram C 2145
6 Berat kerikil dalam bejana gram D = (C - A)
7 Berat satuan (shoveled) gram/cm3 D/B

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 5


BAB II
KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG AGREGAT

A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan lumpur/lempung dalam agregat.

B. PERALATAN
1. Saringan No. 4 dan No. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara seperempat atau gunakan
sample spliter untuk pembagian benda uji agar merata.
2. Masukan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
3. Saring benda uji. Untuk agregat kasar diambil yang tertahan pada saringan No. 4 dan
untuk agregat halus diambil yang tertahan pada saringan No. 50 dan catat beratnya
kemudian ambil benda uji masing-masing 50 gr catat sebagai A.
4. Timbang cawan kosong untuk masing-masing benda uji kering semula (A).
5. Masukan masing-masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven
tersebut, sehingga betul-betul bersih.
6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
7. Timbang cawan + benda uji bersih kering akhir (B) kemudian catat benda uji kering
sebagai B.
8. Hitung kadar lumpur dan lempung.
A–B
x 100 %
A

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 6


D. TABEL PENGUJIAN KADAR LUMPUR PASIR
Nomor Cawan Yang Digunakan 06 49
No. Uraian Satuan Contoh I Contoh II
1 Berat agregat kering (semula) + cawan (gr) 65,6 66,1
2 Berat agregat kering (akhir) + cawan (gr) 64,2 65,2
3 Berat Cawan (gr) 15,6 16,1
4 Berat agregat kering (semula) (A) (gr) 50 50
5 Berat agregat kering (akhir) (B) (gr) 48,6 49,1
(A–B)
6 Kadar lumpur = x 100% (%) 2,8 1,8
A
7 Kadar lumpur rata-rata (%) 2,3

Kesimpulan : Berdasarkan PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton bahwa “Kandungan lumpur
pada pasir yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5%” maka pasir tersebut memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan.

BAB III

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 7


BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A. MAKSUD
Untuk menentukan berat jenis agregat halus dan penyerapan agregat halus.

B. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Sendok Pengaduk
4. Oven
5. Saringan No. 4
6. Vacuum pump

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 4 sebanyak, sekitar 1000 gram.
2. Buat perempat bagian agar contoh dapat mewakili, atau gunakan alat pemisah
(sample spliter), kemudian ambil sebanyak 1000 gram.
3. Masukan kedalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi menjadi dua
bagian.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 100ºC selama 24 jam.
5. Rendam selama kurang lebih 24 jam.
6. Tebarkan contoh di atas talam lalu aduk-aduk di udara terbuka dengan panas
matahari, sehingga terjadi proses pengeringan yang merata, atau dengan cara
dipanaskan diatas kompor.
7. Masukan dalam pan & cover untuk menghindari penguapan.
8. Amati benda uji yang tercetak tersebut. Bila masih terdapat lapisan air di
permukaannya, percobaan diulangi lagi setelah dilakukan pengeringan secukupnya.
Bila tidak terdapat lapisan air dipermukaannya dan terjadi penurunan pada
permukaan benda uji, berarti sudah mencapai kondisi kering permukaan,
9. masukan benda uji sebanyak 500 gr ke dalam labu ukur kemudian tambahkan air
suling 90 % kapasitas labu ukur.
10. Gunakan pompa vacuum untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara di-
dalamnya.

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 8


11. Rendam dalam air sehingga suhunya mencapai 25ºC lalu tambahkan air suling
sampai tanda batas.
12. Timbang dengan ketelitian 0,1 gram (C).
13. Cari berat kering benda uji dengan memanaskannya dalam oven selama 24 jam pada
suhu 100ºC (A).
14. Isi labu ukur dengan air suling sampai tanda batas lalu timbang dengan ketelitian 0,1
gram (B).
15. Hitung :
A
Bulk specific gravity =
B + 500 – C
500
Bulk specific gravity (SSD) =
B + 500 – C
A
Apparent specific gravity =
B+A–C
(500 – A)
Absorption (penyerapan) =
A

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 9


D. TABEL PENGUJIAN BERAT JENIS PASIR

No. Uraian Satuan 1 2


1 Berat piknometer + pasir + air (B1) (gr) 1488,5 1442,5
2 Berat pasir kering tungku (B2) (gr) 674 625
3 Berat piknometer berisi air (B3) (gr) 1184,5 1153
s4 Berat pasir kering muka/SSD (B4) (gr) 500 500
5 Berat jenis = B2/(B3 + B4 – B1) 3,4387 2,9691
6 Rata-rata berat jenis 3,2039
7 Berat jenis SSD = B4/(B3 + B4 – B1) 2,551 2,375
8 Rata-rata berat jenis SSD 2,463
9 Penyerapan air (%) 25,816 20
10 Rata-rata penyerapan air (%) 22,908

Kesimpulan dari data diatas adalah bahwa rata – rata penyerapan airnya sebesar 22,908%

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi


10
BAB IV
BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT KASAR

A. MAKSUD
Untuk mengetahui berat jenis agregat kasar dan kemampuannya menyerap air.

B. PERALATAN
1. Dunagan test set
2. Saringan No. 4
3. Oven
4. Pan

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No. 4 dan lolos saringan no 3/4 kurang lebih
3 kg.
2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam air minimal selama
15 jam atau 24 jam.
4. Buang air rendamannya, lalu tumpahkan diatas kain yang menyerap air, agregat yang
besar dikeringkan masing-masing dengan lap untuk memperoleh kering permukaan
(SSD).
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya ini (A).
6. Segera masukan kedalam keranjang dunagan kemudian celupkan kedalam container
berisi air. Goyang-goyang keranjang tersebut dalam air untuk mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
7. Timbang berat agregat dalam air (B).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC, setelah didinginkan,
timbang berat keringnya (C).

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi


11
9. Hitung :
C
Bulk specific gravity =
A–B
A
Bulk specific gravity (SSD) =
A–B
C
Apparent specific gravity =
C–B
A–C
Absorption / penyerapan = x 100 %
C

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi


12
D. TABEL PENGUJIAN BERAT JENIS KERIKIL

No. Uraian Satuan Contoh 1


1 Berat kerikil setelah dioven (A) (gr) 2890
2 Berat kerikil dalam air (B) (gr) 1910
3 Berat kerikil dalam keadaan SSD (C) (gr) 3013
4 Berat jenis = A/(C - B) 2,620
5 Rata-rata berat jenis 2,620
6 Berat jenis SSD = C/(C – B) 2,731
7 Rata-rata berat jenis SSD (%) 2,731
8 Penyerapan air = (C – A)/A x 100 (%) 4,256
9 Rata-rata penyerapan air 4,256

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi


13
BAB V
PEMERIKSAAN SLUMP TEST CAMPURAN ADUKAN BETON

A. MAKSUD
Untuk mengetahui kekentalan campuran adukan beton.

B. BAHAN
1. Pasir
2. Semen
3. Kerikil
4. Air

C. PERALATAN
1. Ember
2. Slump
3. Molen (Concrete Mixer)
4. Timbangan
5. Nampan
6. Sekop kecil
7. Cetakan beton berbentuk kubus

D. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan benda uji terlebih dahulu.
2. Timbang ember.
3. Ambil 2 ember pasir yang lolos saringan 3/8.
4. Ambil 3 ember kerikil.
5. Ambil 1 ember semen, lalu timbang semen + ember.
6. Masukan campuran semen, kerikil, pasir dan air kedalam molen.
7. Tunggu hingga campuran merata.
8. Tuangkan ke dalam nampan.
9. Masukan campuran kedalam slump dan padatkan.
10. Angkat slump lalu ukur penurunan campuran/adonan terhadap slump (ideal slump
yang baik adalah 8-12 cm).
11. Masukan campuran/adonan ke dalam cetakan.

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 14


E. TABEL PENGUJIAN SLUMP TEST CAMPURAN ADUKAN BETON

No. Uraian Satuan Hasil Uji


1 Berat Semen (A) (gr) 7,056
2 Pasir (gr) 11,112
3 Kerikil (gr) 21,168
4 Air = ( A x FAS (0,65) ) (cc) 4586,4
5 Slump 1 (cm) 3

Kesimpulan: Campuran adukan beton setelah di uji mengalami penurunan pada angka 3 cm
sehingga campuran adukan beton tersebut dalam keadaan tidak ideal (Ideal slump yang baik
adalah 8 – 12 cm)

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 15


BAB VI
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

A. PENDAHULUAN
Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji kuat
tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang berupa kubus beton dengan sisi 150 mm
atau silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) setelah umur 28
hari. Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.

C. BAHAN
Kubus beton bersisi 15 cm dan beton Silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm

D. PERALATAN
1. Timbangan.
2. Kaliper untuk mengukur benda uji.
3. Cetakan kubus yang berdimensi 150x150x150 (mm).
4. Cetakan silinder yang berdiameter 150 (mm) dan tinggi 300 (mm)
5. Alat perata permukaan cetakan.

E. PELAKSANAAN
1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain :
a. Faktor Air Semen (FAS).
b. Nilai Slam.
c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.
d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut, perkirakanlah
kuat tekannya.
2. Bila benda uji berupa kubus, ukur luas permukaannya dan volumenya.
3. Benda uji ditimbang dengan ketelitian sampai 0,005 kg.

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 16


4. Permukaan beton diratakan dengan m─emberi lapisan perata pada permukaan dengan
bahan yang tersedia, bahan perata diratakan dengan kaca atau plat. Ditunggu sampai
lapisan ini keras dan cukup kuat.

F. PERHITUNGAN
1. Perhitungan Beban Maksimal (kg)
N
kg = ─────
g (9,81)

2. Perhitungan Kuat Tekan (kg/cm2)

Beban Maksimal (kg)


kg/cm2 = ──────────────
Luas Bidang Tekan (cm2)

3. Perhitungan Kuat Tekan (Mpa)


Beban Maksimal (N)
MPa = ────────────────
Luas Bidang Tekan (mm2)

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 17


PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
SK SNI M – 14 – 1989 – F
SNI 03 – 1974 - 1990

Kode Dimensi (mm) Berat Beban Maksimal Luas bidang tekan Umur Kuat Tekan Mutu
No. Tgl. Cetak Tgl. Uji
Benda Uji Kubus Silinder (gr) (kg) (N) (cm2) (hari) 2
(kg/cm ) (MPa)
D = 15 cm 1/4 π D2
1 Beton A T = 30 cm 12050 12/11/2019 07/12/2019 225.000 1/4 x 3.14 x 152 7 K
176,625 cm2
P = 15 cm PxL
2 Beton B L = 15 cm 7900 12/11/2019 13/12/2019 430.000 15 cm x 15 cm 14 K

T = 15 cm 225 cm2
D = 15 cm 1/4 π D2
3 Beton C T = 30 cm 12/11/2019 //2019 1/4 x 3.14 x 152 28 K

176,625 cm2

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 18


BAB VII
PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN

A. PENDAHULUAN
Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk
tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu,
kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban
dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang
sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda
bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu bentuk benda
uji dibuatkan suatu standar yang sedemikian rupa sehingga kurva tegangan-tegangan
diperoleh juga merupakan standar pula.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.
2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.

C. BAHAN
Batang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standar
benda uji menurut SNI 07-2529-1991 dan SNI 07-2052-2002.

D. PERALATAN
1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01 kN dan kapasitas 200 kN.
2. Kaliper.
3. Penggaris.
4. Jangka sorong/ Micrometer scrup

E. PELAKSANAAN
1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.
3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.
4. Mengukur dan mencatat ukuran diameter pada tempat putusnya benda uji, setelah
selesai pengujian (benda uji telah putus).

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 19


F. PERHITUNGAN
1. Luas Awal (mm2) → Aso
Aso = ¼ π Do2
2. Luas Akhir (mm2) → Asu
Asu = ¼ π Du2
3. Tegangan Leleh (Mpa) → fy
Py
fy = ───
Aso

4. Tegangan Tarik (Mpa) → fs


P maks
fs = ───────
Aso

5. Regangan Maksimum (%) → εmaks


Lu – Lo
εmax = ────── x 100%
Lo

6. Kontraksi Penampang (%) → S


Aso – Asu
S = ──────── x 100%
Aso

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 20


PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN
SNI 07-2529-1991
SNI 07-2052-2002

Kode Do Du Aso Asu Py P maks Fy fs Lo Lu E maks S Mutu


No.
Benda Uji (mm) (mm) (mm2) (mm2) (Newton) (Newton) (MPa) (Mpa) (mm) (mm) (%) (%)

0,9 0,715 36 60 70,3


1 Baja Ø10

0,915 0,636 60 70
2 Baja Ø12

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 21


BAB VIII
BERAT JENIS SEMEN

A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen.

B. PERALATAN
1. Botol Lee Chatelier
2. Kerosene bebas air
3. Corong
4. Spatula

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Keringkan botol lee chatelier dengan alcohol / eather, setelah betul-betul kering isi botol
lee chatelier dengan kerosene / minyak tanah (zat bebas air) antara 0 – 1.
2. Rendam botol tersebut dalam air dengan suhu 25 ºC, dalam ruang ber AC atau tambahkan
es bila suhu ruangan legih tinggi dan gunakan meter heater bila suhu ruangan lebih
rendah.
3. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air peredamnya, baca skala pada botol
(B).
4. Timbang semen sebanyak 64 gr lalu masukan sedikit demi sedikit, jangan sampai ada
yang menempel pada dinding pada botol, untuk menghindari itu bisa digunakan corong.
5. Setelah semen tersebut dimasukan semua, miringkan botol kekiri dan kekanan sampai
gelembung-gelembung udaranya habis semua.
6. Rendam kembali dalam air lalu baca skala pada botol (C).
7. Hitung berat jenis semen :
Berat semen
Berat Jenis Semen = ─────────
(C - B) γd

Dimana : : B = skala awal


C = skala akhir
γD = berat isi pada air pada suhu 4 ºC ( gr / cm3 )

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 22


D. TABEL BERAT JENIS SEMEN

No. Uraian Keterangan Satuan Hasil


1 Berat Contoh A gr 64
2 Pembacaan Awal B mm 0,6
3 Pembacaan Akhir C mm 20,3
4 Volume Contoh D=(C–B) mm3 19,7
3
5 Berat Jenis Semen E=A/D gr/mm 3,248

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 23


BAB IX

VICAT TEST

A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikat awal ( time of setting ) semen
hidrolis dengan menggunakan jarum vicat.

B. PERALATAN
1. Alat Vicat
2. Timbangan Ketelitian
3. Gelas Ukur 250 ml
4. Alat Pengaduk
5. Stop Watch
6. Pelat Kaca
7. Jarum Initial ( Initial Needle )
8. Air Suling 21%

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukan 300 gram contoh semen kedalam mangkok.
2. Masukan air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai
konsistensi normal kedalam mangkok.
3. Diamkan 30 detik agar air menyerap kedalam semen.
4. Aduk Campuran tadi selama 30 detik lalu bersihkan bagian samping mangkok dari pasta
semen yang menempel.
5. Aduk kembali selama 1 menit.
6. Gunakan sarung tangan karet, pasta semen dibuat menjadi bentuk bola lalu lemparkan
dari tangan satu ke tangan lain dengan arah horizontal dengan arah sekitar 15 cm
sebanyak 6 kali.
7. Masukan bola pasta semen tersebut kedalam mold lalu tekan kedalam sisi mold yang
besar sampai keluar dari sisi yang kecil.
8. Ratakan permukaan bawah dengan sendok perata lalu letakan sisi bawah tersebut
(diameter besar) pada pelat kaca.
9. Ratakan permukaan atas dengan pisau pemotong lalu haluskan diusahakan jangan
sampai terjadi pemadatan saat pemotongan.

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 24


10. Diamkan selama 30 menit.
11. Letakan jarum initial tepat menyentuh permukaan pasta semen dengan cara
mengendurkan dan mengencangkan baud penjepit.
12. Catat awal penunjukan jarum.
13. Jatuhkan jarum, catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.
14. Penetrasi dilakukan setiap 15 menit sampai penurunan yang lebih kecil dari 25 mm.
15. Buat grafik penurunan vs waktu.
16. Dengan melakukan interpolasi, dapat ditentukan waktu yang di perlukan untuk
mencapai penetrasi 25 mm. Nilai tersebut menunjukan waktu pengikat awal. Waktu
pengikat akhir adalah pada saat jarum vicat tidak dapat menembus pasta semen
menembus dalam mold.

D. PERAWATAN
1. Bersihkan jarum dari semen yang menempel.
2. Simpan jarum dengan baik agar tidak bengkok.
3. Lumasi bagian yang bergerak agar pergerakan jarum tidak terhambat.

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 25


PEMERIKSAAN WAKTU PENGIKAT AWAL
DENGAN ALAT VICAT TEST

E. TABEL WAKTU PENGIKAT AWAL DENGAN ALAT VICAT TEST

Waktu
Nomor PENURUNAN
Penurunan
Pengamatan (mm)
(menit)

1 15 8

2 30 1

3 45 0

4 60 0

Type Semen

Berat Contoh 300 Gr

Kadar Air Konsisten 21 %

Temperatur Ruangan 30 ºC

Temperatur Air 25 ºC

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 26


F. TABEL WAKTU PENGIKAT AWAL DENGAN ALAT VICAT TEST

100

80

60 East
West
40
North
20

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

BAB X

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 27


PENGUJIAN STRUKTUR BETON DENGAN METODE HAMMER TEST

A. MAKSUD
Hammer test adalah salah satu pengujian mutu beton. Dilakukan pada saat beton
telah tercetak, hal tersebut dilakukan bila terjadi keraguan terhadap struktur.

B. PERALATAN
1. Hammer
2. Batu gosok
3. Anvil Calibration
4. Rebound Curve
5. Pensil dan penggaris

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lukiskan bujur sangkar 15 x 15 cm pada permukaan beton tersebut
2. Gosok permukaan beton yang akan diuji
3. Tembakkan hammer pada anvil callibration
4. Hitung kalibrasinya dengan rumus :
c = 80/r

r = nilai pantul dari anvil

5. Tembakkan hammer pada bujur sangkar sebanyak 10 kali merata


6. Hitung nilai rata-rata nilai pantulnya
7. Hubungkan nilai tersebut pada rebound curve sesuai dengan sudut pantulnya
8. Nilai kuat desak dapat diperoleh
9. Nilai ini dapat menggunakan interpolasi bila ternyata rata-ratanya berupa bilangan
pecah

D. CATATAN
1. Cara menembakkan hammer adalah menekankan kepala hammer sampai menjulur
penuh.
2. Kemudian tekankan pada bidang yang akan ditembak sampai terasaa hentakannyaa
dan tekan tombol hammer. Nilai hammer dapat dibaca pada sekala ditubuh hammer.

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 28


E. PENILAIAN
Kuat desak memenuhi syarat bila > 80 % dari nilai kuat desak

Grafik Hubungan antara Nilai Pantul dengan

Kekuatan tekan beton

LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNIK (LPT)


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
Alamat : Kampus Unwiku Karangsalam Purwokerto Telp. (0281) 6439729

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 29


Website : www.teknik.unwiku.ac.id – email : ftunwiku@yahoo.co.id

PENGUJIAN BETON DENGAN ALAT UJI

SCHMIDT REBOUND HAMMER

Titik Kuat Tekan kubus Rerata Kuat Tekan


Pengujian 15 cm Kubus 15 cm
Pembacaan
(KM) Alat (kg/cm2) (kg/cm2)

1 2 3 4

1 16

2 24

3 27

4 21

5 12

6 22

7 20

8 20

9 23

10 23

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Laporan Praktikum Teknologi bahan konstruksi 30

Anda mungkin juga menyukai