Teknologi Bahan Konstruksi I
Teknologi Bahan Konstruksi I
A. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi
lepas dan padat.
B. PERALATAN
1. Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume (PAN)
4. Meja penggetar
5. Mistar perata
C. PROSEDUR PERCOBAAN
A. BERAT ISI LEPAS
1. Timbang pan (A) yang telah diketahui volumenya (V).
2. Masukan campuran agregat kasar dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan
butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas pan dengan menggunakan
sendok/sekop sampai penuh.
3. Ratakan permukaan pan dengan mistar perata.
4. Timbang berat pan + isi → (C).
5. Hitung :
C–A
Berat Isi =
V
A. Pemeriksaan Gradasi
Berat komulatif
Ayakan Berat tertinggal Berat komulatif
lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) (%) (mm)
3/8" 9,520 95 3,862 3,862 96,138
1/2” 12,7 90 3,659 7,521 92,479
No. 4 4.750 155 6,301 13,822 86,178
No. 10 2.380 275 11,179 25,001 74,999
No.16 1.180 290 11,789 36,79 63,21
No.30 0.600 475 19,309 56,099 43,901
No.50 0.300 420 17,073 73,172 26,828
No.100 0.150 505 20,528 93,7 6,3
Sisa 155 6,30 100 0
Jumlah 2460 100
A. Pemeriksaan Gradasi
Berat komulatif
Ayakan Berat tertinggal Berat komulatif
lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) (%) (mm)
3/8" 9.520 1425 66,745 66,745 33,255
½” 12,7 250 11,710 78,455 21,545
No. 4 4.750 300 14,052 92,507 7,493
No. 10 2.380 45 2,108 94,615 5,385
No.16 1.180 15 0,703 95,318 4,682
No.30 0.600 15 0,703 96,021 3,979
No.50 0.300 20 0,937 96,958 3,042
No.100 0.150 40 1,874 98,832 1,168
Sisa 25 1,168 100 0
Jumlah 2135 100
A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan lumpur/lempung dalam agregat.
B. PERALATAN
1. Saringan No. 4 dan No. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara seperempat atau gunakan
sample spliter untuk pembagian benda uji agar merata.
2. Masukan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
3. Saring benda uji. Untuk agregat kasar diambil yang tertahan pada saringan No. 4 dan
untuk agregat halus diambil yang tertahan pada saringan No. 50 dan catat beratnya
kemudian ambil benda uji masing-masing 50 gr catat sebagai A.
4. Timbang cawan kosong untuk masing-masing benda uji kering semula (A).
5. Masukan masing-masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven
tersebut, sehingga betul-betul bersih.
6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
7. Timbang cawan + benda uji bersih kering akhir (B) kemudian catat benda uji kering
sebagai B.
8. Hitung kadar lumpur dan lempung.
A–B
x 100 %
A
Kesimpulan : Berdasarkan PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton bahwa “Kandungan lumpur
pada pasir yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5%” maka pasir tersebut memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
BAB III
A. MAKSUD
Untuk menentukan berat jenis agregat halus dan penyerapan agregat halus.
B. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Sendok Pengaduk
4. Oven
5. Saringan No. 4
6. Vacuum pump
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 4 sebanyak, sekitar 1000 gram.
2. Buat perempat bagian agar contoh dapat mewakili, atau gunakan alat pemisah
(sample spliter), kemudian ambil sebanyak 1000 gram.
3. Masukan kedalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi menjadi dua
bagian.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 100ºC selama 24 jam.
5. Rendam selama kurang lebih 24 jam.
6. Tebarkan contoh di atas talam lalu aduk-aduk di udara terbuka dengan panas
matahari, sehingga terjadi proses pengeringan yang merata, atau dengan cara
dipanaskan diatas kompor.
7. Masukan dalam pan & cover untuk menghindari penguapan.
8. Amati benda uji yang tercetak tersebut. Bila masih terdapat lapisan air di
permukaannya, percobaan diulangi lagi setelah dilakukan pengeringan secukupnya.
Bila tidak terdapat lapisan air dipermukaannya dan terjadi penurunan pada
permukaan benda uji, berarti sudah mencapai kondisi kering permukaan,
9. masukan benda uji sebanyak 500 gr ke dalam labu ukur kemudian tambahkan air
suling 90 % kapasitas labu ukur.
10. Gunakan pompa vacuum untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara di-
dalamnya.
Kesimpulan dari data diatas adalah bahwa rata – rata penyerapan airnya sebesar 22,908%
A. MAKSUD
Untuk mengetahui berat jenis agregat kasar dan kemampuannya menyerap air.
B. PERALATAN
1. Dunagan test set
2. Saringan No. 4
3. Oven
4. Pan
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No. 4 dan lolos saringan no 3/4 kurang lebih
3 kg.
2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam air minimal selama
15 jam atau 24 jam.
4. Buang air rendamannya, lalu tumpahkan diatas kain yang menyerap air, agregat yang
besar dikeringkan masing-masing dengan lap untuk memperoleh kering permukaan
(SSD).
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya ini (A).
6. Segera masukan kedalam keranjang dunagan kemudian celupkan kedalam container
berisi air. Goyang-goyang keranjang tersebut dalam air untuk mengeluarkan
gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
7. Timbang berat agregat dalam air (B).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC, setelah didinginkan,
timbang berat keringnya (C).
A. MAKSUD
Untuk mengetahui kekentalan campuran adukan beton.
B. BAHAN
1. Pasir
2. Semen
3. Kerikil
4. Air
C. PERALATAN
1. Ember
2. Slump
3. Molen (Concrete Mixer)
4. Timbangan
5. Nampan
6. Sekop kecil
7. Cetakan beton berbentuk kubus
D. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan benda uji terlebih dahulu.
2. Timbang ember.
3. Ambil 2 ember pasir yang lolos saringan 3/8.
4. Ambil 3 ember kerikil.
5. Ambil 1 ember semen, lalu timbang semen + ember.
6. Masukan campuran semen, kerikil, pasir dan air kedalam molen.
7. Tunggu hingga campuran merata.
8. Tuangkan ke dalam nampan.
9. Masukan campuran kedalam slump dan padatkan.
10. Angkat slump lalu ukur penurunan campuran/adonan terhadap slump (ideal slump
yang baik adalah 8-12 cm).
11. Masukan campuran/adonan ke dalam cetakan.
Kesimpulan: Campuran adukan beton setelah di uji mengalami penurunan pada angka 3 cm
sehingga campuran adukan beton tersebut dalam keadaan tidak ideal (Ideal slump yang baik
adalah 8 – 12 cm)
A. PENDAHULUAN
Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji kuat
tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang berupa kubus beton dengan sisi 150 mm
atau silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) setelah umur 28
hari. Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.
C. BAHAN
Kubus beton bersisi 15 cm dan beton Silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
D. PERALATAN
1. Timbangan.
2. Kaliper untuk mengukur benda uji.
3. Cetakan kubus yang berdimensi 150x150x150 (mm).
4. Cetakan silinder yang berdiameter 150 (mm) dan tinggi 300 (mm)
5. Alat perata permukaan cetakan.
E. PELAKSANAAN
1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain :
a. Faktor Air Semen (FAS).
b. Nilai Slam.
c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.
d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut, perkirakanlah
kuat tekannya.
2. Bila benda uji berupa kubus, ukur luas permukaannya dan volumenya.
3. Benda uji ditimbang dengan ketelitian sampai 0,005 kg.
F. PERHITUNGAN
1. Perhitungan Beban Maksimal (kg)
N
kg = ─────
g (9,81)
Kode Dimensi (mm) Berat Beban Maksimal Luas bidang tekan Umur Kuat Tekan Mutu
No. Tgl. Cetak Tgl. Uji
Benda Uji Kubus Silinder (gr) (kg) (N) (cm2) (hari) 2
(kg/cm ) (MPa)
D = 15 cm 1/4 π D2
1 Beton A T = 30 cm 12050 12/11/2019 07/12/2019 225.000 1/4 x 3.14 x 152 7 K
176,625 cm2
P = 15 cm PxL
2 Beton B L = 15 cm 7900 12/11/2019 13/12/2019 430.000 15 cm x 15 cm 14 K
T = 15 cm 225 cm2
D = 15 cm 1/4 π D2
3 Beton C T = 30 cm 12/11/2019 //2019 1/4 x 3.14 x 152 28 K
176,625 cm2
A. PENDAHULUAN
Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk
tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu,
kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban
dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang
sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda
bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu bentuk benda
uji dibuatkan suatu standar yang sedemikian rupa sehingga kurva tegangan-tegangan
diperoleh juga merupakan standar pula.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.
2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.
C. BAHAN
Batang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standar
benda uji menurut SNI 07-2529-1991 dan SNI 07-2052-2002.
D. PERALATAN
1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01 kN dan kapasitas 200 kN.
2. Kaliper.
3. Penggaris.
4. Jangka sorong/ Micrometer scrup
E. PELAKSANAAN
1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.
3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.
4. Mengukur dan mencatat ukuran diameter pada tempat putusnya benda uji, setelah
selesai pengujian (benda uji telah putus).
0,915 0,636 60 70
2 Baja Ø12
A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen.
B. PERALATAN
1. Botol Lee Chatelier
2. Kerosene bebas air
3. Corong
4. Spatula
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Keringkan botol lee chatelier dengan alcohol / eather, setelah betul-betul kering isi botol
lee chatelier dengan kerosene / minyak tanah (zat bebas air) antara 0 – 1.
2. Rendam botol tersebut dalam air dengan suhu 25 ºC, dalam ruang ber AC atau tambahkan
es bila suhu ruangan legih tinggi dan gunakan meter heater bila suhu ruangan lebih
rendah.
3. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air peredamnya, baca skala pada botol
(B).
4. Timbang semen sebanyak 64 gr lalu masukan sedikit demi sedikit, jangan sampai ada
yang menempel pada dinding pada botol, untuk menghindari itu bisa digunakan corong.
5. Setelah semen tersebut dimasukan semua, miringkan botol kekiri dan kekanan sampai
gelembung-gelembung udaranya habis semua.
6. Rendam kembali dalam air lalu baca skala pada botol (C).
7. Hitung berat jenis semen :
Berat semen
Berat Jenis Semen = ─────────
(C - B) γd
VICAT TEST
A. MAKSUD
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikat awal ( time of setting ) semen
hidrolis dengan menggunakan jarum vicat.
B. PERALATAN
1. Alat Vicat
2. Timbangan Ketelitian
3. Gelas Ukur 250 ml
4. Alat Pengaduk
5. Stop Watch
6. Pelat Kaca
7. Jarum Initial ( Initial Needle )
8. Air Suling 21%
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukan 300 gram contoh semen kedalam mangkok.
2. Masukan air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai
konsistensi normal kedalam mangkok.
3. Diamkan 30 detik agar air menyerap kedalam semen.
4. Aduk Campuran tadi selama 30 detik lalu bersihkan bagian samping mangkok dari pasta
semen yang menempel.
5. Aduk kembali selama 1 menit.
6. Gunakan sarung tangan karet, pasta semen dibuat menjadi bentuk bola lalu lemparkan
dari tangan satu ke tangan lain dengan arah horizontal dengan arah sekitar 15 cm
sebanyak 6 kali.
7. Masukan bola pasta semen tersebut kedalam mold lalu tekan kedalam sisi mold yang
besar sampai keluar dari sisi yang kecil.
8. Ratakan permukaan bawah dengan sendok perata lalu letakan sisi bawah tersebut
(diameter besar) pada pelat kaca.
9. Ratakan permukaan atas dengan pisau pemotong lalu haluskan diusahakan jangan
sampai terjadi pemadatan saat pemotongan.
D. PERAWATAN
1. Bersihkan jarum dari semen yang menempel.
2. Simpan jarum dengan baik agar tidak bengkok.
3. Lumasi bagian yang bergerak agar pergerakan jarum tidak terhambat.
Waktu
Nomor PENURUNAN
Penurunan
Pengamatan (mm)
(menit)
1 15 8
2 30 1
3 45 0
4 60 0
Type Semen
Temperatur Ruangan 30 ºC
Temperatur Air 25 ºC
100
80
60 East
West
40
North
20
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
BAB X
A. MAKSUD
Hammer test adalah salah satu pengujian mutu beton. Dilakukan pada saat beton
telah tercetak, hal tersebut dilakukan bila terjadi keraguan terhadap struktur.
B. PERALATAN
1. Hammer
2. Batu gosok
3. Anvil Calibration
4. Rebound Curve
5. Pensil dan penggaris
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lukiskan bujur sangkar 15 x 15 cm pada permukaan beton tersebut
2. Gosok permukaan beton yang akan diuji
3. Tembakkan hammer pada anvil callibration
4. Hitung kalibrasinya dengan rumus :
c = 80/r
D. CATATAN
1. Cara menembakkan hammer adalah menekankan kepala hammer sampai menjulur
penuh.
2. Kemudian tekankan pada bidang yang akan ditembak sampai terasaa hentakannyaa
dan tekan tombol hammer. Nilai hammer dapat dibaca pada sekala ditubuh hammer.
1 2 3 4
1 16
2 24
3 27
4 21
5 12
6 22
7 20
8 20
9 23
10 23
LAMPIRAN DOKUMENTASI