Anda di halaman 1dari 14

Tugas Alat Industri Kimia

Penanganan Benda Gas

Oleh kelompok 3 :

1. Luvy Amanah P (1141805002)


2. Septi Kusuma A (1141805003)
3. Aulia Arsi Azzyati (1141905001)
4. Edwin Mukhtadi (1141905003)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2019
1. Gas Storage Tank
Storage tank adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan produk
sebelum didistribusikan kepada konsumen. Di dalam suatu refinery, tangki
memiliki desain yang beranekaragam berdasarkan fungsinya atau jenis fluida yang
ditampungnya. Tangki bola digunakan untuk menyimpan gas. Sifat gas adalah
menyebar ke segala arah sehingga tekanan didalam tempat itu adalah sama, maka
bila dalam tempat itu terdapat celah atau lekukan yang membuat tekanan dalam
tempat itu tidak sama akan menyebabkan terjadinya kebocoran gas. Gas storage
tank yang digunakan yaitu jenis pressure tank atau tangka bertekanan dapan
menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang
disimpan adalah produk-produk minyak bumi. Tangki bertekanan ini terdiri dari 2
jenis tangki yaitu Bullet tank dan Spherical tank.
Tujuan dari penyimpanan adalah untuk menjaga kelangsungan produksi, agar
pabrik tetap dapat mengeluarkan atau menjual produknya ke konsumen dalam batas
waktu tertentu walaupun terjadi hambatan maupun kemacetan supply bahan baku
maupun terjadi kerusakan alat pabrik. Penyimpanan alat biasanya dijumpai di tiga
tempat, yaitu:
1. Pada permulaan proses, untuk menyimpan bahan baku.
2. Di tengah-tengah proses, untuk menyimpan bahan setengah jadi
3. Pada akhir proses, untuk menyimpan bahan jadi (produk)
1.1 Bullet Tank
Lebih dikenal sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume
maksimum 2000 barrel. Biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, Propana,
butane, dan ammonia dengan tekanan di atas 15 psig.
Gambar 1. Bullet tank

1.1.1 Standar perancangan Bullet Tank


 Shell
Desain shell berdasarkan standar ASME UG-27 dan UG-28. Shell berupa
silinder. UG-27 menyatakan bahwa ketebalan shell di bawah tekanan dalam
harus tidak boleh kurang dari ketebalan hasil perhitungan dengan formula
yang telah ditentukan. Sedangkan UG-28 menyatakan bahwa aturan untuk
mendesain shell.
 Head
Desain head berdasarkan standar ASME UG-32 yang menyatakan bahwa
ketebalan head yang dibutuhkan pada titik paling tipis setelah proses
pembentukan harus dihitung berdasarkan persamaan yang telah ditentukan.
 Opening
Desain opening berdasarkan standar ASME UG-36 yang menyatakan
bahwa opening pada vessel atau head lebih baik berbentuk lingkaran, elips
atau obround.
 Flange
Desain flanges berdasarkan ASME UG-44 yang menyatakan bahwa bentuk
flange harus mengacu pada rating tekanan-temperatur, ketebalan serta
dimensi yang lain harus memenuhi standar, salah satunya adalah
ASME/ANSI B16.5.
 Bolts dan Nuts
Desain bolt mengacu pada ASME UG-12 dan UG-13. UG-12 menyatakan
bahwa bolts dan studs bisa digunakan untuk menyambung komponen yang
bisa dilepas. Sedangkan UG-13 menyatakan bahwa nuts harus menyesuikan
aplikasi Part of Subsection C (UCS-11 dan UNF-13)
 Skirt Support
Desain penyangga mengacu pada ASME UG-54. Jenis penyangga yang
digunakan adalah skirt support. UG-54 menyatakan bahwa semua vessel
harus ditopang dan penyangga tersebut harus disusun dan atau disambung
ke dinding vessel sedemikian sehingga bisa menopang beban maksimum.
Pressure vessel horizontal mengunakan support jenis saddle. Sedangkan
untuk vertikal, ia mengunakan jenis support skirt atau leg.
1.2 Spherical Tank
Tangki bola ( Spherical tank ) adalah Pressure vessel yang digunakan untuk
menyimpan gas – gas yang dicairkan seperti LPG, O2, N2 dan lain – lain bahkan
dapat menyimpan gas cair tersebut hingga mencapai tekanan 75 psi, volume tanki
dapat mencapai 50000 barrel , untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190
( cryogenic ) tanki dibuat berdinding double dimana diantara kedua dinding
tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam , tekanan penyimpanan
diatas 15 psig. Diameter maksimum spherical tank adalah 25 m (API-2510).
Pemilihan tipe penyangga pada bejana tekan bergantung kepada beberapa sebab,
antara lain ukuran bejana, ketebalan dinding, area plant yang tersedia, elevasi dari
bejana dibanding dengan elevasi tanah, dan konstruksi materialnya. Bejana tekan
tipe sphere biasanya disangga dengan kaki-kaki penyangga yang berfungsi sebagai
sadel. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memutuskan jumlah dan
jenis kaki penyangga seperti kesetabilan bejana tekan dan berat dari bejana tekan
itu sendiri. Gambar 2 merupakan salah satu contoh skema sadel untuk bejana tekan
tipe sphere dengan kaki penyangga berupa pipa.
Gambar 2. Tipe sadel spherical vessel
Berikut contoh perancangan tangka bola:
Data perhitungan
Temperatur : 303,15 K
Tekanan : 20 atm
Laju alir : 770,224 kg/jam
Waktu tinggal : 1 hari
Bahan yang disimpan : CO

𝛴𝑤𝑖 1
𝜌= 𝑤𝑖 = 3,1874 = 0,2333 kg/m3 = 0,0146 lb/ft3
𝛴
𝜌

M = 770,224 Kg
Volume gas CO untuk persediaan:
24𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
(𝑀)(𝑡)( ) 770,224 𝑗𝑎𝑚 × 1ℎ𝑎𝑟𝑖 × 24𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑉= ℎ𝑎𝑟𝑖 =
𝜌 0,2333𝑘𝑔/𝑚3
= 80035,2988 𝑚3
Jumlah bahan baku CO yang harus disimpan dalam 1 hari sebanyak 80.035,2988
kg yang disimpan di dalam delapan buah tangki. Jika disimpan hanya di dalam satu
tangki membutuhkan ukuran tangki yang terlalu besar. Digunakan waktu tinggal 1
hari karena sumber bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik.
V = 80035,2988 m3 / 8 tangki = 10004,4124 m3 = 353302,5 ft3
Safety factor = 20% (karena bahan yang disimpan berupa gas)
Dari persamaan Peter and Timmerhaus, 1991, hal 37)
V tangki = (100/80) x VL = (100/80) x 10004,4124 m3 = 12505,5155 m3
Menentukan Diameter dan Tinggi Tangki
V tangki = 4/3πr3

1⁄
12505,5155 × 3 3
𝑟=( )
4 × 3,14

𝑟 = 14,4016 𝑚 = 47,2492 𝑓𝑡
Menghitung Tekanan Design
Pabs = P operasi + Phidrostatis
𝜌(ℎ − 1) 0,0146 × (47,2491 − 1)
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = = = 0,0047 𝑝𝑠𝑖
144 144
P operasi = 20 atm = 293,92 psi
Pabs = 293,92 psi + 0,0047 psi = 293,9247 psi
Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal.
637). Tekanan desain yang dipilih 10% diatasnya.
Tekanan desain pada plat ke-1 (plat paling bawah) adalah :
P design = 1,1 x P abs
= 1,1 x 293,9247 psi
=323,3172 psi
Menentukan Tebal Dinding
5 × 𝑃 × 𝐿 5 × 323,3172𝑝𝑠𝑖 × 566,9904 𝑖𝑛
𝑡𝑠 = = = 12,0763 𝑖𝑛
6×𝑓 6 × 12650𝑝𝑠𝑖
Diambil tebal standar = 12 in
2. Transportasi Penanganan Benda Gas
2.1 Kompresor
Kompresor adalah pemampat atau pengkompresi udara atau gas.
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan mulai dari 101.325 kPa dengan
volum gas yang besar. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atmosfer.
Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yang dapat dibedakan menjadi 3
macam proses yaitu proses isothermal, proses adiabatik dan proses politropik
Kompresi Isothermal
Bila gas dikompresikan berarti ada energi mekanik yang diberikan dari luar gas.
Energi ini diubah menjadi kalor sehingga tempratur gas naik. Namun jika proses ini
disertai dengan pendingan untuk mengeluarkan panas agar temperatur dapat
terjaga, maka proses ini disebut kompresi isothermal atau proses pada temperatur
tetap. Hubunga P dan V pada kompresi isothermal ini adalah
PV=RT
P V = konstan
P 1 V1 = P2 V2
Kerja ompresor pada kompresi isothermal:
𝑝𝑎 𝑝𝑏 𝑑𝑝 𝑝𝑎 𝑝𝑏 𝑅𝑇𝑎 𝑝𝑏
𝑊𝑝𝑟 = 𝜌𝑎 ∫𝑝𝑎 = 𝑝𝑏 ln 𝑝𝑎 = 𝑙𝑛 𝑝𝑎
𝑝 𝑀

Kompresor Adiabatik
Jika sistem tidak dilengkapi pendingin fluida mengalir dalam keadaan isentropi.
Untuk gas ideal hubungan antara p dan ρ
p pa
ɤ
= ɤ
ρ ρa
1
ρa
Ρ= 1 pɤ
paɤ

Kerja untuk sistem kompresi adiabatik dapat ditulis dalam persamaan


1
paɤ pb
Wpr=(ɤ−1)ρa [(pa)1−ɤ - 1]

Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya terletak antara kompresi isothermal
dan adiabatik yang disebut kompresi politropik.
Contoh perhitungan kompresor
Kompresor sentrifugal diperlukan untuk mengkompres 2,5 x 106 std m3 /d
[88MMscf/d] 0,65 sp.gr. Gas bumi dari1500 hingga 4500 Kpa [218-653 psia] suhu
hisap 35 0C [95F] dan factor kompresibilitas 0,95. Efisiensi kompresor (polytropic)
78%.
Compressor Head
𝑇𝑍𝑅 𝑃2
Δh=((γ-1)/ γ)(𝑀𝑊) [(𝑃1) (γ-1)/ γ − 1]

γ = 1,3 – (0,31)(0,65-0,55)=1,27
(γ-1)/ γ = 0,2126
(308)(0.95)(848)
Δh=(0,2126)(0,65)(28.97) [(3.0)0.2126 − 1] = 16300m

Compressor Power
Actual gas rate = (1,03)(2,5)= 2,5 x 106 std m3
11,57 1,27 100
kW=( 0,75 ) (0,27) (2,5) (288) (308)[(3,0)(0,27/1,27) − 1](0,95)

= 4994 kW
Bearing and Seal Losses
U= 250 m/s N= (250)(60)/0.40∏ = 12000 rpm
std m3 𝑃s T1
q= (86400) (𝑃1) (𝑇𝑠)Z = m3 /s
2,5 x 106 100 308
q= ( 86400 ) (1500) (288)(0,95) =1,96 m3 /s

WL = 0.37 (12000/1000)2 = 53 kW
Total Power = 4994 + 53 = 5047 kW

2.2 Fan / Blower ( Kipas )


Kipas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan aliran pada
fluida gas seperti udara. Kipas memiliki fungsi yang berbeda dengan kompresor
sekalipun media kerjanya sama, dimana kipas menghasilkan aliran fluida dengan
debit aliran yang besar pada tekanan rendah, sedangkan kompresor menghasilkan
debit aliran yang rendah namun tekanan kerja yang tinggi. Dengan fungsi yang
berbeda dari kompresor tersebut, kipas banyak diaplikasikan seperti untuk
kenyamanan ruangan (kipas meja/dinding), sistem pendingin pada kendaraan atau
sistem permesinan, ventilasi, penyedot debu, sistem pengering (dikombinasikan
dengan heater), membuang gas-gas berbahaya, dan juga supply udara untuk proses
pembakaran (seperti pada boiler).
Berdasarkan prinsip kerjanya, kipas dibagi menjadi dua macam yaitu:
Kipas Sentrifugal

Kipas sentrifugal ini menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk


membangkitkan aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara masuk
melalui sisi inlet yang berada di pusat putaran kipas sentrifugal tersebut, lalu
terdorong menjauhi poros kipas akibat gaya sentrifugal dari sudu-sudu kipas yang
berputar. Pada debit aliran yang sama, kipas sentrifugal menghasilkan tekanan
udara outlet yang lebih besar dibandingkan dengan kipas aksial. Pada dunia industri
kipas ini sering diberi istilah blower.
Karakteristik performansi dari kipas sentrifugal tergantung pada jenis dari bentuk
sudu kipas yang digunakan. Secara umum bentuk sudu kipas sentrifugal ada tiga
jenis yakni:
1. Backward Curved Blades.
Dengan bentuk sudu ini, kipas sentrifugal akan memiliki beberapa
keuntungan sebagai berikut:
- Efisiensi yang tinggi, di atas 90%.
- Beroperasi dengan sangat stabil.
- Tidak berisik.
- Ideal untuk digunakan pada kecepatan tinggi.
- Tidak memiliki karakter daya overload

2. Sudut Lurus (Straight Blade)

Tipe sudu ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

- Tahan terhadap abrasi.

- Perawatan yang simpel.

- Kapasitas yang luas.

Namun di sisi lain kipas sentrifugal jenis ini memiliki kelemahan yakni nilai
efisiensi yang rendah, serta karakternya yang tidak bebas overload power.

3. Radial Tip Blades

Tipe ini sangat dianjurkan digunakan pada fluida-fluida gas yang sifatnya abrasif.
Selain itu kipas sentrifugal tipe ini memiliki keuntungan lain seperti berikut:

- Tidak memiliki karakter daya overload.

- Menghasilkan kapasitas besar.

- Beroperasi dengan sangat stabil.


- Kemampuan untuk dapat membersihkan permukaan sudu dengan sendirinya.

Salah satu aplikasi kipas sentrifugal pada dunia industri adalah Primary Air Fan
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PA Fan berfungsi men-supply udara
ke pulverizer dan digunakan untuk mendorong pulverizer fuel ke furnace boiler
untuk proses pembakaran. PA Fan ini menggunakan sistem dua inlet dengan sudut
tipe Backward Curve.

Kipas tipe aksial sangat banyak digunakan di dunia industri. Salah satunya
digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap sebagai Secondary Air Fan. Kipas
ini berfungsi untuk men-supply udara dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
proses pembakaran pada furnace boiler. Kipas ini memiliki dua tingkat (stage)
impeller, yang kedua-duanya dapat diatur besar bukaan pitch-nya. Hal tersebut
berfungsi untuk mengatur jumlah (debit) udara yang akan dikirim untuk proses
pembakaran.
Kipas Aksial Pada Sebuah PLTU

Perhitungan Daya Blower/Fan

Sebelum Daya dari blower/ fan dapat dihitung, sejumlah parameter operasi harus
diukur, termasuk kecepatan udara, head tekanan, suhu aliran udara pada fan. Dalam
rangka mendapatkan gambaran operasi yang benar harus diyakinkan bahwa:

1. Fan dan komponennya beroperasi dengan benar pada kecepatannya

2. Operasi berada pada kondisi stabil; suhu, berat jenis, resistansi sistim yang
stabil dll.

Disini akan dihitung daya dari blower dan Perhitungan efisiensi blower/fan,
perhitungan dibagai beberapa tahap agar dapat mudah dimengerti :

Tahap 1: Menghitung berat jenis gas

Tahap pertama adalah menghitung berat jenis udara atau gas dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Berat jenis gas (γ)=273 x 1,293/ 273 + t 0


C

Dimana, t oC = Suhu udara atau gas pada kondisi ditempat

Tahap 2: Mengukur kecepatan udara dan menghitung kecepatan udara rata-


rata

Kecepatan udara dapat diukur dengan menggunakan sebuah tabung pitot dan
manometer, atau dengan sensor aliran (instrumen tekanan diferensial), atau
anemometer yang akurat.
Menghitung kecepatan udara rata-rata dengan mengambil sejumlah pembacaan
tekanan kecepatan yang melintasi bagian melintang saluran dengan menggunakan
persamaan berikut :

Tahap 3: Menghitung aliran volumetrik

Tahap ketiga adalah menghitung aliran volumetrik sebagai berikut:

1. Ukur diameter saluran (atau dari sek itarnya dimana diameter dapat
diperkirakan).

2. Hitung volum udara/gas dalam saluran dengan hubungan sebagai berikut

Volumetrik Q (m3/s) = V x A

Tahap 4: Menghitung Daya Blower

Hubungan antara total head, H dan debit Q dinyatakan oleh persamaan (14) berikut:
Dimana :

g =percepatan gravitasi bumi, m/s2

b2=sudut sudu bagian luar (lihat gbr.2)

H =head, Pa

Q = debit, m3/s

u2 = kecepatan sudu bagian luar, m/s

R2 = Jari-jari luar dari blower, m

v = kecepatan sudut, rad/s

N = putaran blower-rpm

b2 = tebal/ketinggian sudu blower,m

Daya blower = γ. Q. H (Watt)

Tahap 5: Menghitung efisiensi Blower

Efisiensi mekanik dan statik dapat dihitung sebagai berikut :

Efisiensi Mekanik

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛 𝑚3 sec*𝛥𝑝(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒)𝑖𝑛 𝑚𝑚 𝑊𝐶


Fan Mechanical Efficiency(ηMechanical), % = x100
102*𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑜 𝑓𝑎𝑛 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝑖𝑛 𝑘𝑊

Efisiensi statik

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛 𝑚3 sec*𝛥𝑝𝑖(𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑢𝑟𝑒)𝑛 𝑚𝑚 𝑊𝐶


Fan Statik Efficiency(ηstatic), % = x100
102*𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑜 𝑓𝑎𝑛 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝑖𝑛 𝑘𝑊

Anda mungkin juga menyukai