Anda di halaman 1dari 9

1.

Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang


Urusan pilihan didukung oleh 6 (enam) urusan yang terdiri dari urusan
administrasi pemerintahan, urusan pengawasan, urusan perencanaan, urusan
keuangan, urusan kepegawaian dan urusan penelitian dan pengembangan, adapun
penjelasan pada masing-masing urusan adalah sebagai berikut:

1.1. Urusan Perencanaan


Penyelenggaraan urusan perencanaan pembangunan diarahkan pada
perwujudan perencanaan pembangunan yang partisipatif, transparan dan akuntabel,
melalui program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah.

A. Evaluasi Kinerja Indikator Urusan


Perencanaan pembangunan yang partisipatif, transparan dan akuntabel
merupakan bagian dari kerangka tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Oleh karena itu, penyelenggaraan urusan perencanaan pembangunan mendukung
perwujudan misi ke-enam, yakni meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata
pemerintahan yang baik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan urusan perencanaan
pembangunan adalah memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
membangun pelayanan publik dan tata pemerintahan yang baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas pelayanan publik. Pencapaian tujuan ini diukur dengan
serangkaian indikator sasaran, sebagaimana tersaji pada tabel 4.67.
Tabel 4.1
Capaian Target Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Perencanaan
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
Meningkatnya akuntabilitas 1 Persentase usulan masyarakat % 25,98 24,98 95,85
keuangan dan kinerja dalam Musrenbang Kota yang
pemerintah Kota Pasuruan dianggarkan dalam kegiatan PD
2 Tingkat keterpaduan program - % 63,76 61,37 96,25
kegiatan dalam RKPD dengan
Renstra PD
Sumber : Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, 2019.

Usulan masyarakat yang terjaring dalam Musrenbang Kota untuk tahun


perencanaan 2019, tercatat sejumlah 510 usulan. Dari jumlah tersebut, sejumlah 127
usulan yang dianggarkan melalui program dan kegiatan PD terkait. Sehingga,

LKPj Walikota Pasuruan Akhir Tahun Anggaran 2019 VII-1


diperoleh persentase usulan masyarakat dalam Musrenbang kota yang dianggarkan
dalam kegiatan PD sebesar 24,98%.
Persentase ini menunjukkan bahwa perencanaan partisipatif masih rendah,
yang menunjukkan bahwa masih cukup banyak ruang yang tersedia untuk
meningkatkan kualitas Musrenbang, baik di tingkat kelurahan hingga kota. Faktor
penyebab rendahnya pembanguan partisipatif adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggara Musrenbang, khususya di tingkat kelurahan, kurang memiliki
wawasan yang cukup tentang tupoksi PD. Padahal, pemahaman terhadap
tupoksi PD ini diperlukan untuk mengetahui program dan kegiatan yang akan
disasar oleh usulan masyarakat kelurahan.
2. Usulan masyarakat kelurahan, khususnya bidang ekonomi dan sosial-budaya,
masih didominasi oleh permohonan hibah, baik berupa uang maupun barang.
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mengeluarkan
serangkaian peraturan untuk mengendalikan belanja hibah. Terlebih, sebagian
besar usulan masyarakat yang berupa permohonan hibah, jatuh kepada
individu yang penerima manfaatnya relatif terbatas.
Aplikasi e-planning adalah salah satu alternatif solusi kendala-kendala di
atas, yang sedang diupayakan Bappelitbangda pada tahun 2019. Melalui aplikasi,
keterlacakan (tracking), usulan masyarakat akan lebih mudah untuk dilakukan.
Maksud keterlacakan di sini, masyarakat pengusul dapat memantau pada PD mana
usulannya diakomodir, sekaligus memantau posisi usulan pada tahap perencanaan-
penganggaran.
Namun dengan berbagai kendala teknis, baik terkait aplikasi maupun
kesiapan SDM, maka penerapan aplikasi e-planning baru akan diterapkan pada
perencanaan program dan kegiatan PD tahun 2020. Pada tahun 2019,
Bappelitbangda masih fokus pada penyempurnaan aplikasi e-planning maupun
dokumen perencanaan yang dibutuhkan sebagai input aplikasi.
Tingkat keterpaduan program-kegiatan dalam RKPD dengan Renstra PD,
diukur melalui seberapa banyak jumlah kegiatan dalam Renstra PD 2016-2021,
untuk tahun 2019, yang diakomodir dalam RKPD Kota Pasuruan tahun 2019.
Tingkat keterpaduan ini bermaksud untuk mengukur tingkat presisi rencana

VII-2 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Pasuruan Tahun 2019


kegiatan Renstra PD, dengan cara membandingkannya dengan rencana kegiatan
pada RKPD.
Pada tahun 2019, jumlah kegiatan yang direncanakan dalam Renstra PD
memncapai 1.416 kegiatan. Sementara itu, jumlah kegiatan pada RKPD tercatat
sejumlah 869 kegiatan. Sehingga, diperoleh tingkat keterpaduan program-kegiatan
dalam RKPD dengan Renstra PD, sebesar 96,25% dari yang ditargetkan.
Tingkat keterpaduan tersebut, cukup baik. Namun demikian, hasil evaluasi
SAKIP menunjukkan bahwa populasi kegiatan PD tahun 2019 terlalu besar.
Dampakya, akan terjadi inefesiensi untuk biaya tetap (fixed cost) kegiatan.
Inefesiensi ini akan berkurang ketika beberapa kegiatan yang serumpun, digabung
menjadi satu kegiatan. Termasuk biaya tetap adalah belanja ATK.
Oleh karena itu, pada tahun 2019 Bappelitbangda memulai pendampingan
kepada PD untuk merampingkan kegiatan dan program, yang akan diterapkan pada
perencanaan kegiatan 2019. Menurut arsitektur program dan kegiatan dalam
kerangka SAKIP, jumlah kegiatan disesuaikan dengan struktur jabatan dalam PD.
Idealnya, 1 bidang mengampu 1 program dan 1 seksi mengampu 1 kegiatan.
Namun demikian, dengan pertimbangan yang realistis, khususnya terkait
dengan jumlah anggaran dalam DPA ketika beberapa kegiatan digabung menjadi
satu, maka Bappelitbangda masih menoleransi 1 seksi mengampu lebih dari 1
kegiatan. Sementara untuk program, dengan pertimbangan keterukuran dan
keterlacakan korelasi antar level indikator kinerja, maka Bappelitbangda berupaya
agar 1 bidang mengampu 1 program.

B. Evaluasi Kinerja Indikator Program


Program dan kegiatan pada Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian
dan Pengembangan Daerah yang mendukung pencapaian sasaran dengan
indikatornya, meliputi urusan penunjang yaitu urusan perencanaan.
Pada tahun anggaran 2019, didukung oleh 5 program dan 51 kegiatan
dengan jumlah anggaran sebesar Rp 2.952.791.000,00 Dengan serapan anggaran
sebesar Rp 2.357.349.328,00 atau terserap sebesar 80%.

LKPj Walikota Pasuruan Akhir Tahun Anggaran 2019 VII-3


Program kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan
Pengembangan Daerah yang mendukung urusan perencanaan pada tahun 2019
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Capaian Target Indikator Kinerja Penyelenggara Program Urusan Perencanaan
No Program/Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
I Program perencanaan pembangunan ekonomi Rp ribu 150.662 131.707 87,42
Prosentase kegiatan PD bidang Ekonomi yang diakomodir % 86.37 89,69 103.84
dalam RKPD
Persentase ketercapaian kinerja outcome PD bidang ekonomi % 70 92,31 131.87
Persentase ketercapaian kinerja daerah bidang ekonomi % 70 60 85.71
Prosentase laporan Monev PD bidang Ekonomi yang tepat waktu % 75 93,75 125
II Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya dan Rp ribu 691.675 533.497 77,13
Pemerintahan
Prosentase kegiatan PD bidang Sosial Budaya dan % 85 99,9 77,13
Pemerintahan yang diakomodir dalam RKPD
Persentase ketercapaian kinerja outcome PD bidang Sosial % 74 79 118
Budaya dan Pemerintahan
Persentase ketercapaian kinerja daerah bidang Sosial Budaya % 76 81,63 107
dan Pemerintahan
Prosentase laporan Monev PD bidang Sosial Budaya dan % 80 87,5 109
Pemerintahan yang tepat waktu
III Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya Rp ribu 1.032.0 821.224 79,57
alam 84
Prosentase rencana program kegiatan OPD bidang pengembangan % 81 100 125
wilayah perkotaan yang terakomodir dalam RKPD.
Persentase ketercapaian kinerja outcome PD bidang % 87,5 91,3 104,34
prasarana wilayah dan sumber daya alam
Persentase ketercapaian kinerja daerah bidang prasarana % 86,5 78,57 90,83
wilayah dan sumber daya alam
Prosentase laporan Monev PD bidang prasarana wilayah dan % 86 80 94,12
sumber daya alam
IV Program Sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah Rp ribu 668.270 592.423 88,65
Prosentase ketepatan waktu tahapan perencanaan % 73,09 73,4 100,42
Prosentase keterpaduan dokumen perencanaan % 95 96,53 101,61
pembangunan.
V Program Penelitian dan Pengembangan Daerah Rp ribu 410.100 278.506 67,91
Tingkat pemanfaatan dokumen litbang pembangunan oleh % 63,76 57,12 97,09
Perangkat Daerah
Sumber : Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, 2019.
Hasil evaluasi capaian kinerja indikator program pembangunan pada urusan
pemerintahan fungsi penunjang yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, adalah sebagai berikut:
1. Program perencanaan pembangunan ekonomi, Capaian kinerja indikator
prosentase kegiatan PD bidang Ekonomi yang diakomodir dalam RKPD,
terutama didukung oleh kegiatan forum diskusi perencanaan pembangunan
bidang ekonomi yang bertujuan untuk menjaring aspirasi para pelaku usaha.
Penjaringan aspirasi ini dimaksudkan agar rencana program dan kegiatan PD
akomodatif terhadap aspirasi pelaku usaha.

VII-4 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Pasuruan Tahun 2019


Untuk selanjutnya, aspirasi pelaku usaha tersebut, dipertemukan dengan
rencana program dan kegiatan PD bidang ekonomi, melalui kegiatan
koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan. Dalam proses
kegiatan ini, dilaksanakan asistensi kepada PD bidang ekonomi, agar rencana
program dan kegiatan mereka memiliki kontribusi terhadap pencapaian target
kinerja indicator sasaran dan urusan pembangunan bidang ekonomi.
Hasil pelaksanaan program dan kegiatan, baik dari aspek anggaran maupun
kinerja, akan dipertanggungjawabkan yang dituangkan dalam laporan
akuntablitas, terutama LKPj dan LAKIP. Membaiknya SAKIP berkontribusi
terhadap keterpenuhan laporan akuntabilitas kinerja secara tepat waktu.
2. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya dan Pemerintahan,
Selain pendampingan bagi penyusunan rencana hingga pertanggungjawaban
kinerja program dan kegiatan PD bidang sosial budaya, program perencanaan
pembangunan sosial budaya dan pemerintahan memberikan fokus pada
perbaikan validitas data kemiskinan beserta program penanggulangannya pada
dinas-dinas terkait. Perbaikan data ini, antara lain, meliputi: koordinasi,
monitoring dan evaluasi pemutakhiran data kemiskinan, operasional aplikasi
data kemiskinan dan pemetaan data kemiskinan terhadap program
penanganannya.
Ketersediaan data yang valid menjadi salah satu faktor keberhasilan/kegagalan
dalam perencanaan pembangunan. Sementara itu, kelurahan memiliki peran
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Mengingat kelurahan adalah lini terdepan Pemerintah Kota dalam melayani
masyarakat. Oleh karena itu, beberapa kegiatan pada program ini menyasar
penyediaan data yang valid, baik di tingkat kelurahan (melalui sisdakel)
maupun di tingkat PD (melalui SIPP).
3. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam,
Pengendalian kawasan kumuh, efektivitas penataan ruang dan pembangunan
infrastruktur wilayah merupakan fokus-fokus penting dalam perencanaan
wilayah perkotaan. Sanitasi merupakan aspek penting dalam pengendalian
kawasan kumuh. Oleh karena itu, dilaksanakan kegiatan monev terhadap
percepatan penyediaan sanitasi permukiman.

LKPj Walikota Pasuruan Akhir Tahun Anggaran 2019 VII-5


Partisipasi masyarakat memegang peran penting dalam pengendalian
pemanfaatan ruang dan pembangunan. Oleh karenanya, perlu ditumbuhkan
rasa memiliki masyarakat terhadap penataan ruang demi pembangunan yang
berkelanjutan. Kegiatan fasilitasi peran serta masyarakat dalam perencanaan
pembangunan dan penataan ruang, diarahkan untuk menumbuhkan partisipasi
masyarakat, melalui pelaksanaan lomba-lomba, baik lomba fotografi maupun
karya tulis.
Pembangunan infrastruktur membutuhkan pendanaan yang cukup besar,
sehingga skema pembiayaannya harus direncanakan secara sistematis. Pada
tahun 2019 dilaksanakan kegiatan evaluasi pelaksanaan Rencana Terpadu dan
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) dan perencanaan
pembiayaan pembangunan infrastruktur daerah.
Selain fokus-fokus kegiatan di atas, program perencanaan prasarana wilayah
dan sumber daya alam juga mencakup kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk
pendampingan penyusunan rencana, koordinasi hingga akuntavilitas program
dan kegiatan PD bidang PPWP.
4. Program Sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah, Program ini,
terutama, memuat kegiatan-kegiatan yang tahapan perencanaan dan
akuntabilitas pembangunan daerah, baik yang berjangka waktu tahunan
maupun lima tahunan. Di luar siklus perencanaan dan akuntabilitas rutin
tersebut, pada program ini terdapat kegiatan terkait penerapan aplikasi e-
planning.
Kegiatan-kegiatan terkait pelaksanaan Musrenbang, diarahkan untuk
menjaring aspirasi masyarakat, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan,
forum PD hingga kota. Secara kuantitatif, pelaksanaan Musrenbang cukup
baik. Namun demikian, kualitasnya masih memerlukan banyak perbaikan,
khususnya terkait dengan pemahaman penyelenggara Musrenbang terhadap
tupoksi PD yang disasar usulan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan terkait dokumen perencanaan tahunan, mencakup
penyusunan RKPD tahun 2019 dan pendampingan penyusunan Renja PD
tahun 2019. Ketersediaan data pembangunan yang masih kurang, khususnya di
tingkat PD; serta masih kurangnya kemampuan PD dalam menjabarkan target

VII-6 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Pasuruan Tahun 2019


kinerja sasaran strategis pembangunan ke dalam rencana program dan
kegiatan yang kontributif, merupakan dua faktor utama yang menjadi
penyebab masih kurangnya kualitas penyusunan dokumen perencanaan.
Pada tahun 2019, Bappelitbangda menyusun dokumen perubahan RPJMD
Kota Pasuruan tahun 2016-2021. Terbit dan berlakunya Permendagri 86/2017
yang menggantikan Permendagri 54/2010, menjadi faktor utama yang
menyebabkan pengesahan perubahan RPJMD Kota Pasuruan tahun 2016-2021
tidak dapat dituntaskan pada tahun 2019. Konsekuensinya, pengesahan
perubahan Renstra PD tahun 2016 – 2021, juga tidak dapat dituntaskan pada
tahun 2019.
Percepatan penerapan aplikasi e-planning pada tahun 2019 dihadapkan pada
kendala belum tuntasnya perubahan RPJMD Kota Pasuruan tahun 2016-2021
dan perubahan Renstra PD tahun 2016-2021. Sebab, kedua dokumen tersebut
merupakan input utama yang dipersyaratkan agar aplikasi e-planning dapat
berjalan optimal.
5. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah, Ekonomi kreatif
merupakan substansi yang belum tersentuh dalam program dan kegiatan PD,
khususnya Disperindag serta Dinkop dan Usaha Mikro. Oleh karena itu,
melalui kegiatan peningkatan kapasitas SIDa dilaksanakan inisiasi untuk
mengumpulkan pelaku ekonomi kreatif di Kota Pasuruan. Melalui sarasehan
yang bertajuk “Ngobrol Insan Kreatif” dengan narasumber Plt Ketua ICCN
(indonesian creative city networks) dan pegiat Malang Creative Fushion,
sejumlah 76 pelaku ekonomi kreatif Kota Pasuruan bersepakat membuat poin-
poin pengembangan ekonomi kreatif di Kota Pasuruan. Salah satunya,
membentuk Jejaring Komunitas Kreatif Kota Pasuruan atau Jangkep.
Dalam upaya pengembangan kampung mebel, sebagai salah satu rekomendasi
dalam road map SIDa, maka melalui kegiatan diseminasi hasil kelitbangan
dilaksanakan pra studi destination branding kampung mebel. Dalam FGD
destinasi branding yang diikuti 10 pelaku dan pemerhati mebel Kota Pasuruan,
diperoleh masukan sebagai berikut: 1) pengembangan kampung mebel di
Kelurahan Bukir harus terintegrasi dengan revitalisasi Pasar Mebel Bukir
pasca kebakaran, 2) perlu dilaksanakan penertiban terhadap pengrajin mebel di

LKPj Walikota Pasuruan Akhir Tahun Anggaran 2019 VII-7


perkampungan yang menempatkan barang-barangnya di sempadan jalan dan
3) perlu disediakan wood park sebagai tempat penyelenggaraan wood festival.
Pada tahun 2019, dilaksanakan penyusunan beberapa kajian, untuk
mendukung kebijakan pembangunan. Kajian pembangunan sentra kawasan
pengasapan ikan di Kelurahan Blandongan, merekomendasikan beberapa poin
penting: 1) perlu dilakukan survei ketertarikan pengasap ikan untuk berjualan
di sentra, sekaligus memetakan kebutuhan fasilitas sentra yang harus
disediakan, serta 2) perlu dibangun akses jalan menuju sentra pengasapan
ikan.
Dihapusnya Badan Pemberdayaan Masyarakat sejak tahun 2017,
menimbulkan konsekuensi beralihnya kewenangan pemberdayaan masyarakat
kepada kelurahan. Oleh karena itu, kajian peran kelurahan dalam
penanggulangan kemiskinan, dilaksanakan untuk memetakan peran kelurahan
sebagai unit pemberdayaan masyarakat dalam penganggulangan kemiskinan.
Kendala terbesar dalam pelaksanaan fungsi pemberdayaan di kelurahan adalah
masih perlunya peningkatan kompetensi aparatur kelurahan, serta penataan
peluang tumpang tingdih fungsi dengan PD terkait.

C. Permasalahan dan Solusi


Secara umum, urusan perencanaan pembangunan yang diselenggarakan
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Namun dalam
perjalanan pelaksanaannya masih saja terjadi beberapa permasalahan yang timbul.
Hal ini dikarenakan adanya faktor intern dan ekstern. Permasalahan yang terjadi
tentu akan diupayakan solusinya guna kelancaran pelaksanaan program dan
kegiatan pada tahun-tahun selanjutnya.
C.1. Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan urusan perencanaan
pembangunan pada tahun 2019, antara lain:
1. Musrenbang kelurahan sebagai lini terdepan perencanaan partisipatif masih
memerlukan banyak perbaikan. Indikasinya: usulan masyarakat bidang
ekonomi dan sosbud masih didominasi oleh permohonan hibah, baik berupa

VII-8 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Pasuruan Tahun 2019


uang maupun barang. Usulan yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi
dan sosial masyarakat masih cukup rendah.
2. Perecepatan penerapan e-planning masih terkendala oleh beberapa hal, mulai
dari belum sempurnanya aplikasi hingga belum tuntasnya pengesahan
perubahan RPJMD 2016-2021 dan perubahan Renstra PD 2016-2021.
3. Peningkatan kualitas dokumen perencanaan, baik RKPD dan Renja PD, masih
terkendala oleh masih kurangnya pemahaman PD terhadap SAKIP, khususnya
dalam arsitektur tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Akibatnya, korelasi
target indikator kinerja dengan pagu anggaran kegiatan masih cukup sulit
dilacak secara terukur.
4. Dokumen hasil kajian ataupun kelitbangan masih kurang aplicable, sehingga
diseminasi kajian dan kelitbangan masih belum mampu menarik minat PD dan
stakeholders untuk memanfaatkan hasil kajian dan kelitbangan.
C.2. Solusi
Solusi atas permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
1. Perlunya edukasi secara intensif kepada pelaku utama musrenbang kelurahan
mengenai kaidah-kaidah perencanaan partisipatif, khususnya terkait dengan
pemahaman tupoksi PD terkait yang menjadi sasaran usulan masyarakat.
2. Perlunya percepatan pemenuhan dokumen-dokumnen perencanan dan
pendukungnya serta penyempurnaan fitur aplikasi untuk mendukung
operasionalisasi e-planning.
3. Perlunya ketersediaan SDM operator SIMDA/e-planning yang terlatih.
4. Perlunya pengintegrasian antara e-planning dan e-budgetting.
5. Perlunya peningkatan koordinasi melalui pendampingan kepada perangkat
daerah guna peningkatan kualitas dokumen perencanaan.
Perlunya menyusun standar penulisan kajian dan kelitbangan, agar dokumen kajian
dan kelitbangan bersifat sederhana, tidak terlalu akademis, namun praksis.

LKPj Walikota Pasuruan Akhir Tahun Anggaran 2019 VII-9

Anda mungkin juga menyukai