0
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Nefrosklerosis adalah pengerasan atau sklerosis arteri ginjal akibat hipertensi yang lama.Penyakit ini menyebabkan
penurunan aliran darah ke ginjal dan bercak nekrosis parenkim renal.Kadang-kadang terjadi fibrosis dan glomerulus rusak.
1. Nefrosklerosis maligna
Sering dihubungkan dengan hipertensi maligna (tekanan darah diastolik > 130 mm Hg).Hal ini biasanya terjadi pada
dewasa muda,dan pria terkena dua kali lipat lebih sering dari pada wanita.Proses penyakit berkembang cepat dan lebih dari
v Penyebab:
Nefrosklerosis maligna merupakan suatu keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan dengan hipertensi maligna.
Hipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkendali,tetapi juga bisa terjadi akibat:
Glomerulonefritis
Gagal ginjal kronis
v Gejala:
Gejala-gejalanya disebabkan oleh cedera di otak, jantung dan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang berat;
tekanan diastolik biasanya lebih tinggi dari 130 mmHg. Gejalanya berupa:
Gelisah.
Linglung.
Mengantuk.
Penglihatan kabur.
Sakit kepala.
Mual.
Muntah.
Hematuria makroskopik.
Proteinuria berat.
Dengan menggunakan oftalmoskop akan tampak daerah perdarahan, penimbunan cairan dan pembengkakan pada saraf
optikus di belakang mata. Jantung membesar dan sering terjadi gagal jantung. Koma bisa terjadi akibat pembengkakan
1. Nefrosklerosis benigna
Gejalanya:Pasien dengan nefrosklerosis benigna jarang mengeluh gejala renal,gejala yang muncul:
Proteinuria ringan
Nokturia
2.3. Diagnosa
Pemeriksaan darah menunjukkan anemia akibat ketidakseimbangan antara pemecahan dan pembentukan sel darah merah.
Kadar renin dan aldosteron (hormon yang dihasilkan ginjal untuk membantu mengatur tekanan darah) sangat tinggi.
2.4. Pengobatan
Tekanan darah sangat tinggi dapat diatasi dengan pengaturan diet dan obat-obatan. Penderita yang mengalami gagal
2.5. Prognosis
Jika keadaan ini tidak diobati,sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 6 bulan dan sisanya meninggal dalam
waktu 1 tahun. Sekitar 60% kematian terjadi akibat gagal ginjal,20%karena gagal jantung,20% karena stroke dan 1% karena
2.6. Pencegahan
Pengawasan tekanan darah secara ketat pada orang-oarang yang cenderung menderita hipetensi akan menurunkan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. A. Pengkajian
2. Aktifitas /istirahat
Gejala:
– Kelemahan malaise.
– Kelelahan ekstrem.
Tanda:
– Kelemahan otot.
– Kehilangan tonus.
1. Sirkulasi
Tanda:
– Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan.
– Disritmia jantung.
1. Integritas ego
Gejala:
Tanda:
– Menolak.
– Ansietas.
– Takut.
– Marah.
– Perubahan kepribadian.
– Mudah terangsang.
1. Eliminasi
Tanda:
1. Makanan/cairan
Gejala:
– Anoreksia, mual/muntah
Tanda:
1. Neurosensori
Gejala:
– Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada sakit kepala, penglihatan kabur.
Tanda:
– Gangguan status mental, contohnya ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
1. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
– Sakit kepala.
– Nyeri panggul.
Tanda:
– Perilaku berhati-hati/distraksi.
– Gelisah
1. Pernapasan
Gejala:
– Dispnea.
– Nafas pendek.
– Nokturnal paroksismal.
Tanda:
– Dispnea.
– Takipnea pernapasan kusmaul.Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
1. Keamanan
1. Seksualitas
Gejala:
– Amenorea.
– Infertilitas.
– Penurunan libido
1. Interaksi sosial
Gejala:Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
1. Penyuluhan
– Riwayat hipertensi.
1. B. Diagnosa Keperawatan
2. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi
ginjal.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksi, mual, muntah.
4. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan (fase diuretik).
5. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit.
6. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa.
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, kurang terpajan,
misintepretasi informasi.
1. C. Intervensi
1. KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN
B.D. PENURUNAN
HALUARAN URIN,
RETENSI CAIRAN
DAN NATRIUM
SEKUNDER
TERHADAP
PENURUNAN
FUNGSI GINJAL
Tujuan : pasien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang dengan pemasukan.
Kriteria Hasil :
2. BB stabil.
Intervensi :
Mandiri Rasional
Kolaborasi Rasional
1. 2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme protein, pembatasan diet,
Kriteria hasil :
Intervensi :
Mandiri Rasional
Kolaborasi Rasional
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan (fase diuretik)
Kriteria hasil :
Intervensi :
Mandiri Rasional
Kolaborasi Rasional
Kriteria Hasil :
Intervensi
Mandiri Rasional
Kolaborasi Rasional
1. 5. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia, retensi produk sampah dan prosedur
dialisa
Intervensi :
Mandiri Rasional
1. 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, kurang
Tujuan :
Intervensi :
Mandiri Rasional
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical–surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa :
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J. Jakarta: Salemba Medika; 2001
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun
1996)
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P.
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients
care. Alih bahasa: Kariasa,I.M. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
Suyono, S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001