PENDAHULUAN
1
wakilnya dalam pemerintahan dan lembaga-lembaga perwakilan ternyata belum
berhasil menempatkan warga benar-benar sebagai panglima dalam system
pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan isu yang sangat strategis Karen
menjadi arena interaksi anatara pemerintah dan warganya. Dalam pembayaran
pajak warga rela membayar nya dan memberikan mandate kepada pemerintah
untuk menggunakan pajak tersebut guna melayani kebutuhan barang dan jasa
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun mengepa perolehan
pajak dan penerimaan lainnya tersebut sebagian besar justru digunakan untuk
mengurus dan memenuhi kebutuhan pemerintah dan para pejabatnya, dan hanya
sebagian kecil yang digunakan untuk melayani warganya. Berdasarkan hal
tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dengan judul “Mengukur
kepuasan masyarakat atas kualitas pelayanan publik”.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik
4
berkualitas (exellent service) adalah setiap usaha membantu atau menyiapkan
segala bentuk urusan yang dilakukan aparatur pemerintah dengan tujuan
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (masyarakat). Terdapat beberapa
dimensi yang perlu diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa yaitu :
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsive
4. Assurance
5. Emphaty (Sampara Lukman, 1999 : 46)
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
5. Emphaty (sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap
konsumen). Dimensi emphaty memuat antara lain : pemberian perhatian
individual kepada konsumen, ketepatan waktu pelayanan bagi semua
konsumen, peusahaan memiliki petugas yang memberikan perhatian
khusus pada konsumen, pelayanan yang melekat di hati konsumen dan
petugas yang memahami kebutuhan spesifik dari pelanggannya.
7
pelayanan (the service performance gap). Tidak terdapatnya spesifikasi atau suatu
citra pelayanan yang khas pada suatu organisasi akan menyebabkan kesenjangan
pada penyampaian pelayanan pada konsumen. Faktor kunci yang menjadi
penyebab utama antara lain : 1. Ketidakjelasan peran (role ambiguity) atau
kecenderungan yang menimpa pegawai pemberi pelayanan terhadap kondisi
bimbang dalam memberikan pelayanan karena tidak terdapatnya
kepastian/standarisasi tugas-tugas mereka 2. Konflik peran (role conflict),
kecenderungan pegawai merasa tidak memiliki kemampuan untuk memuaskan
pelanggan 3.Ketidakcocokkan antara pegawai dengan tugas yang dikerjakan
4.Ketidakcocokkan antara teknologi dengan tugasyang dikerjakan
5.Ketidakcocokkan sistem pengendalian atasan 6.Kekurangan pengawasan 7.
Kekurangan kerja tim teori dan perkembangan manajemen pelayanan publik 189
Gap 4 disebut sebagai Ketidaksesuaian antara janji yang diberikan dengan
pelayanan yang diberikan (when promises do not macth delivery). Faktor-faktor
kunci yang berperan sebagai penyebab gap ini adalah: 1. Tidak memadainya
komunikasi horizontal 2. Kecenderungan memberikan janji kepada konsumen
secara berlebihan (muluk-muluk)
8
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsive
4. Assurance
5. Emphaty
9
DAFTAR PUSTAKA
10