Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDIDIKAN PROFESI GURU


Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah
2 Surabaya Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)”

Disusun Oleh :
ANGGIT EKA DEWI SRIANTI
19019098034
KIMIA KELAS B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN
MUTU (LP3M)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendidikan Profesi Guru ini
telah diperiksa dan disetujui pada tanggal……..bulan………tahun………..oleh :

Guru Pamong, Dosen Pembimbing,

Cicik Wuri Handayani, S.Si, M.Pd Dr. Achmad Lutfi, M.Pd


NIP. NIP. 19580702 199002 1 001

Mengetahui :

Kepala Pusat Pengelolaan Praktik Kepala Sekolah


Pembelajaran-LP3M, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya,

Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd Astajab, S.Pd.,M.M


NIP. 19670426 1999103 1 009 NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyusun proposal penelitian tindakan kelas yang
berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) untuk
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2
Surabaya Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Tujuan penulisan proposal penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry
Based Learning (IBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Penulis mengucapkan terima kasih untuk
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
penulisan proposal penelitian tindakan kelas ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian tindakan kelas ini tidak lepas
dari banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat
memberikan kritik maupun saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan
evaluasi penulis kedepannya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 5
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………. 7
C. Rumusan Masalah……………………………………………………… 7
D. Tujuan…………………………………………………………………. 7
E. Manfaat………………………………………………………………… 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Teori Belajar dan Hasil Belajar……………………… 9
B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)… 12
C. Tinjauan Tentang Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.………………… 16
D. Penelitian yang Relevan………………………………………………… 19
E. Kerangka Berpikir………………………………………………………. 19
F. Hipotesis Tindakan……………………………………………………… 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………. 20
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran……………………………… 20
C. Rencana Pembelajaran Per Siklus……………………………………… 22
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 25
E. Instrumen Penelitian…………………………………………………….. 25
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………. 29
G. Kriteria Keberhasilan……………………………………………………. 30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 31
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan pembelajaran di kelas khususnya materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, sering kali seorang guru menemui
banyak permasalahan. Masalah yang sering kali muncul adalah nilai hasil
belajar siswa yang kurang baik pada nilai ulangan harian maupun ulangan
umum. Siswa belum mampu menghitung kelarutan (s). Siswa tidak
mampu membedakan kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp). Selain
itu siswa juga tidak dapat menggunakan nilai mol untuk menentukan nilai
Ksp. Guru mengharapkan siswa dapat memperoleh nilai minimal
mencapai KKM yaitu 75. Sebagian besar siswa (60%) memperoleh nilai di
bawah KKM pada saat ulangan harian materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan (Ksp).
Guru sudah melakukan pembelajaran secara langsung di kelas
dengan metode pembelajaran konvensional. Rendahnya nilai hasil belajar
siswa antara lain disebabkan guru kurang memberikan latihan soal yang
bervariasi dan juga cara mengajar guru yang memberikan pengajaran
dengan cara konvensional dirasa kurang tepat. Guru juga kurang
menyampaikan manfaat dari mempelajari materi saat itu secara
kontekstual.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan
dalam pembelajaran kimia, seperti pemilihan model pembelajaran
sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak, tetapi juga harus
melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Salah satunya
adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Inquiry Based Learning
(IBL).
Inquiry Based Learning (IBL) adalah sebuah teknik mengajar di
mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui penggunaan
cara-cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Inquiry
Based Learning biasanya berupa kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan atau

5
permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok bekerja
bersama mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk
menemukan jawabannya. Karena inquiry based learning berbasis
pertanyaan, maka guru harus menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka
sehingga siswa dapat mengembangkan pikirannya. Siswa harus diberi
kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur
kemajuan belajarnya sendiri, maka hal ini akan membantu mereka belajar.
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan pada kelas XI
merupakan materi yang penting untuk dipahami siswa, karena merupakan
konsep dasar untuk memahami materi kimia lainnya seperti pada saat
memperkirakan terjadinya endapan. Pada materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan juga banyak melibatkan aplikasi rumus dan perhitungan, dengan
penerapan pembelajaran Inkuiri siswa dapat terlibat langsung dan diberi
kesempatan untuk aktif dalam proses memahami materi, sehingga
diharapkan mampu memotivasi siswa yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan IBL ini pernah
dilakukan oleh Syailani yang menerapkan model pembelajaran IBL di
SMA Negeri 1 Banjarmasin kelas XI pada materi yang sama, ternyata
hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Model
Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Pada
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)”.
Keberhasilan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning)
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa minimal siswa
mendapatkan nilai 75 dan sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa
mampu mencapai batasan tersebut.

6
B. Identifikasi Masalah
Hasil belajar siswa rendah pada materi kelarutan (s) dan hasil kali
kelarutan (Ksp). Sebanyak 62,5 % siswa mendapatkan nilai di bawah
KKM (75). Hal ini disebabkan cara mengajar guru yang menggunakan
model pembelajaran klasikal, selain itu siswa kurang teliti dalam
mengerjakan soal. Sehingga perlu dilakukan inovasi dalam penggunaan
model pembelajaran saat pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran
yang akan digunakan dalam rancangan PTK ini adalah model
pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL). Penggunaan model
pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) mampu
meningkatkan nilai hasil belajar siswa Kelas XI MIPA 1 SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan (Ksp) ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
kelas Kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL).
E. Manfaat
1. Bagi Siswa
a. Hasil belajar siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah 2
Surabaya dalam mata pelajaran kimia pada materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan meningkat
b. Pemahaman siswa terhadap materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan meningkat
2. Bagi Guru
a. Menambah informasi tentang penelitian tindakan kelas yang cocok
untuk mata pelajaran kimia khususnya materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan.

7
b. Adanya inovasi model pembelajaran kimia oleh guru yang menitik
beratkan pada model pembelajaran IBL.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan kepada sekolah tempat penelitian, perlunya
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
SMA tersebut.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Teori Belajar dan Hasil Belajar


1. Teori Belajar
a. Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget (dalam Triyanto, 2011:29) menyatakan bahwa
skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengan
seseorang secara intelektual beradaptasi dengan mengkoordinasi
lingkungan sekitarnya, adaptasi adalah proses penyesuaian skema
dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses koknitif yang dengannya seseorang yang
mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru
kedalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya.
Akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam
skema yang telah terbentuk secara tidak langsung, selanjutnya dalam
proses perkembangan kognitif seseorang diperlukan keseimbangan
antara asimilasi dan akomodasi. Pada bagian lain Slavin menegaskan
bahwa teori perkembangan Piaget mewakili kontruktifisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana
anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman
realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka. Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi
pengetahuan secara terus menerus dengan mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi baru. Sumbangan penting dari teori
belajar Piaget dalam pembelajaran bebas adalah pada saat siswa
mengkontruk dalam penyelesaian tugas secara individu dan secara
kelompok saat siswa bekerja dalam kelompok. Salah satu syarat
keanggotaan kelompok belajar adalah mempertimbangkan kemajuan
perkembangan anak. Dalam kelompoknya siswa saling berdiskusi
tentang masalah-masalah yang menjadi tugas kelompok masing-

9
masing, dan guru hanya memberikan bimbingan ketika siswa
menemui kesulitan.
b. Teori Belajar Vigotsky
Vygotsky (dalam Triyanto, 2011:39) mengemukakan ada
empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu: 1) penekanan pada
hakikat sosiokultural pada pembelajaran (the sosiocultural of
learning), 2) zona perkembangan terdekat (zona of proximal
development), 3) pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship),
dan perancahan (scaffolding). Keempat prinsip tersebut secara
singkat dijelaskan berikut ini :
1) Prinsip pertama, menurut Vygotsky siswa belajar melalui
interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih
mampu, Vygotsky menekankan pentingya interaksi sosial
dengan orang lain dalam proses pembelajaran.
2) Prinsip kedua, menurut Vygotsky dalam proses perkembangan
kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut
zona perkembangan proximal (zona of proximal development)
yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat
perkembangan anak yang actual dengan tingkat perkembangan
potensial yang lebih tinggi yang bias dicapai sang anak jika ia
mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih
dewasa atau lebih kompeten
3) Prinsip ketiga, menurut Vigotsky adalah pemagangan kognitif,
yaitu suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi
setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan
seorang ahli, seorang ahli bias seorang yang lebih dewasa atau
orang yang lebih tua atau teman sebaya yang menguasai
permasalahannya.
4) Prinsip keempat, menurut Vigotsky adalah perancahan atau
scaffolding, merupakan suatu ide kunci yang Vygotsky.
Perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada
seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan

10
kemudian secara berlahan bantuan tersebut dikurangi dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggungjawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka implikasi utama dari teori
Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk
mewujudkan tatanan pembelajaran berbasis masalah dengan
dibentuk kelompok-kelompok belajar supaya siswa mempunyai
tanggung jawab terhadap belajarnya.
2. Hasil Belajar
Sudjana (1989:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang
akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan seorang
siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru dapat menilai apakah sistem
pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa
diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana
(1989: 22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam
aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.

11
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar kimia adalah
kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar kognitif
berasal dari nilai ulangan harian atau nilai ulangan semester dari siswa.
Hasil belajar psikomotorik siswa berkaitan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak siswa untuk pelajaran kimia, hasil belajar
psikomotorik siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
keterampilan siswa ketika melakukan diskusi dan presentasi. Sedangkan
untuk hasil belajar afektif siswa, diperoleh dari hasil angket.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi
secara umum dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis
(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan)
b. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana
rumah, pengertian orang tua), faktor sekolah (metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar
diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan
faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti
mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan
pemeriksaan (Echols dan Hassan Shadily, 2003: 323).

12
Sedangkan menurut Gulo (2005:84) inkuiri berarti pertanyaan atau
pemeriksaan, penyelidikan.
Dalam situs internet http://www.
thirteen.org/edonline/consept2class/inquiry/index.html. Inquiry is defined
as a seeking for truth, information or knowledge seeking information by
questioning.
Model pembelajaran IBL adalah suatu model pembelajaran yang
digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari
pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu gejala. Pembelajaran
dengan model pembelajaran IBL selalu mengusahakan agar siswa selalu
aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan
begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa
diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru. Sasaran utama kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran IBL ini adalah:
1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
mengajar
2) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat menggunakan
berbagai macam metode. Apapun metode yang dipilih hendaknya tetap
mencerminkan ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Ada
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dengan pendekatan
inkuiri, antara lain: tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen dan
lain-lain.
2. Sintak Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL).
Menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010:243)
mengemukakan bahwa langkah-langkah IBL adalah sebagai berikut:
a. Orientasi siswa pada masalah

13
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Membimbing pengalaman individual/kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.
Sedangkan berdasarkan pendapat dari Sanjaya (2007:218), model
inquiry based learning dijalankan dengan 6 langkah, yaitu sebagai
berikut:
a. Menyadari masalah.
b. Merumuskan masalah.
c. Merumuskan hipotesis.
d. Mengumpulkan data.
e. Menguji hipotesis.
f. Menentukan pilihan penyelesaian.
Dari semua langkah model-model pembelajaran Inquiry based learning
menurut para ahli tersebut, maka akan dituangkan dalam langkah
pembelajaran dan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan langkah
tersebut diharapkan para siswa dapat bekerjasama dalam suatu
kelompok dan mengembangkan aspek sosial siswa

14
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
(IBL)
Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, guru
lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, guru dianggap
sebagai sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai subjek yang
harus menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Akibatnya
siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak pernah dilatih untuk
menemukan pengetahuan dan konsep sehingga siswa cenderung lebih
cepat bosan dalam mengikuti pelajaran, serta cepat lupa dengan materi
pelajaran yang diajarkan. Masalah demikian dapat diatasi dengan cara
menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan IBL dalam kegiatan
pembelajaran, karena dengan pendekatan ini siswa dilibatkan secara aktif
dalam kegiatan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa model
pembelajaran IBL mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
metode ceramah.
Adapun kelebihan model pembelajaran dengan pendekatan IBL ini
menurut Roestiyah (2001: 76-77) adalah:
a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-
ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
c. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

15
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Disamping kelebihan yang telah disebutkan diatas, pendekatan IBL
juga mempunyai kekurangan antara lain:
a. Diharuskan adanya kesiapan mental pada siswa.
b. Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke
pendekatan ini
4. Peran Guru dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Model Inquiry
Based Learning (IBL)
Menurut Gulo (2005: 86-87) guru dalam menciptakan kondisi belajar
dengan pendekatan inkuiri mempunyai berbagai macam peran,
diantaranya:
a. Sebagai motivator, yang memberi rangsangan agar siswa aktif dalam
berfikir
b. Sebagai fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada
hambatan dalam proses berfikir siswa.
c. Sebagai penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang
mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
d. Sebagai administrator, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan di
kelas.
e. Sebagai pengarah, yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa ke
tujuan yang diharapkan.
f. Sebagai manager, yang mengelola sumber belajar, waktu dan
organisasi kelas.
g. Sebagai rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang
dicapai dalam rangka peningkatan belajar siswa

C. dd
1. Pengertian Kelarutan
Definisi atau istilah kelarutan (solubility) di gunakan untuk
menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut)

16
dinyatakan dalam satuan Mol/L. Jadi, kelarutan (s) sama dengan
molaritas (M). Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu :
luas permukaan zat, jenis zat terlarut, suhu, dan pengadukan
2. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Definisi hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion – ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, dengan di
pangkatkan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Jika senyawa
AxBy terionisasi menjadi xAy+ dan yBx-, di dalam air akan mengalami
reaksi kesetimbangan.

Secara umum, hasil kali kelarutan di nyatakan dengan rumus :

Contoh :
Pada suhu tertentu, kelarutan Ag2CO3 adalah 10-6
a. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan
b. Harga tetapan hasil kali kelarutan nya
Jawab :
a. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan, Ksp = [Ag+]2 [CO32-]
b. Ksp = [Ag+]2 [CO32-]

17
= (2s)2 . (s)
= 4s3
= 4 . (10-6)3
= 4 . 10-18

3. Pengaruh Ion Sejenis Terhadap Kelarutan


Pengaruh ion sejenis akan memperkecil kelarutan suatu senyawa
karena dengan adanya ion sejenis tersebut akan menyebabkan
pengendapan.
Contoh :
Berapakah kelarutan AgI dalam larutan AgNO3 0,1 M, jika diketahui
Ksp AgI = 8 . 10-12?
4. Pengaruh pH Terhadap Kelarutan
Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang
sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan (James E. Brady, 1990).
Contoh Soal Penyelesaian Hubungan Ksp dengan pH
Jika larutan MgCl2 0,3 M ditetesi larutan NaOH, pada pH
berapakah endapan Mg(OH)2 mulai terbentuk? (Ksp Mg(OH)2 = 3 ×
10–11)
Jawab:
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH–]2
3 × 10–11 = 3 × 10–11 [OH–]2
[OH–]2 = 10–10
[OH–] = 10–5M
pOH =5
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 5 = 9
Jadi, pH endapan sebesar 9
5. Memprediksi Terbentuknya endapan
Hasil kali kelarutan secara umum dilambangkan dengan Qc dan
cara menghitungnya sama dengan Ksp yaitu merupakan hasil kali

18
konsentrasi ion-ion yang terurai dalam suatu garam sukar larut.
Perbedaannya, nilai Qc menunjukkan hasil kali kelarutan pada
keadaan yang belum bisa dipastikan apakah larutan tersebut belum
jenuh, tepat jenuh atau lewat jenuh (terbentuk endapan) sedangkan
Ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang terurai dalam suatu
garam sukar larut pada keadaan maksimum (tepat jenuh). Untuk
mengetahui keadaan larutan, kita harus mengetahui nilai Ksp terlebih
dahulu.

Jika nilai Qc<Ksp maka larutan tersebut belum jenuh.


Jika nilai Qc=Ksp maka larutan tersebut tepat jenuh.
Jika nilai Qc>Ksp maka larutan tersebut lewat jenuh (ditandai
dengan terbentuknya endapan karena pelarut tidak mampu lagi
melarutkan zat terlarut yang dalam hal ini adalah garam sukar larut)

D. Penelitian yang Relevan


Penelitian dengan menggunakan pendekatan IBL ini pernah
dilakukan oleh Syailani yang menerapkan model pembelajaran IBL di
SMA Negeri 1 Banjarmasin kelas XI pada materi yang sama, ternyata hasil
belajar siswa menunjukkan peningkatan.

E. Kerangka Berpikir

hasil belajar siswa pada Menggunakan model Hasil belajar


materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan belum pembelajaran Inquiry siswa
mencapai KKM (75) Based Learning (IBL) meningkat

F. Hipotesis Tindakan
Penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya.
Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA Muhammadiyah
2 Surabaya yang beralamat di jalan Pucang Anom 91 Surabaya Jawa
Timur
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama tiga minggu dimulai
tanggal 01 April 2020- 22 April 2020
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu pengamatan
terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan serta terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh
siswa. Adapun tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran di dalam kelas sehingga terjadi peningkatan prestasi
belajar.
Rencana pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus. Setiap
silkus terdiri dari 4 tahap yaitu : Perencanaan (Planning), Tindakan
(Acting ), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting).
Model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan dapat di lihat
melalui alur siklus pada gambar 3. 1

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

20
Adapun untuk rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 3.2 Bagan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

21
C. Rencana Pembelajaran Per Siklus
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran inkuiri, seperti
identifikasi masalah, pembuatan rencana pembelajaran,
pembuatan lembar kerja peserta didik, pembuatan lembar
pengamatan siswa dan guru. Langkah-langkah dalam proses
pelaksanaan antara lain :
1) Orientasi siswa kepada masalah
2) Menganalisis dan merumuskan masalah
3) Menyiapkan rencana pembelajaran, LKPD, media
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran IBL
materi kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp).
4) Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, dan catatan
lapangan)
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan
yang dilakukan oleh guru adalah :
1) Menyiapkan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran
yang telah disusun
2) Memberikan tugas mandiri kepada siswa
3) Membentuk kelompok
4) Membimbing siswa menemukan jawaban dari tugsa yang
diberikan
5) Memberi perlakuan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran
6) Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukannya
observasi kegiatan siswa dan guru

22
7) Setelah selesai wakil dari kelompok masing-masing
mempresentasikan jawaban untuk didiskusikan dan ditarik
kesimpulan.
8) Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa
sesudah diberikan tindakan
c. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya
pelaksanaan tindakan untuk memantau sejauh mana efek tindakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan IBL pada pokok
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Langkah-langkah dalam
tahap pengamatan antara lain :
1) Mengumpulkan data penelitian
2) Melakukan diskusi dengan teman sesama guru kimia untuk
membahas tentang kelemahan dan kekurangan selama proses
pembelajaran yang telah dilakukan
d. Refleksi
Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan
dilakukan. Dengan data observasi, guru dapat merefleksi diri
apakah dengan pendekatan IBL telah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Langkah-langkah dalam tahap refleksi antara lain :
1) Menganalisis data yang telah diperoleh untuk memperbaiki
dan menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya
2) Menganalisis temuan saat melakukan pengamatan proses
pembelajaran yang telah dilakukan
3) Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses
pembelajaran yang berlangsung dan mempertimbangkan
langkah selanjutnya

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran inkuiri, seperti

23
identifikasi masalah, pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan
lembar kerja peserta didik, pembuatan lembar pengamatan siswa
dan guru. Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan antara lain :
1) Menyusun RPP perbaikan dengan menggunakan model
pembelajaran IBL pada materi pengaruh ion senama terhadap
kelarutan.
2) Memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dan
menyusun tindakan selanjutnya agak pelaksanaan tindakan
pada siklus II dapat berjalan lancar dan lebih baik
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai
dengan perbaikan RPP yang telah disusun, sehingga dapat
mengatasi kekurangan terjadi pada saat proses pembelajaran pada
siklus yang pertama. Langkah-langkah pembelajaran yang ada
dalam RPP dilaksanakan hampir sama pada siklus I akan tetapi
disertai perbaikan dari kekurangan yang ada pada silkus I.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya
pelaksanaan tindakan untuk memantau sejauh mana efek tindakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan IBL pada pokok
materi pengaruh ion senama terhadap kelarutan pada siklus 2.
Langkah-langkah dalam tahap pengamatan antara lain :
1) Mengumpulkan data penelitian
2) Melakukan diskusi dengan teman sesama guru kimia untuk
membahas tentang kelemahan dan kekurangan selama proses
pembelajaran yang telah dilakukan
d. Refleksi
Peneliti menganisis semua tindakan yang telah dilakukan
pada siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap
model pembelajaran yang digunakan dalam tindakan di kelas.
Siswa mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

24
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sebelum, pada saat dan setelah diberikan
tindakan. Teknik pengumpulan data ditujukan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Teknik pengumpulan data
No Instrument Kegiatan Pengumpulan Data
1 Observasi Dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung. Hal yang diamati
berupa kegiatan siswa dan guru pada
saat pembelajaran
2 Catatan Lapangan Dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung, hal yang
diamati berupa kondisi siswa selama
proses pembelajaran menggunakan
pendekatan inkuiri
3 Tes Dilaksanakan pada akhir
pembelajaran disetiap siklus untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada
ranah kognitif

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi kegiatan siswa untuk melihat kegiatan siswa secara
berkelompok dalam penerapan pendekatan inkuiri dan lembar
observasi kegiatan guru. Lembar observasi kegiatan guru bertujuan
untuk melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari delapan tahapan pada kegiatan siswa beserta aspek yang diamati
pada masing-masing tahapan. Pada tahapan lembar observas kegiatan
guru terdiri dari sepuluh tahapan. Adapun untuk lembar observasi
dapat dilihat melalui tabel berikut :

25
Tabel 3.2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
No. Tahapan Aspek yang Diamati
1 Menjelaskan langkah Ketelitian dalam memperhatikan
dalam LKPD LKPD
2 Membuat pertanyaan Ketepatan dalam membuat
yang sesuai pertanyaan yang sesuai dengan
arahan
3 Mengidentifikasi Ketepatan dalam menentukan
permasalahan permasalahan dari variabel yang
harus diamati
4 Mengevaluasi buku Menuliskan jawaban dari
dan sumber belajar pertanyaan secara tepat
5 Melakukan Ketelitian mengerjakan soal pada
pembuktian LKPD
6 Mencari penjelasan Kesesuaian siswa dalam
menjelaskan langkah-langkah
menghitung Ph
7 Mengevaluasi Membandingkan jawaban antar
jawaban teman dalam satu kelompok
8 Mempresentasikan Keaktifan siswa mempresentasikan
jawaban hasil diskusi hasil diskusi kelompok
kelompok Keaktifan siswa menanggapi
presentasi kelompok
9 Menyimpulkan Ketepatan siswa dalam
menyimpulkan sub materi
perhitungan pH

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kegiatan Guru


No. Tahapan Aspek yang diamati
1 Persiapan Absen kehadiran siswa
Melakukan apersepsi
Melakukan motivasi

26
No. Tahapan Aspek yang diamati
Menjelaskan kegiatan pembelajaran
Memberikan arahan dan penjelasan
dalam tahapan pembelajaran IBL
Menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
2 Menjelaskan langkah- Menjelaskan langkah-langkah
langkah dalam dalam mengisi atau mengerjakan
penggunaan LKPD LKPD
3 Pertanyaan orientasi Memberikan pertanyaan arahan
kepada siswa
4 Mengidentifikasi Membimbing siswa dalam
permasalahan menentukan permasalahan yang
dihadapi berdasarkan variabel
penelitian
5 Mengevaluasi buku Menginformasikan untuk membaca
atau bahan ajar yang buku atau bahan ajar yang relevan
digunakan
6 Melakukan Mengarahkan siswa untuk membagi
pembuktian tugas pada masing-masing
kelompok
Mengawasi dan membimbing siswa
dalam menemukan jawaban
7 Mencari penjelasan Membimbing siswa dalam
menemukan jawaban soal pada
LKPD
8 Mengevaluasai hasil Membimbing siswa untuk
jawaban siswa menemukan jawaban dari soal pada
LKPD
9 Mempresentasikan Membimbing siswa
jawaban hasil diskusi mempresentasikan jawaban hasil
diskusi

27
No. Tahapan Aspek yang diamati
Mengarahkan siswa untuk
menanggapi hasil presentasi
temannya dari kelompok lain
10 Menyimpulkan materi Membimbing siswa menyimpulkan
materi asam basa sub materi
perhitungan pH

b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau
mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap
subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan ini
memuat kondisi siswa pada saat proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran (Inquiry Based Learning (IBL).
c. Tes
Tes merupakan instrument yang digunakan dalam
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif atau penguasaan materi pembelajaran.

28
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai tes prestasi
belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, data
pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar, serta pengamatan keterampilan guru dalam pengelolaan
pembelajaran model Inquiry Based Learning (IBL). Analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1) Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
Data yang diperoleh melalui observasi dan tes hasil belajar
dipaparkan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif yaitu
dijelaskan dan disajikan dalam bentuk tabel dan kalimat sederhana.
Analisis data kuantatif menggunakan statisktik deskriptif (persentase).
2) Persentase
Persentase digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil
belajar dari nilai dasar ke siklus I, dari siklus I ke siklus II, dengan
menggunakan rumus :
𝐚
𝐏𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐛
Keterangan : a = jumlah peserta didik yang tuntas
b = jumlah peserta didik seluruhnya
Untuk mengetahui hasil belajar kimia peserta didik dapat mengetahui
dengan menganalisis data berupa nilai tugas kelompok dan nilai tes pada
setiap siklus dengan menggunakan rumus :
𝐭𝐠 + 𝟐𝐔𝐇
𝐍𝐊 =
𝟑

Keterangan : NK = Nilai hasil belajar peserta didik dalam tiap siklus


UH = Nilai tes peserta didik setiap siklus
tg = nilai tugas (lembar kerja)

29
G. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah tercapainya
nilai post test dari peserta didik dengan banyaknya peserta didik yang
mendapatkan nilai ≥ 75 sebanyak 85% dan nilai rata-rata kelas ≥ 75 untuk
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Inquiry Based Learning. http://www.
thirteen.org/edonline/consept2class/inquiry/index.html. Diakses tanggal 18
April 2019
, http://www.materibelajar.id/2016/05/kelarutan-dan-hasil-kali-
kelarutan.html. Diakses tanggal 20 April 2019
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia : An English
– Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo
Hamalik. Oemar. 2003. Perencanaan pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta :
Bumi Aksara
Syailani. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Berbasis Multi Intelegensi
Pada Materi Kelarutan Dan Kesetimbangan Larutan (Ksp) Melalui Model
Inquiry Terbimbing. Jurnal Vidya Karya Volume 32, Nomor 1 ISSN 0215-
9619
K., Roestiyah N. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VII
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta
Sudjana, N. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet
Triyanto.2011.Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Prestasi
Pustakaraya

31
Lampiran 2. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMKN 8 Samarinda


Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : X/ II (Dua )
Tahun Pelajaran : 2018/ 2019
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis,dan mengevaluasi
tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kerja Kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,

32
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI-4 : Memahami, menerapkan, menganalisis,dan mengevaluasi
tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kerja Kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8. Mengevaluasi sifat larutan 3.8.1 Menghitung pH larutan


berdasarkan konsep asam menggunakan rumus perhitungan pH
basa dan pH larutan

C. TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :
3.8.5.1 Diberikan data konsentrasi larutan, siswa dapat menghitung pH
larutan menggunakan rumus perhitungan pH dengan benar
D. Materi Pembelajaran
Perhitungan pH Larutan
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang
dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen dalam
pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Derajat atau tingkat keasaman
larutan bergantung pada konsentrasi H+ dalam larutan. Semakin besar
konsentrasi ion H+ makin asam larutan.

33
Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut
dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang
sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut
dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat
oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan
meningkatkan konsentrasinya.
Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark
mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+, yaitu sama
dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+. Secara sistematis diungkapkan
dengan persamaan sebagai berikut :
pH = - log [H+]

Analog dengan di atas, maka :


pH = - log [OH-]

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Ceramah
3. Model : Inquiry Based Learning (IBL)
F. Alat dan Media Pembelajaran
Alat/bahan :
1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Spidol, papan tulis
Media :
1 Video Pembelajaran
2 Slide Powerpoint

G. Sumber Belajar
1. Internet
https://www.asymmetricalife.com/2017/11/menghitung-pH.html

34
2. Buku SMK Kelas X Penulis Suswanto Djony P dan Siti Naqiyah,. Penerbit
Erlangga
3 Bahan Ajar Kimia Asam Basa
4 LKPD

35
H. Langkah Pembelajaran
SIKLUS 1

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)


Guru :
 Mengucapkan salam pembuka
 Meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
 Memeriksa kehadiran siswa
 Menyiapkan siswa (fisik dan psikis) dalam mengawali kegiatan belajar
dengan menanyai keadaan siswa, memeriksa buku pelajaran, alat dan
bahan yang akan digunakan untuk pembelajaran hari ini.
Apersepsi
 Memotivasi siswa dengan menayangkan video motivasi tentang proses
pelarutan garam dapur dalam air
 Menyampaikan manfaat mempelajari materi hari ini
 Menyampaiakan cakupan materi yang akan dipelajari
 Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik
mengenai materi yang akan dipelajari yaitu tentang apa yang dimaksud
dengan kelarutan
 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
 Membimbing peserta didik membagi kelompok belajar
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi  Peserta didik mengamati gambar yang terdapat di
LKPD mengenai kelarutan garam PbI2
 Peserta didik memperhatikan dan menelaah materi
dan soal-soal yang berkaitan dengan kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang terdapat LKPD
(mengamati)

36
Merumuskan masalah  Peserta didik menanyakan cara menentukan
kelarutan
 Peserta didik menanyakan cara menghitung Ksp
yang terdapat pada LKPD(menanya)
 Peserta didik merumuskan masalah dengan
bimbingan guru berupa pertanyaan bagaimana
menentukan kelarutan suatu garam dalam air?
Merumuskan Hipotesis  Peserta didik membaca literatur dari buku paket,
bahan ajar atau internet mengenai cara
menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan
(mengumpulkan informasi)
 Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya (untuk
masing-masing peserta didik) dan hasil diskusi
kelompok pada LKPD dengan kreativitas masing-
masing (mengumpulkan informasi)
Mengumpulkan data dan  Peserta didik bersama anggota kelompoknya
pembuktian hipotesis berdiskusi menyelesaikan soal terkait penentuan
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) yang
terdapat di dalam LKPD (mengasosiasi)
Menguji Hipotesis  Perwakilan kelompok menuliskan hasil
diskusinya di papan tulis dan kelompok lain
membandingkan dengan hasil pekerjaannya
(mengkomunikasikan)
 Perwakilan kelompok memberikan tanggapan
dengan mengajukan pertanyaan, meminta
konfirmasi ataupun memberikan masukkan
terhadap kelompok lainnya dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(mengkomunikasikan)

37
Merumuskan kesimpulan  Peserta didik mengkaji ulang proses/hasil
pemecahan masalah melalui bimbingan guru
(mengasosiasi)
 Peserta didik melakukan diskusi kelas / tanya
jawab bersama-sama dengan guru (mengasosiasi)
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
1. Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang
penentuan kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp)
2. Memberikan tugas kepada peserta didik, dan mengingatkan peserta
didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan
selanjutnya
3. Melakukan uji pemahaman siswa secara tertulis
4. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan
menutup dengan memberi salam

38
SIKLUS 2
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
 Mengucapkan salam pembuka
 Meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
 Memeriksa kehadiran siswa
 Menyiapkan siswa (fisik dan psikis) dalam mengawali kegiatan belajar
dengan menanyai keadaan siswa, memeriksa buku pelajaran, alat dan
bahan yang akan digunakan untuk pembelajaran hari ini.
Apersepsi
 Memotivasi siswa dengan menayangkan video animasi tentang
penambahan ion senama dalam larutan AgCl
 Menyampaikan manfaat mempelajari materi hari ini
 Menyampaiakan cakupan materi yang akan dipelajari
 Mengingatkan peserta didik tentang materi sebelumnya yaitu cara
menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan
 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
 Membimbing peserta didik membagi kelompok belajar
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi  Peserta didik mengamati gambar yang terdapat di
LKPD mengenai larutan AgCl yang ditambahkan
dengan larutan NaCl
 Peserta didik memperhatikan dan menelaah materi
dan soal-soal mengenai pengaruh ion senama
terhadap kelarutan
(mengamati)

39
Merumuskan masalah  Peserta didik menanyakan cara menghitung
kelarutan AgCl setelah ditambahkan NaCl
 Peserta didik menanyakan cara menghitung
kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam NaCl pada
LKPD(menanya)
 Peserta didik merumuskan masalah dengan
bimbingan guru berupa pertanyaan apa pengaruh
ion senama terhadap kelarutan dan hasil kali
kelarutan?
Merumuskan Hipotesis  Peserta didik membaca literatur dari buku paket,
bahan ajar atau internet mengenai cara
menghitung pH larutan asam dengan
menggunakan rumus perhitungan pH larutan asam
kuat dan asam lemah
(mengumpulkan informasi)
 Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya (untuk
masing-masing peserta didik) dan hasil diskusi
kelompok pada LKPD dengan kreativitas masing-
masing (mengumpulkan informasi)
Mengumpulkan data dan  Peserta didik bersama anggota kelompoknya
pembuktian hipotesis berdiskusi menyelesaikan soal tentang pengaruh
ion senama terhadap kelarutan yang terdapat di
dalam LKPD (mengasosiasi)
Menguji Hipotesis  Perwakilan kelompok menuliskan hasil
diskusinya di papan tulis dan kelompok lain
membandingkan dengan hasil pekerjaannya
(mengkomunikasikan)
 Perwakilan kelompok memberikan tanggapan
dengan mengajukan pertanyaan, meminta
konfirmasi ataupun memberikan masukkan

40
terhadap kelompok lainnya dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(mengkomunikasikan)
Merumuskan kesimpulan  Peserta didik mengkaji ulang proses/hasil
pemecahan masalah melalui bimbingan guru
(mengasosiasi)
 Peserta didik melakukan diskusi kelas / tanya
jawab bersama-sama dengan guru (mengasosiasi)
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
1. Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang pengaruh
ion senama terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Memberikan tugas kepada peserta didik, dan mengingatkan peserta
didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan
selanjutnya
3. Melakukan uji pemahaman siswa secara tertulis
4. Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan
menutup dengan memberi salam

41
I. Penilaian Pembelajaran
penilaian Teknik Bentuk penilaian
penilaian
Sikap Observasi  Lembar penilaian
guru sikap
Pengetahuan Tes  Lembar soal tes
tertulis/ tertulis uraian
uraian
Ketrampilan Unjuk  Lembar observsi
kinerja/ kegiatan diskusi dan
praktik presentasi

Surabaya, ………………..2019
Guru Mata Pelajaran,

Anggit Eka Dewi Srianti, S.Pd

42
LAMPIRAN 3

SOAL TES HASIL BELAJAR


SIKLUS 1
1. Tentukan rumus Ksp dari Ag2CrO4 !
2. Tentukan kelarutan AgCl bila Ksp AgCl = 1,96 x 10-10 !
3. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-6. Tentukan kelarutan molar Ca(OH)2 dalam
air !
Kunci jawaban :
1.
Misalkan kelarutan Ag2CrO4 = s
Maka kelarutan Ag+ = 2s
Maka kelarutan CrO42- = s
Ksp= [Ag+]2[CrO42-]
Ksp= [2s]2[s]
Ksp=4s3
2.

3. CaOH2 ↔ Ca2+ + 2OH-


s s 2s
Ksp= [Ca2+] [OH-]2
Ksp= [s] [2s]2
Ksp=4s3
4x 10-6 = 4s3
s = 10-2

43
TES HASIL BELAJAR
SIKLUS 2
Berapakah kelarutan CaC2O4 dalam satu liter larutan CaCl2 0,16 M ? (Ksp
CaC2O4= 1,6 x 10-9)
Jawab :
Kelarutan CaC2O4 dalam air
CaC2O4 ↔ Ca2+ + C2O42-
s s 2s
Ksp= [Ca2+] [C2O42-]
Ksp= [s] [s]
Ksp=s2
1,6x 10-9 = s2
s = 4 x 10-5
Kelarutan CaC2O4 dalam CaCl2
CaCl2 ↔ Ca2+ + 2Cl-
0,16M 0,16M
Ksp= [Ca2+] [C2O42-]
1,6x 10-9 = [0,16] [s]
s = 10-8

44
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Aspek yang diamati Skor Persentase Keterangan
Absen kehadiran siswa
Melakukan apersepsi
Melakukan motivasi
Menjelaskan kegiatan pembelajaran
Memberikan arahan dan penjelasan
dalam tahapan pembelajaran IBL
Menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Menjelaskan langkah-langkah dalam
mengisi atau mengerjakan LKPD
Memberikan pertanyaan arahan
kepada siswa
Membimbing siswa dalam
menentukan permasalahan yang
dihadapi berdasarkan variabel
penelitian
Menginformasikan untuk membaca
buku atau bahan ajar yang relevan
Mengarahkan siswa untuk membagi
tugas pada masing-masing kelompok
Mengawasi dan membimbing siswa
dalam menemukan jawaban
Membimbing siswa dalam
menemukan jawaban soal pada
LKPD
Membimbing siswa untuk
menemukan jawaban dari soal pada
LKPD

45
Aspek yang diamati Skor Persentase Keterangan
Membimbing siswa
mempresentasikan jawaban hasil
diskusi
Mengarahkan siswa untuk
menanggapi hasil presentasi
temannya dari kelompok lain
Membimbing siswa menyimpulkan
materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan

46
2. Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Aspek yang Diamati Skor Persentase Keterangan
Ketelitian dalam memperhatikan LKPD
Ketepatan dalam membuat pertanyaan
yang sesuai dengan arahan
Ketepatan dalam menentukan
permasalahan dari variabel yang harus
diamati
Menuliskan jawaban dari pertanyaan
secara tepat
Ketelitian mengerjakan soal pada LKPD
Kesesuaian siswa dalam menjelaskan
langkah-langkah menentukan kelarutan
dan hasil kali kelarutan
Membandingkan jawaban antar teman
dalam satu kelompok
Keaktifan siswa mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Keaktifan siswa menanggapi presentasi
kelompok
Ketepatan siswa dalam menyimpulkan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

Keterangan :
Nilai Kriteria
1 Tidak Baik
2 Kurang Baik
3 Cukup Baik
4 Baik
Keterampilan presentase dan pengkategorian sikap
n
Presentase (%) = x 100%
N

47
Keterangan :
n = skor yang diperoleh
N = skor maksimal
% = tingkat presentase yang dicapai
81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang Baik
< 20% Sangat Kurang

48

Anda mungkin juga menyukai