Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati. Dikatakan
akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung
selama kurang dari 6 bulan, dan kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama
lebih dari 6 bulan. Hampir semua kasus hepatitis virus disebabkan oleh salah satu
dari lima jenis virus yaitu : virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus
hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Semua
jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan DNA. Walaupun virus virus tersebut berbeda dalam
sifat molekular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan
kesamaan dalam perjalanan penyakitnya. Hepatitis kronik hanya bisa terjadi pada
tanpa kuning sampai sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam empat
tahap :
1. Fase Inkubasi
Fase ini merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala
dan ikterus. Fase ini berbeda beda lamanya untuk tiap virus hepatitis.
2
Panjang fase ini tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan
atralgia, mialgia, mudah lelah, mual muntah, diare atau konstipasi dapat
terjadi. Serum sickness dapat muncul pada hepatitis B akut diawali oleh
abdomen biasanya ringan dan menetap pada kuadran kanan atas atau
kolesistitis.
3. Fase Ikterik
Ikterus biasanya muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak
terdeteksi .
sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Kedaan akut biasanya
membaik dalam dua sampai tiga minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis
3
dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk
hepatitis B.
2.3 Klasifikasi
Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan kedalam dua
group yaitu hepatitis dengan transmisi enterik dan transmisi melalui darah.
- Ditemukan ditinja
hepatitis C (HCV)
2.3.1 Hepatitis A
4
hepatitis relaps, dan sindroma pasca hepatitis (sindroma kelelahan kronik).
sanitasi dan higienenya kurang baik. Masa inkubasi penyakit ini adalah 14-50
HAV didapat melalui transmisi fecal-oral; setelah itu orofaring dan traktus
transport menuju hepar yang merupakan situs primer replikasi, dimana pelepasan
virus menuju empedu terjadi yang disusul dengan transportasi virus menuju usus
dan feses. Viremia singkat terjadi mendahului munculnya virus didalam feses dan
hepar. Pada individu yang terinfeksi HAV, konsentrasi terbesar virus yang di
ekskresi kedalam feses terjadi pada 2 minggu sebelum onset ikterus, dan akan
menurun setelah ikterus jelas terlihat. Anak-anak dan bayi dapat terus
mengeluarkan virus selama 4-5 bulan setelah onset dari gejala klinis.
5
Gambar : Patogenesis hepatitis A
Kerusakan sel hepar bukan dikarenakan efek direct cytolytic dari HAV.
Secara umum HAV tidak melisiskan sel pada berbagai sistem in vitro. Pada
ketiadaan respon imun, kerusakan sel hepar dan gejala klinis tidak terjadi.
Banyak bukti berbicara bahwa respon imun seluler merupakan hal yang
paling berperan dalam patogenesis dari hepatitis A. Kerusakan yang terjadi pada sel
tumor necrosis factor (TNF) juga berperan penting dalam eliminasi dan supresi
6
terinfeksi HAV, mungkin bertanggung jawab atas penurunan jumlah virus
yang terlihat pada pasien mengikuti timbulnya onset gejala klinis. Pemulihan
dari hepatitis A berhubungan dengan peningkatan relatif dari sel CD4+ virus-
pada individu yang lebih muda, menyebabkan respon imun yang lebih ringan
Dengan dimulainya onset dari gejala klinis, antibodi IgM dan IgG
terdeteksi 3 minggu setelah paparan, titer IgM anti-HAV akan terus meningkat
selama 4-6 minggu, lalu akan terus turun sampai level yang tidak terdeteksi dalam
waktu 6 bulan infeksi. IgA dan IgG anti-HAV dapat dideteksi dalam beberapa
hari setelah timbulnya gejala. Antibodi IgG akan bertahan selama bertahun-tahun
setelah infeksi dan memberikan imunitas seumur hidup. Pada masa penyembuhan,
regenerasi sel hepatosit terjadi. Jaringan hepatosit yang rusak biasanya pulih
7
Gambar : Ringkasan temuan gejala klinis, serologi dan virologi pada
pada hati, yang normalnya akan sembuh spontan tanpa sekuele kronik. Masa
inkubasi virus ini biasanya muncul 14-28 hari, bahkan sampai 50 hari. Gejala yang
muncul selama infeksi virus ini berhubungan dengan usia pasien. Gejala prodromal
hepatitis akut adalah lemas, cepat lelah, anoreksia, muntah, rasa tidak nyaman pada
abdomen, diare, dan pada stadium lanjutan dan tidak umum, dapat dijumpai
demam, sakit kepala, atralgia, dan mialgia. Gejala prodromal biasanya hilang
asimptomatik, biasanya terjadi pada anak anak usia < 5-6 tahun, (2) infeksi virus
8
hepatitis A simptomatik dengan urin berwarna seperti teh dan feses berwarna
dempul, biasanya disertai dengan ikterus. (3) hepatitis kolestasis, yang ditandai
tanda klinis, penanda biokimia virus, dan penanda serologi infeksi virus hepatitis A
akut setelah resolusi inisial, (5) hepatitis fulminan yang jarang terjadi dan dapat
hilang spontan, tetapi dapat juga fatal, bahkan sampai membutuhkan transplantasi
hati. Pola klinis infeksi hepatitis A berupa kolestasis, relaps dan fulminan
pemeriksaan fisik adalah hepatomegali (78%), dan ikterus (71%) pada pasien
Manifestasi ekstrahepatik dan atipikal yang dapat dijumpai, meskipun jarang adalah
Sindrom pasca hepatitis dapat terjadi pada sebgaian kecil pasien, berupa
gejala kelemahan berkepanjangan, rasa tidak nyaman pada abdomen kuadran kanan
atas, intoleransi dan gangguan pencernaan lemak, turunnya berat badan, instabilitas
A akut dapat sembuh spontan, yang terjadi pada lebih dari 99% pasien terinfeksi.
9
Pada hepatitis fulminan, usia, adanya penyakit hati kronik sebelumnya,
konsumsi paracetamol dosis tinggi, koinfeksi dengan virus hepatitis lainnya atau
demam Q, reaksi obat hepatotoksik, termasuk obat herbal, infeksi bakteri, sepsis,
yang terdiri dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, hidrasi yang adekuat, diet
pembatasan dari konsumsi alkohol. Sebagian besar dari kasus hepatitis A virus
tidak memerlukan rawat inap. Rawat inap direkomendasikan untuk pasien dengan
asupan cairan yang adekuat, penyakit hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang
serius, dan apabila pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan
gejala-gejala dari hepatitis fulminan. Pasien dengan gagal hati fulminant harus
individu pasca paparan dan individu yang belum divaksin hepatitis A yang berisiko
10
2.3.2 Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis
Virus ini juga menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada
sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.
tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B pasca
periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka
akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan
tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika
tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus
stadium siklus HBV, yaitu fase replikasi (stadium 1 dan 2) dan fase integratif
(stadium 3 dan 4). Pada fase replikasi, kadar HBsAg (hepatitis B surface antigen),
dan anti HBe masih negatif. Pada fase integratif (khususnya stadium 4) keadaan
negatif/normal, sedangkan antibodi terhadap antigen yaitu : anti HBs dan anti HBe
11
menjadi positif (serokonversi). Keadaan demikian banyak ditemukan pada
penderita hepatitis B yang terinfeksi pada usia dewasa di mana sekitar 95-97%
infeksi hepatitis B akut akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan
tanggapan adekuat.
imunitas imatur serta 30% anak usia kurang dari 6 tahun masuk ke kemungkinan
ke dua dan ke tiga; akan gagal memberikan tanggapan imun yang adekuat sehingga
terjadi infeksi hepatitis B persisten, dapat bersifat carrier inaktif atau menjadi
hepatitis B kronis.
tinggi dalam cairan tubuh berupa darah, serum, dan eksudat luka. Sementara itu
konsentrasi yang sedang terdapat pada semen. cairan vagina dan air liur.
Konsentrasi yang rendah/tidak ada di jumpai pada urin, feses, keringat, air mata dan
ASI.
Penularan yang lebih rendah dapat terjadi melalui kontak dengan carrier
hepatitis B, hemodialisis, paparan pada pekerja kesehatan yang terinfeksi, alat tato,
alat tindik, hubungan seksual, dan inseminasi buatan, tranfusi darah dan donor
organ. Hepatitis B dapat menular melalui pasien dengan HBsAg negatif tetapi anti-
HBc positif. Virus ini 100 kali lebih infeksius pada pasien dengan HIV dan 10 kali
Virus ini bereplikasi didalam hepatosit, tetapi yang membuat kerusakan sel
hati dan manifestasi klinis adalah respon imun yang dihasilkan oleh tubuh. Masa
12
inkubasi virus ini adalah 1 sampai 4 bulan. Kemudian masuk kedalam periode
mialgia dan mudah lelah serta perubahan rasa pada indra pengencap dan sensasi
bau-bauan. Nyeri abdomen kuadran kanan atas atau nyeri epigastrium intermiten
Demam dapat terjadi pada pasien dengan serum sickness like syndrome
dengan gejala demam, kemerahan pada kulit, atralgia, artritis. Gejala ini terjadi 1
sampai 2 minggu sebelum ikterus. Dan gejala klinis dan ikterus hilang setelah 1
sampai 3 bulan. Hepatomegali dan splenomegali dapat terjadi. Palmar eritema atau
virus, Sebelum onset gejala dan peningkatan kadar ALT. Pada sebagian pasien
dewasa, HBsAg hilang dalam waktu 4 sampai 6 bulan. Anti HBs dapat muncul
anti HBs, HBV-DNA masih dapat dideteksi pada hati,dan respon sel T spesifik
terhadap virus hepatitis B. dapat di jumpai pada beberapa dekade berikutnya. Pada
kondisi yang jarang, pasien dengan anti HBs-positif dapat kembali terinfeksi virus
hepatitis B karena proteksi inkomplit dari anti HBs terhadap serotipe virus hepatitis
B lainnya.
pasien menderita infeksi hepatitis B kronik. Pada pasien yang terdapat HbsAg dan
dan adanya anti HBs tidak mempengaruhi aktivitas penyakit dan hasil akhir
13
penyakit tersebut. HBsAg yang persisten lebih dari 3 bulan setelah onset penyakit
Pada hepatitis B akut, periode antara hilangnya HBsAg dan munculnya anti-
HBs dikenal dengan periode jendela (window period). Pada periode ini, HBsAg
positif adalah IgM anti HBc, suatu antibody terhadap antigen hepatitis B core.
Sehinggan IgM anti HBc merupakan penanda serologis paling penting pada infeksi
hepatitis B akut. IgM anti HBc biasanya bertahan selama 4-6 bulan dan jarang
persisten sampai 2 tahun. Tetapi penanda tersebut dapat juga positif selama
hepatitis B kronik yang mengalami eksaserbasi akut. IgG anti HBc merupakan
penanda paparan hepatitis B. Penanda tersebut positif pada hepatitis B kronik dan
pada pasien yang telah sembuh dari hepatitis B akut. Pada kasus yang telah sembuh
dari hepatitis B akut, biasanya penanda tersebut disertai dengan adanya anti-HBs
yang positif.
eksaserbasi akut
+ - Hepatitis B kronik
- + Hepatitis B akut
hepatitis B
14
Peningkatan ALT dan AST sering dijumpai, dimana ALT lebih tinggi
ALT. Leukopenia ringan dan limfositosis relative sering dijumpai. ALT biasanya
kembali normal setelah 1-4 bulan diikuti kadar bilirubin yang menjadi normal.
Terapi pada kasus ini hanya terapi suportif dan simptomatik karena dapat
sembuh spontan. Terapi antiviral diperlukan pada kurang dari 1% kasus yaitu
pajanan dan setelah pajanan. Wanita hamil menjadi kontraindikasi pada pemberian
vaksinasi ini.
2.3.3 Hepatitis C
Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus hepatitis C adalah adalah virus RNA.
G, Yellow fever, dan Dengue. Virus ini umumnya masuk kedalam darah melalui
jalur parental. Penularan HCV dihubungkan dengan transfusi darah atau produk
Viremia terjadi dalam hitungan hari setelah paparan perkutan terhadap virus
hepatitis C. Sebagian pasien dapat mengalami gejala prodromal tipikal berupa flu-
15
Jika masuk ke dalam darah maka HCV akan segera mencari hepatosit (sel
hati) dan kemungkinan sel limfosit B. Hanya dalam sel hati HCV bisa berkembang
biak.
16
tersebut sedang dalam infeksi yang persisten. Gejala awal yang ditunjukkan
tergantung dari usia saat terjadinya paparan, sistem imun penderita, adanya
penyakit hati sebelumnya dan tingkat inokulasi virus.
Level serum dari enzim hati seperti alanin aminotransferase (ALT)
meningkat 10 kali lebih tinggi dari pada normal, kemudian menurun, dan untuk
orang dengan infeksi yang persisten didapatkan kadar ALT naik turun (fluktuatif).
Serum bilirubin juga dapat meningkat setelah beberapa minggu gejala pertama
muncul, namun akhirnya kembali ke level yang normal. Secara garis besar, angka
berfluktuasi selama infeksi virus hepatitis C fase akut daripada fase kronik. Pada
keadaan hepatitis C akut yang simptomatik, titer aviditas IgM anti HCV dan titer
IgG anti HCV berguna untuk membedakan infeksi hepatitis C akut terhadap infeksi
memeriksa antibodi dan Uji HCV RNA. Antibodi terhadap HCV biasanya dideteksi
dengan metode enzyme immunoassay yang sangat sensitif dan spesifik. Sedangkan
HCV RNA dideteksi dalam waktu 2 minggu infeksi dan juga digunakan untuk
Hepatitis C fulminant pada kasus ini jarang terjadi. Bila HCV RNA bertahan
selama lebih dari 6 bulan, maka infeksi hepatitis C dinyatakan sebagai infeksi
kronik.
17
Penyembuhan spontan dalam waktu 6 bulan terjadi pada 20%-50% pasien.
Hal itu berhubungan dengan penemuan klinis, dimana pasien dengan ikterus
2.3.4 Hepatitis D
15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis
dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi
mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena super infeksi hepatitis D biasanya
vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena
carrier dan individu yang ditularkan. Pada orang normal (HBsAg negative), infeksi
terinfeksi hepatitis B. Pada pasien dengan HBsAg positif, adanya infeksi hepatitis
B tersebut akan mempermudah aktivasi virus hepatitis D, dan infeksi tersebut akan
18
terjadi dengan cepat, yang dinamakan superinfeksi virus hepatitis D pada infeksi
virus hepatitis B. Carrier virus hepatitis B dapat juga menjadi carrier hepatitis D.
D mempunyai klinis yang serupa dengan infeksi hepatitis B akut. Gejala awal yang
dirasakan diantaranya rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut, mata
kuning, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagai
gejala yang ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderita yang
tanpa gejala.
merupakan standar awal untuk diagnosis infeksi virus hepatitis D aktif. Adanya
sensitive dan paling spesifik untuk infeksi hepatitis D. Pemeriksaan IgM anti HDV
dalam serum.
Vaksin hepatitis B dapat mencegah infeksi hepatitis D, karena HDV tidak mungkin
2.3.5 Hepatitis E
Virus ini stabil terhadap lingkungan dan bahan kimia, tetapi lebih tidak
19
Infeksi virus hepatitis E dapat ditularkan melalui 4 jalur transmisi : (1)
melalui air, (2) melalui makanan, konsumsi daging yang mentah atau kurang
matang, yang berasal dari hewan yang terinfeksi, (3) transmisi melalui darah antara
parenteral, (4) transmisi vertical dari ibu ke janin. Infeksi virus hepatitis E dapat
replikasi, fase progresivitas penyakit. Masa inkubasi dimulai dari onset paparan
sampai muncul gejala klinis kurang lebih 28-40 hari. Target utama virus hepatitis
E di feses.
20
Partikel virus hepatitis E yang baru disekresikan oleh sel melalui membrane
apical hepatosit menuju kanalikuli bilier dimana mereka dibawa menuju empedu
dan intestine
Masa inkubasinya melalui jalur oral adalah 4-5 minggu. Dan pertama kali
dideteksi di feses kurang lebih 1 minggu sebelum onset penyakit dan bertahan
beberapa minggu. Infeksi virus ini dapat sembuh sendiri tanpa sekuele kronik.
Fase prodromal berlangsung selama 1-4 hari. Dengan gejala flu like
mual, muntah diare, atralgia, astenia, dan ruam urtikaria. Gejala tersebut
2. Fase ikterik
Fase ini dimulai dengan adanya urin yang berwarna coklat seperti teh,
splenomegaly. Penyakit ini dapat mempunyai gejala non spesifik yang mirip
dengan pasien dengan demam akibat infeksi virus lainnya tanpa icterus (hepatitis
anikterik)
21
HEV-RNA dapat dideteksi pada feses sampai 10 hari setelah onset gejala.
Peningkatan titer Ig-G anti HEV meningkatan selama fase akut dan
konvalesens, dan bertahan selama satu tahun setelah infeksi akut. Hepatitis E akut
2.4 Pencegahan
Sebagian besar penyakit hati disebabkan oleg virus maka upaya pencegahan
penyakit hati yang akan dibicarakan adalah hepatitis virus. Penularan hepatitis A
dan E melalui fecal oral sedangkan penulanan hepatitis B/D dan C melalui
parenteral, seksual, perinatal dan transfusi darah maka usaha pencegahan yang
makan
diperlukan.
22
7. Penggunaan sarung tangan, masker dan penutup badan saat menangani
terlarang.
B. Imunisasi
- Vaksinasi hepatitis A
23