Pemanfaatan Biogas
Pemanfaatan Biogas
X. BIOGASS
A. Pengertian Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
B. Manfaat Biogas
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan
listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif
terbaik, di antaranya biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas
memiliki kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk.
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari
bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah
organik lain. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar
fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan.
Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam
bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan
lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca
yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga
penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.
C. Komposisi Biogas
Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol) dan
karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang
terjadi. Pada literature lain komposisi biogas secara umum ditampilkan dalam
tabel berikut:
Komponen %
E. Bahan Baku
Pada dasarnya, untuk memproduksi biogas, yang dibutuhkan adalah bahan
baku yang berupa sampah organik. Sampah organik dari tumbuhan dan hewan
sebagian besar mengandung karbohidrat, lemak, protein, dll. Jika material ini
berada dalam keadaan anaerobik, maka gas kimia yang disebut methane
(metana) akan diproduksi oleh bakteri. Berdasarkan observasi di lapangan,
sebagian besar pengguna energi biogas menggunakan bahan baku dari kotoran
ternak sapi yang dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1. Jumlah input
dan output sesuai dengan ukuran reaktor dapat dilihat pada Tabel 1.2, sebagai
berikut:
Ukuran Reaktor (m3) 4 6 8 10 12
Jumlah Sapi (ekor) 2-3 4-5 6 7-8 9
Jumlah Kotoran (kg/hari) 30 45 60 75 90
Gas yang dihasilkan (m3) 1 1,5 2 2,5 3
Lama penggunaan kompor (jam) 4 6 8 10 12
Tabel 1.2 Jumlah input dan output pada produksi biogas
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan biogass
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi poses pembuatan biogas,
antara lain faktor pengenceran, jenis bakteri, derajat keasaman (pH), suhu,
keberadaan bahan-bahan yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri serta
perbandingan antara karbon (C) dan nitrogen (N) bahan.
1. Pengenceran bahan baku
Bahan baku pebuatan biogas perlu diencerkan. Umumnya
pengenceran bahan baku dilakukan dengan perbandingan 1:1 sampai 2
antara bahan baku air.
2. Jenis bakteri
Ada dua kelompok bakteri yang berpengaruh pada pembuatan biogas
yaitu bakteri-bakteri pembentuk asam dan bakteri-bakteri pembentuk gas
metana yang bersifat anaerobic.
3. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman juga memperngaruhi kerja dari mikroba yang ada
dalam digester. PH yang terlalu asam atau terlalu basa sangat
mempengaruhi kerja mikroba ini. pH antara 6,8 samai 8 merupakan pH
optimum dalam proses pembentukan biogas.
4. Bahan penghambat
Terdapat bahan penghambat yang dapat mengganggu pertumbuhan
mikroorganisme. Bahan bahan seperti logam berat, desinfektan, deterjen
dan antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam digester.
Dengan demikian dapat mempengaruhi jumlah biogas yang dihasilkan.
Untuk itu, maka perlu diperhatikan agar bahan-bahan ini tidak tercampur
dalam bahan. Disamping itu, air yang digunakan sebagai pelarut atau
pengencer bahan baku harus dipastikan tidak mengandung bahan-bahan
tersebut.
5. Suhu
Faktor suhu lingkungan juga sangat menentukan aktif tidaknya bakteri
yang berperan dalam pembuatan biogas. Perkembangbiakan bakteri sangat
dipengaruhi oleh suhu.
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan
kurang atau tidak aktifnya mikroorganismee penghasil biogas, sehingga
kurang baik untuk proses pembentukan biogas. Kisaran suhu antara 32-
37˚C merupakan suhu yang baik untuk proses pembentukan biogas,
sedangkan suhu optimumnya adalah 35˚C.
6. Perbandingan C dan N pada bahan organik
Perbandingan karbon dan nitrogen yang terkandung dalam bahan
organik yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas sangat
menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Perbandingan antara
C dan N yang optimum bagi mikroorganisme perombak adalah 30:1.
Keterangan:
b. Kekurangan Biogas
1. Sedikit berbau.
2. Belum bisa dipake (dimasukkan tabung seperti halnya LPG), sehingga
user/pemakai harus berdekatan dengan sunber biogas, pada akhir biogas
belum bisa dipasarkan.
3. Belum terlalu dikenal oleh masyarakat umum khususnya biogas portable
ini