Bab 3 Revisi
Bab 3 Revisi
URAIAN KEGIATAN
5
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Resep Datang
Ketika di Apotek, ada pasien membawa resep datang, maka pihak apotek
(biasanya front office) menyambut pasien dan mempersilahkan pasien untuk
menunggu sebentar.
2. Skrining Resep
A. Skrining Administratif.
B. Skrining Farmasetis.
Dilakukan untuk menyesuaian dengan kondisi pasien mengenai
beberapa hal, yaitu :
6
a. Bentuk sediaan, apakah cocok digunakan pasien
b. Dosis apakah sesuai dengan umur atau berat badan pasien. Sesuai
disini maksudnya dapat menyelesaikan problema terapi pasien.
Disini akan dihitung dosis dan apakah dosis over dosis atau tidak.
c. Potensi obat, cocok tidak khasiatnya dengan penyakit yang
diderita pasien,
d. Stabilitas, apakah apabila obat ini digunakan dalam bentuk
sediaan tertentu (misal cair), apakah stabil atau tidak
e. Inkompatibilitas, apakah obat satu berinteraksi dengan obat yang
lainnya ketika dicampur atau ketika dibuat, apakah dapat rusak
atau tidak
f. Cara dan lama pemberian apakah dapat menyebabkan
kenyamana pada pasien atau tidak.
C. Skrining Klinis
Apabila tahap skrining ini bermasalah, maka kita harus dapat mencari solusinya
lalu memberikan solusi itu kepada dokter yang menulis resep tersebut.
3. Pemberian Harga
Apabila pasien setuju dengan harga yang kita berikan, maka akan segera
dilakukan penyiapan dan peracikan obat oleh asisten apoteker maupun tenaga terlatih
lainnya. Namun, permasalahan yang terjadi apabila pasien sensitif terhadap harga
yang diberikan oleh puhak apotek, sehingga pasien tidak setuju dengan harga yagn
diajukan oleh pihak dari apotek.
7
Maka penanganannya adalah mengajukan obat alternative dengan jenis, jumlah
item dan harga sesuai dengan kemampuan pasien. Disinilah terkadang akan muncul
kopi resep. Karena dengan kopi resep ini pasien bisa menebus setengah obatnya
terlebih dahulu, baru setelah itu bisa ditebus waktu berikutnya. Disinilah juga
terkadang ada pergantian obat paten satu dengan obat paten satunya yang lebih murah
atau pergantian obat paten menjadi obat generiknya. Setelah pasien setuju dengan
harga obat, maka tahap selanjutnya adalah penyiapan dan peracikan obat. Namun
apabila memang benar-benar pasien tidak mampu untuk menebus obat dan dapat
dibuktikan dengan rasa dan etika, maka itu kebijakan dari apotekernya, apakah akan
memberikannya secara gratis atau menghutanginya.
Tahap yang dilakukan pada penyiapan dan peracikan obat antara lain penyiapan
dan peracikan obat dan penyerahan obat kepada pasien. Yang melakukan tahap ini
tidak harus apoteker, bisa tenaga ahli kesehatan seperti asisten apoteker, ataupun
tenaga terlatih lainnya.
a. Peracikan.
8
dan dilakukan konseling serta pemberian informasi, dan edukasi kepada pasien
agar pasien dapat complience maupun adherence.
Hal ini lebih dikhususkan oleh pasien-pasien yang mempunyai penyakit kronis,
seperti DM, hipertehnsi, dll.
9
Skema Pelayanan Resep di Apotek
1. Resep datang
10
b. Benar salahnya nama obat, sesuai tidaknya potensi obat, dosis,
jumlah yang minta.
c. Jelas tidaknya cara pemakaian untuk pasien
Yang melakukan tahap penyiapan dan peracikan ini tidak harus apoteker, bisa
tenaga ahli kesehatan seperti asisten apoteker, ataupun tenaga terlatih lainnya.
Yang melakukan dalam hal ini tidak harus apoteker, namun dapat dilakukan
oleh asisten apoteker maupun tenaga terlatih lainnya. Dalam hal ini yang harus
disampaikan adalah :
11