Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ROTATING EQUIPMENT

Dosen Pembimbing : Sulton Amna,S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH :

1. SATRIA CAHYA RAMADHANI NPM 1802068


2. SATRIA ARIF PRATAMA NPM 1802083
3. SILVIA NPM 1802071
4. TIRA MARISKA NPM 1802064
5. TRI LESTARI NPM 1802070
6. WULAN ANGGRAINI NPM 1802065
7. YUDHA RAMADHANA PUTERA NPM 1802086

POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG

TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Dunia elektronik yang berkembang pesat secara umum
memberikan kemudahan terhadap dunia industri, baik kepada perusahan
maupun kepada teknisi atau operator sebagai pekerja. Seperti halnya
pada pabrik atau industri, biasanya memiliki tangki besar sebagaii
penyimpanan air baik untuk keperluan proses produksi ataupun untuk
keperluan darurat seperti pemadam kebakaran (Damkar). Pada tangki
memiliki beberapa pipa sebagai saluran masuk air dari sumber seperti
sumur dan saluran keluar yang disalurkan sesuai tempatnya pada suatu
industri. Untuk mempermudah dalam pengaturan buka tutup valve, pada
suatu pabrik yang modern sudah dibuatkansuatu sistem untuk mengatur
buka tutup valve secara elektronik atau dengan menekan tombol saja,
operator sudah bisa mengatur buka-tutup valve pada suatu Saluran pipa
tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memutar valve. Valve
yang digunakan juga menggunakan listrik untuk proses buka-tutupnya
sehingga membuat valve dapat diatur secara digital.
Namun dengan semakin mudahnya untuk digunakan, maka
semakin rawan pula dalam segi keamanannya. Contohnya adalah dapat
terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh pekerja lain yang tidak
sengaja menekan tombolnya tanpa mengetahui prosedur yang jelas
ataupun yang paling buruk adalah kecelakaan yang diakibatkan karena
faktor kesengajaan seperti Sabotase yang maksudkan untuk
menurunkan reputasi Operator/atasan atau bagi perusahaan itu sendiri.
Sehingga untuk menghindari adanya Sabotase maka harus ditambahkan
pengamanan berupa identifikasi pada pengatur valve sehingga hanya
orang-orang tertentu saja yang mengatur buka-tutup valve.

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian
Valve atau katup adalah sebuah alat atau perangkat yang
mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan ( Gas,
cairan, padatan terfluidisasi ) Dengan membuka, menutup sebagian dari
jalan alirannya.
Valve atau katup dalam kehidupan sehari-hari paling nyata adalah
pada pipa air, seperti keran untuk air.

II. Prinsip Kerja


Valve dapat dioperasikan secara manual, baik dengan
menggunakan pegangan, tuas pedal dan lain sebagainya, selain
dioperasikan secara manual valve dapat juga dioperasikan secara
otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran, tekanan dan
suhu. Perubahan tersebut akan mempengaruhi diafragma, pegas
ataupun piston sehingga secara otomatis akan menggerakkan katup
dengan sistem buka tutup.

III. Fungsi Valve


Setiap jenis valve memiliki fungsi dan prinsip kerja masing –
masing, seperti berikut :
1. Untuk menutup dan membuka aliran dengan syarat, ketika
terbuka memiliki hambatan aliran dan pressure loss yang
minimum.
Contoh : gate valve, ball, plug dan butterfly valve.
2. Untuk keperluan mengatur aliran, dengan cara menahan aliran
dengan perubahan arah atau menggunakan suatu hambatan,
bisa juga dengan kombinasi keduanya.
3. Untuk mencegah aliran balik (back flow), biasanya
menggunakan suatu hambatan check valve (lift check dan
swing check). Valve ini akan tetap terbuka dan akan tertutup
apabila terdapat aliran yang berlawanan arah.
4. Untuk keperluan mengatur tekanan, beberapa pengaplikasian
valve di lapangan, tekanan yang masuk (line pressure) harus
dikurangi untuk mencapai tekanan yang di inginkan biasanya
menggunakan pressure-reducing valve atau regulator.
5. Untuk pressure relief (pelepasan tekanan) dengan
menggunakan relief valve dan safety valve digunakan untuk
mengatasi bila adanya tekanan yang berlebihan yang dapat
mengganggu proses pengaliran. Sedangkan safety valve
menggunakan per (spriing loaded), valve ini akan membuka jika
tekanan melebihi batas yang sudah ditentukan.

IV. Jenis – jenis Valve


1. Gate valve

Gambar 1 : Gate valve

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka


aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk
bulat atau persegi panjang. Gate Valve adalah jenis valve yang paling
sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka
dan menutup aliran. Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju
suatu aliran fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat
posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully
open) atau benar-benar tertutup (fully close).

2. Globe valve

Gambar 2 : Globe valve

Globe valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju


aliran fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe
Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini
memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi
bertahap sedekat Valve ditutup. Dengan mudah memutar handel valve,
besarnya aliran zat yang melewati valve bisa diatur.Dudukan valve yang
sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika mengatur
besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan dudukan.
Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar.
3. Angel valve

Gambar 3 : Angle valve

Angel Valve Sama seperti globe valve, angle valve juga


digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan
(throttling). Namun angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk
mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan. digunakan untuk
mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve ini bisa digunakan juga
sebagai pengganti elbow.

4. Check valve

Gambar 4 : Check valve

Check Valve Check valve adalah alat yang digunakan untuk


membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak
terjadi reversed flow/back flow. untuk mengalirkan fluida hanya ke satu
arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya. tidak menggunakan
handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan
dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah
aliran balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai pengaman
dari sebuah equipment dalam sistem perpipaan.

5. Ball Valve

Gambar 5 : Ball valve

Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol


aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki
lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris
lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan
terjadi. Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus
terhadap ujung katup, maka aliran akan terhalang atau tertutup. Ball
valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan
kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari
material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan tekanan hingga
10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.

6. Plug/cock Valve
Gambar 6 : Plug valve

Kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully
close (isolation atau on/off control). untuk mengontrol (membuka dan
menutup) aliran pada plug valve, plug mempunyai celah atau lubang
tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open position maka plug
akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah
akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada close
position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian
yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan
berhenti. Sama seperti ball ball valve namun tetapi bagian dalamnya
bukan berbentuk bola, melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan
kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat atau
mengandung unsur padat seperti lumpur.

7. Screwed Down Return Globe Check Valve

Gambar 7 : Screwed Down Return Check Valve

Modelnya hampir sama dengan globe valve, bedanya ada


tambahan housing / casing pendukung yang otomatis jika ada media
yang mengalir pada valve.
8. Butterfly Valve

Gambar 8 : Butterfly Valve

Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan


dengan valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau
disk yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau
menutup penuh dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada ditengah aliran,
dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, Disk tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve. Batterfly valve memiliki
turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang minimal. Valve
ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus untuk
mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun
demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan
harus digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-
pressure).

9. Diaphragm Valve
Gambar 9 : Diaphragm Valve

Diaphragm valve bisa digunakan untuk mengatur aliran


(trhottling) dan bisa juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram
valve handal dalam penanganan material kasar seperti fluida yang
mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai
sifat korosif.

10. Motor operated Valve

Gambar 10 : Motor operated Valve

Valve tipe ini, batang (stem) valve dihubungkan (joint/couple)


dengan penggerak (aktuator) yang berupa motor listrik. Pada
pelaksanaannya, ada yang menggunakan listrik AC (alternating current =
listrik arus bolak-balik) dan ada juga yang menggunakan listrik DC (direct
current = listrik arus searah).

11. Pinch valve


Gambar 11 : Pinch Valve

Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang


berlumpur, endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang
banyak serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi
kebocoran (leak).

12. Safety/Relief valve

Gambar 12 : Safet/Relief valve

Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari


valve-valve yang lain. Valve ini didisain khusus untuk melepas tekanan
berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja,
relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih
ekstrim. Relief valve menggunakan pegas baja (lihat gambar di bawah
ini), yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang
tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa
ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika
tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup
kembali. Safety valve adalah jenis valve yang mekanismenya secara
otomatis melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem,
ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.

13. Solenoid Valve

Gambar 13 : Solenoid Valve

Tipe ini, penggerak buka-tutup valve adalah rangkaian elektro-


magnet yang ditimbulkan oleh kumparan yang dilalui arus listrik.

V. Perhitungan
1) Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang
menghubungkan kecepatan fluida dalam dari satu tempat ke
tempat lain.
Karena sifat fluida yang inkonpresibel atau massa jenisnya
tetap, maka persamaaanya menjadi :
A1 X V1 = A2 X V2
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas
penampang dan kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang
tabung aliran adalah konstan.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida
berkurang ketika melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati
pipa sempit.
2) Persamaan Hukum Bernoulli
Metoda pengukuran aliran fluida pada suatu pipa ini
dapat dilakukan berdasarkan “Hukum bernoulli” dimana hukum
bernoulli menyatakan hubungan tekanan fluida yang mengalir pada
suatu pipa adalah sebagai berikut.
𝟏 𝟐 𝟐
𝑷𝟏 + 𝒑𝒗𝟏 + 𝒑. 𝒈. 𝒉𝟏 = 𝑷𝟐 + 𝒑𝒗𝟐𝟐 + 𝒑. 𝒈. 𝒉𝟐
𝟐 𝟐
Dimana :
P = tekanan fluida
ρ = massa jenis fluida
v = kecepatan fulida
g = gravitasi bumi
h = tinggi fluida (elevasi)

3) Persamaan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah
air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat
cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan
bergantung pada kedalaman cairan di dalam gravitasi juga
menentukan tekanan air tersebut.
Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:
𝑷 = 𝒑. 𝒈. 𝒉
Dimana :
P = Tekanan Hidrostatis dalam dyne/cm2 ( N/m2 )
ρ = massa jenis zat cair ( kg/m2 )
g = Percepatan gravitasi ( m/s2)
h = tinggi zat cair (m)

4) Rumus Viskositas Fluida


Karena viskositas (η) sebagai variabel yang dependen,
maka viskositas merupakan fungsi dari besaran turunan kecepatan
(V) dan tekanan (P) dan besaran pokok panjang berupa diameter
(D) sebagai variabel independen-nya.
Secara matematis hubungan itu di tulis sebagai berikut :
η = k.P.D / V

5) Rumus Hukum Pascal


Hukum pascal adalah dimana tekanan yang diberikan pada
zat cair dalam ruang tertutup Dapat dinyatakaan sama besar ke
segala arah umus sebagai berikut :
𝑭𝟐 𝑭𝟏
=
𝑨𝟐 𝑨𝟏
Keterangan :
F1: Gaya tekan pada pengisap 1
F2: Gaya tekan pada pengisap 2
A1: Luas penampang pada penghisap 1
A2: Luas penampang pada penghisap 2

Jika diketahui adalah besar Diameter maka :

𝑫𝟐
𝑭𝟐 = ( 𝑫𝟏)2 x F1

6) Rumus Hukum Archimedes

Gaya apung ( hukum archimedes ) adalah selisih antara


berat benda di udara dengan berat benda dalam zat cair.

𝑭𝒂 = 𝑴𝒇 . 𝒈 𝑭𝒂 = 𝒑𝒇. 𝑽𝒃𝒇. 𝒈

Keterangan:
Fa = gaya apung
Mf = massa zat cair yang dipindahkan oleh benda
G = gravitasi bumi
ρf = massa jenis zat cair

Vbf = volume benda yang tercelup dalam zat cair

Anda mungkin juga menyukai